Anda di halaman 1dari 18

PETUNJUK DAN LAPORAN

PRAKTIKUM BOTANI
LAUT

Nama : Silviananda Afianti

NIM : 26040120130138

Program Studi /Kelas : Ilmu Kelautan / B

Asisten :
Annisa Rahma S. 26040117130085
Ihwan Bahari 26040117120052
Rahmayani Kurnia Ain 26040117140068
La Nina Gunaswara S. 26040117140081
Toga Michael Parulian 26040118120041
Sari Poncowati 26040118130172
Sanhedrina Lilian W. A. 26040118130182
Muhamad Syahrul R. 26040118140064
Khoirunnisah Riswanti 26040118140133

Departemen Ilmu Kelautan Program Studi Ilmu Kelautan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
Semarang
2020
PETUNJUK PRAKTIKUM
BOTANI LAUT
Semester Genap 2019/2020

Disusun oleh:
Dra. Nirwani Soenardjo MSi Dra.
Rini Pramesti MSi
Ir. Gunawan Widi Santoso MSc
Ir. Ita Riniatsih MSi
Ir. Hadi Endrawati DESU

Departemen Ilmu Kelautan Program Studi Ilmu


Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro
Semarang
2020
MANGROVE

TOPIK 1 : TEKNIK PENCANDRAAN MANGROVE

Nama : Silviananda Afianti NIM : 26040120130138 Ttd :

Pengantar Teori Praktikum


Mangrove adalah jenis tanaman yang komunitasnya tumbuh pada
wilayah masih dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasi mangrove diartikan
sebagai tanaman berbunga yang tumbuh didaerah pasang surut dan banyak
dijumpai di sepanjang estuari, delta dan laguna. Mangrove tumbuh secara
berkelompok membentuk tegakan yang padat, sistem perakaran kompleks
dengan kondisi tanah asam dan anaerob (Tomlinson, 1994).
Habitat mangrove tumbuh memiliki karateristik lingkungan yang
berbeda-beda. Setiap jenis mangrove mempunyai kisaran parameter lingkungan
tersendiri dan masing-masing jenis mempunyai relung (niche) yang khusus,
sehingga menyebabkan terbentuknya berbagai macam zonasi (Nybakken,1992).
Noor et al (1999) mencatat keragaman jenis mangrove di Indonesia 202
jenis meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis pemanjat , 44 jenis herba
tanah, 44 jenis epifit dan 1 jenis paku. Selanjutnya dijelaskan dari 202 jenis
tersebut 43 jenis (diantaranya 33 jenis pohon dan beberapa jenis perdu),
ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove) sementara jenis lainnya
ditemukan di sekitar mangrove dan dikenal sebagai jenis mangrove ikutan
(asociate).
Komposisi mangrove adalah jenis yang terdapat di kawasan mangrove
yang memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti kadar garam (salinitas) yang
terkandung, pasang surut, tipe tanah dan curah hujan. Menurut Nontji (1993)
menyatakan faktor penting yang menentukan komposisi vegetasi mangrove
adalah jenis substrat dan genangan pasang surut. Jenis mangrove yang dapat
hidup pada kawasan yang memiliki karakteristik yang berbeda ini karena adanya
respon individu berupa toleransi fisiologi terhadap faktor lingkungan yang ada.
Cara untuk mengetahui jenis-jenis mangrove maka perlu dilakukan
determinasi yang sekarang dikenal dengan pencandraan. Pencandraan ini
digunakan untuk menentukan taksonomi atau tatanama jenis tanaman sampai
spesies. Saat ini pencandraan dikenal dengan Identifikasi morfologi dari suatu
spesies tanaman. Konsep dasar dari Identifikasi tanaman meliputi 2 kegiatan
(Klasifikasi dan Tatanama) .
Identifikasi tumbuhan dapat dilakukan tetapi ada beberapa syarat yang
perlu diperhatikan. Specimen tumbuhan memiliki bagian tanaman lengkap
seperti daun,bunga, buah dan akar. Specimen ini yang akan dikerjakan ada 2
macam :
1. Specimen tumbuhan yang akan diidentifikasikan belum dikenal
2. Specimen tumbuhan yang akan diidentifikasikan sudah dikenal. Jika
specimen tumbuhan yang akan diidentifikasi belum dikenal maka langkah-
langkah yang dilakukan :
a. Mempelajari tumbuhan itu dengan teliti. Semua sifat morfologi (seperti
posisi, bentuk, ukuran dan jumlah bagian-bagian daun, bunga, buah dan
lainnya) dianalisis sehingga ciri-ciri tumbuhan yang akan dideterminasi
dikuasai sepenuhnya.
b. Memperbandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan
ciri-ciri tumbuhan yang lain dan sudah diketahui
identitasnya dengan menggunakan salah satu cara sebagai berikut :
- Ingatan : ini dilakukan berdasarkan pengalaman atau ingatan kita
tentang tumbuhan yang pernah kita kenal sebelumnya
- Bantuan orang : dapat dilaksanakan dengan meminta bantuan ahli-ahli
botani sistematika atau siapa yang bisa memberi pertolongan
- Specimen acuan : dilakukan dengan membandingkan secara langsung
dengan specimen acuan yang biasanya diberi etiket bertuliskan namanya.
Specimen tadi dapat berupa tumbuhan hidup misalnya koleksi tumbuhan
yang ditanam di kebun botani, kebun raya. Tetapi koleksi specimen acuan
yang biasa digunakan dalam pecandraan adalah koleksi kering atau
berupa herbarium.
- Pustaka : membandingkan dan memcocokkan ciri-ciri tumbuhan yang
akan dideterminasi itu dengan pencandraan serta gambar- gambar yang
ada dalam pustaka. Pecandraan yang bersifat teknik itu dapat berasal dari
hasil penelitian botani. Sistematika yang disajikan dalam bentuk
monografi, revisi, flora, buku-buku pegangan, sistem lembaran
identifikasi atau bentuk lain. Kunci identifikasi/determinasi merupakan
cara singkat untuk mengetahui nama tumbuhan yang diidentifikasi.
- Komputer : saat sekarang dengan kemajuan teknologi dan biometrika
maka data-data yang ada dapat diprogram dan disimpan, diolah dan
memberikan keterangan-keterangan tentang tumbuhan. Sehingga
pendeterminasian tumbuhan dapat dilakukan dengan bantuan komputer.
Jika tumbuhan sudah dikenal lebih mudah untuk melakukan pecandraan yaitu
dengan mencocokan ciri-ciri tumbuhan dengan buku identifikasi.Kegiatan
pencandraan tidak berhenti sampai ditemukan ciri- ciri dari tumbuhan tersebut
tapi dilanjutkan dengan proses penamaan,penggolongan. Kegiatan ini
dinamakan klasifikasi dimana setiap individu tumbuhan diperlakukan termasuk
dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatannya berurutan dan tingkat jenis
merupakan dasar dari takson-takson tersebut Adapun tingkatan-tingkatan takson
yang utama dalam urutan :
Divisi ( Divisio ) :
Kelas ( Classis ) :
Bangsa ( Ordo) :
Suku ( Familia ) :
Marga ( Genus ) :
Jenis ( Species ) :

Tujuan Praktikum :
1. Mahasiswa mengetahui cara identifikasi mangrove secara morfologi yaitu
habitus mangrove (bentuk daun, buah, bunga , batang dan akar)
2. Mahasiswa mengetahui jenis mangrove
3. Mahasiswa mengetahui komponen mangrove (major,minor dan
asosiasi)

Kompetensi :
1. Mahasiswa mampu membedakan jenis mangrove mayor, minor dan
asosiasi berdasarkan karakteristik morfologinya
2. Mahasiswa mampu menggambar morfologi mangrove dengan benar
3. Mahasiswa mampu membuat klasifikasi mangrove

Latihan : Identifikasi Mangrove Mayor, Minor dan Asosiasi


Alat dan Bahan :
1. Specimen mangrove (bunga,buah, daun dan akar) segar
2. Bak lilin / nampan plastik
3. Kantong plastik
4. Kertas label
5. Jangka sorong
6. Pisau
7. Tissu
8. Alat tulis
9. Pustaka yang mendukung

1. Pengamatan morfologi secara utuh dilakukan di lokasi praktikum (alam).


Tahap I adalah : Amatilah bentuk dari morfologi mangrove terutama tipe
perakarannya (cara yang mudah untuk mengetahui jenis mangrove).
tahap II amatilah batang (warna kulit batang, permukaan kulit
batang).
Tahap III buatlah dokumentasi secara utuh struktur mangrove.
2. Ambil bagian dari tumbuhan mangrove (specimen) lengkap yaitu terdiri
dari daun, bunga dan buah dengan menggunakan pisau. Lalu buat
dokumentasinya.
3. Specimen disimpan dalam kantong plastik dan usahakan tidak rusak.
Tujuan dari (no. 2 dan 3) adalah untuk melakukan
pencandraan / identifikasi yang dilakukan di laboratorium Biologi
Laut.
4. Specimen yang disimpan dalam kantong plastik kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pencandraan/ identifikasi. Lakukan
identifikasi dari habitus mangrove yaitu daun (bentuk daun, tepi daun,
permukaan atas daun, permukaan bawah daun, ujung daun, pangkal daun,
warna daun, letak daun, ukuran daun) ; bunga (formasi bunga, letak
bunga ,jumlah kelopak bunga, jumlah mahkota bunga, warna bunga) ;
buah (bentuk buah, warna buah, ukuran buah)
5. Setelah selesai lakukan determinasi mangrove mayor, minor dan asosiasi
dengan menggunakan buku Identifikasi dari Keng, Tomlinson
6. Buatlah Klasifikasi Mangrove Mayor ,Minor dan Asosiasi sebagai
berikut:
Divisi:
Klas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Species:

Pustaka
Keng H. 1978. Orders and Families of Malayan Seed
Plants. Singapore University Press
Marbbeley D.J., C.M. Pannell and A.M. Sing. 1995. Flora Malesiana, series
1. Spermatophyta.
Kittamura S, Chairil Anwar, Amalyos Chaniago and Shigeyuki Baba.
1999. Handbook of Mangroves in Indonesia. JICA Tomlinson.P.B.
1994.The Botany of Mangroves.Cambridge University
Press.
LEMBAR KERJA.
Acara ke 1 : IDENTIFIKASI MANGROVE MAYOR
Hasil Pengamatan :
1. Mangrove Rhizophora mucronata

Keterangan
1. Daun
1
2 Tangkai.

Gambar 1. Daun Rhizophora mucronata


Identifikasi Morfometri daun mangrove: Daun tunggal, spiral, jorong melepar, lanset melebar,
pangkal dan ujung melancip berwarna hijau ketuaan.

Keterangan
1. Mahkota
1

Gambar 2. Bunga Rhizophora mucronata


Karakteristik dari bunga : Rangkaian bunga berstruktur tandan, mahkota berjumlah 4
berwarna putih, dan berbulu.
Keterangan
1.Propagul

Gambar 3. Buah/Propagul Rhizophora mucronata


Karakteristik dari buah/propagul : Silindris ramping dengan kotiledon kuning.

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnolipsida
Ordo : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Rhizophora
Species : Rhizophora mucronata Lamk
2. Mangrove Bruguiera gymnorrhiza

Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai
1

2
.

Gambar 1. Daun Bruguiera gymnorrhiza


Identifikasi Morfometri daun mangrove : Pangkal dan ujung melancip, Daun tunggal,
permukaan hijau tua, permukaan bawah hijau kekuningan, tulang daun kadangkala berwarna
kemerahmerahan, tersusun berlawanan, ujung runcing, bentuk elip sampai bulat panjang,
ukuran panjang 8-15cm, lebar 4-6cm.

Keterangan
1. Bunga

:
Gambar 2. Bunga Bruguiera gymnorrhiza
Karakteristik dari bunga : Bunga tunggal, berbentuk kelopak tabung berwarna merah
kejinggaan, Bunga soliter, terletak di ketiak daun, kelopak berjumlah 10-14, bentuk
genta, warna merah sampai merah muda, 32 mahkota runcing dan sedikit pendek dari
kelopak, benangsari berpasang-pasangan dan melekat pada daun mahkota.
Keterangan
1. Propagul

Gambar 3. Propagul Bruguiera gymnorrhiza


Karakteristik dari propagul : Buah berbentuk seprti cerutu berwarna hijau.

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Rhizophoraceae
Genus : Bruguiera
Species : Bruguiera gymnorrhiza (L.)
3. Mangrove Avicennia marina
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai
1

Gambar 1. Daun Avicennia marina


Identifikasi Morfometri daun mangrove : Daun tunggal, memiliki bentuk lancip di ujung dan
berwarna hijau pada bagian depan dan berwarna keabu-abuan di bagian bawah dengan panjang
sekitar 5-11cm.

Keterangan : 1 Keterangan
1. Bunga

Gambar 2. Bunga Avicennia marina


Karakteristik dari bunga : Berstruktur malai, tangkai bunga pendek berwarna kuning jingga
Bunganya berbentuk bulat kecil dengan diameter sekitar 0,4 – 0,5cm dan berwarna kuning
hingga oranye.
Keterangan :
1. Tangkai
1
2. Daun

Gambar 3. Buah/Propagul Avicennia marina


Karakteristik dari buah/propagul : Bulat seperti kancing, kecil berwarna hijau, buahnya
berbentuk bulat dengan ujung melancip dan permukaan berambut halus, berwarna hijau
dengan ukuran panjang 1.5 – 2.5cm dan lebar 1,5 – 2,0cm.

Klasifikasi :

Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Acantheceae
Genus : Avicennia
Species : Avicennia marina
Pembahasan :
1. Jelaskan karakteristik dari masing-masing spesies
2. Jelaskan adaptasi dari masing-masing spesies
3. Jelaskan fungsi mangrove secara umum

1. Menurut Handayani (2018), masing-masing spesies memiliki karakteristik yang


khas. Seperti Bruguiera gymnorrhiza memiliki akar lutut dan lentisel untuk
membantu benapas, daunnya berkulit dan buah Bruguiera gymnorrhiza memiliki
bentuk yang melingkar spiral. Spesies Rhizophora mucronata juga memiliki
karakteristik sendiri yaitu memiliki akar tunjang dan akar udara, pinak daun
terletak di pangkal gagang daun, gagang daun berwarna hijau, gagang kepala
bunga berbentuk seperti cagak dan buahnya berbentuk panjang/ lonjong (seperti
telur). Sedangkan karakteristik Avicennia marina yaitu pada permukaan atas
daun terdapat bintik kelenjar cekung, bunganya berbentuk seperti trisula dan
permukaan buah ditutupi oleh rambut halus (seperti tepung). Dari segi habitat
sendiri juga mempunyai perbedaan. Bruguiera gymnorrhiza hidup pada area
dengan salinitas rendah dan kering dengan substrat pasir, lumpur dan tanah
gambut. Rhizophora mucronata hidup pada tanah berlumpur, halus, dalam dan
tergenang pada saat pasang normal. Aviennia marina hidup di berbagai habitat
pasang-surut, bahkan mampu bertahan hidup pada daerah dengan tingkat
salinitas yang tinggi (Frida et al., 2018).

2. Menurut Halidah (2010 )Mangrove Rhizophora mucronata akan sulit tumbuh di


wilayah pesisir yang terjal dan berombak besar dan arus pasang surut yang kuat
karena kondisi ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur, substrat
yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Rhizophora mucronata memiliki tipe
akar tunjang. Pertumbuhan mangrove spesies ini akan tumbuh optimal pada area
yang tergenang dalam dan kaya akan humus. Macnae (1968) membagi zona
mangrove berdasarkan jenis pohon dan Bruguiera gymnorrhiza masuk ke dalam
zona hutan.Bruguierra gymnorrhiza memiliki akar lutut. Akar ini memiliki
cabang akar-akar kecil ynag berfungsi untuk mencari makan. Akar pada spesies
Bruguierra gymonrrhiza juga memiliki lentisel yang berfungsi untuk pertukaran
gas pada mangrove.. Yus et al (2012) mengemukakan bahwa Avicennia marina
dapat hidup di daerah dengan tingkat saliitas yang tinggi. Oleh karena itu,
Avicennia marina memiliki tipe akar cakar ayam yang berbentuk seprti pensil.
Jenis akar ini memiliki rongga di akarnya yang berfungsi untuk bernapas.
Avicennia marina juga memiliki kelenjar garam yang terdapat di daun untuk
mengurangi kandungan garam.

3. Menurut Ana (2015) Fungsi mangrove secara umum yaitu mencegah erosi
pantai, menjadi katalis tanah dari air laut, habitat perikanan, memberi dampak
ekonomi yang luas, sumber pakan ternak, mencegah pemanasan global, menjaga
iklim dan cuaca, pengembangan ilmu pengetahuan, serta kawasan wisata.
Mangrove secara tradisional telah umum dimanfaatkan untuk berbagai macam
keperluan manusia. Pemanfaatan tradisional umumnya berupa penggunaan
tumbuhan untuk obat-obatan, makanan, kerajinan tangan dan lain-lain. secara
ekologis mangrove memiliki kemampuan menyediakan habitat alami yang
nyaman dan aman, sebagai tempat memijah (tempat bertelur), tempat asuhan
dan tempat mencari makanan dari berbagai biota laut yang dapat membentuk
keseimbangan lingkungan, terutama pada keseimbangan antara mangsa dengan
pemangsa (mangsa dengan predator).
Kesimpulan : Mangrove memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik tersebut tidak lain
karena perbedaan fisografi pantai, salinitas, tanah, hara, oksigen terlarut, gelombang dan arus,
iklim(cahaya, curah hujan, suhu angin), serta durasi pasang. Selain itu, mangrove juga memiliki
perbedaan untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Mangrove memiliki banyak sekali
fungsi baik fungsi Fisiologi, geologi maupun ekonomi.

Pustaka :

Halidah. 2010. Pertumbuhan Rhizophora mucronata Lamk Pada Berbagai Kondisi Substrat di Kawasan
Rehabilitasi Mangrove Sinjai Timur Sulawesi Selatan. Balai Penelitian Kehutanan Manado,
Vol 7, No. 4: 399-412.
Frida, S., N.Wiganti., A.R.Zaky., J.J. Hidayat., H.P Kadarisman dan F. Islamy. 2018. Panduan Mangrove
Estuari Perancak. Balai Riset dan Observasi Laut, Bali.
Sukardjo,S. 1984. Ekosistem Mangrove. Oseana. Volume IX, No. 4 : 102-115
Handayani, S. 2018. Identifikasi Jenis Tanamn Mangrove sebagai Bahan Pangan Alternatif di Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Teknologi Pangan.,12 (2) : 37-39.
Rusila Noor, Y., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di
Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor.
Nilai :

Asisten :

Tanda Tangan :

Group :

Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai