Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERINTAH MENUNTUT ILMU


Diajukan Sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Tafsir Ayat Tarbawi

Dosen Pengampu:
Rafii,S.Hum.,M.Ag

Disusun Oleh :
1. Donny Kartiko Rahman (207200003)
2. Muhammad Rezky Darmawan (207200061)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI TADRIS BIOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN
JAMBI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat
kepada umat manusia.

Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Ayat Tarbawi” dan
juga sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang mana bisa bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin.namun,kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini mohon kritik,saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini
terutama Dosen Mata Kuliah Tafsir Ayat Tarbawi yang kami harapkan sebagai bahan koreksi
untuk kami.

Jambi, 17 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Pendahuluan ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Penafsiran Ayat ........................................................................................................ 3


B. Hubungan Ayat dengan Hadits ................................................................................ 4
C. Asbabun Nuzul......................................................................................................... 5
D. Mafhum Tarbawi ..................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 7

Kesimpulan .......................................................................................................................... 7

Saran .................................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan agama yang lainnya adalah
penekanannya terhadap masalah ilmu, di dalam alQur’an, kata ilmu dan kata-kata jadiannya
di gunakan lebih dari 780 kali, ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari
al-Qur’an sangat kental dengan nuansa-nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat
menjadi ciri penting dari agama Islam karena tidak ada agama selain Islam yang diawali
dengan perintah untuk menuntut ilmu.
Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam
sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu karena ilmu bukan materi yang bisa
dihitung dengan nilai sehingga bisa diketahui besar kecilnya, tapi ilmu adalah lautan yang
luas yang bisa ditelusuri, lautan yang dalam yang bisa diselami apabila mempunyai keinginan
dan kesungguhan untuk mendapatkannya.
Apabila diperhatikan isi al-Qur’an dan al-Hadits, maka terdapat beberapa suruhan yang
mewajibkan bagi setiap muslim, baik laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar
mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.
Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan bertanya,
melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat banyak dalam alQur’an
dan Hadits. Ini berarti bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang
berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemashlahatan dan jalan kemanfaatan untuk
bisa menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yang
didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dangan aqidah dan ibadah, baik yang
berhubungan dengan soal-soal keduniaan dan segala kebutuhan hidup.

B. Rumusan masalah

Dari penjabaran di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa yang di maksud Penafsiran ayat?


2. Apa yang di maksud Hubungan ayat dengan hadist?
3. Apa yang di maksud Asbabun Nuzul?
4. Apa yang di maksud Mafhum Tarbawi?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang di maksud Penafsiran ayat?
2. Mengetahui apa yang di maksud Hubungan ayat dengan hadist?
3. Mengetahui apa yang di maksud Asbabul Nuzul?
4. Mengetahui apa yang di maksud Mafhum Tarbawi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penafsiran Ayat

Penafsiran ayat merupakan ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang
bersangkutan dengan Al-Qur'an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan),
menjelaskan tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang
tidak di pahami dan samar artinya. Kebutuhan umat Islam terhadap tafsir Al-Qur'an, sehingga
makna-maknanya dapat dipahami secara penuh dan menyeluruh, merupakan hal yang
mendasar dalam rangka melaksanakan perintah Allah (Tuhan dalam Islam) sesuai yang
dikehendaki-Nya.1

Beraneka ragam pendapat ahli tafsir tentang objek bacaan, ada yang berpendapat “wahyu-
wahyu al-Qur’an ketika diturun nanti.” Ada juga yang berpendapat objeknya dalam ismi
Rabbika sambil menilai huruf (ba’) yang menyertakan kata (ismi) adalah sisipan, sehingga ia
berarti “bacalah nama Tuhanmu”, atau berdzikirlah. Tapi jika demikian mengapa Nabi SAW
menjawab “saya tidak dapat membaca”. Seandainya yang dimaksud adalah perintah berdzikir
tentu beliau menjawab langsung, karena jauh sebelum datangnya wahyu, Nabi Muhammad
SAW senantiasa telah melakukan dzikir.

Bila melihat dalam kaidah bahasa menyatakan, apabila suatu kata kerja yang membutuh
kan objek tetapi tidak disebutkan objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum,
mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata tersebut.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kata (iqra’) di gunakan dalam arti
membaca, menelaah, meneliti dan menyampaikan. Islam menekankan akan pentingnya
membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Membaca,
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_Al-Qur%27an

3
menelaah, meneliti hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena hanya manusia makhluk yang
memiliki akal dan hati. Selanjutnya dengan kelebihan akal dan hati, manusia mampu
memahami fenomena-fenomena yang ada di sekitarnya, termasuk pengetahuan.

Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada manusia agar mereka harus banyak
membaca adapun ilmu yang belum digali masih berupa potensi tersimpan dalam setiap
bagian dari alam yang telah disiapkan Allah sedemikian rupa baiknya dan sangat banyak
jumlahnya.

B. Hubungan Ayat dengan Hadits

Bila kita lihat dari fungsinya hubungan Hadits dengan Al-Qur’an sangatlah berkaitan.
Karena pada dasarnya Hadits berfungsi menjelaskan hukum-hukum dalam Al-Qur’an dalam
segala bentuknya. Allah SWT menetapkan hukum dalam Al-Qur’an adalah untuk diamalkan,
karena dalam pengalaman itulah terletak tujuan yang digariskan. Tetapi pengalaman hukum
Allah diberi penjelasan oleh Nabi. Dengan demikian bertujuan supaya hukum-hukum yang
ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an secara sempurna dapat dilaksanakan oleh umat.

Sebagaimana dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat
hukum dalam Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum dapat
dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits.2

Allah SWT menjelaskan dalam QS. al-Alaq: 1-5, bahwa Allah SWT memerintahkan
manusia untuk membaca, menulis dan meneliti dalam hal ini dapat diartikan perintah untuk
belajar (menuntut ilmu) dalam hadist Nabi SAW. dijelaskan:

Hadits tersebut menunjukan bahwa Islam mewajibkan kepada seluruh umat-Nya untuk
mendapatkan pengetahuan, yaitu kewajiban bagi mereka untuk menuntut ilmu alam menuntut
ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya
kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita
bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu

2
https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html

4
berkembang dan sampai kepadakesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama
menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah tidak terbatas kepada
masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah
yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah ibadah yang lainnya
dengan benar.

C. Asbabul Nuzul

Asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun


nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara
etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. 3

Macam-macam asbabun nuzul:

1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid


Asbabun nuzul Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid adalah beberapa sebab yang
hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Ada kalanya wahyu turun untuk
menanggapi beberapa peristiwa atau sebab.
2. Ta’adud an-nazil Wa Al-asbab Wahid
Asbabun nuzul Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid merupakan satu sebab yang
mendasari turunnya beberapa ayat. 4

Sebab-sebab turunnya ayat ini telah diceritakan dalam Hadits Shahih Bukhori yang
artinya “telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan
kepada kami dari Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah
Ibnu Kaum Mu'minin, bahwasanya dia berkata: Permulaaan wahyu yang datang kepada
Rasulullah adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah Beliau bermimpi
kecuali datang seperti cahaya subuh. Pada Kemudian harinya Beliau dianugerahi kecintaan
untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di malam hari
dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya guna
mempersiapkan bekal untuk berthannuts kembali.

3
https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-dan-contohnya
4
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-dan-macam-macam-asbabun-nuzul-dalam-islam-
1wXu4FYDkOl/full

5
D. Mafhum Tarbawi

Mafhum adalah makna yang ditunjukan oleh lafal, namun tidak secara langsung melalui
kata-kata atau dengan kata lain makna yang tersirat. Lafal yang ditunjukan oleh lafaz, namun
tidak langsung sama dengan arti kandungan lafaz tesebut. Jadi mafhum tarbawi bisa dibilang
pemahaman tersirat pendidikan.

Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam
sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu. pada agama-agama lain selain Islam
kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk
belajar. Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun Hadits, bahwa ilmu
pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender.
Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati
ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.

Imam Ja'far As-Shadiq pernah berkata: "Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-
orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada
diatas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk
menuntut ilmu agama”.

Saran

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kesalaham dan jauh dari
kesempurnaan.Tentunya,penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahaasan
masalah diatas.Untuk kritik dan sarannya,penulis sangat berterima kasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir_Al-Qur%27an

https://sumbar.kemenag.go.id/v2/post/1952/pengertian-kedudukan-dan-fungsi-hadits.html

https://news.detik.com/berita/d-5659091/asbabun-nuzul-pengertian-macam-dan-contohnya

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-dan-macam-macam-asbabun-nuzul-dalam-
islam-1wXu4FYDkOl/full

Anda mungkin juga menyukai