Anda di halaman 1dari 12

“TUGAS ARTIKEL SPI”

KERAJAAN TURKI USMANI DI TURKI


THE USMANI KINGDOM IN TURKEY
Oleh :
Sri Reski Musriani
2320203862202054
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare
Email :
rezkysri54@gmail.com

ABSTRAK

Kemunduran dunia islam merujuk pada periode di mana kejayaan budaya,


ilmiah, dan ekonomi yang pernah dimiliki umat islam mengalami kemerosotan.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kemunduran ini termasuk perpecahan
politik, penjajahan, krisis ekonimi, serta stagnasi dalam ilmu pengetahuan dan
inovasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh kekalahan dalam pertempuran, penurunan
minat pada ilmu pengetahuan, serta perubahan sosial politik di wilayah-wilayah
islam yang mengakibatkan penurunan pengaruh kebudayaan dan kekuatan
ekonomi mereka.

Kata Kunci : Kemunduran, Umat Islam


PENDAHULUAN
Sejarah adalah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita
sebagai kaum muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan agama
islam yang kita anut dan yakini. Agama yang besar adalah agama yang
menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Pada tahun 650-1000M terjadi
beberapa peristiwa pada perkembangannya yang tidak terlepas dari kemunduran-
kemundurannya yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebagai umat islam kita
harus mengetahui sejarah perkembangannya agar dapat menambah wawasan yang
kita punyai dari sejarah-sejarah masa lalu.

TUJUAN PUSTAKA
Dalam sejarah, dunia islam mengalami kemunduran pada berbagai bidang
seperti politik, ekonomi, dan keilmuan. Beberapa faktor yang menyebabkan
kemunduran tersebut antara lain stagnasi keilmuan, korupsi, dan kebijakan moral
para penguasa. Selain itu, penjajahan Barat juga berperan dalam kemunduran
tersebut, karena kekuatan militer dan politik umat islam menurun. Meskipun
demikian, terdapat upaya-upaya untuk membebaskan umat dari keterbelakangan ,
kebodohan, dan kemunduran yang dialami, seperti gerakan reformasi islam.
PEMBAHASAN
A. Masa Kemunduran Umat Islam
Masa kemunduran yang dialami oleh umat islam ditandai dengan
hancurnya Negara-negara Islam ke tangan imperialis kaum Kristen dan
hancurnya kota Bagdad yang merupakan pusat keilmuan umat islam ke
tangan bangsa Mongol.
Pada saat bangsa Mongol yang berkekuatan kurang lebih 200.000
tentara tiba di pintu Bagdad, penguasa terakhir Bani Abbas yaitu khalifah Al-
Mu’tashim benar-benar tidak mampu untuk membendungnya. Pada saat kritis
tersebut, wazir Dinasti Abbasiyah yaitu Ibnu Al-Qami ingin mengambil
kesempatan dengan menipu khalifah. Ia mengatakan kepada khalifah, “saya
telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja Mongol yaitu Hulagu
Khan ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakar, putera
khalifah. Dengan demikian, Hulaghu Khan akan menjamin posisimu. Ia tidak
menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan.” Khalifah menerima usul itu.
Kemudian, ia keluar bersama beberapa pengikut dengan membawa mutiara,
permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada
Hulaghu Khan. Keberangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana
yang terdiri dari ahli fiqih dan orang-orang terpandang. Akan tetapi,
sambutan Hulaghu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Hal-hal yang
dikatakan oleh wazirnya itu ternyata tidak benar. Mereka semua termasuk
wazirnya sendiri, dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran.
Pertumbuhan yang kejam ini telah mengakhiri kekuasaan Abbasiyah di
Bagdad. Kota Bagdad sendiri dihancurleburkan.
Bagdad dan daerah-daerah lain yang ditaklukkan oleh bangsa
Mongol selanjutnya diperintah oleh Hulaghu Khan. Dengan demikian, umat
islam dipimpin oleh Hulaghu Khan, seorang raja yang beragama
Syamanisme. Setelah Hulagu Khan meninggal (1265), digantikan oleh
anaknya yaitu Abaga yang beragama Kristen. Baru saja yang ketiga yaitu
Ahmad Teguder yang mulai memerintah pada 1282 M, yang beragama islam.
Karena raja Ahmad Teguder ini masuk islam, pembesar-pembesar kerjaan
yang lain menentangnya. Akhirnya ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun,
yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja yang
keempat ini sangat kejam terhadap umat islam. Tidak sedikit di antara mereka
yang dibunuh dan diusir.
Selain Teguder, Mahmud Ghazna raja ketujuh yang memerintah
pada 1295-1304 M, dan raja-raja yang selanjutnya adalah pemeluk agama
islam. Dengan masuk islamnya Mahmud Ghazna yang sebelumnya beragama
Budha, islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syaman.
Sejak itu pula, orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai
memerhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu
pengetahuan dan sastra. la sangat menyukai kesenian terutama arsitektur,
kimia, mine- ralogi, metalurgi dan botani. Ia kemudian membangun semacam
biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk Mazhab Syafi'i dan Hanafi
sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung lainnya la wafat
dalam usianya yang masih relatif muda (32 tahun), kemudian digantikan oleh
Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M seorang penganut Syi'ah
yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sulta niyah, dekat zanjan, Pada masa
pemerintahan Abu Said (1317-1335 M) pengganti Muhammad Khudabanda,
terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan
hujan es yang menda tangkan malapetaka. Kerajaan ini terpecah-belah
sepeninggal Abu SaidMasing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya
mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk."
Timur Lenk berasal dari Kesh, sebelah Selatan Samarkand, Tran-
soxiana, 12 Ayahnya bernama Taragai, kepala suku Barlas, keturunan
Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jenghis
Khan. Sewaktu masih berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak
peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang meng- angkat
dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Kemudian,
mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, yaitu Amir Qazaghan. Ketika
Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan. Timur
Lenk bangkit untuk membela kaumnya. Tughluq melihat keberanian dan
kehebatan Timur Lenk sehingga menawarinya jabatan gubernur di negeri
kelahirannya. Tawaran itu kemudian diterimanya Setahun setelah Timur Lenk
diangkat menjadi gubernur, Tughluq Temur mengangkat putranya, yaitu Ilyas
Khoja menjadi Gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirnya.
Tentu saja Timur Lenk menjadi berang. Ia segera bergabung dengan Amir
Husain (cucu Qajaghan) memberontak Tughluq Temur. Peperangan terjadi,
dan keme- nangan ada di tangannya.
Pada 1381 M, ia menyerang dan berhasil menaklukkan Khurasan.
Kemudian, meneruskan serbuan ke Afghanistan, Persia, Fars dan Kur- distan.
Di setiap daerah yang dilaluinya, ia membantai penduduk yang melakukan
perlawanan. Ekspansinya dilanjutkan ke Irak, Syria dan Anatolia (Turki).
Muzhaffari di Fars dihancurkan pada 1393 M dan SM membantai amir-amir
yang masih hidup. Timur Lenk kemudian melan- carkan invasi ke Asia Kecil
menjarah kota-kota Eddesa, Takrit, Mardindan Amid. Di Takrit, kota
kelahiran Salah Al-Din Al-Ayyubi, ia men bangun sebuah piramida dari
tengkorak kepala manusia. Pada 1395 M, Timur Lenk kemudian menyerbu
daerah Qipchak danmenaklukan Moskow yang didudukinya lebih dari
setahun. Tiga tahu kemudian ia menyerang India. Konon, alasan
penyerbuannya adala karena menganggap penguasa Muslim di daerah ini
terlalu tolerantes hadap penganut agama Hindu. Ia sendiri berpendapat,
semestiny penguasa Muslim itu memaksakan agama Islam kepada rakyatnya
Syria bagian Utara dimasukinya pada 1401 M. Tiga hari lamanya Aleppo
dihancurleburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat piramida setinga 10
hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap le luar.
Banyak bangunan seperti sekolah dan masjid dihancurkan. Akibat dari
peristiwa ini, Masjid Umayyah yang sangat bersejarah, rusak bera dan yang
tersisa hanya dinding-dindingnya saja. Dari Damaskus pan seniman ulung
dan pekerja atau tukang ahli dibawanya ke Samarkand la memerintahkan
ulama yang menyertainya untuk mengeluarkan fatwa membenarkan tindakan-
tindakannya.
Timur Lenk terkenal sebagai penguasa yang sangat ganas dan kejam
terhadap para penentangnya. Sebagai seorang Muslim, Timur Lenk tetap
memerhatikan pengembangan agama Islam. Bahkan dikatakan, adalah
seorang yang saleh. Konon, ia adalah penganut Syiah yang tat dan menyukai
tasawuf tarikat Naqsabandiyah. Dalam perjalanan perjalanannya ia selalu
membawa ulama-ulama, sastrawan dan seniman Ulama dan ilmuwan
dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan Sy bagian Utara, ia menerima
dengan hormat sejarawan terkenal Ibo Khaldun yang diutus Sultan Faraj
untuk membicarakan perdamaian Kota Samarkand diperkaya dengan
bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. Di masa hidupnya
kota Samarkand menjadi 149 pusat internasional, mengambil alih kedudukan
Bagdad dan Tabriz Is mendatangkan ahli-ahli, seniman-seniman ulung,
pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-
negen taklukan- nya. la meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya
dengan membuka rute-rute perdagangan baru antara India dan Persia Timur la
berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata
dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan agama Islam."
peradaban dengan a masa klasik relatif terlihat dan beberapa prestasi
yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian,
kemajuan yang dicapai oleh kerajaan ini, masih di bawah prestasi yang
pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu karena hancur. nya
kota Bagdad yang dengan fasilitas-fasilitas ilmiahnya dan banyak
memberikan inspirasi ke pusat-pusat peradaban umat Islam di dunia,
Kata Mamluk dalam bahasa Arab berarti hamba yang dimiliki, dan
terutama berlaku untuk budak-budak belian jenis kelamin laki-laki kulit putih
yang ditangkap dalam peperangan atau dibeli di pasar. Sultan-sultan Mamluk
di Mesir adalah budak-budak belian dari Turki dan Circassian yang dibeli
oleh Sultan Ayyubiyah, Najm Al-Din, yang menggunakan mereka sebagai
pengawal-pengawalnya.
Pada waktu penguasa Ayyubiyah yang terakhir yaitu Al-Malik As-
Shalih meninggal, anaknya yang bernama Turansyah, naik tahta sebagai
sultan. Golongan Mamluk merasa terancam, karena Turansyah lebih dekat
kepada tentara Kurdi daripada kepada mereka. Dan pada tahun 1250 M, kaum
Mamluk di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil membunuh
Turansyah. Selanjutnya, tali pemerintahan ber- dasarkan kesepakatan kaum
Mamluk diserahkan kepada Syajarah Al-Durr (istri Al-Malik Al-Shalih),
Syajarah Al-Durr, kemudian melangsungkan perkawinan dengan
Aybak, dan tali pemerintahannya diserahkan kepada Aybak, tetapi walaupun
tidak berkuasa secara formal, masih tetap berharap untuk berkuasa di
belakang layar. Karena Aybak ingin berkuasa secara penuh,akhirnya Syajarah
Al-Durr ingin dibunuhnya1259 M ia mengundurkan diri, dan diteruskan oleh
wakilnya yaitu Qutuz. Setelah Qutuz naik tahta, pemimpin kaum Mamluk
yang lain, yaitu Baybars yang sudah lama mengasingkan diri karena tidak
senang dengan pemerintahan Aybak kembali lagi ke Mesir. Pada 1260 M,
kaum Mamluk di bawah pimpinan Qutuz dan Baybars ini berhasil menghan-
curkan bangsa Mongol. Kemenangannya ini membuat tumpuan harapan umat
Islam di sekitarnya.20 Setelah Qutuz meninggal (1260 M), Baybars diangkat
oleh pasukannya sebagai pengganti."
Kerajaan Mamluk membawa angin baru dalam sejarah politik Islam.
Para amir, karena merupakan kandidat sultan banyak berkompetisi dalam
prestasi sehingga kemajuan-kemajuan dalam prestasi dicapai dalam berbagai
bidang, baik pemerintahan, ekonomi maupun dalam bilang ilmu pengetahuan.
Kemajuan dalam bidang pemerintahan, ditandai dengan banyaknya
menguasai daerah-daerah di sekitar Mesir, juga banyaknya penguasa-
penguasa dinasti kecil yang menyatakan setia kepada kerajaan ini. Ini semua
merupakan modal dasar dari keberhasilannya menghancurkan bangsa
Mongol. Di samping itu, untuk memperoleh perhatian dari kerajaan-kerajaan
Islam yang lain, kerajaan Mamluk membai'at Al- Musthansir, keturunan Bani
Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan bangsa Mongol. Dengan
demikian, pemerintahan Abbasiyah berhasil dipertahankannya.
Dalam bidang perekonomian, kerajaan Mamluk berhasil mem- bangun
jaringan transportasi dan komunikasi antarkota, baik melalui daratan atau
lautan sehingga perdagangan antara Asia dan Eropa dapat berjalan lancar, dan
hubungan dagang antara Mesir dengan PrancisKemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dengan banyaknya ilmu-ilmu yang berkembang di Mesir,
disebabkan banyaknya ilmuwan dari Bagdad yang mengungsi ke Mesir akibat
adanya serangan dan bangsa Mongol dan mengembangkan ilmunya di Mesir,
seperti Ibri Khaldun, Ibnu Taghribardi. Di bidang astronomi dikenal nama
Nasir Al-Din Al-Tusi. Dalam bidang matematika Abu Al-Faraj Al-Ibry
Sedangkan dalam bidang keagamaan terkenal nama Ibnu Taimiyah As-Sayuti
dan Ibnu Hajar Al-Asqalani.
Kerajaan Mamluk juga banyak mengalami kemajuan dalam bidang
arsitektur. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-
sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang
didirikan pada masa ini di antaranya adalah rumah sakit, museum,
perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa raja
yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat dan stabilitas negara yang
aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang,
kerajaan Mamluk ini sedikit demi sedikit meng alami kemunduran.
Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguas
menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun
dan perekonomian negara tidak stabil. Di samping ditemukannya Tanjung
Harapan oleh bangsa Eropa menyebabkan jalur perdagangan Asia-Eropa
melalui Mesir menurun fungsinya. Kondisi diperparah oleh datangnya
kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit . akhirnya kerajaan
mamluk ini mengalami masa kemundurannnya.”
B. Faktor-Faktor Penyebab Kemunduran Dunia Islam
Ada dua faktor yang menyebabkan dunia Islam mengalami fase
Alkemunduran, yaitu faktor dari luar (eksternal) dan faktor yang timbul
Taim dari kalangan umat Islam itu sendiri (internal). Kedua faktor tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Faktor Eksternal
a. Terjadinya Perang Salib
Kejadian-kejadian dalam Perang Salib yang berulang-ulang telah
menyebabkan jalannya seni dan budaya Islam terhenti. Hal ini
dipandang pula sebagai menurunnya keunggulan kaum Muslimin
dalam lapangan politik. Walaupun umat Islam berhasil
mempertahankan daerah-daerahnya dari serangan tentara Salib,
namun kerugian yang mereka derita banyak sekali karena
peperangan itu terjadi di wilayah negara Islam.
b. Adanya serangan dari bangsa Mongol telah menghancurkan
beberapa negara Islam.
c. Terjadinya bencana alam dan berjangkitnya wabah penyakit
sehingga menyebabkan perekonomian tidak stabil, seperti halnya
yang terjadi di Mesir pada masa Dinasti Fatimiyah dengan istilah
Syiddatul 'Udzma.
2. Faktor Internal
a. Perpecahan Dan Tidak Adanya Kesatuan Politik
Kepemimpinan dalam Islam dipandang sebagai amanat dari rakyat
sehingga harus tunduk dan patuh kepada syariat Islam yang
diwahyukan Tuhan berupa Alquran yang memiliki nilai kebenaran
yang absolut. Lambat laun sumber inspirasi dan motivasi yang
merupakan motor penggerak dan tali pemersatu mulai
ditinggalkan, diganti dengan mempertaruhkan hawa nafsu berupa
ananiah (akuisme) dan ashabiyah (sukuisme). Meski ajaran tauhid
telah berusaha menyatukannya, tetapi kadar iman dan kesukuan
satu sama lain berbeda. Iman dan Islam yang menyatukan
kadangkala menjadi pecah berantakan dan hilang ingatan pada
waktu mereka dilanda emosi dan erosi. Daya kontrol menjadi
lemah, kebersamaan menjadi goyah karena ingin kemenangan atas
dasar kesukuan, keakuan dan keuntungan pribadi. Masing-masing
di antara mereka membanggakan golongannya Desentralisasi dan
disintegrasi bertambah meningkat. Ini terbukti dengan terbaginya
dunia Islam kepada dua bagian, yaitu Arab yang terdiri atas Arabia,
Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara dengan dengan Mesir
sebagai pusatnya; dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia
Kecil dan Asia Tengah dengan Iran sebagai pusatnya. Kebudayaan
Persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian men
desak lapangan kebudayaan Arab. 29 Perpecahan antara Arab
Utara dan Arab Selatan masih tetap ada, baik antara Persia dan Iran
dan orang-orang Turki dari Turan, maupun orangKEMELUT
DUNIA ISLAM ABAD XIV-XVI 155 Barbar berbangsa Hamiyah,
belum pernah merupakan kesatuan yang bulat dengan orang Arab
Bani Samiyah. Orang Barbar menunjukkan dengan cara yang
lemah rasa kebangsaan dan rasa keasingan mereka dengan jalan
rela menyokong tipe gerakan yang membawa perpecahan.
b. Rasa Puas Diri dan Kejumudan Berpikir Hal utama yang
menyebabkan kejumudan berpikir antara lain ialah hilangnya daya
cipta dan sumber inspirasi. Mereka kurang percaya terhadap
kemampuan diri sendiri. Mereka hanya bertaqlid kepada para
imam yang terkenal. Pendapat tentang tertutupnya pintu ijtihad
semakin meluas di kalangan umat Islam.
c. Membudayanya pola hidup mewah dan berfoya-foya di kalangan
penguasa.
PENUTUP
Kesimpulan
Kemunduran dunia islam merupakan proses kompleks yang
melibatkan faktor-faktor beragam seperti konflik internl, penaklukan dari
luar , perubahan sosial dan politik, serta perubahan ekonomi. Beberapa
faktor utama yang berkontribusi terhadap kemunduran tersebut meliputi
peperangan internal antara kekuatan politik, penurunan dalam ilmu
pengetahuan dan inovasi, serta terjadinya penjajahan dan kekuatan Eropa.
Keunduran dunia islam merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor
yang kompleks yang mempengaruhi peradaban tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam
Jalaludin As-Syuyuti, loc. cit. hlm. 434
Muhammad Hudhari Bek, Mudharat Tarikh al-Umam al-Islamiyah, (Kairo: al-
Maktabah al-Kubra, 1970), hlm 480
Hasan Ibrahim Hasan , sejarah kebudayaan islam,Terj. Djahdan Humam,
(Yogyakarta: Kota Kembang,1989), hlm 307
Hasan Ibrahim Hasan, OP, cit hlm 312
Philip K. Hitti, History of the Arabs, (London: Macmillan Ltd, 1974), hlm 699
Ahmad Syalabi, Mausu’ah al-Tarikh al-Islami al-Hadharah al-Islamiyah, Juz V,
(Kairo: Maktabah: al-Nahdhah al-Mishriyah, 1979), hlm 648.

Anda mungkin juga menyukai