Oleh :
HASAN IROQI (12101185)
Penulis
II
Daftar Isi
COVER……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………II
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………III
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar
Belakang…………………………………………………………………………1
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………...
……………………1
BAB II Pembahasan
1.3. sejarah masuk nya islam di andalusia……………..…………………………2
1.4 .masa kejayaan islam di andalusia …………………………………………2-5
1.5.perkembangan politik di andalusia …………………………….…………5-6
1.6.masa kemunduran di andalusia ........................………………………….6-7
17.Hancur nya peradabaan islam di andalusia..................................................8
BAB III PENUTUP
1.8 .Kesimpulan dan Saran ……………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
…….10
III
BABI
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap
peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan
peradaban antar negara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini
banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang
berkembang di periode klasik. Spanyol merupakan tempt yang paling utama bagi
Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,
maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Dalam catatan sejarah Islam,
kemajuan-kemajuan Eropa tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di
Spanyol. Dari Spanyol islamlah Eropa banyak menimba ilmu ketika Islam
mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang
sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa
Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di Spanyol Islam.
Islam menjadi "guru" bagi orang Eropa, karena itu kehadiran Islam di Spanyol
banyak menarik perhatian para sejarawan.
1
BABII
PEMBAHASAN
1.3 Sejarah Masuknya Islam di Andalusia
Dalam sejarah Ilmu Pengetahuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol
(diujung selatan Benua Eropa) lebih banyak dikenal dengan nama Andalusia, yang
diambil dari sebutan tanah semenanjung Iberia. Julukan Andalusia ini berasal dari
kata Vandalusia, yang artinya negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan
semenanjung in pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan
oleh bangsa Gothia Barat pada abad V. Semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan
Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan
Rhoderiq raja bangsa Gothia tahun 92 H / 711 M dalam Pertempuran Guadalete,
Andalusia masuk ke dalam kekuasaan Dinasti Bani Umayyah. Kemenangan ini
menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia
(Andalusia) yang merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen
Visigoth, tanpa banyak kesulitan. Kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada
tahun 719 M. Hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk
kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk
menaklukkan Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam
pertempuran Tours (732 M). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut
provinsi Al-Andalus terdiri dari spanyol,portugal dan perancis bagian selatan.
2
Utara membawa harta rampasan yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh
keberhasilan Tharif dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic
yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk
memperoleh harta rampasan perang. Musa ibn Nushair pada tahon 711 M
mengirim pasukan ke spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq
ibn Ziyad Rahimahullah Thariq in Ziyad Rahimahullah lebih banyak dikenal
sebagai penakluk Spanvol karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih
nyata. Pasukannya terdin dan sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh
Musa ibn Nushair Rahimahullah dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim
Khalitah al-Walid Rahimahullah. Pasukan itu kemudian menyeberangi Selat di
bawah pimpinan Thariq in Ziyad Rahimahullah. Sebuah gunung tempat pertama
kali Tharq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya, dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah in, maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di
suatu tempt yang bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ
Thariq Rahimahullah dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting,
seperti Cordova, Granada dan Toledo (ibu kota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum
Thariq Rahimahullah berhasil menaklukkan kota Toledo, in meminta tambahan
pasukan kepada Musa ibn Nushair Rahimahullah di Afrika Utara. Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personel, sehingga jumlah
pasukan Thariq, seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan
pasukan Gothik yang jauh lebih besar 100.000 orang. .kemenangan pertama di
capai oleh thariq ibn ziyad rahimullah membuat jalan untuk penaklukan wilayah
yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair Rahimahullah merasa perlu
melibatkan dir dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu
perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, a berangkat menyeberangi
selat itu, dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah
Musa Rahimahullah berhasil menaklukkan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida
serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, a
bergabung dengan Thariq di Toledo, Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai
seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa
sampai Navarre. Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
3
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz. Rahimahullah tahun 99 H/717 M.
Kali ini sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia
dan Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah
Rahimahullah, tetapi usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H.
Selanjutnya,
4
mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi
material, kebersamaan, kcadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah
Spanyol berada dalam kcadaan menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi
penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut yang membawa
akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni
Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan.
Perpecahan dalam negri Spanyol ini banyak membantu keberhasilan campur
tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya, dan sudah
ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan politik memperburuk
keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi
masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol masih berada di
bawah pemerintahan Romawi (Byzantine), berkat kesuburan tanahnya, pertanian
maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri dan perdagangan karena
didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan tetapi, setelah Spanyol berada
di bawah kekuasian kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan
masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tapa digarap, beberapa
pabrik ditutup, dan antara satu daerah dan dacrah lain sulit dilalui akibat jalan-
jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan
keagamaan tersebut terutama disebabkan olch keadaan politik yang kacau.
Kondisi terburuk terjadi pada masanya.
5
membunuh sebagian besar keluarganya. la memerintah selama 30 tahun, namun
memiliki kekuasaan yang lemah di Al-Andalus dan dia berusaha menekan
perlawanan dar pendukung Al-Fihri maupun khalifah Abbasiyah. Selama satu
setengah abad berikutnya, keturunannya menggantikannya sebagai Amir Kordoba,
yang memiliki kekuasaan tertulis atas seluruh Al-Andalus bahkan kadang-kadang
meliputi Afrika Utara bagian barat. Pada kenyataannya, kekuasaan Amir Kordoba,
terutama di daerah yang berbatasan dengan kaum Kristen, sering mengalami naik-
turun politik, it tergantung kecakapan dari sang Amir yang sedang berkuasa. Amir
Abdullah bin Muhammad bahkan hanva memiliki kekuasaan atas Kordoba saja.
Cucu Abdullah, Abdurrahman Ill, menggantikannya pada tahun 912 M. dan
dengan cepat mengembalikan kekuasaan Umayyah atas Al-Andalus dan bahkan
Afrika Utara bagian barat. Pada tahun 929 M ia mengangkat dirinya sebagai
Khalifah, sehingga keamiran ini sekarang memiliki kedudukan setara dengan
kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan kekhalifahan Syrah di Tunis.
Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecah-pecah
menjadi kerajaan kecil. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol
menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di
Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan
yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan
Marusa. Raja-raja kecil in sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang
hingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama sama
Eropa bersatu Raja Al-Fonso VI dan Leon mengadakan kerjasama dengan
Australia,castilia dan raja-raja lainya. Mereka menghimpun kekuataan untuk
menghancurkan kekuatan islam di spanyol. Kekuatan baru inilah yang dapat
menaklukan kota Granda pada tahun 898 H/1492 M.
6
2.TIMBUL NYA SEMANGAT ORANG-ORANG EROPA UNTUK
MENGUASAI KEMBALI ANDALUSIA
Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu pula
orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam.
Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan
baru yang luar biasa. Serangan demi serangan pun dilancarkan terhadap
kekuasaan Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan Pada masa
pemerintahan Bani Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan
Abdurrahman Al-Nasir; kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan
tetapi menjelang akhir hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik
kandungnya. Akibatnya Abu Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa
kecewa, dan menuntut balas terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan
yang menewaskan sang ayah, tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya. Abu
Abdullah kembali menyusun rencana pemberontakan dengan meminta bantuan
penguasa Kristen Ferdinand dan Isabella. Permintaan itu dikabulkan dan
pamannya tewas terbunuh. Setelah itu, segudang hadiah yang terdiri dari emas
berlian, diserahkan kepada Ferdinand dan Isabella Tetapi para penguasa Kristen
itu, tidak merasa pas dengan hadiah. Bahkan mereka ingin merebut kekuasaan
Abu Abdullah dan mengenyahkan kekuasaan Islam dari tanah Spanyol. Rencana
penyerangan pun disusun, dan pada saat pasukan Abu Abdullah dikepung selama
beberapa hari, akhirnya Abu Abdullah menyerah tapa syarat dan bersedia
hengkang dari bumi Spanyol pada tahun 1492 M. Dengan demikian, tamatlah
sudah riwayat perjuangan umat Islam di Andalusia. Pada sat yang bersamaan,
penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan kakinya di bumi Andalusia
setelah selama delapan abad berada di tangan kaum Muslimin.
8
1.7.HANCURNYA PERADABAAN ISLAM DI ANDALUSIA
8
BAB III
PENUTUP
1.8.KESIMPULAN
1.8 SARAN
Beberapa saran yangdapat kami berikan yaitu tetap tingkatkan keimanan kita
kepada Allah SWT, karena bila kita melihat sejarah peradaban Islam di
Andalusia; begitu pesat kemajuan yang dapat diraih, tapi itu semua dapat hancur
hanya karena beberapa hal, dan leahnya kekuatan di akhir masa kekuasaan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Harun, Maidir /Firdaus, Sejarah Peradaban Islam I, Padang : IAIN Press, 2001
Hasan Ibrahim Hasan, ad-Daulat Fathimiyah, Mesir: al-Qahirah, 1959
Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam as-Siyasi wa Ats-Tsaqafi wa al-ljtima
Kairo : Maktabah an-Nadhhah al-Misriyah, 1979
Hitti, Philip K., History of The Arabs, London : The Macmilan Press, 1974
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jakarta : Ul-Press, 1974
Sou'ib, Yoesoef, Kekuasaan Islam di Andalusia, Medan : Madju, 1984
Syalabi, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam 2, Jakarta : Pustaka al-Husna, 2003
Tim Ensiklopedi, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, J.2, Jakarta : PT. Icktiar Baru
Van Hoeve, 2002
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1997
10