Anda di halaman 1dari 8

p

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRYO

Oleh :

Nama :Ni Nengah Desi Kurniasari

NIM :1613041022

Kelas : IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2018
1.1 Tujuan Praktikum:
1. Mengetahui proses terjadinya fertilisasi pada Echinidea
2. Mengetahui proses terbentuknya fertilization envelope pada Echinidea
3. Mengetahui tipe perkembangan embryo pada Echinidea
4. Mengetahui fase perkembangan embryo pada Echinidea

1.2 Dasar Teori


Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) inti
sel telur dan inti sperma. Fertilisasi dapat terjadi secara interna yaitu yang terjadi
di dalam oviduct (dalam tubuh induk) atau secara externa yaitu yang terjadi di air
(di luar tubuh induk). Selama perjalanannya di dalam saluran reproduksi maka
sel kelamin akan mengalami pemasakan. Fertilisasi merupakan proses yang
bertahap, yang terdiri atas tahap persiapan yaitu proses pemasakan sel kelamin,
tahap penempelan yaitu saat menyentuh selaput telur, dan tahap penetrasi yaitu
proses penyusupan sperma ke dalam sel telur. Penetrasi terjadi setelah membran
telur larut karena pengaruh enzim hialuronidase yang dikeluarkan oleh akrosom.
Tahap peleburan atau penggabungan inti sperma dan inti telur sehingga terbentuk
zigot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan). Tahap awal
perkembangan yang merupakan rangsangan (triger) agar terjadi perkembangan.
Pada proses fertilisasi yang masuk ke dalam ovum hanyalah bagian kepala dan
bagian leher dari sperma sedangkan bagian ekor putus pada waktu sperma hendak
menerobos selaput ovum. Setelah kepala sperma masuk maka ia mengadakan
rotasi 180o. Persatuan antara pronukleus ovum dan pronukleus sperma dinamakan
proses karyogami, yang akan menghasilkan zygot. (Artawan, 2012)
Faktor yang menyebabkan ovum dan sperma saling mendekati ialah faktor
kemis (chemical factor). Ovum mengeluarkan hormon ginogamon yang terdiri
atas substansi fertilizing dan substansi yang mengaktifkan spermatozoid.
Spermatozoid sendiri mengeluarkan hormone androgamon yang terdiri atas
enzim hialuronidase yang mencerna membran sel telur dan antifertilizin yang
kerjanya berlawanan dengan fertilizing. Androgamon dihasilkan oleh sel-sel

1
Leydig yang terdapat di daerah untertitial testes. Setelah sperma menembus
membran vitellinus maka sel telur melepasakan membrannya dari ooplasma
sehingga terbentuk celah antara ooplasma dengan membran vitellinus. Dan
sekarang membran tersebut dinamakan membran fertilisasi. (Artawan, 2012)
Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa diawal
pertumbuhan yang tidak bisa bertahan atau hidup sendiri. Dalam
perkembangbiakan bulu babi yaitu dengan cara seksual, sel telur yang dihasilkan
oleh bulu babi betina nantinya akan dibuahi oleh sel sperma yang dihasilkan oleh
bulu babi jantan sehingga terjadi proses fertilisasi yang menghasilkan zigot. Zigot
ini kemudian akan terus berkembang hingga menjadi embrio yang nantinya akan
berkembang menjadi larva bulu babi sebelum menjadi bulu babi dewasa.(Rias
Ardila, 2017)
1.3 Alat dan Bahan
1. 0,55 M Potassium Chloride Solution
2. Filtrated sea water (FSW)
3. Fertile Echinidea
4. 1 –5 cc syringe
5. Pipet tetes
6. Small tube (1,5 ml)
7. Beaker glass
8. Petri dish
9. Tissu
10. Object glass
11. Microscope

1.4 Prosedur Kerja


A. Spawning
1. Menyuntikkan 0,55 M KCl sebanyak 0,1 –0,2 ml ke dalam mulut dan anus dari
Echinidea.
2. Menggoyangkan secara perlahan sampel Echinidea yang telah diijeksi dengan
KCl.

2
3. Setelah 1 –3 menit amati sperma atau telur yang mulai keluar dari permukaan
Echinidea.
4. Apabila yang keluar adalah sperma, letakkan Echinoidea pada petri dish
dengan posisi mulutberada di atas. Kumpulkan sperma tanpa FSW ke dalam
tube 1,5 ml. Simpan dalam suhu 4oC.
5. Apabila yang keluar adalah telur, letakkan Echinoidea pada beaker glass yang
berisi FSW penuh dengan posisi bagian mulut berada di atas. Kumpulkan telur
yang mengendap di dasar beaker glass kemudian bilas dengan FSW sebelum
dilakukan uji fertilisasi.
B. Fertilisasi
1. Preparasi sperma dengan cara membuat seri pengenceran sperma 25%, 50%,
dan 75% menggunakan FSW.
2. Telur yang telah dikumpulkan diletakkan di dalam petridish yang berisi sedikit
FSW (sebagai stok).
3. Mengambil sedikit telur dengan pipet dan meneteskan pada object glass
(dibuat 3 seri sesuai dengan jumlah seri sperma yang akan digunakan).
4. Meletakkan object glass pada mikroskop dan mengamati telur. Apabila sudah
siap selanjutnya meneteskan sperma padaobject glass yang telah berisi sampel
telur dan diamati proses yang terjadi.
C. Perkembangan Embryo
1. Menambahkan stok telur dengan sperma untuk mengamati proses
perkembangan embryo Echinoidea
2. Simpan pada suhu ruangan.
3. Lakukan pengamatan setiap 1 jam untuk melihat fase perkembangan yang
terbentuk.

