Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

DERMATOGLIFI

Oleh

Efa Uswatun Khasanah

163112620150092

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2017
BAB I. PENDAHULUAN

I. Tinjauan Pustaka

Dermatoglifi merupakan pengetahuan mengenai gambaran sulur-sulur yang


terdapat pada permukaan ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki,
telapak kaki dan lipatan kulit (crease) telapak tangan semua primata (Campbell,
1998). Dermatoglifi digunakan sebagai alat bantu mendeteksi sejumlah penyakit
yang memiliki dasar pewarisan sifat yang kuat dan juga digunakan untuk
mendeteksi abnormalitas. Selain itu, dermatoglifi juga digunakan dalam
kedokteran forensik untuk mengidentifikasi individu.
Dermatoglifi sangat khas pada setiap individu. Antara satu orang dengan
yang lainnya tidak mungkin memiliki gambaran yang sama persis, bahkan pada
saudara kembar sekalipun. Istilah dermatoglifi pertama kali diperkenalkan oleh
Cummin dan Midioo pada tahun 1962. Secara anatomis dermatoglifi akan
membuat permukaan kasar pada telapak tangan, jari tangan, telapak kaki, dan
jari kaki yang berfungsi membantu proses memegang atau berpijak sehingga
tidak tergelincir.
Sidik jari memiliki bentuk yang tetap, tidak akan mengalami perubahan dan
berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Pola dermatoglifi
terbentuk sejak awal perkembangan embrio mulai dari embrio berumur 13
minggu sampai 24 minggu kehamilan. Pembentukan dermatoglifi ini bersifat
poligen yaitu dipengaruhi oleh banyak gen. Dermatoglifi yang terbentuk bersifat
permanen seumur hidup dan tidak akan berubah setelah bayi dilahirkan kecuali
terjadi kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya bagian kulit
Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkutan (loop), dan lingkaran
(whorl). Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa subgroup yaitu
bentuk busur terbagi menjadi plan arch, dan tented arch. Bentuk sangkutan
terbagi menjadi ulnar loop dan radial loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi
menjadi plain whorl, central pocket whorl, double loop whorl, dan accidental
whorl. Perbedaan dari ketiganya terletak pada keberadaan core dan delta pada
lukisan sidik jarinya.

1. Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari
satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan
yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kea rah
sisi semula.
Syarat loop :
a. Mempunyai sebuah delta dan core.
b. Ada garis lengkng yang cukup
c. Mempunyai bilangan garis >= 1

Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu :

Ulnar loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali
atau cenderung le,bali kearah sisi semula.
Radial loop : garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan ibu jari, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau
cenderung kembali ke sisi semula.
2. Arch (busur) merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya
datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang
lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri
dari :
Plain arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari
sisi lukisan yang satu mengalir kea rah sisi yang lain, dengan sedikit
bergelombang naik ditengah.
Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki
garis tegak atau sudut atau dua atau tiga ketentuan loop.

3. Whorl (lingkaran) adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai 2 delta
dan sedikitnya satu garis melingkar didalam pattern area, berjalan didepan
kedua delta. Jenis whorl terdiri dari plain whorl, central pocket loop whorl,
double loop whorl, dan accidental whorl.

Titik triradus adalah titik yang dibentuk oleh tiga sulur yang mengarah ketiga
arah dengan sudut 120. Pola sidik jari lengkung tidak memiliki titik triradius, pola
sosok memiliki satu triradius, pola lingkaran memiliki dua triradius.

Dalam dermatoglifi dikenal dengan total hitung sulur atau ridge count (TRC).
Total hitung sulur adalah jumlah sulur yang dilalui oleh garis yang ditarik dari titik
pusat ke titik triradius. Untuk mendapatkan total hitung sulur maka jumlah sulur
dari semua jari dijumlahkan. Pada perempuan, rata-rata total hitung sulur adalah
127, sedangkan pada laki-laki rata-rata total hitung sulur adalah 144.
Selain pada sidi jari, pada telapak tangan juga dapat dilihat adanya suatu
gambaran yang berupa sudut yang disebut sudut ATD yang menghubungkan titik
triradius di bawah jari telunjuk, triradius distal, dan triradius di bawah jari
kelingking. Besarnya sudut ATD merupakan rata-rata dari besarnya sudut ATD
tangan kanan dan tangan kiri. Rata-rata sudut ATD adalah antara 35-50.

Pola sidik jari tangan, telapak tangan, dan telapak kaki mempunyai hubungan
erat dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan
kromosom. Kelainan yang dapat mempengaruhi dermatoglifi antara lain trisomi 13,
18 dan 21 (sindromdown), sindrom turner, sindrom klinefelter dan sindrom cry-du-
cat.

II. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi sidik jari sendiri, menentukan


pola jari dari sidik jari tersebut, mnghitung jumlah sulur dari sidik jari tersebut,
menghitung frekuensi dari pola sidik jari tersebut.
BAB II. METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan Bahan

1. Tinta hitam
2. Kaca
3. Rol cat
4. Lembar data
5. Penggaris dan busur
6. Alat tulis

II. Cara Kerja

1. Pola sidik jari tangan dan telapak tangan dibuat pada kertas yang telah
ditentukan dengan menggunakan tinta yang telah disediakan.
2. Pola sidik jari setiap jari ditentukan, jumlah sulur setiap jari dan total hitung
sulurnya dihitung, serta derajat sudut ATD setiap telapak tangan dan rata-
ratanya ditentukan.
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Hasil Percobaan

Berdasarkan hasil yang didapat dengan menempelkan ujung jari (dimulai


dari ibu jari sampai kelingking, tangan kanan dan kiri) adalah sebagai berikut:
A. Tangan Kanan
1. Pola sulur pada ibu jari adalah Whorl dengan total hitung sulur
sebanyak 39
2. Pola sulur pada telunjuk adalah Whorl dengan total hitung sulur
sebanyak 32
3. Pola sulur pada jari tengah adalah Urnal Loop dengan total
hitung sulur sebanyak 17
4. Pola sulur pada jari manis adalah Whorl dengan total hitung
sulur sebanyak 32
5. Pola sulur pada kelingking adalah Urnal Loop dengan total
hitung sulur sebanyak 10
B. Tangan Kiri
1. Pola sulur pada ibu jari adalah Radial Loop dengan total hitung
sulur sebanyak 12
2. Pola sulur pada telunjuk adalah Whorl dengan total hitung sulur
sebanyak 34
3. Pola sulur pada jari tengah adalah Radial Loop dengan total
hitung sulur sebanyak 19
4. Pola sulur pada jari manis adalah Whorl dengan total hitung
sulur sebanyak 33
5. Pola sulur pada kelingking adalah Radial Loop dengan total
hitung sulur sebanyak 17
Hasil total hitung sulur atau ridge count (TRC) dari tangan kanan dan
kiri adalah 247. Sedangkan untuk jumlah titik radius (ATD), tangan kanan
didapat sudut sebesar 38 dan tangan kiri dengan sudut 43. Setelah
dijumlah dan didapatkan rata-rata ATD adalah 40,5.

II. Pembahasan

Pada praktikum ini tiap sidik jari dihitung total hitung sulurnya atau ridge count
(TRC) yang didapat dengan menjumlahkan total keseluruhan sulur yang ada
pada tangan kanan dan kiri. Dengan rumus sebagai berikut:

TRC total = TRC tangan kanan + TRC tangan kiri

Hasil total hitung sulur atau ridge count (TRC) dari tangan kanan dan kiri adalah
247, pada perempuan jumlah rata-rata total hitung sulur adalah 127 berarti
jumlah total sulur praktikan diatas rata-rata. Perbedaan pola sidik jari
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya hormon, jenis kelamin, faktor
lingkungan dan kromosom. Selain itu kita juga harus menghitung jumlah titik
triradius (ATD) yang didapat dari sudut rata-rata pada telapak tangan kanan dan
telapak tangan kiri. Dengan rumus sebagai berikut

+
=
2

Hasil yang didapat kita bandingkan dengan kisaran rata-rata sudut ATD yang
kita dapatkan dari literatur dimana nilai normalnya adalah berkisar antara 35
50. Dan hasil ATD yang didapat dari percobaan adalah :
+
=
2

38 + 43
=
2

81
=
2

= 40,5

Hasil ATD ini menunjukan bahwa nilai 40,5 masih dalam ukuran wanita
normal dan sesuai dengan literatur yang ada yaitu kisaran rata-rata ATD antara
35 - 50.
BAB IV. KESIMPULAN

1. Dari hasil TRC yang didapat dari percobaan di atas adalah 247.

2. Rata-rata sudut ATD yang didapat adalah 40,5.

3. Pola sidik jari tangan, telapak tangan, dan telapak kaki mempunyai hubungan erat

dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan kromosom.
DAFTAR PUSTAKA

Camin YR, Widowati R, Nurcahya H. 2016. Penuntun Genetika Praktek. Universitas


Nasional. Fakultas Biologi.

http://eprints.unsri.ac.id/3057/1/dr._Triwani_Pemeriksaan_Dermatoglifi_Sebagai_Alat_Ide
ntifikasi_dan_Diagnostik.pdf

http://scholar.unand.ac.id/3407/2/Bab%20I.%20Pendahuluan.pdf

Suryo. 2008. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Masni RK, Megahati RRP S, Wati Meliya. 2010. Dermatoglifi Ujung Jari Dan Telapak
Tangan Penderita Hemofilia Di Sumatera Barat. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Anda mungkin juga menyukai