Anda di halaman 1dari 23

Makalah

“Sejarah Serangan-Serangan Mongol”


(Jenghis khan, Hulagu Khan, dan Timur Lenk)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Semester III
IAIN Manado TahunAkademik 2021
Oleh :
Muhammad Arif Dien
20123064

DosenPengampuh
Dr. Muhammad Idris, S.Ag , M.Ag

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN MANADO)


TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Telah menjadi kewajiban bagi manusia sebagai hamba allah didunia ini yang memiliki
sebuah sifat kebaikan dan keburukan dimuka bumi, bangsa mongol sangat diketahui bahwa
merupakan bangsa terbesar atau kerajaan terbesar yang pernah menguasai hampir separuh dunia
pada masa kejayaan kala itu. Mulai dari asal usul dan banyaknya serangan serangan dan invasi
yang dilakukan oleh bangsa tersebut, padahal bangsa mongol hanya berasal dari dari daerah
pegunungan yang membentang, karena berhasilnya membuat suku-suku tersebut dan tidak
adanya larangan untuk berbeda keyakinan dimasa itu.

Islam pertama kali muncul yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sangat menarik dan
santun sehingga banyak orang yang berbondong-bondong masuk Islam (QS: 110: 2), ketika
Islam dipimpin para khalifah yang empat, Islam mengalami perluasan-perluasan wilayah,
sehingga Islam tidak hanya dianut oleh orang-orang arab dan sekitarnya. Sepeninggalnya para
khalifah yang empat Islam dipimpin dinasti umayyah yang berfokus pada pembenahan
administrasi Negara.
B. RUMUSAN MASALAH
Sejarah penjelasan singkat tentang Sejarah Serangan – Serangan Mongol
1. Asal Usul Bangsa Mongol dan Peradabannya
2. Serangan yang dilakukan Jenghis Khan
3. Serangan yang dilakukan Hulagu Khan
4. Serangan yang dilakukan Timur Lenk
C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini agar saya selaku penyusun dan juga pembaca dapat
mengetahui segala hal yang berkaitan denga sejarah serangan serangan mongol, baik tentang
bagaimana jalan kisah terjadinya serangan mongol, apa yang melatar belakangi terjadinya ketiga
serangan tersebut, dan siapa saja tokoh tokoh yang terlibat pada serangan tersebut dan lainnya
agar kita menambah wawasan tentang sejarah bagi dikalangan mahasiswa seperti kita dan
pembaca.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal Usul Mongol dan Peradabannya.


Sejarah telah mencatat keganasan bangsa-bangsa adidaya atas bangsa lemah. Mongol,
adalah satu nama diantara sekian bangsa penindas, bangsa yang tadinya terbelakang, setelah
melakukan ekspansi militer besar-besaran ditunjang persatuan yang kuat, mampu
memberanguskan setiap 'musuh' yang dijumpai, tak pernah kenal rasa kasihan, ekspansi yang
dilakukan, merambah hampir ke seluruh dunia, agama tidak mampu menghentikan kehendak
mereka, sekalipun pernah kalah, itu tidak menurunkan semangat 'juang' bangsa Mongol yang
datang dari Asia tengah ini, sehingga jadilah mereka bangsa yang pernah memiliki peradaban
tatkala bersentuhan dengan islam, tapi kemudian mengalami kemunduran, bahkan
keberadaan mereka saat ini hampir tidak dikenal masyarakat dunia
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi
Bahadur Khan. la herhasil menyatukan kelompok-kelompok suku yang ada waktu itu.
Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia antara 13-14 tahun tampil
sebagai pemimpin.
Hasil survey dari sebuah Fakta sejarah, terungkap bahwa pelopor bangsa mongol yakni
Yesugay, beliau merupakan ayah dari Chinggis khan (jengis khan). Chinggis Khan
memimpin bangsa Mongol.1 Nama jelas Chinggis adalah Temujin yang lahir pada tahun
1154 M. dan mengajukan dirinya sebagai khan (Raja)2.
Pada tahun 1219, telah berhasil dan sukses menaklukan cina seluruh bangsa Tartar. Sejak
itu, umat islam diatur oleh beberapa dinasti baru3. Bangsa mongol sendiri berasal dari suatu
daerah bagian Asia Tengah. Bangsa mongol berada disuatu wilayah pegunungan mongolia4,

1
Based Bertold Spuler, History of the Mongols: Based on Eastern and Western Accounts of the Thirteenth
and Fourteenth Centuries. London : Routledge & Kegan Paul, 1968, hlm., 18 – 19.
2
Altan, Khucar and Sacha beki held council together and afterward said to Temujin ( Chingiz khan ) :
Wewant to make you Khan ( Prince, Ruler ) With vows and oaths they raised Temujin to be Khan with the
tittleChinggiz Khan.
3
Such as Seljukian and Gaznavides, See Syed Amir Ali. History of the Saracens. New Delhi : Kitab
Bhavan,1981, hlm. 382 – 384.
4
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik ( Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), 2003, Jakarta :
FrenadaMedia, hal 102
dan berbatasan dengan cina Diselatan, diturkistan dibarat, manchuria diTimur dan siberia
disebelah utara.
Mongolia merupakan pusat kekaisaran mongol pada abad ke-13 dan merupakan wilayah
tempat berdirinya dinasti-dinasti pada saat itu. Mongolia sendiri adalah kelompok-kelompok
besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman dan nomadik. Sebagian besar besar dari
bangsa mongol bertempat tinggal didaerah padang Stepa yang membentang antara
Pegunungan Ural sampai pegunungan Altai di Asia Tengah dan mediami sebuah hutan yang
bernama siberia dan mongol disekitar Danau Baikal.
Raja atau khan bangsa mongol pertama saat itu yang diketahui dalam sejarah yakni
Yesugey pada tahun (W. 1175). Ia Merupakan ayah dari jenghis khan, Temujin juga dikenal
sebagai seseorang yang pandai besi sehingga namanya mencuat karena memenangkan
perselisihan dengan Ong khan atau Togril, seseorang kepala suku Kereyt.
Chinggis merupakan suatu gelar yang diterima Temujin (jenghis khan), dari kepala-
kepala suku mongol yang mengangkatnya sebagai pemimpin tertinggi bangsa itu pada tahun
1206, atau yang diebut juga Chingiz Khan/ Raja yang agung, ketika ia berumur 44 tahun.
Pada saat itu, Temujin Khan juga mengatur hidup kebebasan beragama dengan tidak
boleh merugikan antara satu pemeluk agama dengan yang lainnya. Mereka mempercayai
super kekuatan, yakni satu tahun meskipun mereka tidak menyembahnya 5. Bahkan, mereka
membebaskan pajak bagi keluarga Nabi Muhammad SAW, para penghapal Al – Qur’an,
Ulama, Tabib, Pujangga, Orang saleh dan Zuhud, serta muazin yang menyerukan azan.
Dalam Yasa juga terdapat berbagai peraturan yaitu :
1. larangan bagi orang yang meletakkan tangannya di dalam air minum, dan sebagai
gantinya air minum itu harus diambil dengan barang atau alat lain.
2. Seorang raja harus dipanggil dengan panggilan yang lengkap
3. Tentara yang mau berperang harus diinspeksi ( pemeriksaan ) terlebih dahulu
4. Dan perempuan harus siap membayar pajak bila kaum lelakinya pergi berperang.

Bangsa yang dipimpin Jengiz Khan meluas ke wilayah Tibet ( Cina Barat Laut ), dan
Cina, pada tahun 1213, serta dapat menaklukkan Beijing pada tahun 1215. Ia menundukkan
Turkistan pada tahun 1218 yang berbatasan dengan wilayah Islam, yakni Khwarazm Syah.

5
T.W. Arnold M.A.C.I.F. The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith.
Delhi. Low Price Publication, 1997, hlm., 218
Invasi Mongol ke wilayah Islam terjadi karena adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu
ketika Gubernur Khwarazm membunuh para utusan Chinggis yang disertai pula oleh para
saudagar muslim.

Peristiwa tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan dapat


menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khwarazm tahun 1219 – 1220, padahal
sebelumnya mereka justru hidup berdampingan secara damai satu sama lain.

Wilayah kekuasaan Jengiz Khan yang luas tersebut dibagi untuk empat orang putranya
sebelum ia meninggal dunia pada tahun 624 / 1227.

Putra pertamanya yakni Jochi, anak sulung yang me ndapat wilayah siberia bagian barat
dan stepa Qipehaq yang membentang hingga ke Rusia Selatan, didalamya terdapat
Khwarazm. Namun, ia meninggal dunia sebelum ayahnya wafat, dan wilayah warisannya itu
diberikan kepada anak Jochi yang bernama Batu dan Orda.

Batu mendirikan Horde (Kelompok) biru diRusia Selatan sebagai pilar dasar
berkembangnya Horde keemasan (Golden Horde), Sedangkan Orda mendirikan Horde Putih
diSerbia Barat. Kedua kelompok itu bergabung pada abad ke-14 yang kemudian muncul
sebagai khan-an yang bermacam ragam diRusia, Siberia, Turkistan, termasuk di Crimea,
Astrakhan, Qazan, Qasimov, Tiumen, Bukhara, dan Khiva6.

Putra kedua adalah Chagatai, mendapat wilayah yang membentang ke timur sejak
Transoxania hingga Turkistan timur atau Turkistan Cina, Cabang Barat dari keturunan
Chaghatay yang bermayoritas tinggal di Transxonia segera masuk ke dalam lingkungan
pengaruh Islam, namun akhirnya dikalahkan oleh kekuasaan Timur Lenk, sedangkan cabang
timur dari keturunan Chagatay berkembang di Semireyche, Hi, T’ien Syan di Tarim. Mereka
lebih tahan terhadap pengaruh islam tetapi akhirnya ikut membantu menyebarkan islam
diwilayah Turkistan Cina dan bertahan disana hingga abad ke-17

Putra ketiga adalah Ogedei, adalah putra jenghis khan yang terpilih oleh dewan
pemimpin mongol untuk menggantikan ayahnya sebagai Khan Agung yang mempunyai
wilayah di pamirs dan T’ien syan. Akan tetapi dua generasi Khan-an tertinggi jatuh ketangan

6
Jere L. Bacharach. A Middle East Studies Handbook. (London : University of Washington Press, Seattle,
1938), h 40
keturunan Toluy. Walaupun demikian, cucu ogedey yang bernama Qadyu dapat
mempertahankan wilayahnya di Pamris da T’ien syan, mereka berperang melawan anak
keturunan Chagatay dan Qubilay Khan, hingga ia meninggal pada tahun 13017

Putra ke empat ialah Toluy, si bungsu mendapat bagian wilayah Mongolia sendiri. Anak
anaknya, yakni mongke (chagatai) dan Qubilay menggantikan Ogedey sebagai Khan Agung.
Mongke (chagatai) bertahan di Mongolia yang beribu kota di Qaraqarum, sedangkan Qubilay
Khan menaklukan Cina dan berkuasa disana yang dikenal sebagai Dinasti Yuan yang
memerintah hingga abad ke-14, yang kemudian digantikan Dinasti Ming.

Mereka memeluk Agama Budha yang berpusat di Beijing, dan mereka akhirnya bertikai
melawan saudara-saudaranya dari khan-khan mongol yang beragama islam di Asia Barat dan
Rusia, Hulako Khan, saudara mongke Khan dan Qubilay Khan, Meyerang wilayah-wilayah
Islam sampai ke Baghdad. Bangsa mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah, sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria barat
serta Turkisthan Timur, dimana nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang
mempunyai dua putera kembar, yakni tartar dan mongol.

Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, hanya
dikalahkan luasnya imperium britania, menguasai sekitar 33 juta Kilometer pada puncak
kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak diatas 100 juta jiwa dan menjadi yang
paling kuat diantara semua kekaisaran abad pertengahan sekitar tahun 1206 – 1368 M. Pada
puncaknya, kekaisaran Mongolia ini dapat dicapai pada pemerintahan kubilai khan, yang
berkuasa pada tahun 1260 – 1294 dan menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke
Eropa Tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara timur,
barat, dan timur tengah, sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh khan (khan agung keturunan jenghis khan) secara
turun-temurun. Sesudah kematian jenghis khan, kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi
menjadi 4 yakni Dinasti (yuan), ilkhanate (Persia), kekhanan Chagatai (Asia Tenggara), dan
golden horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin keturunan jenghis khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J Rummel diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah

7
Jere L. Bacharach, op. Cit., hlm 19
pemerintahan kekuasaan Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis
dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
Sebagian besar bangsa mongol tidak terpengaruh oleh peradaban dan agama yang
mengelilingi mereka. Mereka sangat patuh dan taat kepada pemimpinnya dalam agama
syamaniah, yaitu kepercayaan menyembah bintang-bintang dan matahari terbit. Mereka
memeluk agama nenek moyang dan menyebah tuhan mereka, Tengri (si langit biru yang
kekal). Agama mereka mengajarkan menyembah matahari terbit dan tidak ada larangan
memakan daging apapun bahkan anjing dan babi.
Adapun agama-agama samawi yang sampai ditengah tengah mereka karena invansi dari
bangsa mongol itu sendiri misalnya agama islam pengaruh dari persia dan daerah Golden
Holde, agama Budha pengaruh dari Tibet dan Persia dan agama Kristen datang dari Eropa.
Mereka hidup dari hasil perdagangan traditional yaitu yang mempertukarkan bangsa Turki
dan Cina yang merupakan tetangga mereka sebagai bangsa nomaden, mereka mempunya
sifat kasar, suka berperang, berani mati dalam mewujudkan keinginan dan ambisi politiknya.
Agama Di era pemerintahan Hulagu Khan, kondisi umat ketika itu masih plural,
keberadaan agama lain seperti Kristen dan Budha tetap mendapat perhatian, bahkan
perkembangan kedua agama itu lebih cepat daripada Islam sendiri. Ini berlanjut hingga
terjadi reformasi keagamaan pada periode Ghazan Khan, penguasa ke-VII DinastiAbbasiyah.
Selain beliau penganut islam taat, ekspansi-ekspansi militer yang dilakukan membawa
simbol dan panji islam hingga beliau meninggal karena serangan jantung. Reformasi dalam
bidang agama senantiasa menjadi perhatian utama GhazanKhan, ini dibuktikan dengan
menerapkan Syariat Islam dan tetap menjaga hubungan baik dengan agama lain. Masjid-
masjid, perpustakaan, universitas, observatorium, serta 10 fasilitas penunjang lainnya
dibangun kembali untuk kemajuan islam. Reformasi pertama yang dilakukan beliau adalah:
Membangun Di’wan-e Qad’a (departemen pengadilan), Mendirikan Di’wan Nazri fi’ al-
Mazalim yakni (pengadilan yang khusus menangani perselisihan Muslim-Mongol, masalah-
masalah Gubernur dan rakyatnya, jugakasus-kasus yang sulit terpecahkan lainnya).
B. SERANGAN JENGHIS KHAN.

Pada awalnya bangsa mongol hidup berdampingan secara damai dengan wilayah islam.
Pemimpin Mongol yakni Jenghiskan mengatur kehidupan beragama dengan adanya larangan
merugikan antara pemeluk agama yang satu dengan lainnya. Bangsa Mongol mempercayai
super kekuatan sekalipun mereka tidak menyembahnya.

Jenghis Khan tidak mengusik umat islam dan menghormati keluarga (keturunan) Nabi
Muhammad Saw yang ketika itu sudah meluas kewilayahnya. Peraturan ini antara lain untuk
memberi landasan yang kokoh bagi bangsanya untuk menghadapi tantang dan meluaskan
wilayah ke luar negri, baik ke Cina maupun ke negeri-negeri islam. Pasukan perang Mongol
terorganisasi dengan baik sebagai tindak lanjut dalam mewujudkan cita-cita menguasai dunia
seorang Jengis Khan, ia berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan
penaklukan dan ekspansi terhadap daerah-daerah lain.

Pada tahun 1214, Genghis Khan akhirnya berhasil mengepung kota pertahanan terakhir
Dinasti Jurchen Jin di Zhongdu (Beijing pada masa kini), di mana Golden Khan, kaisar
Jurchen, berada. Sebelum pasukan Mongol benar-benar melakukan serangan, rupanya di
dalam tubuh kekaisaran Jurchen sendiri sudah terjadi persoalan, istana mereka baru saja
mengalami percobaan kudeta. Golden Khan muda yang belum lama naik takhta ini telah
mengalami begitu banyak perselisihan internal.

Alih-alih fokus menghadapi pengepungan dan perang yang berkepanjangan, dia akhirnya
lebih memilih untuk menyerah kepada Genghis Khan untuk menghindari pertumpahan darah
lebih lanjut. Dia memberi orang-orang Mongol sejumlah besar sutra, perak, dan emas, serta
tiga ribu kuda, dan lima ratus pria dan wanita muda. Untuk menyegel perjanjian itu, Golden
Khan menyatakan bahwa kini dirinya adalah pengikut Genghis Khan dan memberinya salah
satu putri kerajaan untuk dijadikan istri.

Genghis Khan menyambut baik penawaran Golden Khan, dia memerintahkan kepada
pasukannya untuk menghentikan pengepungan Zhongdu dan menyatakan bahwa perang telah
berakhir. Dengan berakhirnya perang, Genghis Khan bersiap akan memulai perjalanan
panjang kembali ke Mongolia Luar di sisi utara Gobi. Kepada orang-orang Khitan, Genghis
Khan memberikan kembali sebagian besar tanah mereka dan memulihkan tahkta keluarga
kerajaan lama mereka.

Sementara itu, orang-orang Jurchen Jin diperkenankan untuk tetap mempertahankan


kerajaannya namun dengan porsi wilayah yang lebih kecil. Genghis Khan memperlihatkan
bahwa dia tidak berniat untuk memerintah wilayah ini atau mendirikan pemerintahan Mongol
selama dia bisa mendapatkan barang-barang yang diinginkannya. Sama seperti yang telah
dilakukannya terhadap orang-orang Uighur dan Tangut, dia membiarkan mereka bertanggung
jawab atas tanah mereka sendiri. Genghis Khan sudah cukup puas dengan meninggalkan
orang-orang Jurchen dan Khitan untuk mengelola kerajaan mereka dengan cara apa pun yang
mereka anggap cocok selama mereka tetap tunduk kepada bangsa Mongol dan bersedia untuk
terus memasok upeti.

Karena baik Khitan dan Jurchen telah sama-sama mengakui Genghis Khan sebagai kaisar
tertinggi mereka, dia merasa tidak punya alasan lagi untuk tinggal di tanah mereka. Musim
panas baru saja dimulai, tetapi panas dan kering mencegah pasukan Mongol untuk
menyeberangi Gobi untuk kembali ke kampung halaman di Mongolia, orang-orang Mongol
paling tidak tahan dengan cuaca panas. Untuk sementara, mereka membuat perkemahan di
sisi selatan Gobi di sebuah tempat yang bernama Dolon Nor (artinya adalah Danau Tujuh).
Sambil menunggu datangnya musim gugur yang lebih dingin, orang-orang Mongol
menghabiskan waktu dengan menikmati berbagai permainan, pesta, dan penampilan dari para
musisi dan penyanyi berbakat yang mereka tangkap dan hendak dibawa pulang bersama
mereka8

Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215
M, Hingga ke Smirechya di Turkistan Utara (1218 M). Sasaran selanjutnya adalah negeri-
negeri Islam yang letaknya tidak jauh dari situ, Khwarizm di Asia tengah. Serangkaian
peristiwa lainnya yang membawa Mongol kepada kegemilangan mempercepat invasi Mongol
ke wilayah kekuasaan Islam. Setelah Rusia Selatan direbut, Jenghis berencana menghadapai
pemberontak di Selatan China, tapi malang nasibnya, Jenghis justru meninggal di tepi sungai
Chali, Mongolia (1227 M). 5 Wilayah kekuasaannya meluas ke seluruh Eurasia di Timur
sampai Laut Pasifik dan Barat sampai Laut Hitam.
8
Jack Weatherford, Genghis Khan and the Making of the Modern World (Crown and Three Rivers Press,
2004, e-book version), Chapter 4.
Pada tahun 1218 Jengiz Khan menundukkan Turkistan yang berbatasan dengan wilayah
Islam, yakni Khawarizm Syah. Jengiz Khan mengadakan kontak dagang dengan pihak
Khawarizm sebagai usaha untuk mengenali situasi dan kondisi kekuasaan Islam di Asia
Tengah. Ala’ Uddin Muhammad Khawarizm menerima kontak diplomasi perdagangan ini
dengan amat hati-hati. Latar belakang yang menyebabkan invasi Mongol ke wilayah Islam
adalah adanya peristiwa Utrar pada tahun 1218, yaitu ketika Gubernur Khawarizm
membunuh utusan Jengiz Khan yang disertai pula oleh para saudagar muslim. Jengis Khan
mengirim 50 orang saudagar Mongol untuk membeli barang dagangan di Bukhara. Atas
perintah amir Bukhara Gayur Khan, mereka ditangkap dan dihukum mati.

Penangkapan tersebut disebabkan para pedagang Mongol tersebut melakukan tindakan


kasar yang merugikan pedagang setempat. Peristiwa itu menimbulkan reaksi yang cukup
hebat dari Jengiz Khan. Hal tersebut menyebabkan Mongol menyerbu wilayah Islam dan
dapat menaklukkan Transoxania yang merupakan wilayah Khawarizm tahun 1219-1220.
Ketika Jenghis Khan berhasil memiliki angkatan perang yang kuat, ia mengadakan ekspansi
untuk memperluas wilayahnya dengan menaklukan daerah-daerah lain. Serangan pertama
diarahkan ke kerajaan cina dan ia berhasil menduduki peking pada tahun 1215 M 9. sasaran
selanjutnya adalah negara-negara islam. Pada tahun 1209 M, tentara mongol keluar dari
negerinya dengan tujuan Turki dan Fergana kemudian terus ke samarkand.

Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa khawarij, yakni sultan
Ala al-Din diTurkiztan. Pertempuran berlangsung seimbang, karena itu masing-masing
kembali ke negerinya. Dalam buku sejarah lain diterangkan bahwa sebab utama mongol
menginvasi kewilayah islam terjadi karena Gubernur Khawarizm membunuh para utusan
Jenghis Khan. Peristiwa tersebut mengakibatkan Jenghis Khan marah dan menyerbu wilayah
islam ketika itu.

Kemudian sekitar sepuluh tahun kemudian sejak terjadi pertempuran yang pertama,
Jengis Khan dan pasukannya memasuki Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamazan dan
sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibukota Khawarizin, mereka kembali mendapat
perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi Mongol berhasil mengalahkan Sultan Ala al-Din
yang akhirnya tewas dalam pertempuran di Mazandiran tahun 1220 M. Ia digantikan oleh

9
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta.Grafindo,2002). Hal. 113
putranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam
pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. dari sana pasukan Mongol terus ke Azarbaijin10.

Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan


indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian pula isi bangunan yang bernilai
sejarah. Sekolah-sekolah, masjid-masjid, dan gedung lainnya hangus dibakar. Kemungkinan
semua kota dan bangsa yang pernah dijajah oleh jenghis khan, tidak akan tersisa apapun dan
kepada siapapun.

C. SERANGAN HULAGU KHAN

Berkenaan dengan hal ini, ada hal-hal penting yang patut dimunculkan untuk mengetahui
kebenaran sejarah hancurnya Dinasti Abbasiyah. Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya penyerbuan
Bangsa Mongol ke Baghdad yang ketika itu dipimpin oleh Khalifah al-Mu'tas’im bukanlah
murni penyerangan bangsa Mongol atau kekuatan bala tentara mereka, tapi dibalik kesuksesan
itu, kerja sama pemimpin Mongol, Hulagu, dengan orang dekat khalifah telah memberi andil
besar, hingga Mongol mampu memberanguskan kota Baghdad rata dengan tanah. Orang tersebut
Adalah Wazi’r al-Qami (al-Qemi) lah pengkhianat kerajaan yang telah 'membantu' Hulagu dan
pasukannya pada saat itu.

Jauh sebelum penyerangan Mongol, telah terjadi peperangan lokal antara dua sekte, yakni
Sunni dan Syi'ah, yang mana banyak orang Syi'ah terbunuh, inilah yang memicu sakit hati al-
Qami, sang penganut Syi'ah itu mengkhianati khalifah al-Mu'tasim. Meskipun telah terjadi
perundingan damai, tapi tetap saja khalifah al-Mu'tasim bersama 300 menteri juga para Qa’di
dibunuh oleh Hulagu Khan11.

Kemenangan Hulagu tersebut, manghantarkan kepada masa gemilangnya Mongol,


sekaligus kehancuran peradaban islam di Baghdad. Pujian demi pujian diberikan kepada Hulagu
sehingga ia dijuluki "ilkhan" yang berarti Khan yang Agung, Sebuah gelar yang diwariskan
turun-temurun kepada keturunannya.

Ilkhaniyah" adalah asal kata dari "ilkhan", berarti Khan yang Agung, gelar yangdiberikan
kepada Hulagu karena telah memperoleh kemenangan, yang kemudian gelar ini diwarisi oleh

10
Jalaluddin al-Suyuthi. Tarikh al-Khulafa. (Beirut. Dar al-Fikri,tanpa tahun penerbit). Hal. 433
11
keturunannya. Hulagu (1256-1265 M) sebagai pendiri Dinasti Ilkhaniyah setelah menghancurkan
Dinasti Abbasiyah.

Daerah yang dikuasai oleh Dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di
Barat dan India, di Timur,dengan ibu kotanya Tabri’z. 13 Tidak terkecuali, Irak pun tunduk
kepada pemerintahan ilkhaniyah. Sebagai sebuah Dinasti baru, perebutan kekuasaan di pihak
keluarga tentunya masih mewarnai Dinasti ini, bahkan menjadi tradisi. Hulagu meninggal tahun
1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga (1265-1282 M) yang masuk Kristen, baurajanya yang
ketiga, Ahmad Taguder (1282-1284 M) yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad
Taguder ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lain. Dan akhirnya ditangkap
kemudian dibunuh oleh Arghun yang mengambil alih kekuasaan.

Pada tahun 1253, Hulagu Khan12 bergerak dari Mongol memimpin pasukan berkekuatan
besar untuk membasmi kelompok Pembunuh (Hasyasyin) dan menyerang kekhalifahan
Abbasiyah. Inilah gelombang kedua yang dilakukan bangsa Mongol. Mereka menyapu bersih
semua yang mereka lewati dan yang menghadang perjalanan mereka; menyerbu semua kerajaan
kecil yang berusaha tumbuh di atas puing-puing imperium Syah Khawarizm. Hulagu
mengundang Khalifah al-Musta’shim (1242-1258) untuk bekerjasama menghancurkan kelompok
Hasyasyin Ismailiyah. Tetapi undangan itu tidak mendapat jawaban.

Pada 1256, sejumlah besar benteng Hasyasyin, termasuk “puri induk” di Alamut, telah
direbut tanpa sedikit pun kesulitan, dan kekuatan kelompok yang ketakutan itu hancur lebur.
Bahkan lebih tragis lagi, bayi-bayi disembelih dengan kejam. Pada bulan September tahun
berikutnya, tatkala merangsek menuju jalan raya Khurasan yang termasyhur, Hulagu
mengirimkan ultimatum kepada khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah
luar diruntuhkan. Tetapi khalifah tetap enggan memberikan jawaban

Pada saat kondisi fisiknya mulai melemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya
menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juch, Chagatai, Ogatai dan Tuli.
Chagatai berusaha kembali menguasai daerah-daerah Islam yang pernah ditaklukkan dan
berhasil merebut Fergana, Raihamazan dan Azarbaijin. Sultan Khawarizin, Jalal al-Din berusaha
keras membendung serangan tentara Mongol. Namun, ia tidak sehebat dulu dan akhirnya

12
http://www.wikipedia Indonesia.com yang diupload pada 16:10, 19 Agustus 2007
melarikan diri ke pegunungan dan di sana ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian
berakhirlah Kerajaan Khawarizin.

Kemudian Sultan Khawarizin itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayapnya
ke daerah lain. Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan
Islam sudah terpecah belah dan kekuasaannya sudah lemah, Tuli dengan mudah dapat menguasai
Irak. Ia meninggal pada tahun 1256 M dan digantikan oleh putranya, Hulaghu Khan13.

Khalifah al-Musta’shim benar-benar tidak dapat membendung “topan” tentara Hulagu Khan.
Pada saat yang kritis itu, wazir khalifah Abbasiyah, Ibn al-‘Alqami ingin mengambil kesempatan
dengan menipu khalifah14. Ia mengatakan kepada khalifah, “Saya telah menemui mereka untuk
perjanjian damai.

Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakar, putera
khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. Ia tidak menginginkan
sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek-kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk”

Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba
di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tasim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu
membendung "badai" tentara Hulagu/Hulaku Khan.

Pada tahun 1258 M tentara Mongol berhasil menguasai Baghdad. Kota Baghdad sendiri
dihancurkan rata dengan tanah sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulaghu Khan memantapkan kedudukannya di Baghdad selama
dua tahun, sebelum melanjutkan gerakannya ke Syiria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol
menyebrangi Sungai Eufrat menuju Syiria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M
mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza.

Pada saat itu juga panglima tentara Mongol, Kithbugha mengirim utusan ke Mesir meminta
supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja Kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu
ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya. Tindakan Qutuz ini menimbulkan
kemarahan di kalangan tentara Mongol..

13
Muhammad Hudhori Bek. Muhadharah Tarikh al-Umam al-Islamiyah.(Kairo.Maktabah al Kubro,1970).
Hal. 480
14
Ali Mufrodi, op.cit., h. 127. Hasan Ibrahim Hasan
Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini kemudian bertemu
dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di Ain Jalut.
Pertempuran ini terjadi dengan dahsyat dan pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara
Mongol pada tahun 1260 M.

Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukan hulagu selanjutnya ditaklukan hulagu,


selanjutnya diperintah oleh dinasti ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada hulagu khan15.
Dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan
ibukotanya Tabriz.

Umat Islam dengan demikian dipimpin oleh Hulaghu Khan, seorang raja yang beragama
Syamanism. Hulaghu Khan meninggal dunia tahun 1265 M dan digantikan oleh anaknya,
Abagha yang kemudian masuk Kristen. Baru raja yang ketiga, Ahmad Teguder yang masuk
Islam akhirnya ia ditantang oleh pembesar-pembesar kerajaan yang lainnya. Akhirnya ia
ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja16. Raja
Dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka
yang terbunuh dan diusir.

Selain Teguder, Mahmud Ghazan raja yang ketujuh dan raja-raja selanjutnya adalah
pemeluk Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan yang sebelumnya beragama Budha,
Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itulah orang-
orang Persia mendapat kemenangan kembali. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya,

Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu


pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian, terutama arstektur, astronomi, kimia
dan botani. Ia membangun perguruan tinggi untuk madzhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah
perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum lainnya.

Ia wafat pada usia 32 tahun dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Ulijietu
seorang penganut Syiah yang ekstrim. Ia mendirikan kota Raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada
masa pemerintahan Abu Sa’id pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan
yang sangat menyedihkan dan angin topan dan hujan es yang mendatangkan malapetaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulaghu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa’id.
15
Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta.A.Press,1985). Hal. 80
16
Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam. (Yogyakarta.Kota Kembang). Hal. 307
Masing- masing pecahan saling memerangi. Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur
Lenk.

D. SERANGAN TIMUR LENK

Sultan Timur Lenk merupakan mongol yang sudah masuk islam, dimana sisa-sisa
kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Dia berhasil mengalahkan Tughluk Timur dan
Ilyas Khoja, dan dia juga melawan Amir Hussain yang merupakan iparnya sendiri. Dan dia
memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxnia, pelanjut jagatai dari
keturunan Jenghis Khan.

Setelah lebih dari satu abad, umat islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran
akibat serangan bangsa mongol dibawah kekuasaan Hulagu Khan, malapetaka yang tidak kurang
dahsyatnya datang kembali.

Berbeda dari Hulagu Khan dan Keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini
sudah masuk islam, tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu
dipimpin oleh Timur Lenk, yang berarti Timur si Pincang.17

Pada tahun 1381 M ia menyerang dan berhasil menaklukan Khurusan. Setelah itu serbuan
ditujukan Herat. Disini ia juga keluar sebagai pemenang. Ia tidak berhenti sampai disitu saja,
tetapi harus melakukan serangan ke negeri-negeri lain dan berhasil menduduki negeri-negeri di
Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan. Disetiap negeri yang ditaklukannya, ia membantai
penduduk yang melakukan perlawanan atau yang sering melakukan pembangkangan atas apa
yang dibuat peraturan tersebut oleh Timur Lenk.

Di Sabzawar, Afganisthan, bahkan ia membangun menara, disusun 2000 mayat manusia


yang dibalut dengan batu dan tanah liat. Di Isfa, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.
Kepala-kepala dan mayat-mayat itu dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Dari
sana ia melanjutkan ekspansinya ke Irak dan Syria, dan Jazirah Anatolia (Turki).

Pada tahun 1393 M, ia menghancurkan Dinasti Muzhaffari di Fars dan Jizarahnya, dan
setahun kemudian ia berhasil menduduki Mesopotamia. Penguasa Baghdad itu yakni Sultan
Ahmad Jalair, melarkan diri ke Syria.

17
Badri Yatim, op.cit. Hal.118
Ia kemudian menjadi Vassal dari Sultan Mesir yakni Al –malik al-zahar Barquq.
Penguasa Dinasti mamalik yang berpusat di mesir ini adalah satu-satunya Raja yang tidak mau
dan tidak berhasil ditundukannya.

Utusan-utusan Timur Lenk yang dikirim ke mesir untuk perjanjian damai, sebagian
dibunuh dan sebagian diperhinakan, kemudia disuruh pulang ke Timur Lenk. Mesir,
sebagaimana pada masa serangan-serangan Hulagu Khan, kembali selamat dari serang bangsa
Mongol. Karena Sultan Barquq tidak mau mengekstradisi Ahmad Jalair yang berada dalam
perlindungannya, Timur Lenk kemudian melancarkan invasi ke Asia Kecil menjarah kota-kota
yaitu, Tikrit, Mardin dan Amid. Di Tikrit, kota kelahiran Shalahuddin al-Ayyubi, ia membangun
sebuah piramida dari tengkorak kepala korban-korbannya.

Pada tahun 1395 M ia menyerbu daerah Qipchak, kemudian menaklukkan Moskow yang
didudukinya selama lebih dari setahun. Tiga tahun kemudian ia menyerang India. Konon alasan
penyerbuannya adalah karena ia menganggap penguasa muslim di daerah ini terlalu toleran
terhadap penganut Hindu. Ia sendiri berpendapat, semestinya penguasa muslim itu memaksakan
Islam kepada penduduknya. Di India ia membantai lebih dari 80.000 tawanan.

Dalam rangka pembangunan masjid di Samarkand, ia membutuhkan batu-batu besar.


Untuk itu, 90 ekor gajah dipekerjakan mengangkat batu-batu besar itu dari Delhi ke Samarkand.
Setelah fondasi masjid dibangun, tahun 1399 M Timur Lenk berangkat memerangi Sultan
Mamalik di Mesir yang membantu Ahmad Jalair, penguasa Mongol di Baghdad yang lari ketika
ia menduduki kota itu sebelumnya, dan memerangi Daulah Bani Ustmani di bawah Sulthan
Yildirim Bayazid I Rahimahullah. Dalam perjalanannya itu, ia menaklukkan Georgia. Di kota
Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup untuk memenuhi sumpahnya
bahwa darah tidak akan tertumpah bila mereka menyerah.

Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya Aleppo
dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinggi 10 hasta dan
kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap keluar. Banyak bangunan seperti sekolah
dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanki dan Ayyubi dihancurkan. Hamah, Horns
dan Ba'labak berturut-turut jatuh ketangannya. Pasukan Sultan Faraj dari Kerajaan Mamalik
dapat dikalahkannya dalam suatu pertempuran dahsyat sehingga Damaskus jatuh ke tangan
pasukan Timur lenk pada tahun 1401 M.
Akibat peperangan itu masjid Umayyah yang bersejarah rusak berat tinggal dinding-
dindingnya saja yang masih tegak. Dari Damaskus para seniman ulung dan pekerja atau tukang
yang ahli dibawanya ke Samarkand.

Ia memerintahkan ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan


tindakan-tindakannya itu. Setelah itu serangan dilanjutkan ke Baghdad. Ketika Baghdad
berhasil ditaklukkan, ia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap 20.000 penduduk
sebagai pembalasan atas pembunuhan terhadap banyak tentaranya sewaktu mengepung kota itu.
Di sini, seperti kebiasaannya, ia kemudian mendirikan 120 buah piramida dari kepala mayat-
mayat sebagai tanda kemenangan18.

Daulah Bani Ustmani, oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena
kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium Jengis Khan dan Hulagu Khan. Bahkan,
Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah, penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil
meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk.

Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini. Ia mengerahkan bala
tentaranya untuk memerangi tentara Bayazid I. Di Sivas terjadi peperangan hebat antara kedua
pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, Erthugrul, terbunuh
dalam pertempuran tersebut.

Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di Ankara. Tentara Daulah Bani
Utsmani kembali menderita kekalahan, sementara Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah
sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri. Sulthan Yildirim Bayazid I Rahimahullah
akhirnya meninggal dalam tawanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke Bursa, ibu kota
lama Turki, dan Syria. Setelah itu ia kembali ke Samarkand untuk merencanakan invasi ke Cina.

Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Otrar, ia menderita sakit yang membawa


kepada kematiannya. Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke
Samarkand untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.

sebagai seorang Muslim Timur Lenk tetap memperhatikan pengembangan Islam. Bahkan
dikatakan, ia seorang yang saleh. Konon, ia adalah penganut Syi'ah yang taat dan menyukai

18
Philip.K.Hitti.History of The Arabs. (London.Macmillan Student Editions.1974). Hal. 670
tasawuf tarekat Naqsyabandiyah. Dalam perjalanannya, ia selalu membawa serta ulama-ulama,
sastrawan dan seniman.

Ulama dan ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian Utara, ia
menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sultan Faraj untuk
membicarakan perdamaian.Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-
ulama syi’ah, sastrawan dan seniman. Ulama syi’ah dan para ilmuwan dihormatinya.

Ketika berusaha menaklukkan Syria bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan
terkenal, Syeikh Ibnu Khaldun Rahimahullah yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan
perdamaian. Kota Samarkand diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah
dan indah. Di masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih
kedudukan Baghdad dan Tabriz.

Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang


pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya antara lain yakni,
Delhi, Damaskus dan lain-lain.

Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute


perdagangan yang baru antara India dan Persia Timur. Ia berusaha mengatur administrasi
pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan
Islam.

Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil,
berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan
tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu
saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya.

Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan
lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulug Beg (1447-1449 M), seorang raja
yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah
berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abdal-Latif (1449- 1450 M).
Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa'id (1452-1469 M). Pada masa
inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku
Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu (domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba
putih). Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak
Koyunlu19.

Pada akhirnya Mongol mulai mengalami banyak kemunduran semenjak ekspansi mereka
di Timur Tengah. Faktor banyaknya orang penting Mongol yang masuk Islam juga jadi alasan
kenapa bangsa ini kemudian mulai mengeropos wilayah-wilayahnya. Daerah jajahan tidak
terkontrol dengan baik, akhirnya kembali direbut oleh musuh-musuh.

Mongol yang awalnya hampir seluas separuh dunia, mulai terkurangi wilayahnya.
Perlahan-lahan mulai dari Eropa Timur berhasil melepaskan dirinya, hingga yang terakhir adalah
Tiongkok. Pada akhirnya Mongolia hanya tersisa apa yang ada sekarang ini.

Mongol, bangsa monster ini pernah menguasai separuh dunia. Bahkan jika ekspansi
mereka sukses dan tidak ada halangan, mungkin seluruh Eropa akan ada di bawah kaki bangsa
ini. Namun, takdir berkata lain.

Mereka pada akhirnya justru terpecah dan akhirnya menjadi bangsa kecil. Bukan karena
kalah perang, namun justru karena hal-hal non militer, entah itu pengetahuan, ideologi,
kepercayaan dan lain-lainnya. Islam berpengaruh besar terhadap perubahan bangsa Mongol yang
barbar menjadi beradab meskipun pada akhirnya kehilangan kekuasaan yang begitu besar.

Mongol mungkin memang kuat secara militer, namun di aspek fundamental lain mereka
sangat lemah. Peradaban, ilmu pengetahuan, kebudayaan luhur dan lain sebagainya. Uniknya,
hal-hal seperti ini mulai mereka rasakan sejak penaklukan negeri-negeri Islam. Mereka mungkin
membantai, namun di sisi lain menyadari kekurangan dalam banyak hal.

Hingga akhirnya, kepincutlah para pembesar Mongol dengan negeri Islam dan semua hal
yang melingkupinya termasuk ilmu pengetahuan dan lain-lain. Alhasil, banyak tokoh-tokoh
penting Mongol mendirikan kesultanan Islam di Asia tengah dan timur, ada pula yang
mengatakan di Turki.

19
Hamka.Sejarah Umat Islam, III (Jakarta.Bulan Bintang,1981). Hal.53
Keturunan Khan di Asia Selatan seperti India, konon nenek moyangnya adalah bangsa
Mongol ini. Khan yang sekarang beragama Islam, sama pula seperti para pendahulunya yang
memutuskan untuk lepas dari imperium Mongol dan mendirikan kesultanan Islam sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bangsa Mongol merupakan Bangsa kedua Terbesar yang pernah menguasai hampir
separuh dunia, kekuasaan bangsa mereka jatuh kepada nasab dan keturunan mereka sendiri,
jadi yang melanjutkan kekuasaan dan adat dari Khan sebelumnya, diLanjutkan oleh anak dan
Cucu dari Khan-Khan sebelumya.
Bangsa mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia
Tengah, sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria barat serta Turkisthan Timur,
dimana nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar,
yakni tartar dan mongol. Agama mereka mengajarkan menyembah matahari terbit dan tidak
ada larangan memakan daging apapun bahkan anjing dan babi.
Adapun agama-agama samawi yang sampai ditengah tengah mereka karena invansi dari
bangsa mongol itu sendiri misalnya agama islam pengaruh dari persia dan daerah Golden
Holde, agama Budha pengaruh dari Tibet dan Persia dan agama Kristen datang dari Eropa.
Mereka hidup dari hasil perdagangan traditional yaitu yang mempertukarkan bangsa
Turki dan Cina yang merupakan tetangga mereka sebagai bangsa nomaden, mereka
mempunya sifat kasar, suka berperang, berani mati dalam mewujudkan keinginan dan ambisi
politiknya. Hingga sampe runtuhnya masa kejayaan sehungga kepincutlah para pembesar
Mongol dengan negeri Islam dan semua hal yang melingkupinya termasuk ilmu pengetahuan
dan lain-lain. Alhasil, banyak tokoh-tokoh penting Mongol mendirikan kesultanan Islam di
Asia tengah dan timur, ada pula yang mengatakan di Turki.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang dinuatnya masih sangat jauh dari kata sempurna,
karena masih dalam proses belajar, dan hanya menyelesaikan tugas yang diberikan
kepada saya selaku mahasiswa. Maka insya allah kedepannya saya secara pribadi akan
lebih giat lagi dan fokus dengan detail dalam menjelaskan dan membuat makalah dan
sejenisnya dengan mencari sumber-sumber atau artikel-artikel maupun referensi yang
banyak dan tentunya saya akan mempertanggung jawabkan hasil makalah ini, dan siap
menerima apapun resikonya, agar saya bisa menjadi maju kedepannya lagi

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muhammad Masyhur. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Indonesia Spirit Foundation,
2004.
Brockelmann, Carl. History of The Islamic Peoples. London: Routledge & KeganPaul, 1982.
Glasse, Cyril "Mongol", Ensiklopedi islam (Ringkas), diterjemahkan oleh GhufronA.
Mas'adi dari "The Concise Enclyclopaedia of Islam". Jakarta: RajaGrafindo Persada,
1999.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve,
cet.IX, 2001.
Halimi, Ahmad Jaelani dan Mahayudin Hj. Yahaya. Sejarah islam. Shah Alam:Fajar Bakti Sdn.
Bhd, 1995.
Harun, Maidir & Firdaus. Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN-IB Press, jld.2, 2002.
Hasan, Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam. terj. Djahdan Hamami, Surabaya: Kota
Kembang, 1989.
Hassan, Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia,1989 .Hitti,
Philip K. History of The Arabs. London: The Macmillan Press Ltd, 1970 .
Hitti, Philip K. History of The Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005.
Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: PustakaBook Publisher,
2007
Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. Jakarta: Logos, 1997.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet. VIII, 2003.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet.VII,
1998.

Anda mungkin juga menyukai