Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GOOD GOVERNANCE

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Umi Qodarsasi, S.IP, MA

Disusun Oleh :
1. Nahja Nurul Hidayah (2140410041)
2. Zidnal Falah (2140410043)
3. Adiella Farizqiani (2140410044)
4. Aditya Nugraha (2140410058)

PROGAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM KUDUS
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad serta
hidayahnya pada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Pendidikan
KewargaNegaraan dan sholawat serta salam kita haturkan untuk junjungan nabi agung Nabi
Muhammad SAW. Kami sebagai penulis senantiasa berusaha agar makalah yang kami buat ini
memiliki arti penting dan sesuai dengan materi yang telah diberikan.
Kami telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin. Dengan tema “GOOD
GOVERNANCE”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah PKN yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam terselesainya
makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun makalah ini akan kami sambut dengan senang hati. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya dan yang lainnya.
Wassalamualaikum wr. wb.

Kudus, 9 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Good Governance 5
B. Prinsip Good Governance 6
C. Pengertian Akuntabilitas 8
D. Tujuan Good Governance 10
E. Contoh Pelaksanaan Good Governance 11

BAB III PENUTUP 12


A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
C. Daftar Pustaka 13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Runtuhnya rezim orde baru pada Mei 1998 merupakan suatu peristiwa yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia. Dengan runtuhnya rezim orde baru tersebut, masyarakat
Indonesia mengharapkan suatu perubahan yang mengarah ke arah yang lebih baik. Nilainilai
luhur dari demokrasi pancasila harus segera diwujudnyatakan. Pancasila sebagai ideologi
negara dan demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang dianut oleh bangsa Indonesia harus
terlaksana di segala bidang. Hal itu dilaksanakan adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia seperti yang tertulis dalam alinea ke empat UUD 1945, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pemerintah atau aparatur pelayanan publik harus menyadari bahwa posisi, kedudukan,
dan jabatan yang dimilikinya saat ini, bukanlah merupakan suatu hadiah yang diberikan oleh
sipemberi kewenangan kepadanya. Melainkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat. Salah satu pilihan strategis untuk memperbaiki pelayanan publik yaitu
dengan di terapkannya prinsip good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik.
Masyarakat maupun pihak dari dunia bisnis memberikan penilaian bahwa penerapan
pelaksanaan pelayanan publik masih belum maksimal. Untuk itulah mengapa peneliti lebih
menekankan akuntabilitas dan transparansi dari beberapa prinsip Good Governance yang
lainnya, karena akuntabilitas atau pertanggung jawaban diharuskan ada pada setiap instansi
untuk memberikan laporan yang akurat dan benar sehingga timbulnya kepercayaan
masyarakat pada pemerintah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan latar belakang good governance?.
2. Apa prinsip-prinsip dari good governance?.
3. Apa fungsi good governance?.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang dari good governance.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip good governance.
3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi good governance.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance


a. Dalam kamus, istilah “government” dan “governance” seringkali dianggap memiliki arti
yang sama yaitu cara menerapkan otoritas dalam suatu organisasi, lembaga atau negara.
Government (pemerintahan) juga adalah nama yang diberikan kepada entitas yang
menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan dalam suatu negara. Governance diartikan
sebagai mekanisme, praktek dan tata cara pemerintahan dan warga mengatur sumber
daya serta memecahkan masalah masalah publik. Dalam konsep governance,
pemerintah hanya menjadi salah satu actor dan tidak selalu menjadi aktor yang
menentukan. (Setyono, 2015:31)
b. Menurut (Mardiasmo, 2002) dalam (Rinaldi, 2016:6)adalah suatu konsep pendekatan
yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh pemerinta yang baik.
Sedangkan Lembaga Administrasi Negara (LAN) mendifinisikan good governance
sebagai penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggungjawab, serta
efisien dan efektif dengan menjaga kesinergian interaksi yang kontruktif diantara
domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.
c. Good governance merupakan paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat.
Perubahan tersebut lebih dikenal dengan pergeseran paradigma dari pemerintahan
(goverment) menjadi tata pemerintahan (governance) sebagai wujud dari interaksi sosial
politik antara pemerintahan dengan masyarakat dalam menghadapi berbagai berbagai
permasalahan kontemporer yang demikian kompleks, dinamis serta beraneka ragam.
Penelitian ini menganalisis prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. (Good et
al., 2019)
d. (Handayani & Nur, 2019) good governance dalam versi World Bank diartikan sebagai
penyelenggaraan pengelolaan atau manajemen dalam pemerintah secara solid dan
akuntabel serta berdasarkan prinsip pasar yang efisien dan juga pencegahan korupsi
baik secara administratif maupun politis.
Dan dari beberapa pernyataan tersebut dapat kami simpulkan bahwa pengertian good
governance adalah proses penyelesaian masalah public dengan penekanan pada proses
tata kelola sehingga kondisi organisasi pemerintahan atau instansi public dapat dikelola
dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan padanya oleh rakyat.

B. Prinsip Good Governance


Dalam (Setyono, 2015) Perlu diketahui bahwa Good governance ini memiliki Sembilan
prinsip, Sembilan prinsip tersebut diantara lain adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi (Participation)
Partisipasi antara masyarakat khususnya orang tua terhadap anak-anak mereka dalam
proses pendidikan sangatlah dibutuhkan. Karena tanpa partisipasi orang tua, pendidik
(guru) ataupun supervisor tidak akan mampu bisa mengatasinya. Apalagi melihat dunia
sekarang yang semakin rusak yang mana akan membawa pengaruh terhadap anak-anak
mereka jika tidak ada pengawasan dari orang tua mereka.
2. Penegakan hukum (Rule Of Low)
Dalam pelaksanaan tidak mungkin dapat berjalan dengan kondusif apabila tidak ada
sebuah hukum atau peraturan yang ditegakkan dalam penyelenggaraannya. Aturan-
aturan itu berikut sanksinya guna meningkatkan komitmen dari semua pihak untuk
mematuhinya. Aturan aturan tersebut dibuat tidak dimaksudkan untuk mengekang
kebebasan, melainkan untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan fungsi-fungsi
pendidikan dengan seoptimal mungkin.
3. Transparansi (Transparency)
Persoalan pada saat ini adalah kurangnya keterbukaan supervisor kepada para staf-
stafnya atas segala hal yang terjadi, di mana salah satu dapat menimbulkan percekcokan
antara satu pihak dengan pihak yang lain, sebab manajemen yang kurang transparan.
Apalagi harus lebih transparan di berbagai aspek baik di bidang kebijakan, baik di
bidang keuangan ataupun bidang-bidang lainnya untuk memajukan kualitas dalam
pendidikan.
4. Responsif (Responsiveness)
Salah satu untuk menuju cita good governance adalah responsif, yakni supervisor yang
peka, tanggap terhadap persoalan-persoalan yang terjadi di lembaga pendidikan, atasan
juga harus bisa memahami kebutuhan masyarakatnya, jangan sampai supervisor
menunggu staf-staf menyampaikan keinginan-keinginannya. Supervisor harus bisa
menganalisa kebutuhan-kebutuhan mereka, sehingga bisa membuat suatu kebijakan
yang strategis guna kepentingan bersama.
5. Konsensus (Consensus Orientation)
Aspek fundamental untuk cita good governance adalah perhatian supervisor dalam
melaksanakan tugas-tugasnya adalah pengambilan keputusan secara konsensus, di mana
pengambilan keputusan dalam suatu lembaga harus melalui musyawarah dan
semaksimal mungkin berdasarkan kesepakatan bersama (pencapaian mufakat). Dalam
pengambilan keputusan harus dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak
juga dapat menarik komitmen komponen-komponen yang ada di lembaga. Sehingga
keputusan itu memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan.
6. Kesetaraan dan keadilan (Equity)
Asas kesetaraan dan keadilan ini harus dijunjung tinggi oleh supervisor dan para staf-
staf didalam perlakuannya, di mana dalam suatu lembaga pendidikan yang plural baik
segi etnik, agama dan budaya akan selalu memicu segala permasalahan yang timbul.
Proses pengelolaan supervisor yang baik itu harus memberikan peluang, jujur dan adil.
Sehingga tidak ada seorang pun atau para staf yang teraniaya dan tidak memperoleh apa
yang menjadi haknya.
7. Efektifitas dan efisien
Efektifitas dan efisien disini berdaya guna dan berhasil guna, efektifitas diukur dengan
parameter produk yang dapat menjangkau besarnya kepentingan dari berbagai
kelompok. Sedangkan efisien dapat diukur dengan rasionalitasi untuk memenuhi
kebutuhan yang ada di lembaga. Di mana efektifitas dan efisien dalam proses
pendidikan, akan mampu memberikan kualitas yang memuaskan.
8. Akuntabilitas
Asas akuntabilitas berarti pertanggungjawaban supervisor terhadap stafstafnya, sebab
diberikan wewenang dari pemerintah untuk mengurus beberapa urusan dan kepentingan
yang ada di lembaga. Setiap supervisor harus mempertanggung jawabkan atas semua
kebijakan, perbuatan maupun netralitas sikap-sikap selama bertugas di lembaga.
9. Visi Strategi (Strategic Vision)
Visi strategi adalah pandangan-pandangan strategi untuk menghadapi masa yang akan
datang, karena perubahan-perubahan yang akan datang mungkin menjadi perangkap
bagi supervisor dalam membuat kebijakankebijakan. Di sinilah diperlukan strategi-
strategi jitu untuk menangani perubahan yang ada.
Dan guna tercapainya keberhasilan penerapan good governance haruslah memperhatikan
tiga point atau elemen ini, tiga elemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah
Berperan untuk memfasilitasi kegiatan pembangunan, membuat peraturan yang efektif
dan berkeadilan. Yang menyediakan layanan public yang efektif dan efisien.
2. Sector swasta
Berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, yang menjalankan industry dan
menciptakan lapangan kerja.
3. Masyarakat sipil (Civil society)
Berperan sebagai pemeran utrama dalam pembangunan, masyarakat juga mempunyai
tugas untuk menjaga agar hak hak masyarakat terlindungi.

C. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas keuangan merupakam pertanggungjawaban mengenai integrigritas
keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sasaran
pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi
pemerintah(LAN dan BPKP,2000). Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban
lembaga-lembaga publik untuk menggunakan dana publik secara ekonomis, efisien dan
efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi (Mardiasmo,2012).
Pemerintah diminta untuk melaporkan hasil dari program yang telah dilaksanakan
sehingga masyarakat dapat menilai pemerintah telah bekerja dengan ekonomis, efisien, dan
efektif atau belum. Akuntabilitas dapat dilihat dari perspektif akuntansi, perspektif
fungsional, dan perspektif sistem akuntabilitas. Pertanggungjawaban atau akuntabilitas
pelayanan publik mencakup :
1) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik.
a. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan proses yang
antara lain meliputi : tingkat ketelitian (akurasi), profesionalitas petugas,
kelengkapan sarana dan prasarana, kejelasan peraturan (termasuk kejelasan
kebijakan atau perundang-undangan) dan kedisiplinan.
b. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan standar atau janji/akta
pelayanan publik yang telah ditetapkan.
c. Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka, baik
kepada publik maupun kepada atasan atau pimpinan unit pelayanan instansi
pemerintah. Apabila terjadi penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus
dilakukan upaya perbaikan.
d. Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus
diberikan kompensasi kepada penerimaan pelayanan.
e. Masyarakat dapat melakukan penelitian terhadap kinerja pelayanan secara berkala
sesuai mekanisme yang berlaku.
f. Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi kerugian dalam
pelayanan publik, atau jika pengaduan masyarakat tidak mendapat tanggapan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Akuntabilitas biaya pelayanan publik.
a. Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
b. Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya pelayanan
publik, harus ditangani oleh Petugas/Pejabat yang ditunjuk berdasarkan Surat
Keputusan/Surat Penugasan dari Pejabat yang berwenang.
3) Akuntabilitas produk pelayanan publik.
a. Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat di pertanggung
jawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk layanan tersebut.
b. Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat, dan sah.

Adapun beberapa penelitian yang terkait dengan akuntabilitas keuangan :


1) Evira Zeyn (2011) yang berjudul “Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi
Pemerintah Terhadap Akuntabilitas Keuangan”. Penelitian tersebut menggunakan
variabel independen yaitu good governance dan standar akuntansi pemerintah,
sedangkan variabel dependen atau terikatnya yaitu akuntabilitas keuangan. Hasil yang
diperoleh dari penelitian tersebut adalah penerapan good governance berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas keuangan, kemudian standar akuntansi pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.
2) Azlim dkk (2012) yang berjudul “Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Keuangan SKPD di Kota Banda
Aceh”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah penerapan good
governance berpengaruh terhadap kualitas informasi keuangan.
3) Wiraputra dkk (2014) yang berjudul “Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi
Pemerintahan dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah” (Studi pada SKPD di Kabupaten Klungkung).
Memperoleh hasil bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan berpengaruh positif
signifikan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah.
4) Ni made dkk (2014) dengan judul “Pengaruh Audit Kinerja, Penyajian Laporan
Keuangan dan Aksebilitas laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Publik”.
Penelitian tersebut menggunakan variabel independen audit kinerja, penyajian laporan
keuangan dan aksebilitas laporan keuangan, sementara itu variabel dependen adalah
akuntabilitas publik. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut adalah audit
kinerja berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas publik yang tercermin dalam
laporan keuangannya, begitu juga dengan variabel independen penyajian laporan
keuangan dan aksebilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan positif terhadap
akuntabilitas publik.
5) Chandra dan Maestro (2013) yang berjudul “Pengaruh Audit Kinerja Terhadap
Peningkatan Kinerja Keuangan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor”. Memperoleh hasil
bahwa audit kinerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas maka penelitian
ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Elvira Zeyn (2011), Ni Made
(2014), Chandra dan Maestro (2013), Azlim dkk (2012), dan Wiraputra dkk (2014).
Kesamaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penggunaan variabel
independen penerapan good governance dan standar akuntansi pemerintah pada penelitian
Elvira Zeyn dan Azlim dkk, ditambah variabel independen standar akuntansi pemerintahan
dari Wayan Kusuma Wiraputra dkk dan variabel audit kinerja pada penelitian Ni Made dkk.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada penggabungan
variabel independen dari dua penelitian terdahulu, selain itu perbedaannya juga terletak dari
obyek penelitian, penelitian dari Elvira Zeyn mengambil obyek pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah kota Bandung, untuk penelitian yang dilakukan Ni Made mengambil obyek
penelitian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah kota Buleleng. Pada penelitian ini mengganti
objek penelitian pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kota Surakarta.
Untuk itulah mengapa peneliti lebih menekankan akuntabilitas dan transparansi dari
beberapa prinsip Good Governance yang lainnya, karena peneliti berpendapat bahwa
akuntabilitas atau pertanggungjawaban diharuskan ada pada setiap instansi untuk
memberikan laporan yang akurat dan benar sehingga timbulnya kepercayaan masyarakat
pada pemerintah.

D. Tujuan Good Governance


1. Guna mewujudkan tujuan pembangunan dan cita-cita demokrasi yang dijanjikan.
2. (Hidayat, 2016) Mewujudkan tata kelola pembangunan ekonomi yang sehat, dalam arti
suatu manajemen pembangunan yang memungkinkan terjadinya penggabungan antara
upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perubahan struktural, dan
pemanfaatan sumberdaya secara bertanggung jawab dan berkesinambungan dalam
kondisi kompetisi global yang sangat ketat.
3. (Hidayat, 2016) Untuk mewujudkan kehidupan demokratis dan dihargainya hak setiap
warga negara. Urgensi menyertakan aspek demokrasi di sini karena diyakini dapat
berperan sebagai obat yang paling mujarab dalam mengatasi realitas praktik tata kelola
pemerintahan yang buruk sebagai akibat dari penyalahgunaan kewenangan oleh para
penguasa.
4. Guna terwujudnya inklusivitas sosial, dalam arti menjamin setiap warga negara untuk
mendapatkan kehidupan yang layak dan berpartisipasi dalam setiap urusan nasional
(Mkandawire, 2007, 680) dalam (Hidayat, 2016)
5. Good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid
dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi, baik secara politik
maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and
political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (World Bank, 1992a) dalam
(Kharisma, 2014)
6. Good governance secara sistematik telah didesain untuk merespon masalah-masalah
korupsi, krisis ekonomi dan finansial, yang dianggap sebagai permasalahan di negara-
negara miskin dan berkembang. World Bank merupakan lembaga yang untuk pertama
kalinya telah memperkenalkan konsep “public sector management programs” dalam
rangka melaksanakan tata kepemerintahan yang lebih baik, khususnya dalam konteks
persyaratan bantuan pembangunan, yang dikenal dengan Structural Adjustment (World
Bank,1989). Dalam (Kharisma, 2014)
7. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan lebih dipercaya dan dilaksanakan karna
tercapainya kesinambungandalam pengelolaan dan kebijakan yang dibuat berdasarkan
prinsip transparansi, independent, kesetaraan, akuntabilitas dan konsep responsibilitas.

