Anda di halaman 1dari 4

Nama: Khalil Gibral

NIM: 2107101010100
Kelompok:

Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam


A. Tujuan
1. Pengamataan lapisan embrional serta fungsi-fungsinya.
2. Pengamatan tahapan pembentukan organ makhluk hidup.

B. Manfaat
1. Mahasiswa diharapkan dapat mengamati dan mempelajari lapisan embrional serta
fungsi-fungsinya.
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengamati, mempelajari serta menganalogikan
tahapan pembentukan organ makhluk hidup.

C. Alat & Bahan

 Alat:
a. Pinset
b. Cawan petri
c. Pensil

 Bahan:
a. Telur ayam umur 1 hari
b. Telur ayam umur 3 hari
c. Telur ayam umur 5 hari
d. Telur ayam umur 7 hari

D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ambil telur ayam yang telah di inkubasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari
2. Lingkari kerabang telur pada wilayah yang tumpul dengan menggunakan pensil
sebagai tanda batas tempat kantung udara telur berada.
3. Pecahkan kerabang telur yang telah dilingkari dengan hati-hati sampai seluruh
kantung udara terbuka. Proses ini dilakukan di atas cawan petri dan menggunakan
pinset.
4. Tusuk selaput kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset
kemudian keluarkan secara perlahan embrio ayam yang berada di dalam kerabang
telur kedalam petri.
5. Amati perbedaan telur yang diinkubasi selama 1, 3, 5, dan 7 hari tersebut.

E. Hasil

Gambar Penjelasan
Sel telur (oosit) yang matang
adalah sel terbesar dalam tubuh
berukuran 0.1 mm. Sebelum oosit
matang dan terjadi ovulasi, sel telur
harus berkurang terlebih dahulu atau
disebut proses folikulogenesis dan
oogenesis sebelum akhirnya bersifat
haploid. Proses tersebut dipengaruhi
mekanisme hormonal pada ovarium.
Sel ovum yang telah mengalami
ovulasi akan keluar dari ovarium
menuju ampula tuba falopi. Inti sel
telur berisi DNA. Oosit dikelingi oleh
cumulus oophorus yang terdiri dari sel
granulosa yang akan menunjang proses
fertilsasi. Lapisan terdalam cumulus
oophorus disebut korona radiate dan
zona pelusida. Zona pelusida terdiri
dari 3 glikoprotein, yaitu ZP1, ZP2,
ZP3 yang harus ditembus oleh
spermatozoa sebelum terjadi fertilisasi.
(Wirenvionna et al, 2021).
Struktur telur terdiri atas kulit
telur (cangkang telur), lapisan kulit
telur (kutikula), membrane kulit telur,
putih telur (albumen), kuning telur
(yolk), blastoderm (germinal disc)
dan rongga udara (kantung udara),
yang dapat dilihat pada gambar di
atas. Proporsi komponen utama telur
dari keseluruhan meliputi cangkang
telur 8-11 persen, putih telur (58%)
dan kuning telur (31%). (Purwadi et
al, 2017)

Beberapa sel-sel epiblas


yang lewat melalui primitive streak
berpindah secara lateral ke dalam
blastosel, dan menghasilkan mesoderm,
bermigrasi melalui strak tersebut ke
arah bawah, dan bercampur dengan sel-
sel hipoblas. Sel- sel epiblas yang
masih tetap di permukaan akan menjadi
ectoderm. Setelah memisah
dariendoderm sel-sel hipobals
membentuk sebagian dari kantung yang
melindungi kuning telur dan batang
yang menghubungkan massa kuning
telur dengan embrio. Setelah ketiga
lapisan germinal tersebut terbentuk,
perbatasan cakram embrionik melipat
kearah bawah dan menyatu, sehingga
membagi embrio menjadi pipa berlapis
tiga yang disatukan kebagian tengah di
kuning telur. Lapisan jaringan yang
berada diluar properembrio
berkembang menjadi empat membrane
ekstra membrionik yang mendukung
perkembangan embrio selanjutnya
didalam sel telur. Keempat “membran”
ini, masing masing merupakan satu
lembaran sel , yaitu kantung kuning
telur ( yolk sack), amnion,orion dan
alantois. ( Reece-Mitchell,2004).

F. Kesimpulan
Perkembangan embrio pada telur ayam dan manusia hampir mirip, Bedanya adalah pada
ayam sumber energi nya adalah dari yolk atau kuning telur, sedangkan manusia
mendapatkan nutrisi nya dari makanan yang dikonsumsi ibu yang dialirkan nutrisi nya
melalui plasenta

G. Daftar Pustaka
Purwadi., Radiati, LE., Evanuarini, H., & Andriani, RD. Penanganan
Hasil Ternak. UB Press
Wirenvionna, R et al. 2021. Kesehatan Reproduksi dan Tumbuh
Kembang Janin sampai Lansia pada Perempuan. Airlangga University
Press
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P.
V., & Jackson, R. B.
(2014). Campbell biology (No. s 1309). Boston: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai