NIM :19031171
2022
A. BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG PENDIDIKAN
1. Pemikiran klasik
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan
konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan
pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan
bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak
baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak
karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak
pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai
peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan
yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar
pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan
bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia,
antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu
ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan
memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin
penting, utamanya masyarakat maju.
e. home schooling
Homeschooling adalah sebuah system pendidikan alternatif untuk anak selain di sekolah.
Dimana saat ini mulai perkembang di Indonesia , dan keberadaanya sah dan dijamin undang -
undang. Homeschooling mulai menjadi pilihan masyarakat sebagai alternatif metode pendidikan
karena beberapa hal, misalnya karena adanya keinginan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam
mendidik anak, menyediakan system pendidikan yang lebih ramah terhadap perkembangan anak,
maupun menjamin bahwa proses belajar mengajar anak bisa terlaksana secara maksimal.
Hal ini terjadi karena adanya keinginan para orang tua untuk memberikan pendidikan
terhadap anak yang lebih sesuai dengan bakat dan minat sang anak, maupun karena disebabkan
adanya kondisi di system pendidikan konvensional yang tidak bisa memuaskan kehendak orang
tua untuk mendidik anaknya, misalnya terjadi kasus kekerasan terhadap anak, maupun system
pendidikan masal yang mengakibatkan potensi anak kurang tergali secara maksimal.
f. sekolah alam
Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang tumbuhnya sekolah-sekolah
alternatif yang diyakini memiliki mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu sekolah
alternatif yang kini banyak diminati ialah sekolah alam.
Konseptor sekolah alam Ir Lendo Novo menjelaskan, sekolah alam yang dia pelopori
merupakan suatu reaksi dari kegagalan pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan Indonesia masih
jauh dari negara-negara lain, bahkan masih di bawah Vietnam. Ini berarti ada yang salah dengan
sistem pendidikan di negara ini, ujar Lendo Novo di Jakarta, baru-baru ini.
Hampir seluruh sekolah alam yang ada memiliki konsep utama yaitu upaya
memaksimalkan potensi anak untuk tumbuh menjadi manusia yang berkarakter, berakhlak mulia,
berwawasan ilmu pengetahuan dan siap menjadi pemimpin. Metode pengajaran sekolah alam juga
membuat bersekolah lebih menyenangkan dan anak tidak merasa terpenjara.
Sekolah alam juga mendorong anak untuk aktif dan kreatif dan bukan semata-mata
mendapatkan materi yang diberikan oleh guru. Di Sekolah Alam Indonesia, Ciganjur, misalnya,
proses belajar lebih banyak dilakukan melalui diskusi dan permainan.
Ilmu tidak hanya dijejali oleh guru, tetapi anak juga aktif bereksplorasi. Ini melatih
keberanian mengungkapkan pendapat
Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada umumnya, sesuai dengan
namanya, suasana yang disuguhkan pun membuat siswa dekat dengan alam. Rimbunnya
pepohonan, lahan untuk berkebun, bahkan sejumlah hewan ternak seperti angsa dan bebek menjadi
bagian dari suasana alami yang ada di sekolah alam.
g. pendidikan berasrama (boarding school)
Sekolah Berasrama adalah alternative terbaik buat para orang tua menyekolahkan anak
mereka dalam kondisi apapun. Selama 24 jam anak hidup dalam pemantauan dan control yang
total dari pengelola, guru, dan pengasuh di seklolah-sekolah berasrama. Anak betul-betul
dipersiapkan untuk masuk kedalam dunia nyata dengan modal yang cukup, tidak hanya
kompetensi akademis, tapi skill-skill lainnya dipersiapkan sehingga mereka mempunyai senjata
yang ampuh untuk memasuki dan manaklukan dunia ini. Di sekolah berasrama anak dituntut untuk
dapat menjadi manusia yang berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka tidak hanya hidup
untuk dirinya dan keluarganya tapi juga harus berbuat untuk bangsa dan Negara. Oleh sebab itu
dukungan fasilitas terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus
didorong untuk dapat mencapai cita-cita tersebut.
Sampai saat ini sekolah-sekolah berasrama dalam pengamatan saya masih banyak
mempunyai persoalan yang belum dapat diatasi sehingga banyak sekolah berasrama layu sebelum
berkembang dan itu terjadi pada sekolah-sekolah boarding perintis. Faktor-faktornya adalah
sebagai berikut: