Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CARA PERKEMBANGBIAKAN ORGANISME

Disusun oleh :
Angga s

(0 )

Dwi afnan

(0 )

Nawanda nadya

(23)

Yoga issa

(31)

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui banyak hal-hal yang terjadi dalam kehidupan ini
seperti perkembangbiakan makhluk hdup yang akan kita bahas pada karya tulis
ini. Sebenarnya perkembangbiakan dibagi menjadi dua, yaitu secara Vegetatif
dan generatif. Untuk lebih jelasnya akan saya sampaikan dalam karya tulis ini.

B.

Tujuan
Dalam melakukan apapun pasti kita mempunyai tujuan, tujuan dari dalam
maupun dari dalam. Begitu pula saya, dalam membuat karya tulis ini saya
bertujuan unuk :

1.
2.
3.

Untuk Pemahaman lebih dalam tentang materi ini


Agar berguna untuk saya dan teman yang lain
Mendapatkan nilai yang bagus

BAB II
PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP
A. Perkembangbiakan Generatif
1.

Perkembangbiakan Generatif pada Hewan


Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan secara kawin
(seksual)karena ditandai dengan adaya peleburan sel spermatozoid dan sel
kelamin betina (sel telur) yang umumnya disebut pembuahan (fertilisasi).
Sperma dihasilkan oleh alat perkembangbiakan jantan yang disebut buah pelir
atau testis. Testis pada vertebrata berjumlah sepasang. Sperma yang dihasilkan
berukuran kecil dan biasanya aktif karena mempunyai flagela. Flagela
digunakan untuk bergerak di lingkungan cair. Sperma yang dihasilkan ini
umumnya banyak, hal ini dimaksudkan agar dari ribuan sperma yang gagal
masih ada sperma yang akan membuahi sel telur (ovum). Dalam setiap mililiter
cairan

cairan

sperma

manusia

mengandung

120

juta

sperma.

Ovum dihasilkan oleh alat perkembangbiakan betina yang disebut ovarium atau
indung telur. Ovarium pada vertebrata berjumlah sepasang. Ovum yang
dihasilkan biasanya lebih besar dibandingkan sperma dan ini tidak bergerak.
Proses dari pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Beberapa hewan
mamalia seperti kelinci, kucing dan tikus dapat menghasilkan tiga sampai lima
ovum setiap kali melakukan ovulasi. Sedangkan sapi, gajah dan manusia
bi\asanya hanya menghasilkan satu ovum. Umumnya mamnusia mengeluarkan
ovum setiap 28 hari sekali.
1.
Pembentukan Sel Kelamin
Pembentukan sel kelamin (gametogenesis) terjadi melalui proses meiosis yang
didahului oleh proses mitosis. Pembentukan sel kelamin ini dibedakan menjadi
dua, yaitu pembentukan sel kelamin jantan (spermatogenesis) dan pembentukan
sel kelamin betina (oogenesis).
a.
Pembentukan Sel Kelamin Jantan (Spermatogenesis)

Proses spermatogenesis terjadi pada alat kelamin jantan yang pada hewan
disebut testis. Proses ini diawali dengan pembentukan spermatogonium yang
dianggap sebagai sel induk sperma. Spermatogonium yang bersifat diploid (2n
kromosom) ini mengalami pembelahan mitosis dan menghasilkan spermatiosit
primer yang bersifat diploid. Spermatosit primer mengalami meiosis I yang
menghasilkan dua sel spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n kromosom).
Tiap-tiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosois II yang menghasilkan 4
sel spermatid yang bersifat haploid dan sama besar. Dalam pertumbuhannya,
spermatid mengalami pematangan untuk membentuk sel sperma yang berflagela
dan dapat bergerak aktif.
b.
Pembentukan Sel Kelamin Betina (Oogenesis)
Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan
mitosis oogonium. Oogonium bersifat diploid (2n kromosom) dan dianggap
sebagai sel induk ovum. Hasil pembelahan mitosis oogonium adalah oosit
primer dan masih bersifat diploid. Oosit primer ini kemudian mengalami
pembelahan meiosis I, dan menghasilkan 2 sel yang tidak sama besar, yaitu satu
sel berukuran besar disebut oosit sekunder bersifat haploid (n kromosom) dan
satu sel berukuran kecil yang disebut badan kutub I (badan polar pertama). Pada
proses meiosis II, oosit sekunder membelah menjadi dua sel yang tidak sama
besar. Sel yang besar disebut ootid dan yang kecil disebut badan kutub II (badan
polar kedua). Badan kutub I juga akan mengalami meiosis II dan membentuk
dua sel kecil badan kutub II.
Dengan demikian, pada akhir meiosis II ini akan terbentuk 2 buah sel, yaitu
sebuah sel besar (ootid) dan tiga buah sel kecil (badan kutub). Dan pada
oertumbuhan selanjutnya, ootid akan mengalami perubahan lebih lanjut menjadi
sel telur yang masak, sedangkan tiga sel badan kutub akan diserap kembali.
2.
Pembuahan (Fertilisasi)
Pembuahan merupakan proses peleburan antara inti sperma dengan ovum.
Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan pada hewan ini dapat dibedankan
menjadi fertilisasi internal, adalah jika sel telur dan sel sperma bertemu dan

melebur di dalam tubuh hewan betina, daan fertilisasi eksternal, adalah jika jika
proses bertemu dan meleburnya sel telur dan sel sperma terjadi di luar tubuh.
a.
Pembuahan Eksternal
Katak dan ikan adalah contoh hewan yang mengalami pembuahan eksternal.
Hewan betina mengeluarkan ribuan ovum yang dihasilkannya ke dalam air, dan
hewan jantan mengeluarkan ribuan spermanya kedalam air pula. Hewan-hewan
tersebut mengeluarkan sel teliu dan sperma dalam jumlah yang banyak untuk
mencegah gagalnya pembuahan. Keberhasilan proses pembuahan di luar adalah
kecil karena banyak mengalami gangguan, misalnya sel telur atau sperma
dimakan oleh hewan air lainnya atau bahkan terbawa arus.
b. Pembuahan Internal
Hewan yang mengalami pembuahan internal ini adalah kelompok nreptilia,
burung dan mamalia. Hewan-hewan jantan memiliki alat untuk menyalurkan
sperma ke dalam tubuh hewan betina. Alat tersebut disebut dengan penis,
sedangkan pada reptilie misalnya kadal, disebut dengan hemipenis. Hewan
betina ini tidak mengeluarkan banyak telur, namun kemungkinan pembuahan
yang trerjadi di dalam tubuh hewan betina ini cukup besar. Misalnya, kucing
menghasilkan 3-5 telur, kambing 2-4 telur. Sedangkan sapi, kuda dan kerbau
hanya menghasilkan satu telur.

2.

Perkembangbiakaan Generatif pada Tumbuhan

Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang didahului dengan


peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan\
(fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses
penyerbukan (persarian/polenasi).
1.

Penyerbukan
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan
Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada
tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.

a.

Macam-macam penyerbukan

1)

Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan


Anemogami: penyerbukan yang disebabkan oleh angin.
Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:
bunganya tidak bermahkota
serbuk sarinya bergantungan kedudukannya
serbuk sarinya banyak dan ringan
kepala putiknya besar.
Contohnya: rumput, tebu, dan alang-alang.

2)

Berdasarkan jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi:


Entomogami:penyebabnya adalahserangga.Tumbuhan yang penyerbukannya
memerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri-ciri:

mahkota bunga berwarna mencolok

mengeluarkan bau yang khas

mempunyai kelenjar madu

Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan


yang bunganya mengandung madu atau air.

Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada


tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari.

Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan


yang banyak dilekati siput.

3)

Berdasarkan asal serbuk sari

1.

Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari
berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum
mekar disebut kleistogami.

2.

Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk


sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.

3.

Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari


berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.

4.

Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies
lain.
Terjadinya

penyerbukan

belum

memberi

jaminan

akan

terjadinya

pembuahan, karena buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam
perkembangan selanjutnya belum tentu dapat mencapai sel telur, yang letaknya
di dalam bakal buah jauh dari kepala putik.
2.

Pembuahan

Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh


pembuahan, yaitu peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin
betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu
pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada
Angiospermae.
a.

Pembuahan tunggal
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka.
Serbuk sari akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan
mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan
diserap masuk ke ruang serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini
sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan sel
vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel generatif. Serbuk sari ini
kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke
ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari maka sel-sel yang
terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping
akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif membelah menjadi
dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau
calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua sel
permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan
kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan,
sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium
terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu

spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan


zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan
tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.
b.

Pembuahan ganda

1.

Perkembangan serbuk sari


Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua
dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin
pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh
serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini
inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti
vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti
generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau
spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2.

2.

Pembentukan sel telur


Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di
dalam ruang bakal biji sel induk megaspora
(megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel.
Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi sel
megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel
megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti.
Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga
menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering disebut
multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji.
Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di
bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah
adalah ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua

sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk
inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot,
sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan
endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan
pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di
bakal biji.
B.

Perkembangbiakan Vegetatif

1.

Perkembangbiakan Vegetatif pada Hewan

1.

Membelah diri
Adalah perkembangbiakan dengan cara membagi diri menjadi dua bagian yang
sama atau lebih. Berdasarkan jumlah sel anak yang dihasilkan, dapat dibedakan
dua jenis pembelahan.

a.

Pembelahan biner. Yaitu satu individu membelah menjadi dua sel anak.
Contohnya pada Amoeba, Paramecium, Euglena.

b.

Pembelahan multiple. Satu induk membelah menjadi beberapa sel anak,


contohnya pada Plasmodium dan Amoeba. Pembelahan multiple pada Amoeba
terjadi jika lingkungan tidak sesuai (suhu terlalu panas atau terlalu rendah,
kurang zat makanan), tetapi jika lingkungan baik akan membelah secara biner.

2.

Pembentukan tunas
Adalah perkembangbiakan yang dilakukan dengan jalan membentuk tonjolan
pada bagian tubuh yang makin lama menjadi semakin besar dan kemudian
menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra.

3.

Fragmentasi
Adalah perkembangbiakan yang dilakukan hewan dengan jalan memotong
tubuhnya menjadi beberapa bagian, baik sengaja maupun tidak. Setiap potongan
tubuh akan tumbuh menjadi individu baru dengan jalan membentuk bagian

tubuh yang tidak ada. Potongan yang tidak memiliki kepala akan membentuk
kepala, yang tidak memiliki ekor akan membentuk ekor. Contohnya pada
Planaria.
4.

Parthenogenesis
Apabila tanpa dibuahi telur akan menetas menjadi individu baru, maka disebut
parthenogenesis. Contohnya pada lebah pekerja.

5.

Paedogenesis
Apabila telur yang telah dibuahi menetas menjadi larva I, larva I menghasilkan
banyak larva II, larva II baru akan menjadi dewasa, maka disebut paedogenesis.
Contohnya pada cacing hati.

2.

Perkembangbiakan Vegetatif pada Tumbuhan

a.

Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami

Spora. Spora memiliki inti sel yang berubah fungdi menjadi alat
perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat kecil sehingga sulit
terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat denganmenggunakan alat
yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan tumbuhan paku.

Umbi akar. Umbi akar adalah akar yang menggembung karena menyimpan
makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan tunas sebagai individu yang
baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.

Umbi Batang. Yg dimaksud dengan Umbi batang adalah bagian batang


yang menggembung karena berisi cadangan makanan yang berbentuk zat
tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.

Umbi lapis. Umbi lapis memiliki struktur berlapis-lapis dan tunas dibagian
tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan dan bunga tulip.

Akar tinggal atau Rhizoma. Rhizoma adalah batang yang tumbuh dan
menjalar didalam tanah serta bentuknya bercabang-cabang. Contohnya adlah
Kunyit, jahe, Bangle, lengkuas dan tebuh.

Geragih atau stolon. Geragih adalah batang beruas-ruas yang tumbuh


menjalar di atas permukaan tanah, dan dari ruas-ruas tersebut bisa
menumbuhkan tunas baru sebagai individu baru. Contohnya adalah tanaman
pegagan, strawberry, semanggi dan lain-lain.

Tunas. Tunas berasal dari tumbuhan induk dan dan dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang, tebuh, pohon pinang dan
bambu.

Tunas Aventif. Tunas aventif adalah tunas yang tumbuh dari ujung-ujung
daun contohnya cocor bebek.

b.

Perkembangbiakan secara Vegetatif Buatan


Perkembangbiakan vegetatif buatan ditandai dengan adanya campur tangan
manusia dalam proses perkembangbiakannya. ia memiliki beberapa keunggulan
diantaranya tanaman baru yang dihasilkan cepat berbuah atau memberikan hasil
serta sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari tanaman indukannya. Berikut
ini beberapa cara perkembangbiakan vegetatif buatan:

Mencangkok. Mencangkok adalah proses menumnbuhkan akar dari batang


tanaman yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman baru.
Proses inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah
sehingga proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan
besar. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang
berkambium atau tumbuhan dikotil. COntohnya adalah rambutan, mangga,
jeruk, jambu dan sejenisnya.

Menempel atau Okulasi. Okulasi adalah proses menempelkan tunas dari


suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya adalah okulasi pada tanaman durian
dan jeruk.

Menyambung atau Kopulasi atau Enten. Proses Enten dilakukan dengan


cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas tanaman lain

sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung adlah jenis
tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang lama
tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah,
tunas durian disambungkan dengan pokok lai.

Menyetek atau Stek. Menyetek adalah proses menanam sebagian potongan


atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun batang.
Bagian tanaman yang distek harus memiliki ruas atau mata tunas sehingga dapat
tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu, singkong dan bunga mawar.

Merunduk. Merunduk adalah proses membengkokkan bagian tanaman


berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu ditimbun. Bagian yang ditimbun
ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah akar dirasa cukup banyak,
dahan atau ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan sebagai tanaman
baru. Contohnya adalah tanaman selada, anyelir, amanda dll.

BAB III
PERAN PENTING PERKEMBANGBIAKAN TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUP
Ciri makhluk hidup lainnya adalah berkembang biak. Artinya, makhluk
hidup dapat menghasilkan keturunan. Tujuan makhluk hidup berkembang biak
adalah memperbanyak keturunan agar jenisnya tidak habis atau punah. Manusia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak. Kucing juga berkembang biak
dengan cara melahirkan anak. Setelah melahirkan, kucing menyusui anaknya.
Ayam berkembang biak dengan cara bertelur. Induk ayam yang sedang bertelur
akan mengerami telurnya selama 21 hari. Telur yang dierami akan menetas
menjadi anak ayam.
Hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan anak disebut
beranak. Hewan yang berkembang biak dengan cara menghasilkan telur disebut
bertelur. Tumbuhan pun dapat berkembang biak. Padi, jagung, mangga,
semangka, dan durian berkembang biak dengan biji. Biji ditanam, setelah
beberapa hari akan tumbuh tunas akar, batang, dan daun. Setelah beberapa lama,
biji akan tumbuh menjadi individu baru. Apakah terdapat contoh lain selain
tumbuhan yang disebutkan di atas? Tumbuhan juga dapat berkembang biak
tanpa menggunakan biji. Cara berkembang biak seperti itu menggunakan bagian
tubuh induknya, seperti bagian akar, batang, atau daun. Contohnya pohon
pisang yang berkembang biak dengan tunas. Singkong yang berkembang biak
dengan batangnya dan wortel yang berkembang biak dengan akarnya.

BAB IV
PENUTUP
A.

Kesimpulan

1.

Peran Perkembangbiakan Bagi Kelangsungan Hidup


Makhluk hidup berkembangbiak dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah
keturunanan sehingga kelestarian jenisnya di muka bumi dapat dipertahankan.
Ada dua cara perkembangbiakan pada makhluk hidup, yaitu :

Secara generatif/kawin/seksual, yaitu perkembangbiakan yang didahului


oleh peleburan antara sel gamet dengan sel gamet betina, melibatkan dua induk
yaitu induk jantan dan induk betina. Sifat secara individu baru yang dihasilkan
merupakan gabungan sifat-sifat induknya.

Secara vegetatif/tak kawin/aseksual, yaitu perkembangbiakan yang tidak


didahului oleh peleburan antara gamet jantan dengan gamet betina, hanya
melibatkan satu induk. Sifat individu baru yang dihasilkan sama dengan sifat
induknya.
Pada hewan dan tumbuhan memiliki tingkat reproduksi yang berbeda-beda.
Tingkat reproduksi makhluk hidup ada yang tinggi dan ada yang rendah.
Tingkat reproduksi makhluk hidup dikatakan tinggi jika dapat menghasilkan
banyak keturunan dalam setiap perkembangbiakan, contohnya semut, lebah,
tikus, planaria dan bakteri. Sebaliknya jika suatu makhluk hidup hanya
menghasilkan sedikit keturunan dalam setiap berkembangbiak dikatakan tingkat
reproduksinya rendah, contohnya badak, benteng, gajah, cendrawasih dan bunga
Raflesia sp.
Makhluk hidup yang tingkat reproduksinya tinggi mempunyai peluang yang
lebih besar untuk tetap lestari dibandingkan dengan makhluk hidup yang tingkat
reproduksinya rendah. Oleh karena itu hewan seperti badak, gajah dan banteng
dikhawatirkan segera punah jika tidak dilindungi.

Punahnya spesies tertentu selain karena tingkat reproduksinya yang rendah juga
dapat disebabkanoleh hal-hal berikut :

Spesialisasi pada spesies tertentu dalam hal makanan yang dimakan


membuat spesies tersebut tidak kebal terhadap perubahan lingkungan

Kompetisi yang antara organisme yang satu dengan yang lain untuk
mendapatkan makanan yang sama.

Kerusakan habitat yang disebabkan bencana alam atau perusakan manusia


Peran reproduksi juga memberikan kemungkinan timbulnya berbagai
macam variasi dari suatu spesies. Variasi memungkinkan adanya keturunan
berkualitas unggul yang akan lebih mampu bertahan jika terjadi perubahan pada
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311635-perkembangbiakan-vegetatif-padahewan/#ixzz29p1I73C2
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2311635-perkembangbiakan-vegetatif-padatumbuhan/#ixzz29p1I73C2
fazashine07, 2011.

Anda mungkin juga menyukai