Profil Ruangan
Ruang Dahlia merupakan bagian dari Instalasi Rawat Inap (IRNA) I yang berlokasi di lantai II di
atas ruang Flamboyan dan Seruni, didepan ruang Angsoka. Ruang Dahlia digunakan sebagai
ruang rawat inap yang memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus THT/ gigi dan mulut.
Kapasitas Ruang Dahlia adala 47 tempat tidur dengan tingkat pelayanan kelas II terdiri dari 27
tempat tidur dan kelas III yang terdiri dari 20 tempat tidur.
Ruang Dahlia RSUD Adul Wahab Sjahranie dipimpin oleh seorang kepala ruangan. Dengan 2
orang administras ruangan, 4 tenaga kebersihan, 1 clincal care manager, 2 orang pembantu orang
sakit, 2 ketua tim dan 25 perawat PP namun yang telah terkaji 21 PP. Ruang Dahlia merupakan
ruang rawat inap yang memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien umum, pasien BPJS serta
pasien dengan jaminan kesehatan lainnya. Spesifik pelayanan ruang Dahlia adalah tempat
pendidikan, praktek dan penelitian bagi calon dokter spesialis, calon dokter umum, calon perawat
DIII, calon perawat DIV, calon ners, dan calon ahli gizi.
1. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan di Ruang Dahlia terdiri dari kelas 2 dan kelas 3 dengan bagian
penerimaan pasien, ruang perawatan, bagian administrasi dan keuangan.
2. Denah Ruangan
1. Struktur Organisasi
Direktur
Kepala Ruangan
Ns. Rasmiati, S.Kep
Perawat Pelaksana
1. Ns. Yayuk Handayani, S.Kep
2. Ns. Annisa Handayani, S.Kep
3. Wagio, A.Md.Kep
4. Sumarni Manurung, A.Md.Kep
5. Esty Januari Azhari, A.Md.Kep
6. Wina Mardiyah Pane, A.Md.Kep
7. Hasmawati, A.Md.Kep
8. Ns. Siti Zahrotin, S.Kep
9. Hasfa Diansyah, A.Md.Kep
10. Riyani, A.Md.Kep
11. Muhammad Zeki, A.Md.Kep
12. Sunarti, A.Md.Kep
13. Deasy Tarore, A.Md.Kep
14. Ratnah, A.Md.Kep
15. Rabiatul Adawiyah, A.Md.Kep
16. Sella Octaviani, A.Md.Kep
17. Sari Hidayah, A.Md.Kep
18. Nitana, A.Md.Kep
19. Ns. Indah Majid, S.Kep
20. Ns. Sendi Agung Waluyo, S.Kep
21. Maya Rismawati, A.Md.Kep
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
B. Profil dan Gambaran Umum Ruang Perawatan
1. Unsur Input
a. Pasien
Kajian Teori
Ruang Melati adalah ruang yang merawat pasien dengan THT dan bedah
mulut. Namun juga merawat kasus-kasus yang lain, bahkan kasus-kasus non
bedah / titipan juga sering dirawat di ruang Dahlia.
Kajian Data
Jumlah pasien yang dirawat selama periode Oktober sampai November 2019
ditunjukan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jumlah Pasien Masuk Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Periode September – November 2019
2 Agustus
3 September
Jumlah
Tabel 2.2
Distribusi Kasus Penyakit di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Periode September – November 2019
Analisa Data
Rata-rata jumlah pasien di ruang Dahlia periode September– November
2019 adalah sebanyak 150 orang perbulan. Semua data pasien masuk sudah
tercatat didalam sistem biling dan di rekap setiap bulan. Berdasarkan pengolongan
Case Mix Group (CMG) kelompok kasus terbesar di Ruang Dahlia adalah
Musculoskeletal system & connective tissue Group sejumlah 163 kasus (36.2 %).
Data mahasiswa keperawatan yang praktik di ruang Dahlia 5 periode
Januari sampai Desember 2014 berjumlah 17 orang yang dibagi dalam
kelompok-kelompok.
Kajian Data
Tabel 2.3
Data Mahasiswa Praktik Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Analisa Data
Jumlah mahasiswa praktik selama 3 bulan terakhir di Ruang Dahlia didapatkan
sebanyak 245 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur sebanyak 96 mahasiswa, Poltekkes Kemenkes Kalimantan
Timur sebanyak 59 mahasiswa, Wiyata Husada Samarinda sebanyak 68 mahasiswa,
Yayasan Rumah Sakit Islam sebanyak 2 mahasiswa, dan Universitas Mulawarman
sebanyak 20 mahasiswa.
Kajian Data
a) Menurut Gillies (1982)
Diketahui jumlah jam efektif perawatan per 24 jam di Ruang Dahlia
adalah 3,28 dengan rata-rata BOR dari bulan september sampai adalah
64,62% dengan kapasitas tempat tidur 47. Libur Total 73 hari
Tabel 2.4
Distribusi Pasien Berdasarkan Klasifikasi Ketergantungan Klien
No Klasifikasi Jumlah Rata/rata perawatan Total jam
Ketergantungan berdasarkan teori Perawatan
4 Non keperawatan 25 1 25
b) Menurut Douglas
Tabel 2.5
Waktu Aktif Perawatan Setiap Pasien dalam 24 Jam
15
Menurut Doglas jumlah kebutuhan perawat adalah 15 orang ditambah 1 Karu, 2 ketua tim
dan 2 cadangan = 15 + 1 + 2 +2 = 20 orang
Tabel 2.7
Perbandingan Hasil Perhitungan Tenaga Perawat
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Metode HASIL
Tabel 2.9
Distribusi Nama, Jabatan, Pendidikan dan Golongan SDM
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Sumber : Hasil observasi dan wawancara
Sendi Agung
11 PP PK II NERS
Waluya
5 Hasmawati BLS
7 Nitana BLS
15 Rabiatul A PPI
16 Riani BLS
19 Ratnah BLS
22 Wagio BLS
24 Sunarti BLS
Tabel 2.11
Distribusi Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Formal Perawat
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
1 D-III Keperawatan 16 64 %
2 D-IV Keperawatan 1 4%
3 Profesi 8 32 %
Jumlah 25 100 %
Analisis Data
Dari data diatas tenaga perawat ruang Dahlia RSUD Wahab Sjahranie
Samainda berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut, terdapat satu orang
(4 %) perawat yang berpendidikan D-IV, 16 orang (64%) yang berpendidikan
D-III keperawatan, 8 orang (32 %) yang berpendidikan Profesi.
Dari kajian data diatas dapat dilihat bahwa kualitas tenaga keperawatan
di ruang Dahlia berdasarkan tingkat pendidikan sangat memadai, dimana
sudah terdapat tenaga perawat yang berpendidikan profesi sebanyak 8 orang
dan semua perawat pelaksana telah berpendidikan minimal D-III
Keperawatan.
1) Fasilitas / Alat
Kajian Teori
Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya pengelolaan
peralatan sebagai faktor pendukung dan penunjang terlaksananya pelayanan
keperawatan. Peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan adalah semua
bentuk alat kesehatan yang dipergunakan dalam melaksanakan tindakan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga diperoleh
tujuan keperawatanyang efisien dan efektif.
Kajian Data
(Alat tenun, alat kesehatan dan keperawatan, alat rumah tangga, alat
pencatatan dan pelaporan)
Ruang Dahlia merupakan ruangan rawat inap yang dari kelas 2 dan kelas 3
dengan memberikan pelayanan rawat Inap bagi pasien umum, BPJS dan non BPJS.
Tabel 2.12
Jumlah Tempat Tidur Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tabel 2.13
Daftar Alat Medis dan Non Medis Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Kondisi
Nama Alat Jumlah
. Baik Rusak
1 Tensimeter Dewasa 2 2
2 Stetoskop 7 7
3 GV Set 10 10
4 Termometer 2 2
5 Korentang 1 1
6 Bak Instrumen 7 7
7 Tromol Besar 2 2
8 Tromol Kecil 2 2
9 Gunting Verban 10 10
10 Bengkok 1 1
11 Troli Mandi 2 2
No Kondisi
Nama Alat Jumlah
. Baik Rusak
12 Troli Pengobatan 2 2
13 Kursi roda 3 3
14 Brankart 3 2 1
15 Suction Pump 3 3
16 Baki 5 5
17 Timbangan Injak 1 1
18 Meteran 1 1
19 Ambubag 2 2
20 Spatel 3 3
21 Kom 2 2
22 Sprei 60 60
23 Tempat Gerus Obat 11 11
24 Pispot 12 12
25 Waskom Mandi 2 2
26 Lampu Emergency 2 2
27 Tournikuet 2 2
28 EKG Portable 1 1
29 Tas Laborat 2 2
30 Tempat Tidur 47 47
31 Tiang Infus 47 47
32 O2 Dinding 47 47
33 Regulator Dinding 47 47
34 Regulator Transport 4 4
35 Infus Pump 3 3
36 Tanda Resiko Jatuh 5 5
37 Vein Light 1 1
38 Lampu Sorot 2 1
39 Srynge Pump 3 3
40 Saturasi Oksigen 2 2
41 Charge SpO2 1 1
42 Matras Dekubitus 3 3
43 Tensimeter Anak 1 1
44 Nebulizer 1 1
45 Tabung Oksigen 2 2
Transport
46 Walker 2 2
47 Alat GDS 2 2
48 Termometer Digital 2 2
49 TermometerForhead 1 1
Sumber : Hasil observasi
Tabel 2.14
Daftar Buku Bantu Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Nama Buku Jumlah Keterangan
Tabel 2.15
Daftar Mesin Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Analisa Data
Berdasarkan data mesin yang dimiliki ruang Dahlia, ruangan ini sudah
memiliki mesin yang sesuai standar minimal. Pemeliharaan dan pengecekan
mesin di ruangan ini juga sudah cukup baik dan dilakukan setiap hari untuk
memastikan apakah mesin masih berfungsi dengan baik atau tidak.
Kajian Data
Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, sudah terdapat papan struktur
organisasi di ruang Dahlia.
Media Informasi
Media informasi untuk pasien baru di ruang Dahlia disosialisasikan pada pasien.
Orientasi pasien baru biasanya dilakukan dengan mengumpulkan beberapa keluarga
pasien baru dan disampaikan secara lisan dengan metode ceramah.
Tabel 2.16
Daftar Standar Prosedur Operasional (SPO) Kinerja dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Keperawatan
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
aids
26/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Perawatan dini bayi baru lahir dengan 03
persalinan per vagina ibu dengan hiv
dan aids
27/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Membilas lambung pada klien bayi/anak 03
28/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Memberikan minum dengan 03
menggunakan cup feder
29/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Mengencerkan susu formula 03
30/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Pemantauan saturai oksigen pada bayi 03
baru lahir
31/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Pemasangan CPAP pada BBL 03
32/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Memberikan minum bayi dengan 03
sendok
33/Bidkep/SPO/ANAK/X2019 Pemberian nutrisi atau asi per ogt 03
01/Bidkep/SPO/Kritis/X/2019 Perekaman ekg 03
02/Bidkep/SPO/Kritis/X/2019 Melakukan bantuan hidup dasar pada 03
pasien dewasa
03/Bidkep/SPO/Kritis/X/2019 Melakukan tindakan hisap lendir dengan
menggunakan suction
01/Bidkep/SPO/PPI/X/2019 Cuci tangan dengan menggunakan air
(hand wash)
Sumber: Standar Prosedur Operasional (SPO) Kinerja RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda (2019)
Tabel 2.17
Daftar Pedoman Asuhan Keperawatan (PAK)
Di Ruang DahliaRSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
10/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Katarak 00
11/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Congestive Heart Failure 00
(CHF)
12/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Diabetes melitus (DM) 00
13/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Demam typoid 00
14/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Hepatitis 00
15/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Sirosis hepatis 00
16/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Status asthmaticus 00
17/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Ca. mamae (kanker payudara) 00
18/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Kanker paru 00
19/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Kanker nasofaring 00
20/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Chronic kidney disease (ckd) 00
21/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Coronary arteri disease (cad) 00
22/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Stroke non haemoragie 00
23/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Stroke haemoragie 00
24/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Cedera kepala 00
25/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Tumor otak 00
26/Komkep/PAK/MedikalBedah/XI/2019 Tumor medula spinalis 00
Sumber: Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) Area Medikal Bedah RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda (2019)
Analisa Data
Ruang Dahlia sudah memiliki Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) area medikal
bedah, Standar Prosedur Operasional (SPO) keperawatan dan Standar Operasional
Prosedur (SPO) Kinerja di ruangan ini mengacu pada Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) dan Standar Prosedur Operasional RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda,
SPO dan PAK yang tersedia yaitu SPO 2019 dan PAK 2019.
Kajian Data
Tabel 2.18
Hasil Observasi instrumen A
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tabel 2.19
Hasil Observasi Instrumen C Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
No Perasat F Nilai (%) Keterangan
1 Penerimaan 11 100% Selama 3 hari
pasien baru observasi terdapat 11
pasien baru masuk
ruang Dahlia. Perawat
jaga sudah
melaksanakan
penerimaan pasien
baru sesuai SPO.
Rata-Rata 62,5 %
Tabel 2.20
Pelaksanaan International Patient Safety Goals (IPSG)
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Tanggal 16-18 Desember 2019
Ya Tidak
1 SASARAN I : Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
a Pasien diidentifikasi dengan √ Perawat memanggil nama
menggunakan dua pasien dan menanyakan nama
pengidentifikasian pasien, tidak sebelum melakukan tindakan
termasuk penggunaan nomor (satu pengidentifikasian) serta
kamar pasien atau lokasi melihat gelang pasien.
b Pasien diidentifikasi sebelum Perawat mengidentifikasi
pemberian obat,darah, atau produk √ order obat yang harus
darah diberikan kepada pasien
melalui label yang ada di obat
dan catatan order dari dokter.
c Pasien diidentifikasi sebelum √ Pasien diidentifikasi kebenaran
mengambil darah dan spesimen pasien melalui nama dan
lain untuk uji klinis gelang
d Pasien diidentifikasi sebelum Dilakukan identifikasi pada
pemberian perawatan dan √ pasien dan dijelaskan tujuan
prosedur dari tindakan perawatan
e Kebijakan dan prosedur √ Perawatan selalu melakukan
mengupayakan tercapainya identifikasi pasien dengan
konsistensi dalam segala situasi lengkap, prosedur tindakan
dan lokasi. dilakukan dengan baik.
Persentase 100%
2 SASARAN II : Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
a Perintah lengkap, lisan dan via √ Perawat mengkonfirmasi
telepon, atau hasil tes dicatat si kembali informasi yang
penerima diterima.
b Perintah lengkap, lisan dan via √ Perawat membaca ulang
telepon, atau hasil tes dibaca- apabila kurang jelas
ulang si penerima terdengar.
c Perintah dan hasil tes √
dikonfirmasikan oleh individu si
pemberi perintah atau hasil tes
d Kebijakan dan prosedur disusun √ Perawat mengkonfirmasi
agar verifikasi tepat-tidaknya kembali informasi yang
komunikasi lisan dan via telepon diterima.
dijalankan secara konsisten
Persentase 100%
3 SASARAN III : Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang Harus Diwaspadai
a Kebijakan dan/atau prosedur √
disusun untuk mengatasi masalah
identifikasi, lokasi, pemberian
label, dan penyimpanan obat yang
patut diwaspadai
b Kebijakan dan/atau prosedur ini √
diterapkan
c Elektrolit konsentrat tidak boleh √
ada di unit perawatan pasien
kecuali jika secara klinis
diperlukan
d Elektrolit konsentrat yang √
disimpan di unit perawatan pasien
diberi label jelas dan disimpan
sedemikian rupa hingga tidak
mudah diakses.
Persentase 100%
4 SASARAN IV : Memastikan Lokasi Pembedahan yang benar, Prosedur yang benar,
Pembedahan pada Pasien yang benar
a Rumah sakit menggunakan tanda √
yang langsung dikenali untuk
mengidentifikasi lokasi
pembedahan dan melibatkan
pasien dalam proses pemberian
tanda
b Rumah sakit menggunakan daftar √
atau proses lain untuk sebelum
operasi untuk memverifikasi
c Apakah lokasinya, prosedur, dan √
pasien sudah benar dan bahwa
seluruh dokumen dan perawatan
yang dibutuhkan
d Tim bedah lengkap melakukan √
dan mendokumentasi prosedur
jeda sesaat sebelum memulai
prosedur pembedahan
e Kebijakan dan prosedur disusun √
sedemikian sehingga semua proses
seragam sehingga dapat dipastikan
lokasi benar, prosedur benar, dan
pasien juga benar, termasuk
prosedur medis dan gigi yang
dilakukan tidak di ruang operasi.
Persentase 100%
5 SASARAN V : Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
a Rumah sakit telah mengadopsi √
atau mengadaptasi panduan
kebersihan tangan yang baru
diterbitkandan umumnya diterima
b Rumah sakit √
mengimplementasikan program
kebersihan tangan yang efektif
c Kebijakan dan/atau prosedur yang √
dikembangkan yang mendukung
secara terus-menerus pengurangan
infeksi terkait dengan perawatan
kesehatan
Persentase 100%
6 SASARAN VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
a Rumah sakit menerapkan proses √
dilakukannya penilaian awal
pasien akan risikonya terjatuh dan
dilakukannya penilaian ulang pada
pasien bila, antara lain, terlihat
adanya perubahan kondisi atau
obat-obatan
b Dilakukan upaya-upaya untuk √
mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang dinilai berisiko
c Usaha-usaha itu dipantau untuk √
dilihat keberhasilannya dalam
upaya mengurangi cedera akibat
jatuh dan konsekuensi lainnya
yang tidak diperhitungkan
sebelumnya
d Kebijakan dan/atau prosedur √
mengarah pada pengurangan
secara kontinyu risiko
Persentase 100%
Rata-rata persentase 100%
Tabel 2.21
Indikator Efisiensi Ruangan
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
b. Kajian Data
Effisiensi ruang rawat inap
Tabel 2.22
Efisiensi Ruangan Periode September – November 2019
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Bulan Indikator
BOR LOS TOI BTO
September - November 64,62 6,14 3,36 38
Standar 60 – 85% 6 – 9 hari 1 – 3 hari 40 – 50 kali
Keterangan Sesuai Sesuai Melebihi Kurang dari
Satndar Standar Standar standar
Sumber : Rekam Medis RS September - November 2019
c.Analisa Data
1) BOR
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pemakaian tempat tidur
(BOR) di Ruang Dahlia RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda pada periode bulan
September - November 2019 adalah 64,62 %, hasil ini sesuai dengan standar
Depkes (2005). Semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi keuntungan
yang akan diperoleh rumah sakit.
1) LOS
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hari perawatan pasien
di rawat di Ruang Dahlia di Ruang Dahlia RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda
pada periode bulan September - November 2019 adalah 6,14 hari, hasil ini
sesuai dengan standar Depkes (2005). Semakin tinggi nilai LOS maka semakin
tinggi risiko Health Care Associated Infection (HAIs).
2) TOI
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa waktu rata-rata tempat tidur
kosong di rawat di Ruang Dahlia RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda pada
periode bulan September - November 2019 adalah 3,36, hasil ini melebihi
standar Depkes (2005). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pemanjangan waktu
penggunaan tempat tidur di Ruang Dahlia.
3) BTO
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa angka perputaran tempat tidur di
rawat di Ruang Dahlia RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda pada periode bulan
September - November 2019 adalah 38, hasil ini kurang dari standar Depkes
(2005). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan waktu perputaran tempat
tidur di ruang dahlia, hal ini disebabkan karena TOI yang memanjang.
Kajian Data
Tabel 2.23
Indikator Fungsi Perencanaan Di Ruang Dahlia
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Analisa Data
Pelaksanaan fungsi controling di ruang Dahlia berjalan baik sebesar 50%.
1. Unsur Input
a. Ketenagaan :
Dari data tenaga perawat ruang Dahlia RS.A.W. Sjahranie Samainda berdasarkan
tingkat pendidikan sebagai berikut, terdapat satu orang (4%) perawat yang
berpendidikan D-IV, 16 orang (64%) yang berpendidikan D-III keperawatan, 8
orang (32 %) yang berpendidikan Profesi.Dari kajian data dapat dilihat bahwa
kualitas tenaga keperawatan di ruang Dahlia berdasarkan tingkat pendidikan sangat
memadai, dimana sudah terdapat tenaga perawat yang berpendidikan profesi
sebanyak 8 orang dan semua perawat pelaksana telah berpendidikan minimal D-III
Keperawatan.
b. Fasilitas/ Alat :
Ruang Dahlia sudah memiliki kelengkapan alat medis ataupun alat non medis
sudah sesuai dengan standar. Ruangan ini sudah memiliki buku bantu yang lengkap.
c. Machine :
Berdasarkan data, mesin yang dimiliki ruang Dahlia, ruangan ini sudah memiliki
mesin yang sesuai standar minimal. Pemeliharaan dan pengecekan mesin di ruangan
ini juga sudah cukup baik dan dilakukan setiap hari untuk memastikan apakah mesin
masih berfungsi dengan baik atau tidak
d. Metode :
Ruang Dahlia sudah memiliki Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) area medikal
bedah, Standar Prosedur Operasional (SPO) keperawatan dan Standar Operasional
Prosedur (SPO) Kinerja di ruangan ini mengacu pada Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) dan Standar Prosedur Operasional RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda, SPO dan PAK yang tersedia yaitu SPO 2019 dan PAK 2019. Tetapi
terdapat beberapa penyakit yang belum memiliki PAK, karena PAK berfokus pada 3
penyakit terbanyak pada tahun 2018 sedangkan kelompok menelaah pada kasus
penyakit terbanyak pada 3bulan terakhir (September, Nopember, dan Desember)
pada tahun 2019.
Belum berjalannya supervisi dari kepala ruang kepada ketua tim, dan ketua tim
pada perawat pelaksana. Dikarenakan belum adanya form penilaian supervise.
Sehingga laporan hasil evaluasi kinerja perawat yang telah dilakukan.Pelaksanaan
ronde keperawatan yang belum dilaksanakan secara berkesinambungan.Belum
terdapat SOP operan, supervise, ronde keperawatan, dan delegasi.Pengawasan
terhadap pendokumentasian perawat belum dilaksanakan secara maksimal.Belum
ada media yang optimal penkes pada saat discharge planning seperti kartu control
pasiendan leafleat.Belum adanya ruangan khusus yang nyaman dan privasi bagi
penkes pada saat discharge planning.
2. Unsur Proses
a. Proses asuhan keperawatan
1) Perencanaan
Berdasarkan data, bahwa fungsi perencanaan manajemen keperawatan
menunjukkan indikator cukup 2 (1.1%) dan baik 16 (88.9%).
2) Pengorganisasian (Penerapan MPKP)
a) Pelaksanaan Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama 3 hari dari tanggal 16 – 18
Desember 2019 didapatkan kegiatan timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift, yaitu pagi jam 07.30 WITA, saat sore 14.30 WITA dan
malam 21.30 WITA. Timbang terima dilakukan di setiap ruangan pasien
untuk membahas kondisi klien.
Timbang terima mencakup nama pasien, kondisi pasien, rencana tindakan
dan observasi pada pasien. Timbang terima pasien yang telah dilakukan di
ruang Dahlia diadakan setiap shift yaitu dari malam ke pagi, dari pagi ke sore
dan sore ke malam. Dalam timbang terima dari sore ke malam tanpa dihadiri
kepala ruangan. Alur timbang terima dari malam ke pagi, pagi ke siang dan
sore ke malam sudah sesuai dengan standar yang ada yaitu dimulai di nurse
station, lalu validasi ke pasien dan kembali ke nurse station.
Timbang terima dilakukan secara lisan dan tertulis, namun untuk
informasi mengenai intervensi yang belum dilaksanakan maupun intervensi
yang sudah dilaksanakan hanya ditulis secara lengkap oleh shift pagi saja,
sedangkan untuk shift sore dan malam hanya menuliskan terapi tetap atau
lain-lain. Sedangkan untuk kolom tanda tangan serah terima lembar timbang
terima hanya ditandatangani oleh ketua tim yang bertugas. Kesimpulan yang
didapatkan yaitu ruang Dahlia sudah dilakukan timbang terima, alangkah
lebih baiknya ditingkatkan lagi.
b) Pelaksanaan Pre Conference
Pelaksanaan pre conference di lakukan saat pergantian shif dimana katim
pagi melakukan serah terima status ,menjelaskan kondisi pasien, serta
implementasi yang sudah di lakukan, dan yg belum dilakukan, dalam
pelaksanaan conference di evaluasi oleh kepala ruangan. Untuk serah terima
pada pagi hari di lakukan pleh masing2 katim kepada shif sore. Dan juga
untuk dari dinas sore dengan dinas malam di lakukan oleh pj saat dinas
tersebut ke perawat yang shif malam.
3. Unsur Output
1) BOR
Berdasarkan data menunjukkan bahwa rata-rata pemakaian tempat tidur (BOR) di
Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada periode bulan
September-November 2019 adalah 64,62 %, hasil ini sesuai dengan standar Depkes
(2005). Semakin tinggi nilai BOR maka semakin tinggi keuntungan yang akan
diperoleh rumah sakit
2) LOS
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hari perawatan pasien di
rawat di Ruang Dahlia di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
pada periode bulan September - November 2019 adalah 6,14 hari, hasil ini sesuai
dengan standar Depkes (2005). Semakin tinggi nilai LOS maka semakin tinggi risiko
Health Care Associated Infection (HAIs)
3) TOI
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa waktu rata-rata tempat tidur kosong di
rawat di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada periode bulan
September - November 2019 adalah 3,36, hasil ini melebihi standar Depkes (2005).
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pemanjangan waktu penggunaan tempat tidur di
Ruang Dahlia.
4) BTO
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa angka perputaran tempat tidur di
rawat di Ruang Dahlia RSUD. A.W. Sjahranie Samarinda pada periode bulan
September - November 2019 adalah 38, hasil ini kurang dari standar Depkes
(2005).Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan waktu perputaran tempat tidur
di ruang dahlia, hal ini disebabkan karena TOI yang memanjang.
Table 3.1
Uraian Identifikasi MasalahBerdasarkan Analisis Swot
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tahun 2019
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
1 M1 (Ketenagaan)
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. Jenis Pendidikan ketenagaan perawat di ruangan, sebagai berikut 0.1 3 0.3
S1 Kep Ners : 8 (64%) Orang, D-IV : 1 (4%) orang, D-III : 16
(64%) orang
b. Jenjang karir perawat Dahlia berada di PK III sebanyak 6 (24%), 0.1 3 0.3
PK II sebanyak 16 (16%), PK I sebanyak 3 (12%).
c. Jumlah ketenagaan non medis : administrasi 2 (25%) orang, 0.1 2 0.2
tenaga kebersihan 4 (50%).
d. Sebanyak 21 (84%) usia perawat di Ruang Angsoka berusia 0.1 2 0.2
dewasa muda 25-35 tahun
e. Sebanyak 24 (96%) orang perawat di ruangan Dahlia memiliki 0.1 3 0.3
pengalaman bekerja lebih dari 3 tahun
f. Adanya pembagian pembimbing mahasiswa praktik, untuk 0.1 2 0.2
profesi keperawatan sebanyak 2 orang dan praktik keperawatan D
III Keperawatan sebanyak 4 orang.
g. Adanya mahasiswa praktik yang terjadwal setiap semester sesuai 0.1 2 0.2
target dari institusi di Ruang Dahlia.
h. Kinerja PP sudah sesuai dengan tupoksinya, dengan kriteria baik 0.05 3 0.15
sebanyak
i. Jam kerja yang ditetapkan sudah sesuai dengan standar 3 0
perhitungan shift.
j. Pembagian beban kerja perawat sudah sesuai dengan tingkat 0.1 3 0.3
ketergantungan pasien.
k. Data dari hasil tabulasi ketenagaaan dengan kriteria baik (94%) 0.05 3 0.15
Kelemahan (Weakness)
a. Masih rendahnya pengembangan keahlian tenaga perawat dalam 0.1 2 0.2
peningkatan pengetahuan dan skill, semisal mengikuti pelatihan.
Dengan kajian data sebagai berikut :BTCLS 5 (27.8%) , BLS;
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
Pasien safety; Apar; masing-masing 3 (16.7%), PPI; Audit
Keperawatan; Manajemen; TB; Campuran Obat 1 (5.6%),
Perawatan Luka 2 (11.1%).
Total 1 2.5
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (Opportunity)
a. Adanya perencanaan telaah pelatihan yang telah diusulkan oleh 0.1 3 0.3
kepala ruang ke bagian mutu/ divisi bidang keperawatan.
b. Adanya kesempatan untuk mengikuti pelatihan yang dibiayai bila
telaah pelatihan karu. Disetujui oleh divisi bidang keperawatan.
c. Adanya telaah peningkatan jenjang pendidikan perawat pelaksana 0.1 3 0.3
oleh karu
d. Adanya praktik mahasiswa keperawatan 0.05 2 0.1
e. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0.1 4 0.4
f. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP 0.1 3 0.3
merupakan salah satu penilaian
g. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat 0.05 2 0.1
ruangan
h. Adanya pembahasan mengenai ilmu keperawatan antara preceptor 0.05 2 0.1
dengan mahasiswa yang praktek di ruangan melalui bedsite
teaching
i. Adanya POS (pembantu orang sakit) yang membantu pekerjaan 0.1 3 0.3
perawat ruangan
Ancaman (Threatened) 0
a. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih 0.1 4 0.4
profesional
b. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0.1 3 0.3
c. Persaingan dengan RS swasta yang memberikan pelayanan yang 0.1 3 0.3
bagus dan menerima pelayanan BPJS
d. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan 0.05 2 0.1
pendidikan tiap tahun
Total 1 3
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. Denah ruangan sudah memadai 0.05 3 0.15
b. Adanya 6 kamar kelas II dan 5 kamar kelas III, 0.1 4 0.4
c. Adanya ruang isolasi pasien 0.05 3 0.15
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
d. Adanya pembagian ruang bagi pemberi pelayanan ruang Dahlia 0.05 3 0.15
meliputi ruang perawat, ruang pertemuan, pantry, ruang dokter
muda, ruang alat, spoel hok, gudang, ruang obat, dan nurse station.
e. Tersedianya sarana pasien yang memadai dengan jumlah bed 0.05 4 0.2
pasien seperti almari pasien, kursi jaga pasien
f. Alat tenun yang memadai sesuai standar seperti laken, selimut. 0.05 4 0.2
g. Tersedianya 2 set computer untuk pelayanan administrasi 0.05 3 0.15
h. Tersedianya ruangan penyimpanan alat-alat medis 0.05 4 0.2
i. Tersedianya alat-alat medis yang memadai seperti lemari B3, spil
kit, EKG, nebulizer, troli injeksi, troli rawat luka, infus pump,
syring pump, suction
j. Adanya sarana transportasi pasien seperti 4 tabung oksigen
portable, roarboard.
k. Tersedianya form dokumentasi askep. 0.05 4 0.2
l. Adanya buku- buku pedoman keperawatan yang dikeluarkan oleh 0.05 4 0.2
komisi mutu RS. Meliputi SPO Tindakan Keperawatan, SPO
Kinerja, SPO Panduan Asuhan Keperawatan.
m. Tersedia sarana prasarana universal precaution untuk perawat 0.05 4 0.2
seperti lemari APD.
n. Adanya pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasana 0.05 4 0.2
penunjang kesehatan dilakukan oleh IPS RS I bulan sekali
o. Tersedianya 1 set troli emergensi. 0.05 4 0.2
p. Tersedianya handrub disetiap kamar pasien 0.05 3 0.15
q. Tersedianya jalur evakuasi 0.1 4 0.4
r. Tersedianya APAR
Kelemahan (Weakness)
a. Jarak ruangan yang jauh dengan ruang pemeriksaan penunjang, 0.1 3 0.3
ruang intensive, ruang bedah sentral.
b. Perubahan fungsi wc ruang perawat 1 untuk pembuangan air AC, 0.05 2 0.1
kemudian wc 2 untuk pencucian alat.
Total 1 3.55
Faktor Eksternal (EFAS)
Peluang (Opportunity)
a. Adanya kerjasama dengan pihak luar RS untuk pengadaan bahan 0.2 3 0.6
untuk perawatan pasien
b. Adanya surat permohonan pengajuan alat untuk kelengkapan 0.2 3 0.6
sarana dan prasarana yang belum terpenuhi
c. Adanya instalasi dalam menyediakan prasarana yang dibutuhkan 0.4 4 1.6
Ancaman (Threatened)
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
a. Persaingan dengan RS swasta yang menggunakan alat digital dan 0.2 4 0.8
modern pemberian layanan
Total 1 3.6
3 M3 (Metode)
Perencanaan, Pengorganisasian, Pengendalian
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. RS memiliki visi dan misi dan motto sebagai acuan melaksanakan 0.2 4 0.8
kegiatan pelayanan
b. Telah diterapkan MPKP sesuai standar ketergantungan pasien, 0.1 4 0.4
dengan metode TIM. Terdapat 2 Kepala Tim, dimana pada shift
pagi terdapat 7 perawat pelaksana diluar kepala ruang dan CCM.
c. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim 0.1 3 0.3
kesehatan yang lain
f. Telah memiliki Standar prosedur Operasional (SPO) Kinerja oleh 0.3 4 1.2
Bidang Keperawatan RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda yang
diterbitkan pada tanggal 4 Nopember 2019 dengan Surat keputusan
Direktur No. 800/KP/3070/IX/2019. Adanya time table
pelaksanaan supervisi kinerja keperawatan pada standar prosedur
operasional kinerja. Dengan adanya time table tersebut maka
evaluasi pelaksaaan kinerja keperawatan terhadap perawat sesuai
perannya terlaksana sistematis. perkamar.
g. Telah memiliki Standar prosedur Operasional (SPO) Kinerja oleh
Bidang Keperawatan RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda yang 0.1 3 0.3
diterbitkan pada tanggal 4 Nopember 2019 dengan Surat keputusan
Direktur No. 800/KP/3070/IX/2019. Adanya time table
pelaksanaan supervisi kinerja keperawatan pada standar prosedur
operasional kinerja..
h. Telah memiliki Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) Area
Medikal Bedah oleh Komite Keperawatan RSUD A. Wahab
Sjahranie Samarinda yang diterbitkan pada tanggal 10 September
2019 dengan Surat keputusan Direktur No. 800/KP/3577/IX/2019
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
i. Terlaksananya komunikasi yang adekuat sesuai standar, contoh
penggunaan komunikasi SBAR pada saat pelaporan dengan tenaga
kesehatan lainnya.
j. Tersedianya system billing dalam administrasi pembayaran.
Peluang (Opportunity)
a. Adanya mahasiswa perawat dari DIII, S1 dan Profesi Keperawatan 0.2 3 0.6
yang sedang praktik dan melakukan kerjasama yang baik antara
mahasiswa dengan perawat ruangan
b. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat 0.2 4 0.8
f. Adanya SPO dalam pemberian obat pada pasien 0.1 3 0.3
g. Adanya loker per pasien khusus obat 0.1 4 0.4
h. Adanya label nama pada loker obat pasien. 0.1 3 0.3
Kelemahan (Weakness):
Belum adanya petugas farmasi di ruangan 0.1 4 0.4
Total 1 3.5
Peluang (Opportunity)
a. Ketersediaan sarana dan prasarana obat meminimalkan kesalahan 0.2 3 0.6
dalam pemberian obat
b. Kerjasama antara mahasiswa dan perawat 0.2 2 0.4
Ancaman (Threatened)
a. Tuntutan pasien untuk pelayanan yang profesional. 0.2 3 0.6
b. Persaingan pengelolaan obat antar rumah sakit lain 0.2 3 0.6
c. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0.2 2 0.4
Total 1 2.6
Supervisi
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. Adanya time table evaluasi kinerja. Pre dan Post konference telah 0.25 4 1
dilaksanakan, dilanjutkan dengan handover dibuktikan dengan
tandatangan pergantian shift distatus pasien. Kemudian
dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi pasien perkamar.
b. Supervise telah rutin dilaksanakan langsung, contoh karu 0.25 4 1
melakukan supervisi ke katim dan perawat pelaksana
c. Adanya SPO kinerja untuk supervsi 0.25 4 1
Kelemahan (Weakness):
Belum adanya form penilaian dan laporan hasil evaluasi kinerja 0.25 3 0.75
perawat yang telah dilakukan.
Total 1 3.75
Peluang (Opportunity)
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
a. Adanya mahasiswa Profesi Keperawatan yang sedang praktik 0.2 2 0.4
stase manajemen
b. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang tidak 0.2 3 0.6
melaksanakan tugasnya dengan baik.
c. Hasil supervisi dapat dilakukan sebagai pedoman 0.2 3 0.6
Ancaman (Threatened)
d. Tuntutan pasien untuk pelayanan yang profesional. 0.2 3 0.6
e. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0.2 2 0.4
Total 1 2.6
Ronde Keperawatan
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya kegiatan 0.2 4 0.8
ronde keperawatan.
b. Adanya perawat yang memiliki keterampilan khusus. 0.2 3 0.6
Adanya tuntutan pelayanan yang professional dari petugas kesehatan 0.3 4 1.2
lainnya.
Total 1 3.7
Dokumentasi Keperawatan
Faktor Internal (IFAS)
Kekuatan (Strength)
a. Adanya format dokumentasi keperawatan yang jelas dan 0.2 4 0.8
akuntable.
b. Adanya pedoman dokumentasi keperawatan.
c. Adanya kesadaran perawat dalam legal aspek pendokumentasian 0.2 3 0.6
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
pelayanan yang telah diberikan
d. Adanya supervise pendokumentasian yang dilakukan karu 0.2 3 0.6
terhadap katim dan perawat pelaksana.
Kelemahan (Weakness)
Total 1 3
Faktor Eksternal (EFAS) Peluang (Opportunity)
a. Jenjang karir dan pendidikan perawat yang cukup mumpuni 0.2 3 0.6
dalam melakukan penkes
b. Adanya mahasiswa yang melakukan praktik manajemen 0.2 2 0.4
keperawatan.
c. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat. 0.2 2 0.4
Bobot
No Analisis SWOT Bobot Rating x
Rating
Ancaman (Threatened)
a. Adanya tuntutan masyarakat untuk pelayanan yang profesional. 0.2 4 0.8
b. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
c. Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat 0.2 3 0.6
Total 1 2.8
M4 (Marketing)
4
Faktor Internal (IFAS) Kekuatan (Sterngth)
a. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit 0.2 3 0.6
b. Rata-rata BOR =64.6%, LOS = 6.1 % sesuai standar. 0.3 4 1.2
c. Adanya variasi karakteristik dari pasien (BPJS dan Umum) 0.2 2 0.4
Kelemahan (Weakness)
Nilai BTO = 38 % (menurun), TOI = 3.36%, (memanjang), 0.3 4 1.2
dikarenakan kasus penyakit pasien khusus seperti pasien dengan
cedera spinal, adanya peralihan pasien setelah dari ruang bedah ke
ruang intensif
Total 1 3.4
Faktor Eksternal (EFAS) Peluang (Opportunity)
Sudah tepatnya metode pelayanan keperawatan yang diterapkan. 0.4 3 1.2
Ancaman (Threatened)
a. Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus di penuhi 0.3 3 0.9
b. Persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan 0.3 3 0.9
keperawatan
Total 1 3
Tabel 3.2
Analisis SWOT
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Uraian Nilai
M1 (Ketenagaan)
Kekuatan (Strength) 2,5
Kelemahan (Weakness
)
Peluang (Opportunity) 3
Ancaman (Threatened)
M2 (Sarana dan Prasarana)
Kekuatan (Strength) 3.55
Kelemahan (Weakness
)
Peluang (Opportunity) 3.6
Ancaman (Threatened)
M3 (Metode)
Kekuatan (Strength) 3.29
Kelemahan (Weakness
)
Peluang (Opportunity) 3.06
Ancaman (Threatened)
M4 (Marketing)
Kekuatan (Strength) 3.4
Kelemahan (Weakness
)
Peluang (Opportunity) 3
Ancaman (Threatened)
Bobot masing–masing faktor mulai 1,0 (Paling penting) sampai dengan 0,0 (Tidak
penting).
0,0: Tidak Penting
0,1 - 0.3 : Kurang penting
0,4 – 0,6 : Penting
0,7- 1,0 : Paling penting
Gambar 3.1
Diagram Layang Analisis SWOT
Di Ruang Dahlia RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Keterangan:
M1 (Man)
M2 (Material)
M3 (Methode)
M4 (Marketing)
Interpretasi Diagram Layang :
Berdasarkan posisi ini pada kuadaran I menandakanM1, M2, M3 dan M4 (Man,
Marketing, Sarana Prasarana dan Metode) di Ruang Dahlia merupakan organisasi yang kuat
kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif , artinya organisasi
dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat mungkin untuk terus melakukan peningkatan
dalam kemajuan secara maksimal.