Anda di halaman 1dari 3

1.

CIRI-CIRI VIRUS

Virus mempunyai ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.

1. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil dari pada bakteri, yaitu berkisar antara 20-300 mu
(milimikron, I mikron = 1.000 mili-mikron), Untuk mengamatinya diperlukan mikroskop elektron.

2. Struktur virus sangat sederhana, terdiri atas asam nukleat (DNA atau RNA) dan protein (Kapsid)
sehingga virus dalam tingkat organisasi kehidupan termasuk makhluk hidup tingkat molekuler. DNA
daput berfungsi sebagai gen, kumpulan dari gen disebut genom. Genom pada virus terkecil berjumlah 4
gen, sedangkan yang terbesar memiliki beratus-ratus gen.

3. Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel atau jaringan hidup sehingga disebut parasit obligat
intraseluler.

4. Pada umumnya virus tidak mempunyai membran plasma, sitoplasma, dan ribosom sehingga tidak
dapat disebut sebagai sel.

5. Bentuknya bervariasi ada yang oval, bulat, batang, kumparan, dan bentuk T.

6. Virus dapat dikristalkan, tetapi apabila berada pada sel dan jaringan hidup dapat mengadakan
replikasi.

Sumber : BIOL4223/MODUL 4

2. Ada dua cara replikasi virus, yaitu daur/siklus litik dan daur lisogenik. Perbedaan nya.

1. Siklus Litik

Siklus ini diberi nama litik, karena pada fase akhir siklus replikasi, sel yang menjadi inang dalam replikasi
virus akan mengalami lisis (mati). Daur litik mempunyai 5 tahapan, yaitu adsorbsi (Penempelan),
penetrasi/injeksi (Penyuntikan), replikasi/eklifase (Penggandaan), assembling (Perakitan), dan lisis
(Pemecahan sel inang). Untuk mempelajari daur litik diperlukan virus yang berupa bakteriofaga/fage/T,
dan sel inang berupa bakteri Escherichia coli. Tahap-tahap dalam siklus litik secara terperinci sebagai
berikut.

a. Eklase Replikasi (Penggandaan)

Pada fase ini ditandai dengan:

1) DNA virus menempel pada DNA sel inang.


2) DNA virus yang menempel pada DNA sel inang mengambil alih kendali metabolisme pada sel inang.

3) Terjadi penghancuran atau pemotongan DNA bakteri di bawah kendala DNA virus.

4) Terjadi sintesis atau pengadaan DNA virus dengan menggunakan potongan DNA bakteri

5) Selanjutnya DNA virus menyusun protein kapsid.

b. Assembling (Perakitan)

Pada fase ini, ditandai dengan peristiwa perakitan kapsid pada kepala, ekor, serabut, dan ekor menjadi
bagian yang utuh, sedangkan DNA vins masuk di dalamnya. Setelah DNA masuk, terbentuklah virus baru
yang disebut virion. Virion yang terbentuk dalam satu kali siklus litik sebanyak 100-200 buah.

c. Litik (Pemecahan sel inang)

Pada fase ini ditandai dengan peristiwa berikut.

1) Pecahnya dinding bakteri karena pengaruh enzim lisozim yang dibentuk oleh virus baru (virion).

2) Virion (virus baru) meninggalkan sel inang lama untuk mencari sel insing yang buru

3) Set inang lama ditinggalkan dalam kondisi rusak dan mati,

2. Siklus Lisogenik

Siklus ini diberi nama lisogenik karena sel inang pada tahap akhir siklus Ddak mengalami kerusakan atau
kematian. Sel inang dapat bertahan dan tidak sak pada akhir siklus karena disebabkan sel inang
mempunyai ketahanan diri terhadap serangan virus. Ketahanan diri sel inang (bakteri) terhadap serangan
virus disebut virulensi

Siklus lisogenik virus mempunyai tahap-tahap (fase) sebanyak 4 tahap. absorpsi (Penempelan),
penetrasi/Injeksi (Penyuntikan), yaitu penggabungan dan cleaveage (Pembelahan), Untuk dapat
memahaminya perhatikan uraian untuk setiap fase berikut ini.

a. Penggabungan

Pada fase ini DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri sehingga DNA bakteri mengandung materi
genetik virus. DNA virus yang telah menyisip pada DNA bakteri tidak dapat aktif untuk mengambil alih
kendali metabolisme dari DNA bakteri, dikarenakan bakteri mempunyai virulensi. DNA virus yang
menempel pada DNA bakteri dan tidak aktif disebut Profage.

b. Cleaveage (Pembelahan)

Pada fase ini, profage akan berada di dalam tubuh bakteri selama bakteri masih mempunyai virulensi
Ketika sel bakteri mengalami pembelahan, DNA virus juga ikut terkopi sehingga terbentuklah dua sel
bakteri yang masing- masing mengandung profage. Pembelahan sel bakteri dapat berulang-ulang dalam
beberapa generasi dan profagenya juga akan terbagi dalam beberapa generasi.
Siklus Lisogenik secara teoritis terhenti ketika sudah sampai pada fase cleaveage (pembelahan). Jika sel
bakteri hasil pembelahan mengalami penurunan atau bahkan kehilangan virulensinya siklus lisogenik
akan dilanjutkan dengan siklus litik. Kelanjutan siklus litik dari siklus lisogenik ini dapat langsung masuk
ke fase replikasi/eklifase, kemudian dilanjutkan dengan fase assembling (perakitan) dan lisis
(penghancuran sel inang). Peristiwa yang terjadi pada ketiga fase tersebut, merupakan lanjutan dari
siklus lisogeni yang sama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada siklus litik.

Perbedaan siklus litik dan siklus lisogenik

NO VARIABEL PEMBEDA SIKLUS LITIK SIKLUS LISOGENIK


1 Kondisi Awal Bakteri NonVirulen Virulen
(Sel Inang)
2 Jumlah 5 Tahap: Absorpsi, Penetrasi, Replikasi,
Tahapan Perakitan, dan Lisis 4 Tahap: Absorpsi,
Penetrasi,
Penggabungan, dan
Pembelahan.
3 Kelanjutan Siklus Terhenti, karena sel inangnya rusak dan Dapat dilanjutkan dengan siklus
mengalami lisis litik jika virulensi bakteri hilang.
4 Kondisi Akhir Mengalami lisis (mati) Tidak mengalami lisis (tidak
Bakteri mati)
(Sel Inang)

Sumber : BIOL4223/MODUL 4

Anda mungkin juga menyukai