E. Contoh Pelaksanaan Good Governance Di Indonesia


a. Pada sekolah :
1. Tranformasi Pendidikan yang baik.
2. Pengelolaan menejemen system sekolah.
3. Sekolah dijadikan sebagai learning community dan sarana untuk mempelajari hal-hal
tentang peran kepemimpinan sekolah.
b. Pada keluarga
1. Masing masing anggota keluarga diberi hak dan kewajiban untuk mampu melakukan
berbagai hal aktivitas dan diharapkan dapat menjalankan kehidupan secara bersama.
2. Belajar menghargai, mendengarkan, dan bertoleransi terhadap sesama anggota lainya
agar tercipta kedamaian dan kerukunan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Good governance diartikan sebagai penyelenggaraan pemerintahan dengan
mengartikulasikan akuntabilitas partisipasi transfaransi dan prediksibilitas dapat
diperkirakan dengan jelas, Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang
mengacu pada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara Bersama, disisi lain Good governance ini memiliki Sembilan prinsip,
Sembilan prinsip tersebut diantara lain adalah sebagai berikut, Partisipasi (Participation),
Penegakan hukum (Rule Of Low), Transparansi (Transparency), Responsif
(Responsiveness), Konsensus (Consensus Orientation), Kesetaraan dan keadilan (Equity),
Efektifitas dan efisien, Akuntabilitas, dan Visi Strategi (Strategic Vision), dan guna
tercapainya keberhasilan penerapan good governance haruslah memperhatikan tiga point
atau elemen ini, yaitu pemerintah, sector swasta dam masyarakat sipil (Civil society). Tujuan
dari good governance yaitu agar instansi dapat menjalankan praktik-praktik usaha yang
sehat, kegiatan pemerintah yang transparan dan bertanggung jawab untuk memberikan
keuntugan yang berarti bagi masyarakat. Akuntabilitas keuangan merupakan
pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan dana publik secara
ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana, serta korupsi
(Mardiasmo,2012).

B. Saran
Alhamdulillah makalah yang diberikan oleh dosen telah dapat kami selesaikan dengan
tepat waktu. Penulis memohon saran dan kritikan yang membangun. Berdasarkan
pembahasan diatas kita dapat memahami seputar pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu. Maka marilah kita menyebarkan ilmu yang sudah didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Good, I., Dalam, G., Pemerintah, A., Di, D., Borobudur, K., Fauziah, F., Hukum, F., &
Magelang, U. M. (2019). Skripsi dengan judul “ IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE.
Handayani, F. A., & Nur, M. I. (2019). Implementasi Good Governance Di Indonesia.
Publica: Jurnal Pemikiran Administrasi Negara, 11(1), 1–11.
https://doi.org/10.15575/jpan.v11i1.7631
Hidayat, S. (2016). Menimbang Ulang Konsep Good Governance: Diskursus Teoretis.
Masyarakat Indonesia, 42(2), 152–165.
Kharisma, B. (2014). Good Governance Sebagai Suatu Konsep Dan Mengapa Penting
Dalam Sektor Publik Dan Swasta (Suatu Pendekatan Ekonomi Kelembagaan). Buletin Studi
Ekonomi, 19(1), 11. https://doi.org/10.24843/BSE.2014.v25.i01.p02
Rinaldi, R. R. (2016). Pengaruh Penerapan Good Governance, Audit Kinerja dan Standar
Akuntansi Pemerintah Terhadap Akuntanbilitas Keuangan Daerah. Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 1–12.
Setyono, J. (2015). Good Governance Dalam Perspektif Islam (Pendekatan Ushul Fikih:
Teori Pertingkatan Norma). Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(1), 25.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v6i1.25-40

Anda mungkin juga menyukai