3
1.5 Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Nama
No. Foto Sketsa/Gambar Salinan Keterangan
Pengamatan
1. 1. Fase 1 sel
(zigot)
2 2. Membran
Pengamatan fertilisasi
fase 1. Pada
waktu 60 1

menit
Gambar 1. Sel telur yang
sudah membentuk membran
fertilisasi
2. 1. Sel telur setelah
terjadi
fertilisasi
dengan
Pembelahan
terbentuknya
pada zigot 1 zona hambat
sperma
Gambar 2. Sel telur yang
sudah membentuk zona
hambat sperma
3. 1. Pembelahan
sel telur
menjadi 2 sel
Pembelahan
1 2. Budding
pada zigot

4
Gambar 3. Pembelahan
menjadi 2 sel

b. Pembahasaan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada praktikum
fertilisasi dan perkembangan embryo yaitu tipe sel telur bulu babi, proses
fertilisasi pada bulu babi, dan fase perkembangan embryo pada bulu babi. Dalam
pengamatan ini sebelum melihat sel telur pada bulu babi kita harus harus
melakukan spawning terlebih dahulu dengan menginjeksi bulu babi dengan KCL
untuk merangsang dan mengoyangkannya agar sel telur atau sel sperma keluar.
Apabila yang keluar cairan berwarna putih itu berarti sperma dari bulu babi,
sedangkan jika berwarna kuning itu berarti sel telur. Namun untuk mengetahui
lebih jelas mengenai sel sperma dn sel telur kita dapat mengamatinya terlebih
dahulu di mikroskop,setelah itu kita dapat mengetahui lebih jelas bentuk dan tipe
telur pada Echinoidea
Proses fertilisasi pada landak laut terjadi di luar tubuh dimana ketika sel
telur di injeksikan dengan sel sperma, maka sel sperma tersebut akan mengelilingi
sel telur sehingga terbentuk membran fertilisasi. Dari proses fertilisasi tersebut
maka terbentuknya fase pembelahan awal dimana sudah terbentuk zigot. Pada
fase pembelahan 2 sel yang terjadi setelah 60 menit pertama dapat kita amati
bahwa 1 sel telur tersebut membelah menjadi dua sel, Setelah 2 jam kembali di
amati terdapat sel telur yang masih sama yaitu masih berada pada fase
pembelahan 2 sel dan begitu pula pada 3 jam berikutnya pun masih tetap sama
tidak terjadinya perubahan, dan pada waktu kurang lebih 19 jam zigot mengalami
denaturasi. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelahan
zigot adalah faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi air sebagai
pelarut dan media untuk terjadinya reaksi metabolisme tubuh, makanan di
gunakan sebagai zat pembangun tubuh dan sumber energi, dan cahaya, sedangkan
faktor internal berupa hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan

5
hewan berupa hormom somatotrof, gen merupakan faktor keturunan yang
mengendalikan pola pada pertumbuhan dan perkembangannya.

1.6 Simpulan
Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) inti
sel telur dan inti sperma. Fertilisasi dapat terjadi secara interna yaitu yang terjadi
di dalam oviduct (dalam tubuh induk) atau secara externa yaitu yang terjadi di air
(di luar tubuh induk).
Embrio merupakan sel atau organisme yang hidup pada masa diawal
pertumbuhan yang tidak bisa bertahan atau hidup sendiri. Di dalam pengamatan
fertilisasi dan perkembangan embryo hanya terjadi sampai fase pembelahan 2 sel
saja. Dalam pembelahan zigot dipngaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dan
internal.
1.7 Daftar Pustaka
Artawan, I Ketut. 2012.Embryologi. Singaraja :UNDIKSHA
Ardila, Rias.2017.Perkembangan Embrio Pada Kelompok
Echinodermata.https://www.scrib.com/document/366546127/Perkemban
gan-Pada Kelompok-Hewan-Echinodermata.html (diakases 21 April
2018)

1.8 Jawaban Pertanyaan


1. Keberhasilan fertilisasi external sangat ditentukan oleh kondisi external itu
sendiri, bagaimana cara Echinoderm meminimalkan pengaruh lingkungan
external dalam meningkatkan hatching rate?
Jawaban : Dengan cara menghasilkan sperma yang ekornya panjang dan kuat,
sperma yang banyak dan sel telur yang jumlahnya banyak.
2. Sebutkan faktor-faktor yang berperan dalam pembelahan zigot!
Jawaban: Faktor yang berperan dalam pembelahan zigot ada dua factor yaitu:
faktor internal dan eksternal .
a. faktor internal meliputi gen dan hormon.

6
Hormon merupakan senyawa organic yang mengatur pertumbuhan
dan perkembangan hewan adalah hormonsomatotrof (hormon pertmbuhan).
Bila hewan kekurangan hormone pertumbuhan, maka pertumbuhan akan
terlambat sehingga badannya kecil. Bila kelebihan hormone maka
pertumbuhan mengalami pertumbuhan besar.
Gen merupakan factor keturunanyang diwariskan dari orang tua (induk)
kepada keturunannya. Gen akan mengendalikan pola pertumbuhan dan
perkembangan hewan.
b. faktor eksternal meliputi suhu dan cahaya
Suhu, berdasarkan suhu tubuhnya terbagi menjadi 2 yaitu berdarah
dingin (poilioterm) dan berdarah panas (homoioterm).
Cahaya, heawan membutuhkan cahaya untuk roses penulangan
(osifikasi)ketersedian air dan makanan, air berfungsi sebagai pelarut dan
menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan makanan berfungsi sebagai sumber
energi dan peganti sel – sel yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai