Anda di halaman 1dari 17

A.

Istilah Pendidikan
Kewarganegaraan di 25
Negara
Amerika Seerikat (civic education)
Di Amerika Serikat, peranan sekolah menjadi
sangat penting dalam menanaman pendidikan
kewarganegaraan. Pada saat sistem
pendidikian umum di negara A.S tumbuh, PKn
diberikan tempat utama di kurikulum sekolah,
sejak tahun 1890-an, mata pelajaran ini
dinamai ‘ilmu sosial’ telah dibentuk untuk
menjalankan peran utamanya pada persiapan
kewarganegaraan
INGGRIS (Citizenship Education)

Di masa lalu PKn menjalankan berbagai tujuan, antara


lain pada zaman Ratu Victoria mempromosikan
kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan status
sosial pada tahun 1920-an, PKn mempromosikan
pentingnya memahami masyarakat daerah nasional;
dan pada tahun 1990-an serta 1970-an PKn
mempromosikan keinginannya untuk membantu
kewarganegaraan di dunia. Pada akhir tahun
1980-an dan pada awal 1990-an PKn
menitikberatkan pada hak, kewajiban dan
kesetian warga negara yang mencerminkan
retorika dan kebijakan pemerintah konservatif.
Pemerintah konservatif menuntut setiap individu
untuk secara aktif melaksanakan kewajiban
mereka, bukan menyerahkan pelaksanaannya
kepada pemerintah.
Jepang (Social Studies, Living Experience and Moral Education)
Pendidikan kewarganegaraan di Jepang yang dikenal dalam
terminologi social studies, living experience and moral
education (Kerr, 1999), berorientasi pada pengalaman,
pengetahuan, dan kemampuan warga negara berkaitan dengan
upaya untuk membangun bangsa Jepang. Dalam tulisan ini,
kajian pendidikan kewarganegaraan di Jepang akan
memfokuskan diri kepada kajian tentang konteks kelahiran,
landasan pengembangan, kerangka sistemik, dan kurikulum dan
bahan ajar pendidikan kewarganegaraan di Jepang.
AUSTRALIA (Civics, Social Studies, Powratwam)
Pelajaran kewarganegaraan di Australia
dikonsepkan sebagai sekumpulan pengalaman belajar
berbasis sekolah yang membantu menyiapkan
para siswa untuk menjadi warga negara yang baik.

BELANDA (Social Structure and Life Skills)


Di Negeri Belanda kerangka dasar kurikulum dan beban
belajar mata pelajaran Civics and Citizenship and social
studies dilandasi dengan prinsipstatutory core atau materi
inti yang digariskan secara formal, jadi bersifat wajib, yang
diorganisasikan secara Integrated atau terpadu dengan
beban belajar 180 jam pelajaran, selama 3 tahun untuk
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (usia 12-15);
dan untuk sekolah menengajh (usia 16-18).
 Afrika Selatan Life Orientation
 Hongaria People and Society
 Irlandia Civic, Social and Political Education (CSPE)
 Jerman Sachunternicht
 Korea Simin Gyoyung
 Malaysia Pendidikan Sivik dan Kewarganegaraan (PSK)
 Mexiko Educacion Civicas
 Rusia Obscesvovedinie
 Selandia Baru Social Studies
 Singapura Civics and Moral Education
 Spanyol Educación para la Ciudadanía (EpC)
 Timur Tengah Ta’limatul Muwwatnah, Tarbiyatul al Watoniyah
 Kanada social studies
 China Daode Jiaoyu (Pendidikan Moral)
 Norwegia Primary Mandate of Social Study
 Swedia Social Sciences
 Swiss Social Studies
 Pakistan Civics Education
 Belgia One-day Parliament
 Hongkong Civics Education
B. SEJARAH PENDIDIKAN
KEWARGANEGAARAAN
DI INDONESIA
 LATAR BELAKANG PKn
Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan
berawal dari perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia
yang dimulai sejak dari perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan, bahkan
terus berlangsung hingga zaman reformasi.
Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk
membekali para mahasiswa selaku secalon pemimpian
dimasa depan dengan kesadaran bela negara serta
kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam
rangka ketahanan nasional kesadaran bela negara ini
berwujud sebagai kerelaan dan kesadaran melakukan
kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya kesadaran
bela negara dengan demikian kesadaran bela negara
mengandung arti :
a. Kecintaan kepada tanah air,
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara,
c. Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,
d. Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara
e. Sikap dan perilaku awal bela negara.
 TUJUAN PKn
Terdapat 2 tujuan tentang Pendidika Kewarganegaraan, yaitu
Tujuan Umum dan Tujuan khusus dari pendidikan
Kewarganegaraan itu sendiri :
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada
Mahasiswa mengenai hubunga antara warga negara dengan
negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan
oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur dan demokrasi serta ikhlas
sebagai Warga Negara Indonesia terdidik dan bertanggung
jawab.
b. Agar mahasiswa mmenguasai dan memahami berbagai
masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis
dan bertanggung jawab yang berdasarkan Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan ketahanan nasional.
c. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilku yang sesuai dengan
nilai-nilai perjuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa.
 PERKEMBANGAN PKn DI INDONESIA
1. Sebelum Proklamasi Kemerdekaan
Pada jaman Hindia Belanda di kenal dengan
nama “Burgerkunde”. Pada waktu itu ada 2
buku resmi yang digunakan, yaitu :
a. Indische Burerschapkunde, yang di bicarakan
dalam buku tersebut, masalah masyarakat
pribumi. Pengaruh barat, bidang sosial,
ekonomi, hukum, ketatanegaraan dan
kebudayaan, masalah pertanian, masalah
perburuhan. Kaum menengah dalam industri
dan perdagangan, terbentuknya dewan
rakyat, masalah pendidikan, kesehatan
masyarakat, pajak, tentara dan angkatan laut.
b. Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B.
Vortman yang dibicarakan dalam buku tersebut yaitu : Badan
pribadi yang mengutarakan masyarakat dimana kita hidup, obyek
hukum dimana dib icarakan eigondom eropah dan hak-hak
atas tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap kewajiban-
kewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda. Masalah
Undang-Undang, sejarah alat pembayaran dan kesejahteraaan.

