Anda di halaman 1dari 5

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Ilkhan
Asal mula Bangsa Mongol dari pegunungan Mongolia. Wilayahnya membentang dari Asia Tengah sampai
Siberia Utara, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Silsilah mereka sampai di Alanja Khan.
Dia mempunyai dua putera kembar. Yaitu Mongol dan Tartar. Mongol memiliki anak yang bernama Ilkhan.1
Jengis Khan yang merupakan Raja bangsa Mongol dengan wilayah kekuasaan yang amat luas itu sesuai
dengan adat-istiadat bangsa Mongol maka kekuasaan harus diserahkan kepada keturunannya. Maka dia
menganugerahkan kekuasaan kepada 4 Anak keturunannya, si bungsu Toluy inilah yang mendapat bagian wilayah
Mongolia sendiri, dan Putranya Hulagu Khan yang menggantikan ayahnya dan mendirikan Dinasti Ilkhan.
Dinasti Ilkhan merupakan Bagian dari Kekaisaran Mongol. Dinasti ini didirikan pada abad ke-13 yang
berbasis di Iran dan sekitarnya, seperti Azerbaijan bagian tengah dan timur turki. Pada awalnya kerajaan ini
menjadi wilayah kekuasaan Jengis Khan. Dengan perpecahan kekaisaran Mongol setelah tahun 1259 M, wilayah
itu berdiri sendiri menjadi Ilkhan yang terpisah secara fungsional. Dinasti ini kemudian berkembang ke wilayah-
wilayah yang saat ini terdiri dari sebagian besar Iran, Irak, Armenia, Azerbaijan, Georgia, Turkmenistan, Turki,
Afganistan barat, dan tepi barat laut dari anak benua India.2
Hulagu Khan dikenal dengan sebutan Hulegu and Halaku. Adalah Khan pertama dari dinasti Ilkhan yang
menguasai wilayah Persia. Kehancuran kota Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan
Islam telah dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Melakukan peperangan dan pembantaian besar-
besaran terhadap penduduk yang berada di Persia, ada beberapa factor yang menjadikan Hulagu Khan
berkeinginan menguasai wilayah Islam. Diantaranya : Ibu Hulagu, Istri, dan sahabat dekatnya, Kitbuq adalah
seorang Kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam terhadap orang-orang muslim, dan para
penasehatnya banyak yang berasal dari Persia memang berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka
satu abad sebelumnya ketika Persia ditaklukan oleh pasukan muslim pada masa Khalifah Umar Bin Khatab R.A. 3
Keberhasilan ekspansi yang dilakukan oleh Hulagu Khan terutama kehancuran Baghdad tahun 1258 M,
telah mendirikan suatu kerajaan Mongol dengan gelar Ilkhan. Dinasti Ilkhan berdiri pada tahun 1259, pada saat
Hulagu Khan berhasil memantapkan kekuasaannya di Baghdad. Ilkhan dalam bahasa Mongol adalah kepala suku,
dalam makna khusus dikalangan Mongol juga disebut sebagai perwakilan dari pusat kekuasaan Khan Agung, yang
memiliki wilaayah yang sangat luas. Ilkhan merupakan gelar yang diberikan kepada Hulaghu Khan sebagai bentuk
penghargaan terhadap prestasi-prestasinya yang diperolehnya ketika sukses melakukan ekspansi wilayah dan
mengalahkan setiap musuh-musuhnya. Dinasti Ilkhan yang didirikan oleh Hulagu Khan memliki kekuasaan
meliputi dari lembah sungai Amu Daria sampai Syam dan dari Kawkasus sampai Hidukush. Kehadiran dinasti
Ilkhan yang menegakkan ajaran Islam sebagai agama resmi kenegaraan, merupakan terobosan baru bagi peradaban
Islam di tangan bangsa Mongol.4
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu Khan telah diperintah oleh Dinasti Ilkhan. Umat
Islam yang masih menetap di daerah Baghdad dipimpin oleh Hulagu Khan seorang raja yang beragama
Syamanisme. Hulagu Khan sangat membenci Ummat Islam. Kebenciannya semakin menjadi-jadi dikarenakan
istrinya merupakan seorang Kristen yang mendorong untuk melakukan pembantaian terhadap kaum Muslimin.
Namun demikian, di akhir-akhir kehidupan Hulagu Khan telah mempercayakan pendidikan putra keduannya,
Teguder kepada seorang pendidik Mualim. Hulagu khan Meninggal pada tahun 663 H/1265 M.5
Keberhasilan Hulagu Khan menguasai Persia dan Irak, tidak menutup kemungkinan untuk melakukan
ekspansi di berbagai negara lain, Hulagu bergerak untuk memerangi Syiria dan daerah-daerah lain yang berada di
bawah kekuasaan Dinasti Mamluk. Hulagu sangat tertarik menguasai Mesir, akan tetapi pasukan Mamluk lebih
kuat dan lebih cerdik. 6
Pada tahun 1260 M pasukan Mongol berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol,
Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz penguasa Dinasti Mamluk menyerahkan diri.
Permintaan tersebut ditolak oleh Qutuz dan utusan bangsa Mongol telah dibunuh oleh penguasa Dinasti Mamluk.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania
menuju Galilie Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamluk yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di
Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamluk berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September
1260 M.7
Mamluk memiliki keuntungan pengetahuan tentang medan perang. Taktik yang dipakai oleh panglima
Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam ke arah
lembah sempit sehingga terjebak, kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan

1
Budi dan Nita, Politik penguasaan bangsa Mongol (1260-1343), Jurnal Rihlah Vol. 6 No.1/2018
2
Herawati, Potret sejarah Dinasti Ilkhan (1260-1343), Artikel 2021
3
Suryanti, Bangsa Mongol mendirikan dinasti Ilkhan Berbasis Islam pasca kehancuran Baghdad, Jurnal Nalar
Vol. 1 No. 2/Desember 2017
4
Abdul Karim, Islam di Asia Tengah, Hal.79
5
Tim Riset dan Studi Islam Mesir: Ensiklopedi Sejarah Islam Imperium Mongol Muslim, Negara Utsmani, Muslim
Asia Tenggara, Muslim Afrika (Cet. I; Jakarta: Al-Kautsar, 2013), h. 50
6
Hasan Ibrahim Hassan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam (Cet. I; Yokyakarta, Kota Kembang, 1989), h. 151
7
Ahmad Syalabi, Mausu‟ah al-Tarikh al-Islami wa al-Hadharah al-Islamiyah, (Cet. VII; Kairo: Maktabah al-
Nahdhah al-Mishriyah, 1979), h. 746
2

penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut. Taktik ini menuai sukses besar.
Pihak Mongol terpaksa mundur dalam kekacauan bahkan panglima perang mereka, Kitbuqa berhasil ditawan dan
akhirnya dihukum mati.8
Keruntuhan kota Baghdad sampai ke Negara-negara Islam yang lain, rasa kesedihan menyelimuti mereka
semua. Kehadiran dinasti Mamluk yang merupakan Dinasti dengan pemimpin dari Golongan para budak ini
mampu membendung topan penyerangan bangsa Mongol. Pada saat dunia Islam tidak ada lagi yang tersisa kecuali
satu Negara besar yang dapat menghadapi bahaya Mongolia ini. Negara itu adalah Negara Mesir kerajaan Dinasti
Mamluk.
B. Perkembangan Pemerintahan Dinasti Ilkhan
Serangan ke Baghdad, yang merupakan pusat Kekhalifahan Abbasiyah, juga mengakibatkan musnahnya
berbagai karya intelektual buah pemikiran para ilmuwan dan filsuf Muslim. Mereka membakar fasilitas belajar,
perpustakaan, serta menenggelamkan berbagai kitab penting. Kendati merupakan sejarah kelam bagi Islam,
tumpasnya Abbasiyah dan beberapa negeri Muslim lainnya menjadi pintu masuk penyebaran Islam terhadap
bangsa Mongol. Setelah menguasai negeri Islam, bangsa Mongol pun hidup berdampingan
dengan penduduk Muslim yang selamat dari peperangan. Bangsa Mongol bergaul dengan penduduk Muslim dan
mulai berkenalan dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Hal tersebut menjadi titik awal dianutnya Islam oleh bangsa
Mongol.9
Dinasti Ilkhan memerintah di wilayah yang memanjang dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur
dengan ibukotanya Tabriz. Di wilayah itu sekarang membentang negara Turki, Syiria, Irak, Iran, Uzbekistan dan
Afghanistan. Selama dinasti ini berkuasa, terdapat 16 raja yang pernah berkuasa. Di antara raja-raja tersebut yang
pertama adalah Hulagu Khan, seorang raja Mongol dari Dinasti Ilkhan yang merupakan anak dari Toluy Khan. Ia
merupakan cucu dari Jengis Khan beragama Syamanism.10
Masa kekuasaan dari Hulagu Khan hanya berlangsung selama tujuh tahun karena pada tahun 1265 Ia
meninggal dunia dan dimakamkan di Pulau Kaboudi yang terletak di dalam Danau Urmia.
2. Abaqa Khan
Abaqa Khan memerintah pada 1265-1282, ia menaruh perhatian pada umat Kristen karena pengaruh
janda ayahnya yang beragama kristen Nestorian, yakni Doquz Khatun. Orang-orang Mongol dinasti Ilkhaniyah ini
bersekutu dengan orang-orang salib, penguasa kristen Eropa, Armenia Sicilia untuk melawan dinasti Mamluk dan
keturunan saudara-saudaranya sendiri dari dinasti Horde Keemasan (goldenHorde) yang bersekutu dengan dinasti
Maluk. Sepanjang era Abaqa Khan diisi dengan peperangan ke seluruh pelosok wilayah diisi dengan peperangan
ke seluruh pelosok wilayah. Di Utara, ia berperang dengan para keponakannya yang menguasai Mongol Utara.
Pada mulanya, ia berperang dengan Berke Khan, kemudian dengan Mongke Temur. Ia memperoleh kemenangan
dengan Mongke Temur. Tidak lama kemudian, dinasti Ogeday bersatu dengannya dibawah kepemimpinan Baraq
Khan, untuk berperang dengan Mongol Utara. Ini adalah front timur.
Sedangkan di Front Barat, perang antara Abaqa Khan dan dinasti mamluk tidak kunjung usai. Ia telah
mengalahkan mereka berkali-kali, antara lain pada 673 H/1275 M. Ia juga mampu mencapai Anatolia pada era
Baybars. Kemudian ia berupaya menyerbu negeri Suriah sekali lagi akan tetapi ia gagal pada 679 H/1281.
Kemudian ia dikalahkan sekali lagi oleh pasukan Sultan Qalawun pada 680H/1282 M. Sungai Eufrat pun menjadi
perbatasan antara Ilkhan dan negara Mamluk.
Abaqa Khan mewarisi kebencian terhadap kaum muslimin dari ayahnya (Hulagu Khan), lantas Abaqa
Khan mewariskan kebencian tersebut kepada Arghun putranya. Hal yang semakin menambah kebencian Abaqa
Khan terhadap Islam adalah pernikahannya deengan putri Konstantinopel (Byzantium), yang tidak lain merupakan
taktik kaum Kristen. Abaqa Khan meninggal pada tahun 1282. Tahtanya pun diwarisi Taghudar saudaranya.
3. Taghudar Khan
Adalah Taghudar alias Taghudar Ahmad alias Muhammad Khan orang pertama yang masuk Islam
diantara dinasti Ilkhan yang didirikan oleh Hulagu Khan. Taghudar adalah putra Hulagu yang pendidikannya ia
percayakan kepada seorang pendidik muslim. Maka, Taghudar tumbuh besar dalam naungan Islam. Ia bahkan
dipanggil dengan nama Ahmad. Pada 681 H/1283 M, Taghudar berupaya mengikat perjanjian damai dengan
Sultan Qalawun, akan tetapi Arghun putra Abaqa menentang Taghudar dan membunuh pamannya itu. Arghun
lantas menggantikan posisinya ketiaka Taghudar sudah mengirim utusan untuk menemui Sultan Qalawun
mengikat perjanjian damai.
4. Argun Khan
Arghun mewarisi kebencian terhadap Islam dari Abaqa Khan bapaknya. Oleh karena itulah ia menyingkirkan
Taghudar pamannya yang beragama Islam. Ia lantas membentuk persekutuan dengan pasukan Salib dan bangsa
Armenia untuk melawan dinasti Mamluk dan Tode Mongke Khan Mongol Utara telah masuk Islam. Arghun mati
pada 691H/1291 M. Tahtanya pun diwarisi oleh Gaykahtu saudaranya.
5. Gaykhatu
Gaykhatu hanya menjabat dalam dalam pemerintahan sebentar saja hingga akhirnya terbunuh pada 693H/1295 M.
6. Baydu
Baydu adalah saudara sepupu Gaykhatu sekaligus putra Hulagu Khan. Masa pemerintahannya juga tidak lama
karena ia terbunuh pada 696 H/1298 M.
8
David Morgan, The Mongols, Cambridge : Black Well, 1990, h. 89
9
Herawati, Potret sejarah Dinasti Ilkhan (1260-1343), Artikel 2021
10
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah Dan Kebudayaan Islam, h. 307.
3

7. Ghazan Khan
Pada mulanya Ghazan Khan menganut Budha, kemudian ia mengumumkan keislamannya pada tahun 694 H/1296
M dan mengganti namanya menjadi Mahmud. Ia berkuasa dalam pemerintahan pada 695 H/1297 M. Seluruh
dinasti Toluy beserta tujuh puluh ribu orang Tartar pun turut memeluk Islam. Sejak saat itu dinasti Ilkhaniyah
menjadi pemerintahan Islam. Kendati demikian, peperangannya dengan dinasti Mamluk tidak kunjung usai.
Dengan kekalahannya, berakhirlah sebagian besar hegemoninya. Salah satu kekalahannya oleh dinasti Mamluk
yang terkenal adalah pada pertempuran Shaqhab (juga dikenal sebagai pertempuran Marj As-Syafar). Pertempuran
itu terjadi pada tahun 702 H/1300 M di negeri Suriah tatkala dinasti Mamluk, dan Ibnu Taimiyah bergabung untuk
melawan Ghazan. Itu merupakan kekalahan yang sangat telak bagi Ghazan.
Pada saat yang sama, terjadi pula peperangan antara Ghazan dan Mongol Utara pada era Toqta lantaran sengketa
provinsi Maragheh dan Tabriz yang dikuasai oleh orang-orang Ikhaniyah. Kekalahan-kekalahan yang diderita oleh
Ghazan Khan di negeri Suriah menyebabkan dihentinya perang antara ia Toqta. Ghazan meninggal dunia pada
tahun 703 H/1301 M. Kekuasaannya pun diwarisi oleh Oljeitu saudaranya.
8. Oljeitu
Oljeitu tumbuh besar dalam lingkungan agama Kristen, namun kemudian ia memeluk Islam dan mengganti
namanya menjadi Muhammad Khodabandeh. Akan tetapi sangat disayangkan ia menganut sekte Rafidah (Syiah
Imamyah) pada tahun 709 H/1307 M, dan mulai memaaksa rakyatnya untuk mengikuti sekte tersebut. Maka
terjadilah peperangan antara dirinya dan dinasti Mamluk serta Mongol Utara. Dua Amir yang melarikan diri dari
dinasti Mamluk, yaitu Qara Sankar dan Al-Afram memiliki peranan besar dalam mengalahkan Toqta Khan
Mongol Utara. Oleh karena itu Toqta berkorespondensi dengan dinasti Mamluk untuk bersatu melawan dinasti
Ilkhaniyah. Dalam berperang dengan dinasti Ilkhaniyah, dinasti Mamluk mendominasi sebagian besar peperangan.
Pada tahun 716 H/ 1315 M, Hamidah bin Abi Nama mendatangi Muhammad Khodabandeh untuk mengajaknya
memerangi penduduk Mekkah. Muhammad Khodabandeh pun bersedia membantunya, terlebih karena penduduk
Mekkah adalah Ahlu Sunnah. Namun Khodabandeh meninggal dunia sebelum sempat menyerang kota Mekkah,
sehingga tidak pernah terjadi peperangan. Sepeninggal Khodabandeh, Abu Said putranya naik tahta.
9. Abu Said
Abu Said masih belia tatkala mewarisi tahta pada tahun 717 H/ 1317 M. Chupan, perdana Menteri mendiang
ayahnya, berkorespondensi dengan Muhammad Oz Beg Khan Mongol Utara ihwal penyerangan negeri-negerinya,
akan tetapi Oz Beg menolak. Maka, terjadilah perang antara Yesu panglima pasukan Dinasti Chagatai dan Abu
Said. Pada saat itu Abu Said menang. Namun, kekalahan Yesu membuat Oz Beg mundur dari peperangan.
Oz beg berupaya untuk bersatu dengan Muhammad bin Qalawun sultan dinasti Mamluk untuk memerangi Abu
Said, akan tetapi Sultan Muhammad Qalawun justru mengadakan perjanjian damai dengan Abu Said. Pada saat era
Abu Said, mulailah Madzhab Sunni kembali ke pangkuan negara Ilkhaniyah setelah sekian lama ayahnya berupaya
mewajibkan aliran Syiah di negara tersebut. Oleh karena itu, terjadilah aneka kekacauan dan disintegrasi dinasti
Ilkhaniyah dengan begitu cepatnya. Para pemimpin daerah berpegang pada keyakinan mereka masing-masing,
sehingga munculah dinasti-dinasti baru seperti dinasti Jalayri dan dinasti Artuqi. Sejak itu, kekacauan terjadi
secara merata di dinasti tersebut. Dinasti Ilkhaniyah pun musnah dan berakhir pada pemerintahan Abu Said. Pada
tahun 784 H/ 1335 M, Timur Lenk datang untuk membinasakan berbagai negeri di (bekas wilayah) dinasti
Ilkhaniyah. Ia mampu untuk menguasai seluruh bagian-bagian dinasti tersebut(dan mendirikan dinasti Timuriyah).
Sangat menarik jika kita lihat Sebagian wilayah dinasti Ilkhaniyah yang berada di kawasan kebudayaan
Arab seperti Irak, Suriah, Kurdistan dan Azerbaizan, serta sebagian Persia sebelah barat, walaupun secara politis
dapat ditaklukan oleh Mongol, tetapi akhirnya Mongol sendiri terserap ke dalam budaya Islam. Dapatlah
disimpulkan bahwa akar budaya Islam di kawasan budaya Arab diperintah bukan hanya dinasti yang berbangsa
Arab saja tetapi siapa yang kuat akan memerintah wilayah tersebut. Dinasti-dinasti silih berganti menguasai
wilayah itu dan yang langgeng ialah kekuasaan dari bangsa Arab sendiri yakni agama Islam, baik pada masa klasik
maupun masa modern ini.11
Pasca pemerintahan Abu Said Dinasti Ilkhan diperintah Raja Arpha, Musa, Muhammad, Jahan Timur, Sati Bek
dan Sulaeman. Mereka semua adalah figur raja-raja yang lemah, karena wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan banyak
terjadi perpecahan dan pertikaian, sehingga wilayah kekuasaannya digantikan oleh dinasti-dinasti lokal.12

C. Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Ilkhan


Dinasti Ilkhan mengalami kemunduran pasca pemerintahan Abu Said. Perlu diketahui bersama pada masa
ini Dinasti Ilkhan diperintah Raja Arpha, Musa, Muhammad, Jahan Timur, Sati Bek dan Sulaeman. Mereka semua
adalah figur raja-raja yang lemah, karena di masa ketujuh raja ini di wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan banyak terjadi
perpecahan dan pertikaian, sehingga wilayah kekuasaannya digantikan oleh dinasti-dinasti lokal seperti Dinasti
Jalayiriyah, Muzhaffariyyah dan Sarbadariyyah di Khurasan. Wilayah Ilkhaniyah yang berada
di Irak, Kurdistan dan Azerbeijan diwarisi oleh Dinasti Jalayiriyah, tetapi masih memusatkan kekuasaan di
Baghdad. Di masa Uways, pengganti Hasan Agung, ia dapat menaklukkan Azerbeijan, tetapi mendapat
perlawanan dari Dinasti Muzaffariyah dan penguasa Horde keemasan. Tetapi mereka dapat ditaklukkan oleh Qara
Qoyunlu (Domba Hitam) yaitu orang-orang Turkmen yang lari ke Timur akibat invasi Mongol. Kedudukan
Dinasti-Dinasti ini dapat bertahan sampai datangnya Timur Lenk yang mempersatukan mereka dengan membentuk
Dinasti Timuriyah yang berpusat di Samarkand.
11
Budi dan Nita, Politik penguasaan bangsa Mongol (1260-1343), Jurnal Rihlah Vol. 6 No.1/2018
12
Joesoef Sou‟yb, Sejarah Daulat Abbasiyah, Jilid III (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 324.
4

Selanjutnya, sampai dengan dengan dekade keempat dari abad XIV, tepatnya di tahun 1343 M kekuasaan
dari Dinasti Ilkhan sudah tidak ada dan sisa-sisa dari wilayah kekuasaannnya di masa kemudian diambil alih dan
dipersatukan oleh Timur Lenk sebagai satu kesatuan integritas di bawah panji-panji kekuasaannya. 13
Terhitung Sejak Berdirinya dinasti Ilkhan 1260 M – 1343 (83 Tahun Berkuasa) Se Zaman dengan Dinasti
Mamluk di Mesir. Berakhirlah sudah masa dinasti Ilkhan sebagai kerajaan bangsa mongol yang didirikan oleh
Hulaghu Khan karena pertikaian internal dan perpecahan wilayah kekuasaan.
Sangat menarik jika dilihat dari asal-usul bangsa Mongol yang awalnya penganut Syamaniyah yakni
penyembah matahari, mempercayai kepercayaan nenek moyangnya ketika mereka menaklukan dunia Islam
mereka lambat laun mengikuti agama yang ditaklukannya. Ketika mereka berasimiliasi dan berbaur dengan
masyarakat Islam, merekalah yang tertarik dengan menjadikan agama Islam sebagai resmi yang dianut oleh
penguasa bangsa Mongol khususnya pada penguasa ketiga Dinasti Ilkhaniyah yakni Taghudar Khan yang
menganut agama Islam dan di tentang oleh para kerabat-kerabat dari mereka sendiri. Akhirnya pada penguasa
keenam dinasti Ilkhaniyah yakni pada kepemimpinan Ghazan Khan Islam sudah dianut oleh mayoritas keturunan
bangsa Mongol.14 Dan saat Itulah masa keemasan Dinasti Ilkhaniyah.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

1. dalam kausalitas sejarah ada cateris paribus (dalam hal keadaan yang lain sama, akan sama pula kejadiannya ;
artinya, dalam hal keadaan lain berubah, akan berubah pula kejadiannya) dan keterbukaan. Sebagaimana
penaklukan-penaklukan suatu bangsa maka otomatis rakyatnya akan mengikuti agama sang penakluknya.
Dalam hal ini yang berubah keadaanya adalah para penguasanya yang mengikuti agama masyarakatnya.
2. Dinasti Ilkhan merupakan Bagian dari Kekaisaran Mongol. Dinasti ini didirikan pada abad ke-13 yang
berbasis di Iran dan sekitarnya, seperti Azerbaijan bagian tengah dan timur turki. Pada awalnya kerajaan ini
menjadi wilayah kekuasaan Jengis Khan. Dengan perpecahan kekaisaran Mongol setelah tahun 1259 M,
wilayah itu berdiri sendiri menjadi Ilkhan yang terpisah secara fungsional.
3. Dinasti Ilkhan memerintah di wilayah yang memanjang dari Asia Kecil di Barat dan India di Timur dengan
ibukotanya Tabriz. Di wilayah itu sekarang membentang negara Turki, Syiria, Irak, Iran, Uzbekistan dan
Afghanistan. Selama dinasti ini berkuasa, terdapat 16 raja yang pernah berkuasa. Di antara raja-raja tersebut
yang pertama adalah Hulagu Khan, seorang raja Mongol dari Dinasti Ilkhan yang merupakan anak dari Toluy
Khan. Ia merupakan cucu dari Jengis Khan beragama Syamanism. Masa kekuasaan dari Hulagu Khan hanya
berlangsung selama tujuh tahun karena pada tahun 1265 Ia meninggal dunia dan dimakamkan di Pulau
Kaboudi yang terletak di dalam Danau Urmia.
4. Ketika mereka berasimiliasi dan berbaur dengan masyarakat Islam, merekalah yang tertarik dengan
menjadikan agama Islam sebagai resmi yang dianut oleh penguasa bangsa Mongol khususnya pada penguasa
ketiga Dinasti Ilkhaniyah yakni Taghudar Khan yang menganut agama Islam dan di tentang oleh para
kerabat-kerabat dari mereka sendiri. Akhirnya pada penguasa keenam dinasti Ilkhaniyah yakni pada
kepemimpinan Ghazan Khan Islam sudah dianut oleh mayoritas keturunan bangsa Mongol. Dan saat Itulah
masa keemasan Dinasti Ilkhaniyah.
5. Dinasti Ilkhan mengalami kemunduran pasca pemerintahan Abu Said. Perlu diketahui bersama pada masa ini
Dinasti Ilkhan diperintah Raja Arpha, Musa, Muhammad, Jahan Timur, Sati Bek dan Sulaeman. Mereka
semua adalah figur raja-raja yang lemah, karena di masa ketujuh raja ini di wilayah kerajaan Dinasti Ilkhan
banyak terjadi perpecahan dan pertikaian, sehingga wilayah kekuasaannya digantikan oleh dinasti-dinasti
lokal seperti Dinasti Jalayiriyah, Muzhaffariyyah dan Sarbadariyyah di Khurasan. sampai dengan dengan
dekade keempat dari abad XIV, tepatnya di tahun 1343 M kekuasaan dari Dinasti Ilkhan sudah tidak ada dan
sisa-sisa dari wilayah kekuasaannnya di masa kemudian diambil alih dan dipersatukan oleh Timur Lenk
sebagai satu kesatuan integritas di bawah panji-panji kekuasaannya

13
Suryanti, Bangsa Mongol mendirikan dinasti Ilkhan Berbasis Islam pasca kehancuran Baghdad, Jurnal Nalar
Vol. 1 No. 2/Desember 2017
14
Budi dan Nita, Politik penguasaan bangsa Mongol (1260-1343), Jurnal Rihlah Vol. 6 No.1/2018
5

Anda mungkin juga menyukai