Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran problem based learning peserta didik dapat: 1. Mendeskripsikan ciri-ciri umum virus dengan cermat. 2. Menganalisis sruktur tubuh virus dengan tepat. 3. Membedakan bentuk-bentuk virus dengan tepat. 4. Menganalisis siklus reproduksi virus dengan baik. Pengertian Virus ● Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. ● Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. ● Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. ● Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel. Mari Memecahkan Masalah https://www.liveworksheets.com/tk3387920ni CIRI-CIRI VIRUS
Ukuran Tubuh Organel
Sekitar 0,02-0,3 µm terdiri atas selubung Virus tidak (1 µm = 1/1.000 mm), proton (kapsid), dan memiliki membran dan paling besar bahan inti dan organel- berukuran 200 µm organel sel
Reproduksi Bentuk Aktivitas
Hanya dapat Berbentuk Dapat dihilangkan bereproduksi jika batang, bola, oleh sinar ultra berada dalam sel bulat, peluru, atau ungu dan sinar X inang huruf T Struktur Tubuh Virus Kepala
Bagian dalam kepala virus berisi asam
nukleat, sedangkan bagian luarnya diselubungi oleh kapsid. Kepala virus bakteriofag berbentuk polihedral dengan jenis asam nukleat DNA Leher
Leher merupakan bagian yang
menghubungkan kepala dan ekor. Leher juga menjadi saluran keluarnya asam nukleat menuju ekor. Ekor Ekor merupakan bagian yang berfungsi untuk menempel pada sel inang. Ekor terdiri atas serabut ekor dan lempeng dasar. Serabut ekor berfungsi melekatkan diri pada sel inang. Sementara itu, lempeng dasar yang berisi jarum penusuk berfungsi untuk menginjeksikan DNA ke dalam sel inang. Siklus Reproduksi Virus Siklus Litik Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi. Fase-fasenya meliputi : 1). Fase Absorbsi (Pelekatan) Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang yang mengenali virus) 2). Fase Penetrasi Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetic virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Siklus Litik 3). Fase Replikasi dan Sintesis Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid. 4). Fase Perakitan Tahap perakitan (pemasangan) adalah tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh. 5). Fase Pelepasan (Lisis) Tahap pelepasan (lisis) adalah tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut. Dengan begitu, sel inang menjadi mati. Siklus Lisogenik Dalam siklus lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel induk. Fase-fasenya meliputi : 1). Fase Absorbsi dan InfeksiN Virus (fag/fage) menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri. 2). Fase Penetrasi DNA virus masuk ke dalam sel bakteri. 3). Fase Penggabungan DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag. 4). Fase Replikasi DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus membelah. Dalam kasus yang jarang terjadi, DNA virus akan terpisah dari profag dan akan memasuki siklus litik. Tabel Perbedaan Siklus Litik dan Lisogenik No. Perbedaan Siklus Litik Siklus Lisogenik Kondisi awal bakteri (sel 1. Non virulen Virulen inang) 5 tahap (absorpsi, 4 tahap (absorpsi, penetrasi, 2. Jumlah tahapan penetrasi, replikasi, penggabungan, replikasi) perakitan, dan lisis) Terhenti, karena sel Dapat dilanjutkan ke siklus 3. Kelanjutan siklus inangnya rusak dan litik jika virulensi bakteri mengalami lisis hilang Kondisi akhir bakteri (sel Tidak mengalami lisis (tidak 4. Mengalami lisis (mati) inang) mati) FINISH!!! Sampai berjumpa di pertemuan selanjutnyaaa….