Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH ERA DINASTI CHAGHTAI &TIMURIAH

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas dari Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Muhammad Abdul Karim, M.A., M.A.

Azis, M.A.

Disusun Oleh :

Bilian Ikhsanudin (22101020046)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dinasti Chaghtai, demikian sebutannya, dibentuk dari bekas wilayah timur Kekaisaran
Khawarizm yang telah ditaklukkan oleh tentara Jenghis Khan pada tahun 1220 M. Jenghiz Khan,
pemimpin besar Mongol, kemudian meninggal pada tahun 1227. Setelah kematiannya, Jenghiz
Khan memberi keempat putranya sebuah wilayah untuk memerintah secara mandiri dalam
Kekaisaran Mongol yang ia dirikan sejak tahun 1206 M. Chaghtai adalah putra tertua kedua dan
dia diberi bagian kekaisaran mongol yang berada di darah di wilayah-wilayah yang dikenal
sebagai Transoxiana, yang meliputi sebagian besar Asia Tengah. Kemudian Chaghtai mendirikan
Dinasti Chaghtai yang kemudian dikelilingi oleh tiga Dinasti Mongol lainnya yaitu: Dinasti
Ilkhan di barat yang dipimpin oleh Hulagu Khan, Golden Horde di utara yang dipimpin oleh
Batu Khan, dan Kekaisaran Khan Agung ( Kekaisaran Dinasti Yuan ) di timur yang dipimpin
oleh Kubilai Khan.

Chaghtai berkuasa pada tahun 1227-1241 adalah seorang penguasa konservatif, sangat
taat pada Undang-undang Mongol dan hormat kepada sistem yang dibangun Jenghiz Khan. Ia
sangat benci dengan aturan Islam dan memusuhi umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam tidak
menyukainya sama seperti Hulagu Khan yang dibenci umat islam karena menyerang Baghdad.
Setelah kematian Chaghtai pada tahun 1241 M, sebagian besar penerusnya melanjutkan Dinasti
ini, dan pada dekade-dekade terakhir pemerintahan Dinasti Chaghtai, para Khan Chaghtai secara
khusus tertarik pada islam, termasuk cucu Chaghtai yaitu Mubarak Shah. Namun, pada akhir
masa pemerintahan juga banyak terjadi huru-hara dan pemberontakan di dalam Dinasti Chaghtai,
sejak tahun 1334 sampai 1369 sebanyak 17 orang Chaghtai berkuasa di Transoxiana, dari semua
penguasa tersebut tidak ada satupun yang memiliki kecakapan dalam memerintah. Pada tahun
1369 muncul dalam kekuasaan Transoxiana, keturunan Turki-Mongol putera dari Amir Turghai
yang bernama Timurlenk, seorang yang sangat ambisius dan merasa dirinya kuat dan
berkeinginan menjadi penguasa tunggal. Pada tahun 1370 M. Timurlenk berhasil mengambil alih
kekuasaan dari Dinasti Chaghtai dan menjadi penguasa tunggal, lalu mendirikan Dinasti
Timuriah.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan Dinasti Chaghtai?
2. Bagaimana perkembangan Dinasti Timuriah?

B. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan Dinasti Caghtai.
2. Menjelaskan Dinasti Timuriah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinasti Chaghtai

Chaghtai lahir kurang lebih pada tahun 1183 M. Ia adalah anak ke-2 dari Genghis
Khan yang diberi wilayah Transoxiana sampai Turkistan Timur. Ia diberi kewenangan
ini setelah kematian ayahnya pada tahun 1227. Pada mulanya Chaghtai membenci
Agama Islam dan para pemeluknya.1 Namun, ia memiliki seorang mentri yang
beragama islam yang berasal dari Otrar, yang bernama Qutub al-Din Habs, yang
memiliki peran besar terhadap pemerintahan Chaghtai dalam urusan pemerintahan. Lalu
chaghtai wafat pada tahun 1241 dan digantikan oleh anaknya yang bernama Kara
Huleghu.
Kara Huleghu berkuasa sejak 1241 kemudian meninggal dunia secara mendadak
pada tahun 1251. Karena kematiannya yang mendadak, istrinya Kara yaitu Orghana
menjalankan tugas suaminya sebagai pejabat sementara. Pada masa Orghanalah umat
muslim mulai diperhatikan oleh pemerintah. Kemudian Orghana digantikan oleh
putranya yang bernama Mubarak Shah, yang menjadi penguasa muslim pertama yang
memerintah di Dinasti ini, yang memerintah sejak tahun 1266.2
Setelah Mubarak, pemerintahan dilanjutkan oleh Buraq Khan (anak Chaghtai) ia
kalah dengan Kaydu dan tunduk padanya, Buraq Khan adalah kemanakan dari Khan
Agung dan ia berhasil merajai Asia tengah dan Afganistan dan dia juga berani melawan
Kubalai, Khan Agung. Ia wafat pad tahun 1309 kemudian lahirlah cabang dinasti
Chaghtai yakni Dinasti Ulu. Kemanakan dari Khan Agung, Kuyuk berhasil menjadi
penguasa, kemudian penggantinya, Buka Timur (putra Chaghtai) setelah Buka di tahun
1
M.Abdul Karim, Islam di Asia Tengah (Sejarah Dinasti Mongol-Islam) (Yogyakarta:Bagaskara, 2006), 49.
2
Ibid, 100.
1282 anak Burak, Dua Khan naik tahta. Dua Khan adalah seorang pejuang dan
panglima. ,lalu ia meninggal ada tahun 1307, penguasa Chaghtai semuanya dari
turunannya.
Tiga putra dua Khan memerintah Dinasti ini, Ishen Bukan (1309-1318), Khan
Kabak (1318-1326), Tarmashirin (1226-1334) M. Lalu Transoxiana diserang oleh Khan
Agung, dri tiga putra tersebut Tarmashirinlah yang paling populer dan yang berhasil
menjalankan roda pemerintahan Chaghtai. Setelah masuk islam ia berganti nama
menjadi Alaudin.3
Shirin pernah menyerang India pada tahun 1328, ia tidak ingin memperluas
wilayah seperti ayahnya tapi ia membangunnya termasuk juga daerah yang pernah di
hancurkan ayahnya, hingga akhirnya semua daerah menjadi makmur, ia meninggal
karena di bunuh seusai mengerjakan sholat. Setelah Sharuk wafat, naiklah putranya
Ulug Beg, ia mengikuti jejak ayahnya ia membangun observasiun dan Cbart (garis besar
tentang astronomi), pada bidang ini mencapai masa keemasan di bidang budaya dan
seni, ia kurang waspada dalam berpolitik hingga pada akhirnya ia di bunuh oleh
anaknya sendiri, Abdul Latif, untuk menarik kekuasaannya namun Abdul Latif pun
tidak lama menguasai dan ia di bunuh oleh Baba Husein ia ingin membangun berbagai
inovasi namun banyak terjadi huru-hara hingga akhirnya ia wafat, kemudian selanjutnya
kekuasaan dipimpin oleh cucu Timur-Abu Said, yaitu Miran Shah, dalam turunan
Timur, Abu Saidlah yang paling tinggi dalam memerintah dan mengajar agama-agama.
Kedudukannya Syah al-islam dibatasi, ia wafat dalam peperangan ada tahun 1467 M.
Lalu penggantinya adalah Ahmad dan Muhamad, putranya yang lain Syaikh Mirza
menjadi penguasa Fargana, dan dari Umar inilah mendirikan dinasti Mughal di india
yaitu Babur. Penguasa terakhir adalah Baykara cucunya Syahrukh menguasai politik
dan memindahkan ibukota ke Herat. Dengan periode ini kerajaan Kharisma pulih
kembali banyak bermunculan tokoh ilmu, ilmuwan, penyair, pelukis, dan budayawan.
Setelah 37 tahun dengan meninggalnya Baykara wafat (1506), maka berakhirlah
kekuasaan Timurlah. Dalam Dinasti Chaghtai ada dua kota yang terkenal sebagai pusat
politik yaitu Iskul dan Talash. Selain itu juga dinasti Chaghtai mempunyai istana yang

3
Ibid, 50-51.
sangat populer yakni Istana Nakh Shab, dn dinasti ini pun berhasil menghasilkan uang
perak yaitu Kabaki.
Pada masa pemerintahan Shirin terjadi huru-hara dan banyaknya memberitakan
maka dengan ini juga Shirin dilengserkan oleh kemenakannya sendiri, Buzan. Tidak
lama Shirin wafat dan terjadi masalah besar di Transoxania dan juga di tubuh dinasti
Chaghtai. Diantara tahun 1334 dan 1369 17 orang berturut-turut menjadi pemimpin di
Transoxania namun diri mereka lemah-lemah dan banyak terjadinya konflik, tumpah
darah dimana-mana, di saat itulah muncul dinasti Timur Lang yang menguasai dinasti
Chaghtai maka dengan itu Timurlah yang dapat mempertahankan dinasti Chaghtai,
memajukan dan menerapkan syariat Islam.4

B. Dinasti Timuriah
Timur Lenk, lahir dekat Kesh, Samarkandh Timur (sekarang Khakhrisyabz,
“kota hijau”, Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8
April 1336 M/25 Sya’ban 736 H, dan meninggal di Ortar pada tahun 1404 M. ayahnya
bernama Taragai, kepala suku Arlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi mentri
dan kerabat Jagatai, putra Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke
arah barat dan menetapkan di Samarkandh. Taragai menjadi gubernur Kesh.
Keluarganya mengaku keturunan Genghis Khan sendiri. Ia lahir di keluarga yang taat
beragama, dan selalu didorong untuk hidup dengan mengamalkan agama, pada umur 12
tahun ia telah mengikuti latihan perang dan mahir dalam teknis perang.5
Nama “Timur Lenk” berarti Timur si pincang, terdapat sejarah mengapa ia
dijuluki si pincang, yakni, dalam peperangan Timur bersama Amir, ipar Timur, melawan
serangan Mahmud. Dalam peperangan itu Timur berhasil mematahkan kekuatan tentara
Sistan dan mereka mengalami kekalahan. Dalam peperangan itu ada sebuah anak panah
yang menembus kaki dan tangan Timur, hal inilah yang menyebabkan luka berat dan
membuat ia pincang. Sebab itulah kemudian ia mendapat julukan “Lenk”, (pincang),
sehingga sejak itu ia dikenal sebagai Timur Lenk.
Timur Lenk adalah seorang yang sangat ambisius merasa dirinya sangat kuat dan
ingin menguasai seluruh dunia seperti Chengis Khan dan Alexander Agung. Ia pernah
4
Ibid, 53.
5
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2006), 118.
berkata “penguasa tunggal di angkasa adalah Allah dan bumi pun hanya ada seorang
penguasa tunggal, dan dia adalah saya, Timur Lenk” 6. Timur Lenk adalah seorang
penakluk sejati dan banyak melakukan penghancuran massal dengan gelar penguasa
dunia. Dia meruntuhkan sebanyak 27 dinasti. Ia juga seorang administrator di Asia dan
Eropa. Ia membangun pasukan militer yang disiplin dan kuat. Di istananya terkumpul
ahli hukum, astronom, sosiolog, sejarawan, dokter, budayawan, termasuk Ibn Khaldun.
Timur juga ahli bahasa, dan membangun banyak istana dan masjid serta gedung-gedung
yang indah, di kota Samarkandh ia mendirikan sebuah masjid yang indah dan besar
yang terdiri dari 480 pilar. Selain dia dikenal sebagai seorang penakluk, akan tetapi ia
juga disebut sebagai pahlawan Islam keturunan Mongol (dari garis keturunan ibunya).
Langkah Awal
Sejak usia sangat muda keberanian dan keperkasaannya sudah terlihat. Ia sering
diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu
binatang-binatang liar. Ketika ia berumur 12 tahun, dalam umur yang begitu muda ia
sudah terlibat dalam beberapa penyerangan dan peperangan dan menunjukkan
kehebatannya serta keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di
kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah
keperkasaannya dimulai.
Dalam peperangan, Tughlaq Taimur menyerang Transoxiana. Kakek Timur, Haji
Barlas, kalah dan melarikan diri. Hal ini membuat Lenk menghadapi kesulitan besar,
maka terpaksa Timur menyerah kepada Taimur Khan. Dengan sikap Lenk yang
bersahabat dan kooperatif, membuat Khan menyukainya. Oleh karena itu, Khan
serahkan kekuasaan Transoxianan kepada Lenk. Namun akibat persekongkolan dan
konspirasi politik di Transoxiana, membuat Timur meninggalkan Samarkandh.
Kemudian ia bertemu dengan Amir Husain, ipar Timur, ia juga kalah dalam peperangan.
Mereka bertemu dengan penguasa Khiva, Transoxiana, namun ia berkhianat dan
berusaha menangkap mereka (Timur dan Husain). Mereka melarikan diri dan ditangkap
oleh sekelompok tentara Turki. Diam-diam Timur lolos dari tahanan. Sebagai buronan
politik, Timur dan Husain sampai Persia. Gubernur Sistan, Jalaluddin Mahmud yang

6
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2007), 289.
sedang melawan pemberontak, meminta bantuan kepada kedua buronan tersebut,
akhirnya penguasa Sistan mampu mengatasi pemberontak. 7
Kemenangan di Sistan, membawa nasib Timur ke arah babak baru. Setelah itu
bersama iparnya, menakhlukan Kunduj, maka wilayah kekuasaan mereka sampai ke
Kesh. Kemudian setelah itu ia menyerang Ilyas, putra dari Taimur Khan, yang akhirnya
mengalami kekalahan dramatis. Berikutnya Samarkandh, Sistan, dan Transoxiana jatuh
di tangan mereka. Demi kehormatan dinasti yang ditinggal oleh Chengis, maka kedua
saudara ini mengangkat Kabl Shah Oglan sebagai Sultan (boneka), karena kekuasaan
sebenarnya ada di tangan mereka (Timur dan Husain). Hubungan harmonis antara
keduanya tak bertahan lama, ini adalah falsafah politik secara umum, politik dan
kekuasaan tidak mengenal family atau kawan. Setelah istri Timur wafat Aljai Khatun,
hubungan keluarga mulai kendor. Awalnya Timur tidak menghadapi langsung dengan
abang iparnya, karena Husain memiliki tentara yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Berkat kecerdikannya dan strategi perangnya yang handal, akhirnya Timur
memanfaatkan peluang. Tiba pada saat yang tepat Timur memusuhi Husain dan kalah
dalam perang, dengan demikian Timur membebaskan dirinya dari segala macam
rintangan dan kesulitan, maka di Balakh (1361 M) diadakan acara pengukuhannya
sebagai penguasa di Asia Tengah dengan Samarkandh sebagai ibu kota, yang dikenal
sebagai dinasti Timuriyah. Dinasti Timuriyah, menguasai Asia Tengah dari paruh kedua
abad ke-14 sampai dengan awal abad ke-16, yang kemudian kepemimpinannya
digantikan oleh keturunan-keturunannya.
Kemudian ekspansi Timur dilanjutkan ke arah timur hingga ke China. Lalu
Timur jatuh sakit dan pada tanggal 18 februari 1405 M di Otra, sekitar 400 km. dari Sir
Daria. Timur wafat dalam perjalanan menyerang China. Ia wafat pada usia 71 tahun.
Jenazahnya diangkat kembali ke Samarkandh, dan di sana terdapatlah kubur manusia
yang dahsyat dan menakutkan itu sampai sekarang, ajaib sekali apabila dipelajari jiwa
Timur Lenk ini ialah bahwa dalam kekejaman dan kebengisannya itu, dia adalah sangat
shaleh.

7
M. Abdul Karim, Islam di Asia Tengah (Sejarah Dinasti Mongol-Islam) (Yogyakarta: Bagaskara, 2006), 55.
Pemerintahan Pasca Wafatnya Timur Lenk
Timur Lenk adalah seorang penakluk sejati dan banyak melakukan
penghancuran massal dengan gelar penguasa dunia. Dia meruntuhkan sebanyak 27
dinasti. Ia juga seorang administrator di Asia dan Eropa. Ia membangun pasukan militer
disiplin dan kuat. Ketika ia wafat, wilayah kekuasaannya meliputi tembok China di
Timur, sampai Asia kecil di barat, laut Ural di utara, sedangkan di selatan sampai di
lembah sungai Gangga dan Teluk Persia. Timur Lenk melindungi masyarakat kecil dan
yang tertindas. Ia juga penggemar ilmu pengetahuan.8
Timur tak ada duanya, dalam ekspansi wilayah, dan seorang komandan yang jitu,
handal, dan sangat dipuji oleh berbagai kalangan. Menjelang wafatnya Timur, anak
sulung Peer Muhammad diangkat menjadi putra mahkota, namun cucunya, Khalil Shah
justru yang naik tahta (1405 M) Samarkandh. Khalil mampu tetapi ia lebih suka
menikmati kerajaan ketimbang kerjaan. Oleh karena itu ia dijuluki “kebaagiaan
kerajaan” (Joy of The State), ia menghabiskan waktunya untuk perempuan yang
bernanma Shadul Mulk. Akhirnya anak keempat, Shahrukh menjadi penguasa Heart
menggantikan Khalil yang sebelumnya diasingkan terlebih dahulu. Menurut penulis
History of Persia: “dia tidak ingin perluasan wilayah seperti ayahnya (Timur), namun ia
justru ingin membangunnya termasuk daerah-daerah yang pernah dihancurkan
ayahnya”. Dialah yang pertama membangun akademi untuk penelitian dan pengajaran
ilmu pengetahuan terutama sains, kesenian, sastra, musik, dan sebagainya. Banyak
budayawan berkumpul di istananya. Ia juga terkenal sebagai sultan yang ‘abid. Ia wafat
saat selesai melaksanakan sholat akibat dibunuh.
Setelah Shahrukh wafat, kemudian ia digantikan oleh anaknya, Ulugh Bey
(1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Meskipun masa
kekuasaannya tidak lama, Pada periode ini mencapai masa keemasan di bidang Seni dan
Budaya. Ia seorang penguasa yang shalih, dan populis, namun ia kurang waspada
dalalm politik, yang akhirnya ia dibunuh oleh anaknya sendiri, Abdul Latif yang
merebut kekuasaan. Latif juga tidak lama berkuasa, ia dibunuh oleh Baba Husain.
Setelah itu cucu dari Shahrukh, Babur menguasai Khurasan dan mengadakan berbagai
8
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2007), 290.
inovasi. Namun pada masanya hanya dua tahun, banyak mengalami huru-hara, dan
akhirnya ia wafat.9
Selanjutnya kekuasaan dipimpin oleh Abu Sa’id. Ia adalah cucu dari anak ketiga
Timur, yaitu Miran Shah. Dalam turunan Timur Lenk, Abu Sa’id yang paling tinggi
dalam memerintah dan mengamalkan ajaran agama, periode ini merupakan kejayaan
tarekat, yang menyebabkan sufi dan aliran ulama banyak kumpul di istananya.
Kedudukan Syekh al-Islam sangat dibatasi. Ia wafat dalam peperangan (1467 M).
Penggantinya Ahmad dan Muhammad (kedua putranya), selain itu putranya yang lain,
Umar Syaikh Mirza menjadi penguasa Fargana, dan dari Umar inilah melahirkan
pendiri dinasti Mughal di India, yaitu Babur. Penguasa terakhir dinasti ini adalah
Baykara, cucu Shahrukh, menguasai politik dan mendirikan ibu kota di Herat. Pada
periode ini, karisma kerajaan pulih kembali. Saat itulah bermunculan ilmuwan, penyair,
pelukis, dan budayawan. Selama 37 tahun, ia berkuasa dan wafat pada tahun 1506.
Dengan meninggalnya maka berakhirlah kekuasaan dinasti yang dibangun Timur
Lenk.10

9
M. Abdul Karim, Islam di Asia Tengah (Sejarah Dinasti Mongol-Islam) (Yogyakarta:Bagaskara, 2006), 59
10
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2007), 291-292
KESIMPULAN

Dinasti Chaghtai adalah dinasti yang berawal dari pemerintahan Chaghtai, anak kedua Genghis
Khan, yang diberi wilayah Transoxiana sampai Turkistan Timur. Pemerintahan dinasti ini
berlangsung dari pertengahan abad ke-13 hingga awal abad ke-16. Chaghtai awalnya memiliki
sikap negatif terhadap Islam, namun pengaruh menteri Islamnya, Qutub al-Din Habs,
membantunya dalam urusan pemerintahan. Setelah kematiannya, dinasti ini dilanjutkan oleh
putranya, Kara Huleghu, dan kemudian oleh Mubarak Shah, yang menjadi penguasa Muslim
pertama dalam dinasti ini.

Selanjutnya, pemerintahan dilanjutkan oleh Buraq Khan, anak Chaghtai, yang berhasil
menguasai Asia Tengah dan Afganistan, tetapi kemudian wafat pada tahun 1309. Dilanjutkan
oleh Dinasti Ulu dengan penguasa-penguasa seperti Kuyuk dan Buka Timur. Puncak kejayaan
terjadi di bawah pemerintahan Tarmashirin (Alaudin) yang memeluk Islam dan membangun
wilayah yang sebelumnya hancur.

Dalam dinasti Timuriah yang mengikuti, Timur Lenk muncul sebagai penguasa ambisius yang
menaklukkan sejumlah besar wilayah. Meskipun dikenal sebagai penakluk kejam, Timur juga
adalah seorang penganut Islam yang taat dan penggemar ilmu pengetahuan. Pemerintahannya
ditandai oleh ekspansi wilayah yang mencakup sebagian besar Asia dan Eropa.

Pasca wafatnya Timur Lenk, pemerintahan dilanjutkan oleh keturunannya, termasuk Shahrukh,
Ulugh Beg, dan lainnya, yang masing-masing memiliki kontribusi dan tantangan tersendiri.
Dinasti Timuriah mencapai masa keemasan dalam bidang seni, budaya, dan ilmu pengetahuan.
Namun, juga terjadi konflik internal dan intrik politik, yang mengakibatkan pembunuhan di
antara para penguasa.

Akhirnya, pemerintahan dinasti Chaghtai berakhir dengan kemunculan Dinasti Mughal di India
yang didirikan oleh Babur, cucu Timur Lenk, dan dengan wafatnya Baykara. Dinasti Chaghtai
menyisakan peninggalan budaya, ilmu pengetahuan, dan pengaruh besar di kawasan Asia
Tengah.
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada, 2006), 118.

M.Abdul Karim, Islam di Asia Tengah (Sejarah Dinasti Mongol-Islam) (Yogyakarta:Bagaskara,


2006), 49.

M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, 2007), 289.

Anda mungkin juga menyukai