Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI HEWAN

AVES BAGIAN DALAM

(Columba livia)

Oleh:

MARIA NENDYA
183112620150128

LABORATORIUM ZOOLOGI
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
PENDAHULUAN

Aves merupakan hewan yang tidak asing lagi di tengah masyarakat sebab hewan ini
mudah sekali ditemukan serta memiliki ciri khas yaitu terdapat bulu pada tubuhnya yang
berguna sebagai penutup tubuh. Dengan bulu tersebut aves dapat mengatur suhu dan
terbang dirinya sendiri. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat.
Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Banyak
diantaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan bahan
makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan (Jasin, 1984).
Kelas aves merupakan kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan memiliki
bulu dan sayap. Tulang dada tumbuh membesar dan memipih, anggota gerak belakang
beradaptasi untuk berjalan, berenang dan bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi
paruh, punya kantong hawa, jantung terdiri dari empat ruang, rahang bawah tidak
mempunyai gigi karena gigi-giginya menghilang dan digantikan oleh paruh ringan dari
zat tanduk. Kelas ini dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan, hewan ternak,
hobi dalam peliharaan. Dalam bidang industri bulunya dapat dimanfaatkan contohnya
baju, hiasan dinding, dan lainnya (Mukayat, 1990).
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya,
terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-
bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara
tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin
ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang
tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-
otot terbang yang kuat. (Campbell dkk, 2012).
Anatomi eksternal maupun anatomi internal dari aves lebih maju jika dibandingkan
dengan kelas reptilia. Untuk lebih memahami tentang stuktur tubuh burung dara
(Columba livia) maka praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan bagian dalam dari
burung tersebut dengan cara mengiris preparat (sectio) dan membandingkan organ dan
sistem organnya.
KLASIFIKASI Columba livia

Klasifikasi burung dara (Columba livia) menurut Soewasono (1980) adalah


sebagai berikut :
Filum : Chordata
Classis : Aves
Subclassis : Neornithes

Ordo : Columbae
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia

Varietas : Domestica
PENGAMATAN

M. pectoralis mayor

M. pectoralis minor

Gambar 1. Musculus pectoralis

Gambar 2. Organ Pencernaan, Pernapasan, Transportasi, Reproduksi


Gambar 3. Ingluvies/tembolok

Gambar 4. Mesonephros/ginjal
HASIL PENGAMATAN

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan preparat burung dara (Columba
livia) dengan metode sectio yaitu pengamatan dengan cara membedah untuk lebih
memahami tentang stuktur tubuh dari burung dara. Setelah berhasil membuka kulit dari
preparat burung dara (Columba livia) maka terlihat otot-otot yaitu musculus pectoralis
major dan musculus pectoralis minor (Gambar 1). Musculus pectoralis major sendiri
berfungsi dalam menutup sayap sedangkan musculus pectoralis minor berfungsi dalam
mengangkat sayap. Organ-organ dalam yang terdapat dalam tubuh Columba livia akan
membentuk beberapa sistem yaitu sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem urogenital,
sistem nervosum, sistem integumentum, dan sistem transportasi (Kant, 2001).
Pada pengamatan sistem sirkulasi pada Columbia livia ditemukan organ jantung
(cor) (Gambar 2). Menurut Jasin (1992), sistem sirkulasi pada Columbia livia yang
menjadi sentral adalah cor, yang terletak ditengah-tengah, berbentuk kerucut, dilapisi
oleh lapisan pericardium. Terbagi atas 4 ruang: atrium sinistrum dan atrium dextrum,
yang dipisahkan oleh septum atrium, ventriculum sinistrum, dan ventriculum dextrum
yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada aves tidak terdapat lagi sinus venosus.
Sistem pernapasan yang ditemukan pada pengamatan preparat Columba livia
diantaranya yaitu trachea dan pulmo. Menurut Jasin (1992), alat respirasi terdiri atas
nostril yang terletak pada paruh, cavum nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas
tulang rawan, terhubungkan denga cavum oris oleh rima glottis. Bagian daripada larynx
yang bercelah disebut glottis. Dari larynx saluran bersambung dengan trachea sebagai
pipa tersusun atas selang-gelang tulang rawan dan bercabang menjadi bronchium
dextrum, dan bronchium sinistrum. Tempat percabangan disebut bifurcatio. Pada bagian
caudal, terdapat suatu tulang rawan yang melintang dari dorsal ke caudal yang disebut
pessulus. Bagian ini menyokong suatu lipatan yang berasal dari selaput lendir dan lipatan
ini disebut membrane semilunaris.
Selanjutnya pada pengamatan sistem pencernaan dapat diketahui bahwa pada
sistem pencernaan terdapat Ingluvies (tembolok) (Gambar 3), saluran melebar di pangkal
leher seperti kantung sebagai penyimpanan makanan sementara. Proventriculus (perut
kelenjar), lanjutan dari ingluvies dan berwarna keputihan. Ventriculus (empedal),
berwarna merah tua dan agak keras, di dalamnya terdapat kerikil kecil. Duodenum (usus
12 jari), saluran melengkung bentuk 'U'. Intestinum tenue (usus halus), saluran panjang
dan berkelok-kelok.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa Columbia livia yang diamati
berjenis kelamin jantan. Hal ini diketahui dari terdapatnya sepasang testis pada
pengamatan yang dilakukan. Pada sistem reproduksinya, hewan ini memiliki sepasang
testis berbentuk oval, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu
alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari pada yang kiri.
Sedangkan pada organa uropetica ditemukan organ ren (mesonephros)
(Gambar4), hepar, dan pannkreas. Ren yang berjumlah sepasang dan masing-masing
terdiri atas 3 lobi. Hepar berwarna kemerah-merahan dan terdiri dari atas 2 lobi (dexter
dan sinister). Setiap lobus bermuara pada satu ductus hepaticus yang bermuara pada
duodenum. Pankreas terletak antarapars ascendens dan pars descendens duodeni.
Biasanya mempunyai tiga saluran yang bermuara pada ascendens duodeni (Radiopoetra,
1996).

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman,
Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
2. Erlangga: Jakarta.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya:
Surabaya.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya:
Surabaya.
Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition.
Mc Graw Hill Companies Inc.New York.
Mukayat, D. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta. Erlangga.
Soewasono, R. 1980. Diktat asistansi praktikum zoologi/anatomia comparative.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai