Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM


SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA
DOSEN PENGAMPU :Ramli Dinata,AM,Pd.i

Oleh :
HASAN IROQI (12101185)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahhirabbill ‘alamin kami panjatkan kehadirat Allah Swt.


Atas limpah ramat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Mata Kuliah “Sejarah Peradaban Islam” ini dengan lancar dan pada waktu yang
telah ditentukan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Ramli Dinata.M.Pd.I. Selaku dosen pembimbing dan kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan
sehingga saran dan kritik diharapkan untuk menambah dinamika pemikiran Islam
yang saat ini mulai tampak lemah di tengah – tengah kehidupan bermasyarakat.
Semoga amal baik kita semua dalam memberikan kontribusi bagi bangkitnya
pemikiran Islam di tengah masyarakat menjadi investasi akhirat dengan
keridhoan-Nya tentunya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan mohon ma’af apabila ada kekurangan
atau kesalahan dalam mengerjakan tugas ini.

Pontianak, 19 November 2021

Penulis

II
Daftar Isi

COVER……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………II
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………III
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang…………………………………………………………………………1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………...
……………………1
BAB II Pembahasan
1.3. sejarah masuk nya islam di andalusia……………..…………………………2
1.4 .masa kejayaan islam di andalusia …………………………………………2-5
1.5.perkembangan politik di andalusia …………………………….…………5-6
1.6.masa kemunduran di andalusia ........................………………………….6-7
17.Hancur nya peradabaan islam di andalusia..................................................8
BAB III PENUTUP
1.8 .Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
…….10

III
BABI
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap
peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar negara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini
banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang
berkembang di periode klasik. Spanyol merupakan tempt yang paling utama bagi
Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,
maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Dalam catatan sejarah Islam,
kemajuan-kemajuan Eropa tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di
Spanyol. Dari Spanyol islamlah Eropa banyak menimba ilmu ketika Islam
mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang
sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa
Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di Spanyol Islam.
Islam menjadi "guru" bagi orang Eropa, karena itu kehadiran Islam di Spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana islam masuk di andalusia (spanyol) ?
2.Bagaimana keadaan politik di andalusia ?
3.Kendala apa yang bisa terjadi kemunduran di andalusia ?

1
BABII
PEMBAHASAN
1.3 Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
Dalam sejarah Ilmu Pengetahuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol
(diujung selatan Benua Eropa) lebih banyak dikenal dengan nama Andalusia, yang
diambil dari sebutan tanah semenanjung Iberia. Julukan Andalusia ini berasal dari
kata Vandalusia, yang artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan
semenanjung in pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan
oleh bangsa Gothia Barat pada abad V. Semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan
Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan
Rhoderiq raja bangsa Gothia tahun 92 H / 711 M dalam Pertempuran Guadalete,
Andalusia masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Kemenangan ini
menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia
(Andalusia) yang merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen
Visigoth, tanpa banyak kesulitan. Kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada
tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk
kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk
menaklukkan Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam
pertempuran Tours (732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut
provinsi Al-Andalus terdiri dari spanyol,portugal dan perancis bagian selatan.

1.4. MASA KEJAYAAN

Andalusia - Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah.A-Lwalid


Rahimahullah (705-715 M), salah seorang Khalifah dari Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus, dimana Ummat Islam sebelumnya telah mengusasi Afrika
Utara. Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlaw an Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn malik,Thariq ibn ziyad dan
Musa ibn nushair.Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, la
menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu dengan
satu pasukan perang, lima ratus orang diantaranya adalah tentara berkado, mereka
menaiki empat buah kapal yang disediakan olch Julian. Dalam penyerbuan itu
Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti, la menang dan kembali ke Afrika

2
Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh
keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic
yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk
memperoleh harta rampasan perang. Musa ibn Nushair pada tahon 711 M
mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq
ibn Ziyad Rahimahullah Thariq in Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal
sebagai penakluk Spanvol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih
nyata. Pasukannya terdin dan sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh
Musa ibn Nushair Rahimahullah dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim
Khalitah al-Walid Rahimahullah. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di
bawah pimpinan Thariq in Ziyad Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama
kali Tharq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah in, maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di
suatu tempt yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ
Thariq Rahimahullah dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting,
seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum
Thariq Rahimahullah berhasil menaklukkan kota Toledo, in meminta tambahan
pasukan kepada Musa ibn Nushair Rahimahullah di Afrika Utara. Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah
pasukan Thariq, seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan
pasukan Gothik yang jauh lebih besar 100.000 orang. .kemenangan pertama di
capai oleh thariq ibn ziyad rahimullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah
yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa perlu
melibatkan dir dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu
perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, a berangkat menyeberangi
selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah
Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida
serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, a
bergabung dengan Thariq di Toledo, Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai
seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa
sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa

3
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz. Rahimahullah tahun 99 H/717 M.
Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia
dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah
Rahimahullah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya,

pimpinan pasukan diserahkan kepada Abdurrahman in Abdullah al-Ghafiqi


Rahimahullah. Dengan pasukannya, a menyerang kota Bordreu, Poiter, dan dari
sini ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, diantara kota Poiter dan
Tours itu a ditahan oleh Charles Martel, schingga penyerangan ke Perancis gagal
dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol. Sesudah itu, mash
juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke Avirignon tahun 734 M, ke
Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah, Majorca,
Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus dan sebagian dari Sicilia juga jatuh ke
tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan
kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan abad ke-& M ini, telah
menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh menjangkau Perancis Tengah dan
bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat
Islam nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor
eksternal dan internal yang menguntungkan. Yang dimaksud dengan faktor
eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.
Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik,
dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik,
wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagi-bagi ke dalam beberapa neger kecil.
Bersamaan dengan itu penguasa Gothic bersikap tick toleran terhadap aliran
agama yang dianut olch penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap
penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian
terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang
tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal. Rakyat dibagi-bagi ke dalam
sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan
ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti
kedatangan juru pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang
Islam. Berkenaan dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin

4
mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi
material, kebersamaan, kcadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah
Spanyol berada dalam kcadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi
penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa
akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni
Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan.
Perpecahan dalam negri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur
tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah
ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan politik memperburuk
keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi
masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di
bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian
maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena
didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada
di bawah kekuasian kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan
masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tapa digarap, beberapa
pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan dacrah lain sulit dilalui akibat jalan-
jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan
keagamaan tersebut terutama disebabkan olch keadaan politik yang kacau.
Kondisi terburuk terjadi pada masanya.

1.5 PERKEMBANGAN POLITIK

Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali Yusuf Al-Fihri


(gubernur) yang ditunjuk olch Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan
biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang
menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf
Al-Fihir memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang
tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Pada tahun 750 M, bani
Abbasiyah menjatuhkan pemerintahan Umayyah di Damaskus, dan merebut
kekuasaan atas duerah-daerah Arabia. Namun pada tahun 756 M. Abdurrahman I
(Ad-Dakhil) melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba
dengan gelar Amir Kordoba. Abdurrahman menolak untuk tunduk kepada
kekhalifahan Abbasiyah yang baru terbentuk, karena pasukan Abbasiyah telah

5
membunuh sebagian besar keluarganya. la memerintah selama 30 tahun, namun
memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan dia berusaha menekan
perlawanan dar pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah. Selama satu
setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba,
yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang
meliputi Afrika Utara bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba,
terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-
turun politik, it tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir
Abdullah bin Muhammad bahkan hanva memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Cucu Abdullah, Abdurrahman Ill, menggantikannya pada tahun 912 M. dan
dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan
Afrika Utara bagian barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai
Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan
kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syrah di Tunis.

1.6 MASA KEMUNDURAN

C.runtuhnya kerajaan Andalusian

1.LEMAH NYA KEKUASAAN BANI UMAYYAH II DAN BANGKIT NYA


KERAJAAN KECIL DI ANDALUSIA

Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecah-pecah
menjadi kerajaan kecil. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol
menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di
Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan
yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan
Marusa. Raja-raja kecil in sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang
hingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama sama
Eropa bersatu Raja Al-Fonso VI dan Leon mengadakan kerjasama dengan
Australia,castilia dan raja-raja lainya. Mereka menghimpun kekuataan untuk
menghancurkan kekuatan islam di spanyol. Kekuatan baru inilah yang dapat
menaklukan kota Granda pada tahun 898 H/1492 M.

6
2.TIMBUL NYA SEMANGAT ORANG-ORANG EROPA UNTUK
MENGUASAI KEMBALI ANDALUSIA

Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu pula
orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam.
Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan
baru yang luar biasa. Serangan demi serangan pun dilancarkan terhadap
kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan Pada masa
pemerintahan Bani Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan
Abdurrahman Al-Nasir; kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan
tetapi menjelang akhir hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik
kandungnya. Akibatnya Abu Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa
kecewa, dan menuntut balas terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan
yang menewaskan sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya. Abu
Abdullah kembali menyusun rencana pemberontakan dengan meminta bantuan
penguasa Kristen Ferdinand dan Isabella. Permintaan itu dikabulkan dan
pamannya tewas terbunuh. Setelah itu, segudang hadiah yang terdiri dari emas
berlian, diserahkan kepada Ferdinand dan Isabella Tetapi para penguasa Kristen
itu, tidak merasa pas dengan hadiah. Bahkan mereka ingin merebut kekuasaan
Abu Abdullah dan mengenyahkan kekuasaan Islam dari tanah Spanyol. Rencana
penyerangan pun disusun, dan pada saat pasukan Abu Abdullah dikepung selama
beberapa hari, akhirnya Abu Abdullah menyerah tapa syarat dan bersedia
hengkang dari bumi Spanyol pada tahun 1492 M. Dengan demikian, tamatlah
sudah riwayat perjuangan umat Islam di Andalusia. Pada sat yang bersamaan,
penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan kakinya di bumi Andalusia
setelah selama delapan abad berada di tangan kaum Muslimin.

8
1.7.HANCURNYA PERADABAAN ISLAM DI ANDALUSIA

1.HANCURNYA KEKUASAAN ISLAM DAN RENDAHNYA


SEMANGAT PARA AHLI MENGGALI BUDAYA ISLAM

Hancurnya kekuasaan Islam di Andalusia pada tahun 1492 M berdampak negatif


bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Para Ilmuwan dilanda
kelesuan, mereka tidak semangat lagi menggali dan mengkaji ilmu pengetahuan.
Mereka seakan berputus asa ketika melihat serangan yang bertubi- tubi
dilancarkan kepada umat Islam, terutama lagi tindakan penguasa Kristen itu
terhadap peradaban Islam. Mereka menyaksikan banyak pusat-pusat peradaban di
hancurkan, bahkan para ilmuwan sendiri, tidak sedikit yang tewas di bunuh
tentara Kristen di Spanyol. Peristiwa yang tragis dan sangat mengenaskan itu,
amat membekas di lubuk hati para ilmuwan, sehingga mereka banyak yang lari
menyelamatkan diri ke Afrika Utara. Peristiwa pahit yang terjadi pada tahun 1492
M itu, membawa dampak psikologis bagi para ilmuwan muslim. Mereka tidak
lagi mempunyai gairah untuk bangkit kembali dan memajukan peradaban Islam,
melalui ide-ide cemerlang dan usaha kreatif mereka selama in yang telah
memberikan andil bear bagi kemajuan peradaban Islam. Dampak yang lebih jauh
dari sikap para ilmuwan muslim yang demikian itu, adalah terjadinya kemandegan
peradaban. Peradaban Islam mengalami masa-masa suram dan penurunan kualitas
intelektual umat Islam. Akhirnya harapan dan keinginan umat Islam yang
mendambakan agar bangkit kembali membangun peradaban Islam, yang pernah
jaya di masa lalu tak pernah terwujud.

8
BAB III
PENUTUP
1.8.KESIMPULAN

Dari urajan-uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya


perjuangan pejuang-pejuang Islam di Andalusia. Masa kemajuan yang begitu
peenting di berbagai bidang, seperti pada masa kekhalifahan, kemajuan politik,
peradaban, sains, sastra dan bahasa, dan lain-lain. Adapun masa kemunduran yang
disebabkan antara lain Lemahnya Kekuasaan Bani Umayyah Il dan Bangkitnya
Kerajaan-Kerajaan Kecil di Andalusia, Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa
Untuk Menguasai Kembali Andalusia, Hancurya Kekuasaan Islam dan Rendahnya
Semangat Para Ahli Dalam Menggali Budaya Islam, Banyaknya Orang-Orang
Eropa Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan Dari Islam

1.8 SARAN

Beberapa saran yangdapat kami berikan yaitu tetap tingkatkan keimanan kita
kepada Allah SWT, karena bila kita melihat sejarah peradaban Islam di
Andalusia; begitu pesat kemajuan yang dapat diraih, tapi itu semua dapat hancur
hanya karena beberapa hal, dan leahnya kekuatan di akhir masa kekuasaan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Harun, Maidir /Firdaus, Sejarah Peradaban Islam I, Padang : IAIN Press, 2001
Hasan Ibrahim Hasan, ad-Daulat Fathimiyah, Mesir: al-Qahirah, 1959
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam as-Siyasi wa Ats-Tsaqafi wa al-ljtima
Kairo : Maktabah an-Nadhhah al-Misriyah, 1979
Hitti, Philip K., History of The Arabs, London : The Macmilan Press, 1974
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta : Ul-Press, 1974
Sou'ib, Yoesoef, Kekuasaan Islam di Andalusia, Medan : Madju, 1984
Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam 2, Jakarta : Pustaka al-Husna, 2003
Tim Ensiklopedi, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, J.2, Jakarta : PT. Icktiar Baru
Van Hoeve, 2002
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1997

10

Anda mungkin juga menyukai