Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Disusun oleh:

Kelompok 4
1. Wawan Andriawan (4401415068)
2. Putri Dyah Astari (4401415092)
3. Aulia Febriasari (4401415100)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
KEGIATAN 1

SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

A. Tujuan

1. Membuktikan adanya prinsip segregasi secara bebas.


2. Membuktikan perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu
perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1.

3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika


mendel.

B. Tinjauan Pustaka

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari hereditas dari individu induk kepada
keturunannya. Fenotip merupakan sifat dari hasil persilangan yang dapat dilihat
secara subyeknya dan genotip merupakan gen yang terkandung dalam kromosom
dan tidak dapat terlihat (Prawirohartono, 2007). Tiap sifat pada makhluk hidup
dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan yang di kenal dengan nama gen.
Sepasang gen ini satu berasal dari induk jantan dan yang lainnya dari induk betina.
Gen yang satu pasang ini disebut sebagai gen yang satu alela. Menurut Mendel gen
yang satu alela akan memisah pada waktu pembentukan gamet, yang selanjutnya
dikenal sebagai prinsip segregasi secara bebas dan gen akan berpasangan kembali
pada waktu fertilisasi sehingga setiap individu akan diploid (Widianti dan Noor,
2017).

Hukum Mendel I yang dikenal dengan The Law of Segretation of Allelic Genes atau
Hukum Segregasi merupakan hukum yang menyatakan bahwa alel memisah
(segregasi) antara satu dengan yang lain selama pembentukan gamet dan diwariskan
secara rambang ke dalam gamet-gamet yang jumlahnya sama. Sebagai dasar
segregasi, satu pasang alel terletak pada lokus yang sama dari kromosom homolog.
Kromosom homolog ini memisah secara bebas pada fase anafase I dari meiosis dan
tersebar ke dalam gamet-gamet yang berbeda (Crowder, 1990).

Persilangan monohibrida adalah persilangan sederhana yang hanya memperhatikan


satu sifat. Percobaan ini akan diujikan pada biji kedelai dengan maksud untuk
membuktikan Hukum Mendel I. Pada kasus dominant penuh, keturunan yang
didapat pada F2 akan menunjukkan perbandingan fenotip dominan dan resesif 3 : 1
atau perbandingan genotip 1 : 2 : 1. Analisa dengan uji X2 hanya dilakukan untuk
perbandingan fenotipnya (Prawirohartono, 2007).

Dari persilangan dua individu dengan satu sifat beda, diperoleh :

1. Semua individu F1 adalah seragam.


2. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotip
seperti induknya yang dominan.
3. Pada waktu individu F1 yang heterozigotik itu membentuk gamet-gamet
terjadilah pemisahan alel (segregasi) sehingga gamet hanya memiliki salah
satu alel saja

4. Jika dominasi nampak sepenuhnya, maka persilangan monohibrida


menghasilkan keturunan yang memperlihatkan perbandingan fenotip 3:1,
tetapi memperlihatkan perbandingan genotip 1:2:1 (Suryo, 1984).

Hasil dari persilangan monohibrida yang dilakukan oleh Mendel ternyata


memberikan hasil : semua individu F1 yang diperoleh seragam, yaitu hanya satu
fenotip saja. Fenotip yang muncul adalah sama dengan salah satu fenotip parental
(tetua). Jika antar F1 yang diperoleh kemudian disilangkan akan diperoleh F2
dengan dua macam fenotip yang merupakan fenotip dari kedua induk. Ini berarti
satu fenotip yang hilang pada F1 akan muncul kembali pada F2 dengan
perbandingan fenotip 3 : 1. Semua eksperimen monohybrid yang dilakukan Mendel
ternyata menghasilkan pola yang hampir sama (Widianti dan Noor, 2017).

Chi Square merupakan salah satu analisis statistic yang banyak digunakan
dalam pengujian hipotesis. Chi Square digunakan untuk uji independensi, uji
ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya interdependensi antara
variabel kuantitatif yang satu dengan yang lainnya berdasarkan observasi yang ada
(Prastito, 2004).

k : banyaknya kategori, 1,2 ... k


oi : frekuensi observasi untuk kategori ke-i i
ei : frekuensi ekspektasi untuk kategori ke-i i

Derajat bebas (db) = k - 1

C. Metode

Alat dan bahan :


1. Kancing genetika warna merah sebanyak 50 buah
2. Kancing genetika warna hitam sebanyak 50 buah
3. Alat tulis

Cara kerja :

Mengambil kancing dengan dua warna yang berbeda, yaitu merah dan hitam
masing-masing sebanyak 50 buah. Kemudian menentukan simbol-simbol gen
yang diwakili oleh warna kancing tersebut. Persilangan warna buah semangka,
kancing merah sebagai warna merah dan kancing hitam sebagai warna kuning.
Warna merah ditandai dengan simbol alel MM dan warna kuning ditandai
dengan simbol alel mm.

Memisahkan kancing berwarna merah menjadi dua masing-masing 25


buah dengan memberi tanda sebagai gamet jantan dan gamet betina.
Demikian pula kancing berwarna hitam dibagi menjadi dua bagian
masing-masing 25 buah sebagai gamet jantan dan gamet betina.

Lima puluh kancing campuran merah-hitam jantan dimasukkan ke dalam


salah satu kantong, demikian pula 50 kancing campuran merah-hitam
betina dimasukkan ke dalam salah satu kantong yang lain.
Mengambil secara acak satu kancing dari kantong pertama dan satu
kancing dari kantong kedua.

Melakukan hal tersebut sampai kancing-kancing tersebut habis.

Menghitung perbandingan yang diperoleh baik genotip maupun fenotip.

Mengulang percobaan sebanyak tiga kali.

D. Hasil

ANALISIS DATA KELAS

Tabel 1. Data Pengamatan Kelas

Fenotip Genotip
Kelompok Persilangan
Merah : Kuning MM : Mm : mm
Citrullus lanatus buah merah (M)
1 114 : 36 36 : 78 : 36
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
2 116 : 34 34 : 82 : 34
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
3 117 : 33 33 : 84 : 33
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
4 116 : 34 34 : 82 :34
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
5 114 : 36 36 : 78 : 36
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
6 109 : 41 41 : 68 : 41
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Citrullus lanatus buah merah (M)
7 110 : 40 40 : 70 40
Citrullus lanatus buah kuning (m)
Jumlah 796 : 254 254: 542 : 254

Uji Chi-Square:

1. Genotip

Tabel 2. Uji Chi-Square Data Kelas (Genotip)

Genotip f0 fh |f0 – fh| (|f0 – fh|)²

MM 254 262,5 -8,5 72,25 0,275


Mm 542 525 +17 289 0,550
Mm 254 262,5 -8,5 72,25 0,275
∑ = 1050 ∑ = 1,1

Keterangan :

fh = frekuensi harapan
f0 = frekuensi observasi

db = n - 1
=3-1
=2

db = 2; X2 = 1,1; p = 0,5

H₀ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid sesuai dengan Hukum Mendel 1


Hₐ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid tidak sesuai dengan Hukum

Mendel 1

H₀ diterima jika X² hitung ≤ X² tabel

X2 hitung = 1,1

X2 tabel = 1,39

Kesimpulan: X2 hitung ≤ X2 tabel, H₀ diterima, percobaan sesuai dengan Hukum

Mendel

2. Fenotip

Tabel 3. Uji Chi-Square Data Kelas (Fenotip)

Fenotip f0 fh |f0 – fh| (|f0 – fh|)²

Merah 796 787,5 +8,5 72,25 0,092


Kuning 254 262,5 -8,5 72,25 0,275
∑ = 1050 ∑ = 0,367

Keterangan :

fh = frekuensi harapan
f0 = frekuensi observasi

db = n - 1
=2-1
=1

db = 1; X2 = 0,367; p = 0,50

H₀ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid sesuai dengan Hukum Mendel 1


Hₐ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid tidak sesuai dengan Hukum

Mendel 1

H₀ diterima jika X² hitung ≤ X² tabel

X2 hitung = 0,367

X2 tabel = 0,45

Kesimpulan: X2 hitung ≤ X2 tabel, H₀ diterima, percobaan sesuai dengan Hukum

Mendel 1

ANALISIS DATA KELOMPOK

Tabel 4. Data Pengamatan Kelompok

Kombinasi
Fenotip Tally Frekuensi Jumlah
Gen
IIIII IIIII I 11
MM Merah IIIII IIIII II 12 34
IIIII IIIII I 11
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III 28
Mm Merah IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 26 82
IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III 28
IIIII IIIII I 11
mm Kuning IIIII IIIII II 12 34
IIIII IIIII I 11
∑ = 150

Keterangan :

Persilangan buah Citrullus lanatus merah dan buah Citrullus lanatus kuning.

Kancing merah sebagai buah Citrullus lanatus merah, bersifat dominan (M).
Kancing hitam sebagai buah Citrullus lanatus kuning, bersifat resesif (m).

Uji Chi Square:

1. Genotip

Genotip f0 fh |f0 – fh| (|f0 – fh|)²

MM 34 37,5 -3,5 12,25 0,327


Mm 82 75 +7 49 0,653
mm 34 37,5 -3,5 12,25 0,327
∑ = 150 ∑ = 1,307

Keterangan :

fh = frekuensi harapan
f0 = frekuensi observasi

db = n - 1
=3-1
=2

db = 2; X2 = 1,307; p = 0,25

H₀ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid sesuai dengan Hukum Mendel 1

Hₐ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid tidak sesuai dengan Hukum

Mendel 1

H₀ diterima jika X² hitung ≤ X² tabel.


X2 hitung = 1,307

X2 tabel = 2,77

Kesimpulan: X2 hitung < X2 tabel, H₀ diterima, percobaan sesuai dengan Hukum

Mendel 1

2. Fenotip

Fenotip f0 fh |f0 – fh| (|f0 – fh|)²

Merah 116 112,5 3,5 12,25 0,109


Kuning 34 37,5 -3,5 12,25 0,109
∑ = 150 ∑ = 0,436

Keterangan :

fh = frekuensi harapan
f0 = frekuensi observasi

db = n - 1
=2-1
=1

db = 1; X2 = 0,436; p = 0,50

H₀ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid sesuai dengan Hukum Mendel 1

Hₐ = Percobaan simulasi persilangan monohibrid tidak sesuai dengan Hukum

Mendel 1

H₀ diterima jika X² hitung ≤ X² tabel.

X2 hitung = 1,305

X2 tabel = 0,45
Kesimpulan: X2 hitung ≤ X2 tabel, H₀ diterima, percobaan sesuai dengan Hukum

Mendel 1

E. Pembahasan

Hukum Mendel I (The Law of Segretation of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan
Gen yang Sealel) dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan
memisah secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembetukan gamet
individu yang memiliki genotip heterozigot, tiap gamet mengandung salah satu alel
tersebut. Hal ini disebut hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan
dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda. Persilangan dengan satu
sifat beda akan menghasilkan perbandingan fenotip keturunan F2 3:1. Namun
kadang-kadang individu hasil perkawinan tidak didominasi oleh salah satu
induknya. Dengan kata lain, sifat dominasi tidak muncul secara penuh. Peristiwa ini
menunjukkan adanya sifat intermediet. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan
monohybrid (satu sifat beda) (Syamsuri, 2004).

Perbandingan fenotip yang ditemukan dalam persilangan monohybrid maupun


dihibrid tidak sepenuhnya merupakan perbandingan yang pasti. Dalam kejadian
nyata terdapat penyimpangan atau deviasi. Perbandingan hasil persilangan di dalam
kenyataan berbeda atau memiliki selisih dengan perhitungan. Maka dari itu perlu
diadakan evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan mengadakan chi-square test
(χ 2) (Suryo, 1984).

Pada praktikum genetika ini, menggunakan kancing genetika untuk mewakili


tanaman yang disilangkan yaitu semangka (Citrullus lanatus). Adapun sifat beda
yang disilangkan adalah warnanya, yang mana semangka pertama memiliki warna
merah sedangkan semangka yang kedua memiliki warna kuning. Warna merah
dominan terhadap warna kuning, sehingga warna kuning merupakan resesifnya.
Semangka merah disimbolkan dengan MM, sedangkan semangka kuning
disimbolkan dengan mm. Pada persilangan monohibrida digunakan beberapa simbol
yaitu simbol P untuk parental (tetua), F1 untuk keturunan pertama, F2 untuk
keturunan kedua, dan seterusnya. Semangka merah (MM) dan semangka kuning
(mm) dalam hal ini disebut sebagai P. Gamet dari MM adalah M, gamet dari mm
adalah m. Setelah kedua jeruk disilangkan, dihasilkan 100% F1 dengan warna
merah yang bergenotipe Mm. Warna merah disebabkan karena gen M dominan
terhadap gen m yang mana sifat dominan merah akan menutupi sifat warna kuning.
Hal ini membuktikan bahwa fenotipe F1 sama dengan parental (tetua) nya.

Fenotipe Semangka merah >< semangka kuning

Genotipe MM >< mm

Gamet M >< m

F1 Mm (Merah)

Setelah itu sesama F1 disilangkan.

Fenotipe semangka merah >< semangka kuning

Genotipe Mm >< Mm

Gamet M,m >< M,m

F2 MM Mm mm

(merah) (merah) (kuning)

Perbandingan genotipe : 1:2:1

Perbandingan fenotipe : 3:1

Genotipe (MM) ini merupakan hasil interaksi dari dua faktor dominan yang berdiri
sendiri-sendiri, sedangkan genotipe (mm) merupakan hasil dari interaksi dua faktor
resesif.
Chi kuadrat adalah pengujian hipotesis tentang perbandingan antara frekuensi
sampel yang benar–benar terjadi (Haryono,1994). Chi kuadrat biasanya di dalam
frekuensi observasi berlambangkan dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas
hipotesis dilambangkan . Ekspresi matematis tentang distribusi chi kuadrat hanya
tergantung pada suatu parameter, yaitu derajat kebebasan (d.f.).
Frekuensi observasi → nilainya didapat dari hasil percobaan (fo)
Frekuensi harapan → nilainya dapat dihitung secara teoritis (fh)

Uji Chi-square dan nilai kemungkinan digunakan untuk menginterpretasi hasil


(Wiles & Hargadon, 2013). Dalam genetika, chi-square (chi-kuadrat) sering kali
digunakan untuk menguji data yang diperoleh dari percobaan itu sesuai dengan ratio
yang kita harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita
memperoleh data yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir
selalu terjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima
pada penyimpangan yang besar. Selain itu apabila penyimpangan tersebut semakin
sering terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih dapat
diterima dari pada penyimpangan yang jarang terjadi.

Pada praktikum simulasi persilangan monohibrida semangka merah heterozigot


hasil Mm dengan Mm, untuk uji chi-square pada genotipe, diperoleh hasil X2 hitung
= 1,307 dengan db = 1, taraf ketidakpastian 5% dan X2 tabel = 2,77. ho diterima
karena X2 hitung < X2 tabel. Sedangkan untuk fenotipe , diperoleh hasil x2 hitung =
1,305, dengan db = 1, taraf ketidakpastian 5% dan X2 tabel = 0,45.

Semakin kecil nilai X2 nya maka semakin valid hasil percobaannya. Semakin
banyak percobaan dilakukan, kevalidannya akan semakin tinggi. Seperti percobaan
Mendel yang menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah yang disilangkan, maka
perbandingan fenotip F2 akan semakin mendekati perbandingan 3:1 dan untuk
genotip akan semakin mendekati perbandingan 1:2:1.

F. Simpulan
Segregasi (menurut Hukum I Mendel) terjadi pada saat pemisahan alel. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat membuktikan bahwa pada persilangan
monohibrida (persilangan dengan hanya memperhatikan satu sifat beda),
persilangan antara dua individu galur murni yaitu jeruk manis (MM) dengan jeruk
masam (mm) menghasilkan F1 yang 100% bersifat manis (Mm) disebabkan oleh
sifat manis dominan dari induknya, dan pada F2 didapatkan individu dengan
perbandingan fenotip 3:1 (manis:masam) sedangkan perbandingan genotipnya
adalah 1:2:1. Untuk menguji kevalidan percobaan, digunakan uji chi-square.

G. Permasalahan
1. Berapa perbandingan genotip dan fenotip yang saudara peroleh?
2. Bagaimana hasil saudara dibandingkan dengan hasil kelompok lain?
3. Apakah hasil perbandingan yang saudara peroleh dapat dipercaya kebenarannya
atau menyimpang dari yang diharapkan. Jelaskan
4. Buat diagram persilangannya!
5. Kesimpulan apa yang saudara tarik dari kegiatan ini?

Jawaban:

1) Perbandingan genotip = MM : Mm : mm
= 1 : 2 : 1
Perbandingan fenotip = Merah : Putih
= 3 : 1
2) Perbandingan yang diperoleh kelompok kami dibandingkan dengan kelompok
lain,
mendapatkan hasil dengan perbandingan yang hampir sama. Meliputi
perbandingan
genotip rata-rata 1: 2: 1 serta perbandingan fenotip 3: 1.
3) Benar, sesuai harapan. Hal ini dibuktikan menggunakan Uji Chi Kuadrat. Bahwa
H0 diterima jika X² hitung ≤ X² tabel.
Sehingga, simpulannya percobaan sesuai dengan Hukum Mendel I.

4) P MM X mm
(Merah) (Putih)
G M m
F1 Mm
(Merah)

5) Simpulan dari kegiatan persilangan monohibrida ini antara lain:

Segregasi (menurut Hukum I Mendel) terjadi pada saat pemisahan alel.


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat membuktikan bahwa pada
persilangan monohibrida (persilangan dengan hanya memperhatikan satu sifat
beda), persilangan antara dua individu galur murni yaitu jeruk manis (MM)
dengan jeruk masam (mm) menghasilkan F1 yang 100% bersifat manis (Mm)
disebabkan oleh sifat manis dominan dari induknya, dan pada F2 didapatkan
individu dengan perbandingan fenotip 3:1 (manis:masam) sedangkan
perbandingan genotipnya adalah 1:2:1. Untuk menguji kevalidan percobaan,
digunakan uji chi-square.

H. Daftar Pustaka
Crowder, L.V. 1990. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Haryono. 1994 Statisika 2. Jakartaa: Gunadarma.
Pratisto A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Prawirohartono, Slamet. 2007. Sains Biologi 3. Bumi Aksara, Jakarta.
Suryo. 1984. Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Widianti, Tuti & Noor Aini Habibah. 2017. Buku Ajar Genetika. Semarang: FMIPA
Unnes.
Wiles S and Hargadon, Kristian M. Inheritance Patterns in Monohybrid and
Dihybrid Crosses for sepia eye color and apterous (wingless) Mutations in
Drosophila melanogaster. H-SC Journal of Sciences (2013) Vol. II.
I. Lampiran

Gambar 1. Kancing genetika yang digunakan sebagai alat simulasi persilangan


monohybrid. Kancing merah (M) sebagai model Citrullus lanatus buah merah
(dominan), dan kancing hitam (m) sebagai model Citrullus lanatus buah kuning
(resesif).
Gambar 2. Hasil simulasi persilangan monohibrid pada percobaan I.

Gambar 3. Hasil simulasi persilangan monohibrid pada percobaan II.


Gambar 4. Hasil simulasi persilangan monohibrid pada percobaan III.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Isi Hukum Mendel I


Hukum Mendel I (The Law of Segretation of Allelic Genes atau Hukum Pemisahan
Gen yang Sealel) dinyatakan bahwa dalam pembentukan gamet, pasangan alel akan
memisah (segregasi) secara bebas. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika
pembetukan gamet individu yang memiliki genotip heterozigot, tiap gamet
mengandung salah satu alel tersebut (Syamsuri, 2004).
2. Hasil percobaan simulasi monohybrid sudah sesuai dengan hukum Mendel I,
ditunjukkan dengan perolehan perbandingan genotip 1 : 2,4 : 1 dan fenotip 3,4 :
1sedangkan pada hukum Mendel perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan fenotip 3 : 1,
dan pada uji Chi square didapat nilai mendekati nol.
3. Untuk data genotip, didapat Chi square hitung 1,307 dengan db 2 dan p 0,25,
sedangkan pada data fenotip didapat Chi square hitung 0,436 dengan db 1 dan p
0,50.

Anda mungkin juga menyukai