Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

EMBRIOLOGI KEDOKTERAN

NAMA : Muhammad Fatih Ulhaq


NIM : 2107101010103
KELAS : B-08

A. Pendahuluan
Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu
baru. Reproduksi merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh
semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk
menghasilkan suatu generasi selanjutnya. Tujuan dilakukannya reproduksi atau
perkembangbiakan adalah untuk menjaga kelestarian suatu spesies agar tidak terjadi
kepunahan.

Embriologi atau ilmu embrio  merupakan bidang ilmu yang mempelajari


bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan untuk
membentuk organisme multiseluler. Proses ini dinamakan embryogenesis

Embrio adalah eukariota diploid multisel yang dalam tahap paling awal
perkembangan terjadi di luar tubuh induknya, dan selama perkembangannya embrio
memperoleh makanan serta perlindungan dari isi telur yang berupa kuning telur,
albumin, dan kerabang telur. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung
kuning telur, amnion, dan allantois. Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya,
embrio anak ayam dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari
hari ke hari. Embrio ayam merupakan model yang dapat digunakan untuk
memberikan gambaran perkembangan biologi, penelitian embriologi, serta teratologi.

Perkembangan embrio ayam dimulai dari fertilisasi, blastulasi, gastrulasi,


neurolasi dan organogenesis. Fertilisasi merupakan penggabungan sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina membentuk zigot. Gastrula adalah proses kelanjutan stadium
blastula, tahap akhir proses gastrulasi ditandai dengan terbentuknya gastroselum dan
sumbu embrio sehingga embrio mulai tumbuh memanjang. Tubulasi merupakan
kelanjutan dari proses stadium gastrula. Embrio pada stadium ini disebut neurula
karena pada tahap ini terjadi neurulasi yaitu pembentukan bumbung neural.
Organogenesis merupakan tahap selanjutnya yaitu perkembangan dari bentuk
primitive embrio menjadi bentuk definitif yang memiliki bentuk dan rupa yang
spesifik dalam satu spesies pembelahan secara mitosis pada zigot. Telur ayam akan
menetas setelah 21 hari inkubasi dengan melalui serangkaian perkembangan embrio
secara kompleks.
Selama berkembang, embrio ayam memperoleh makanan dan perlindungan
dari telur, yaitu berupa kuning telur, albumin dan kerabang telur. Perkembangan
embrio ayam dapat dilihat menggunakan bantuan mikroskop ataupun kaca pembesar.
Secara umum, ada tiga tahap periode perkembangan setelah anak ayam menetas, yaitu
periode starter (baru menetas), periode grower (pertumbuhan) dan periode layer
(dewasa).

B. Tujuan
a. Pengamatan lapisan embryonal serta fungsi – fungsinya.
b. Pengamatan tahapan pembentukan organ mahluk hidup.

C. Alat dan Bahan


 Alat :
a. Pinset
b. Cawan petri
c. Pensil
 Bahan :
a. Telur ayam umur 1 hari
b. Telur ayam umur 3 hari
c. Telur ayam umur 5 hari
d. Telur ayam umur 7 hari

D. Prosedur Kerja
a. Ambil telur ayam yang telah di inkubasi selama 1, 3, 5 dan 7 hari.
b. Lingkari kerabang telur pada wilayah yang tumpul dengan menggunakan pensil
sebagai tanda batas tempat kantung udara telur berada.
c. Pecahkan kerabang telur yang telah dilingkari dengan hati hati sampai seluruh
kantung udara terbuka. Proses ini dilakukan di atas cawan petri dan menggunakan
pinset.
d. Tusuk selaput kulit telur yang telah ditandai dengan menggunakan pinset
kemudian keluarkan secara perlahan embrio ayam yang berada di dalam kerabang
telur ke dalam petri.
e. Amati perbedaan telur yang diinkubasi selama 1, 3, 5 dan 7 hari tersebut.

E. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan sel dan
jaringan embrio ayam pada tiap-tiap waktu inkubasi dapat tercatat secara spesifik dari
umur 1 sampai 7 hari inkubasi, namun baru dapat diamati secara histologis sejak umur
3 sampai 7 hari inkubasi dan telah memperlihatkan struktur perkembangan organ dari
embrio ayam pada umur 3, 4, 5, 6, dan 7 hari inkubasi, sedangkan umur 1 dan 2 hari
inkubasi hanya memperlihatkan jaringan penyokong.

Perbedaan ovum manusia dan ovum ayam :


1. Ovum manusia
Corona
radiata
Nukleus

Zona
pelusida

Nukleolus
Membran
plasma

Sitoplasma

2. Ovum ayam

Tahap perkembangan embrio ayam :


- Hari pertama, bentuk awal embrio pada hari pertama belum jelas terlihat. Nampak
adanya rongga segmentasi yang berada di bawah area pelucida, terdapat pada
cincin yang bewarna lebih gelap dari sekitarnya.
- Hari ketiga, embrio dikelilingi system peredaran darah, membrane viteline
menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala, otak dan badan dapat
dibedakan, serta struktur jantung mulai berdenyut.

- Hari kelima, terjadi peningkatan ukuran embrio, kepala bergerak mendekati ekor
sehingga tampak seperti huruf C dan terjadi perkembangan sayap.
- Hari ketujuh, nampak jelas pemisahan kepala dengan badan, terjadi pembentukan
paruh, leher dan otak yang ada di daerah kepala yang lebih kecil ukurannya
dibanding dengan embrio.

Telur merupakan sel telur (ovum) yang tumbuh dari sel induk (oognium) di dalam
indang telur (ovarium), oleh ternak unggas disediakan untuk bahan makanan bagi
pertumbuhan embrio. Fungsi ovum adalah memberikan setengah dari materi genetic
yang diperlukan untuk reproduksi. Ovum termasuk alecithal (tanpa kuning telur) dan
mengandung butiran kortikal dan trombosit kuning. Pada gambar diatas, terlihat
struktur ovum yang terdiri dari membrane vitelin, zona pelusida dan korona radiata :
- Membrane vitellin merupakan membrane plasma dari sel telur, berfungsi sebagai
lapisan pelindung ovum terutama untuk mengontrol sesuatu yang keluar dan
masuk.
- Zona pelusida yaitu lapisan pelindung ovum yang tebal dan terletak di bagian
tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
- Korona radiata merupakan sel-sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit dan
merupakan mantel terluar ovum paling tebal dan mengandung hialuronid.
F. Daftar Pustaka

Kurtini, T., K. Nova dan D. Septinova. (2021). Buku Ajar Produksi Ternak Unggas. Anugrah
Utama Raharja. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Fitriani, dkk. (2021). Histologis Perkembangan Embrio Ayam pada Masa Inkubasi Satu
sampai Tujuh Hari. Agripet, 65-70.
Husna, F. Z. (2020). Studi Osifikasi Anggota Tubuh Embrio Ayam Buras dengan Pewarnaan
Alizarin Red. Jurnal Ilmiah Biosaintropis (BIOSCIENCE-TROPIC), 30-37.
Irdalisa, dkk. (2019). Sistem Reproduksi Pada Manusia. Universitas Muhammadiyah Prof Dr
Hamka.
Nasrun. (2016). Pertumbuhan Embrio Ayam Buras Umur 18 Hari Hasil Induksi Asam Amino
L-Arginin Kedalam Telur Selama Masa Inkubasi (In Ovo Feeding). Universitas
Hasanuddin Makassar.
Yana, V. (2017). Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam. Universitas
Tanjungpura Pontianak.

Anda mungkin juga menyukai