Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Sejarah Pendidikan kewarganegaraan (civics education) di dunia diperkenalkan untuk


pertama kalinya pada tahun 1790 di Amerika Serikat. Tujuan Pendidikan kewarganegaraan
(civics education) agar penduduk Amerika Serikat yang memiliki keberagaman suku bangsa
yang berasal dari banyak negara di dunia yang datang ke Amerika. Diharapkan dengan “civics”
akan memiliki satu identitas sebagai bangsa Amerika.
Pengertian civics menurut Henry Randall Waite adalah “The science of citizenship,the
relation of man,the individual,to man in organized collection,the individual in his relation to the
state”. Pengertian terjemahan umum Pendidikan kewarganegaraan tersebut adalah ilmu yang
membicarakan hubungan antara manusia dengan manusia dalam perkumpulan yang terorganisasi
(organisasi sosial ekonomi politik) dengan individu-individu dan dengan negara.
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahum 1961 saat
pemerintahan Soekarno.Penerapan civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada
tahun 1961 dan kemudian berganti nama menjadi Pendidikan kewarganegaraan negara pada
tahun 1968. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum di
sekolah pada tahun 1968.saat terjadi pergantian tahun ajaran yang awalnya Januari-Desember
dan diubah menjadi Juli-Juni pada tahun1975, Nama Pendidikan kewarganegaraan diubah oleh
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKN). pada masa reformasi PPKN diubah menjadi PKN dengan
menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk orde baru.
Untuk perguruan tinggi,jurusan Pendidikan kewarganegaraan awalnya menggunakan
nama jurusan civic hukum kemudian pada orde baru berubah menjadi program studi PMP-KN
dan saat ini banyak yang menggunakan Program Studi PPKn (Pkn)
Kembali ke Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Saat ini terjadi
perdebatan dan perbincangan di elit penentu kebijakan Pendidikan di Indonesia untuk
menambahkan Kembali kata Pancasila ke mata pelajaran PKn menjadi Pendidikan Pancasila dan
1
2

Kewarganegaraan (PPKn) kembali.Salah satu alasan adalah nilai-nilai Pancasila dalam diri
peserta didik sudah mulai luntur,maka perlu menghadirkan Kembali nila-nilai Pancasila dari sila
pertama sampai dengan sila kelima kepada semua siswa.Rancangan ini masuk kurikulum 2013
namun pelaksanaanya masih belum merata di Indonesia sampai tahun 2016.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan
serta kepentingan warga negara sebagai individu,anggota keluarga, aggota masyarakat dan
sebagai warga negara Indonesia yang terdidik,serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
PPKn dapat juga sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Sebutkan Unsur-Unsur Kewarganegaraan!
3. Apa Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Kapan Lahirnya Pendidikan Kewarganegaraan?
5. Sebutkan Asas-Asas Pendidikan Kewarganegaraan!

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari Penulisan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengetahui sejarah
agar tidak simpang siur, dalam menjalani pada sebuah tempat yang ditempati.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Kewarganegaraan?


Kewarganegaraan adalah ke-anggotaan seseorang dalam mengendalikan unit politik tertentu
yang disertai dengan hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan
keanggotaan yang disebut warga tersebut. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari
negara mana dia berada.
Kewarganegaraan adalah bagian dari konsep kewargaan “citizenship”. Dalam pengertian ini,
warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga penduduk kota atau kabupaten, karena
mereka juga merupakan unit politik. Dalam otonomi, kewarganegaraan menjadi penting, karena
masing-masing unit politik akan memberikan hak pemegang (biasanya sosial) yang berbeda bagi
warganya
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan “nationality”. Perbedaannya
adalah hak untuk aktif dalam politik. Hal ini dimungkinkan untuk memiliki kewarganegaraan
tanpa warga negara (misalnya, oleh hukum adalah subyek suatu negara dan berhak atas
perlindungan tanpa memiliki hak untuk berpartisipasi dalam politik). Hal ini juga memungkinkan
untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota sebuah negara bangsa.
Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak-hak dan
kewajiban. Dalam filosofi “kewarganegaraan aktif”, seorang warga negara wajib memberikan
kontribusi kemampuannya untuk memperbaiki masyarakat melalui partisipasi ekonomi, layanan
publik, kerja sukarela, dan kegiatan lain yang sejenis untuk meningkatkan mata pencaharian
masyarakatnya. Dari pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan “Civics” yang
diberikan di sekolah-sekolah yang dijadikan kurikulum.

2. Sebutkan Unsur-Unsur Kewarganegaraan


a. unsur darah keturunan (Ius sanguinis)
b. unsur daerah tempat kelahiran (Ius soli)
c. asas (pewarganegaraan naturalisasi) bahwa seseorang yang tidak memenuhi prinsip ius
sanguinis dan ius soli orang juga dapat memperoleh kewarganegaraan dengan jalan

3
4

pewarganegaraan datau naturalisasi, sebagaimana syarat pewarganegaraan diatur dalam


peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara

3. Apa Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?


Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan yakni, Menciptakan dan Melahirkan Penerus
Bangsa yang Memiliki Pemikiran dan Wawasan menyangkut Perihal tentang
kewarganegaraan yang dijadikan sebuah Penerus bangsa yang akan mereka pegang
kedepannya, dan mempertahankan kearifan budaya Nasional maupun Lokal.

4. Kapan Lahirnya Pendidikan Pancasila?


Sejarah Lahirmya Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia adalah dimulai saat masa
pemerintahan soekaro pada tahun1957 atau yang lebih dikenal dengan Civics, dan
penerapan Civics mulai diberlakukan dan ditetapkan pada tahun 1961, dan pada akhirnya
berubah nama menjadi Pendidikan Kewarganegaraan Pada Tahun 1968.
Sejarah Pendidikan kewarganegaraan (civics education) di dunia diperkenalkan untuk
pertama kalinya pada tahun 1790 di Amerika Serikat. Tujuan Pendidikan kewarganegaraan
(civics education) agar penduduk Amerika Serikat yang memiliki keberagaman suku bangsa
yang berasal dari banyak negara di dunia yang datang ke Amerika. Diharapkan dengan
“civics” akan memiliki satu identitas sebagai bangsa Amerika.
Pengertian civics menurut Henry Randall Waite adalah “The science of citizenship,the
relation of man,the individual,to man in organized collection,the individual in his relation to
the state”. Pengertian terjemahan umum Pendidikan kewarganegaraan tersebut adalah ilmu
yang membicarakan hubungan antara manusia dengan manusia dalam perkumpulan yang
terorganisasi (organisasi sosial ekonomi politik) dengan individu-individu dan dengan
negara.
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahum 1961 saat
pemerintahan Soekarno.Penerapan civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada
tahun 1961 dan kemudian berganti nama menjadi Pendidikan kewarganegaraan negara pada
tahun 1968.
Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum di sekolah
pada tahun 1968.saat terjadi pergantian tahun ajaran yang awalnya Januari-Desember dan
5

diubah menjadi Juli-Juni pada tahun1975, Nama Pendidikan kewarganegaraan diubah oleh
kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila
(PMP).
Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKN). pada masa reformasi PPKN diubah menjadi PKN dengan
menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk orde baru.
Untuk perguruan tinggi,jurusan Pendidikan kewarganegaraan awalnya menggunakan
nama jurusan civic hukum kemudian pada orde baru berubah menjadi program studi PMP-
KN dan saat ini banyak yang menggunakan Program Studi PPKn (Pkn)
Kembali ke Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Saat ini terjadi
perdebatan dan perbincangan di elit penentu kebijakan Pendidikan di Indonesia untuk
menambahkan Kembali kata Pancasila ke mata pelajaran PKn menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) kembali.
Salah satu alasan adalah nilai-nilai Pancasila dalam diri peserta didik sudah mulai
luntur,maka perlu menghadirkan Kembali nila-nilai Pancasila dari sila pertama sampai
dengan sila kelima kepada semua siswa.Rancangan ini masuk kurikulum 2013 namun
pelaksanaanya masih belum merata di Indonesia sampai tahun 2016.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkaitan erat dengan peran dan kedudukan
serta kepentingan warga negara sebagai individu,anggota keluarga, aggota masyarakat dan
sebagai warga negara Indonesia yang terdidik,serta bertekad dan bersedia untuk
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PPKn dapat juga sebagai upaya mengembangkan potensi individu sehingga memiliki
wawasan, sikap, dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung
jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila.

5. Sebutkan Asas-Asas Pendidikan Kewarganegaraan!


I. Asas Kewarganegaraan Umum
a. Asas Kelahiran
Asas IUS Soli (Law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran dan asal dimana manusia tersebut
6

dilahirkan. Asas ini lebih sesuai dengan kondisi global saat ini ketika kebangsaan dan
kewarganegaraan seseorang tidak ditentukan oleh dasar etnis, ras dan agama. Asas ini
memungkinkan terciptanya UU kewarganegaraan yang bersifat terbuka dan multikultural.
Beberapa negara yang menggunakan asas ius soli antara lain adalah Amerika Serikat,
Argentina, Brazil, Peru, dan Meksiko
.
b. Asas Keturunan
Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan (darah), bukan berdasar tempat kelahiran. Negara yang
menganut asas ini akan mengakui kewarganegaraan seorang anak sebagai warga
negaranya apabila salah satu atau kedua orang tua dari anak tersebut memiliki status
kewarganegaraan negara tersebut. Asas ini dianut oleh sebagian besar negara di Eropa
dan Asia.
c. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Menurut asas ini,
seseorang tidak diperkenankan memiliki kewarganegaraan lebih dari satu..
d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Asas yang menentukan status kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Pada saat anak tersebut mencapai umur 18
tahun, maka ia harus menentukan salah satu kewarganegaraannya sebagai tempat ia
menentukan pengenal atau identitas dirinya.
II. Asas Kewarganegaraan Khusus
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar penyusunan
Undang-undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Asas-asas tersebut
menurut Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi antara lain ialah:
a. Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri.
7

b. Asas perlindungan maksimum, yaitu asas yang menentukan bahwa pemeritah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintah, yaitu asas yang menentukan bahwa
setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif yaitu asas yang menerangkan bahwa prosedur
pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai
substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia yaitu asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan Warga Negara harus menjamin, melindungi,
dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya.
g. Asas keterbukaan yaitu asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka. Asas publisitas yaitu
asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas dengan judul yakni “Pendidikan Kewarganegaraan” adalah
menggali dan Mempelajari Sejarah Lahirnya Pendidikan Kewarganegaraan, serta melahirkan
generasi yang paham akan ilmu kewarganegaraan, dan bisa dijadikan sebagai bakal calon
penerus untuk masa depan pada suatu Negara yang ditempatinya.
Dan Tujuan lain dari pembuatan makalah ini yakni, menyelesaikan Tugas Makalah dari dosen
Pengampuh yang telah diberikan kepada mahasiswanya, untuk mendapatkan Nilai dari dosen
yang terlibat.
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan Memiliki 3 Unsur yakni:
a. unsur darah keturunan (Ius sanguinis)
b. unsur daerah tempat kelahiran (Ius soli)
c. asas (pewarganegaraan naturalisasi)
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendididkan kewarganegaraan yakni:

Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan yakni, Menciptakan dan Melahirkan Penerus


Bangsa yang Memiliki Pemikiran dan Wawasan menyangkut Perihal tentang kewarganegaraan
yang dijadikan sebuah Penerus bangsa yang akan mereka pegang kedepannya, dan
mempertahankan kearifan budaya Nasional maupun Lokal.

Dapat disimpulkan bahwa Sejarah Lahirmya Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia


adalah dimulai saat masa pemerintahan soekaro pada tahun1957 atau yang lebih dikenal
dengan Civics, dan penerapan Civics mulai diberlakukan dan ditetapkan pada

Anda mungkin juga menyukai