Adapun tujuan dari buku tersebut, yakni: agar rakyat jajahan lebih
memahami hak dan kewajibannya terhadap pemerintah Hindia
Belanda, sehingga diharapkan tidak menganggap pemerintah
belanda sebagai musuh tetapi justru memberikan dukungan
dengan penuh kesadaran dalam jangka waktu yang panjang.

Pada tahun 1932 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan


yang disetujui Volksraad, bahwa setiap ugru harus memiliki izin.
Dalam pertimbangannya adalah banyak guru sekolah partikelir
bukanlah lulusan sekolah guru, dan yang berhak
mengajar hanyalah lulusan sekolah guru. Sedangkan lewat
pendidikan non-formal terutama dilakukan oleh para tokoh
pergerakan nasional yakni bung Karno dan Bung Hatta.
Pelaksanaan pendidikan politik baik yang dilakukan oleh guru-guru
sekolah partikelir maupun yang dilakukan para tokoh pergerakan
nasional, pada prinsipnya dapat di nyatakan sebagai “cikal bakal”
pendidikan politik atau PKn di Jaman Indonesia merdeka.
2. Sesudah Proklamasi kemerdekaan
a. Kewarganegaraan (1957)
Isi pelajaran kewarganegaraan adalah
membahas cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan.
b. Civics (1961)
Isi civics banyak membahas tentang sejarah
kebangkitan nasional . Uud, pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk
“nation and character building” Bangsa
Indonesia seperti pada waktu pelaksanaan
civics di America pada tahun-tahun setelah
declaration of Independence Amerika.
c. Pendidikan Kewargaan Negara (1968)
Diberlakukannya kurikulum 1975, PKn pada prinsipnya
merupakan unsur dari PMP. Lahirnya UU no.2 Tahun 1989
tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional). menunjuk pasal
39 ayat 2, yang menentukan bahwa PKn bersama dengan
pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama harus di muat
dalam kurikulum semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan
maka PKn akan mengalami perkembangan lagi.
Menurut ali emran (1976: 4) isi PKn meliputi :
a. Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah
Indonesia, ilmu Bumi.
b. Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah
kemerdekaan, UUD 1945, Pancasila,
Ketetapan MPRs.
c. Untuk SMA : Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang
dihubungkan dengan tatanegara, sejarah,
ilmu bumi dan ekonomi.
d. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) Menurut Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara
pengajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan nama mata
pelajaran PPKn
 PERKEMBANGAN PKn PADA MASA TRANSISI
DEMOKRASI
Perkembangan PKn pada era Orde Baru, ternyata
lebih ditentukan faktor kepentingan untuk
membangun negara (state Building) ketimbang
untuk membangun bangsa (Nation Building). Hal
tersebut di sebabkan karena:
1. Kemerosotan nilai estetika dan moral para
penyelenggara negara yang sudah kehilangan
semangat pengabdian, pengorbanan kejujuran
dan keikhlasan.
2. Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari
pada alat keadiland an kebenaran.
3. Fandalisme, paternalisme dan absolutisme
4. Posisi dan peran ABRI lebih merupakan alat
kekuasaan dari pada alat negara untuk mengabdi
kepada kepentingan rakyat.
 . Kesimpulan
 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan :
 1. Istilah Civics tersebut secara formal tidak dijumpai dalam
Kurikulum tahun 1957 maupun dalam Kurikulum tahun 1946. Namun
secara materiil dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat
mata pelajaran tata negara dan tata hukum, dan dalam kurikulum
1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya
memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
 2. Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal
dari perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai
sejak dari perebutan dan mempertahankan kemerdekaan sampai
pada pengisian kemerdekaan, bahkan terus berlangsung hingga
zaman reformasi. Kondisi perebutan dan mempertahankan
kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh
dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa,
tekad dan semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan
berkembang menjadi kekuatan yang mampu mendorong proses
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 3. Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar
kepada Mahasiswa mengenai hubunga antara warga negara
dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang
diandalkan oleh bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai