Anda di halaman 1dari 12

KONSEP TEOLOGI PLURALISME GUS DUR DALAM

MERETAS KEBERAGAMAN DI INDONESIA

Eko Setiawan
Institusi
oke.setia@gmail.com

Abstract
Abdurrahman Wahid, who is familiar with Gus Dur is a thinker and a fighter for democracy, pluralism,
prominent anti violence, defend those who are marginalized and protector of religious minorities, gender, creed,
ethnicity and even among themselves. Gus Dur and pluralism are two things that are difficult to separate. He
is a figure who is very concerned with diversity, difference and diversity. Included in the religious life. In fact,
he is also close to the leaders of religions other than Islam that he holds. Often go out into a place of worship of
other religions. This is what often leads to misinterpretation of pluralism that Gus Dur teach. But after his death,
December 30, 2009 and then, people started to realize the truth about how tolerant he preaches. Pluralism is
taught Gus Dur is purely of clear thinking and is based on the Quran and the Hadith of the Prophet.
Keywords: Pluralism, Gus Dur, diversity, Islam, Indonesia

I. PENDAHULUAN definisi pluralisme, maka pluralisme agama


Kemajemukan adalah fenomena yang adalah sebuah pandangan yang mendorong
tak bisa dihindari. Keragaman adalah ada bahwa berbagai macam agama yang ada dalam
pada berbagai bidang dan ruang kehidupan, satu masyarakat harus saling mendukung
termasuk didalamnya adalah keberagaman untuk bisa hidup secara damai3. Sedangkan
dalam beragama. Pluralisme bukan hanya pluralisme itu sendiri berarti suatu paham
terjadi dalam ruang lingkup kelompok sosial atau teori yang menganggap bahwa realitas itu
yang besar, seperti masyarakat, tetapi juga terdiri dari banyak substansi4.
terjadi dalam ruang lingkup yang kecil, seperti Pluralisme juga sering digunakan untuk
dalam rumah tangga. Bisa jadi individu- menunjuk pada makna realitas keragaman
individu dalam sebuah rumah tangga menganut sosial sekaligus sebagai prinsip atau sikap
agama yang berbeda. Pluralisme berasal dari terhadap keragaman itu. Pluralisme sebagai
kata plural yang berarti banyak atau bentuk bentuk pemahaman modernisasi yang
kata yang digunakan untuk menunjukkan bertujuan menciptakan komunikasi untuk
lebih dari satu (form of word used withreference menjembatani jurang ketidaktahuan dan
to more than one). Pluralisme dalam filsafat kesalahpahaman timbal-balik antara budaya
adalah pandangan yang melihat dunia terdiri dunia yang berbeda dan membiarkan mereka
dari banyak makhluk1. Pluralisme berasal dari bicara dan mengungkapkan pandangan
kata “plural” yang berarti: jamak atau banyak. mereka dalam bahasanya sendiri5. Pluralisme
Sedangkan secara terminologis, pluralisme yang dimaksud adalah gagasan-gagasan yang
adalah suatu pandangan atau paham yang dilontarkan Abdurrahman Wahid dalam upaya
memiliki prinsip bahwa keanekaragaman menyikapi pluralitas masyarakat dengan
itu jangan menghalangi untuk bisa hidup perbedaan budaya, agama, etnik, bahasa,
berdampingan secara damai dalam satu 3
Khadziq, Islam Budaya Lokal Memahami Realitas Agama dan
masyarakat yang sama.2 Berangkat dari Masyarakat, (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 31 .
4
Pius Abdullah, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkolah,
1
Abd A’la, Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Islam, (Bandung:
1994), hlm. 604 .
Nuansa, 2005), hlm. 68. 5
Sudiarjo, Dialog Intra Religious, (Yogyakarta: Kanisus,
2
Mundir, Yusuf, Islam dan Budaya Lokal, (Yogyakarta:
1994), hlm. 33.
Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2004), hlm. 30.

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 57


warna kulit dan ideologi dari manusia satu adalah mengukuhkan panji-panji pluralisme.
dengan yang lainnya. Sebab itu, pernyataan Gus Dur sebagai bapak
Dalam konteks tersebut, menarik untuk dan pejuang pluralisme merupakan sebuah
diamati pemikiran-pemikiran Abdurrahman realitas yang tak terbantahkan lagi. Meskipun
Wahid, dalam masalah-masalah keagamaan, pernyataan ini meninggalkan dua hal yakni
kemasyarakatan, kebudayaan, kebangsaan, harapan dan tantangan9. Wacana pluralisme
demokrasi dan lain-lain terasa terlalu kritis, memang bukan suatu hal baru untuk pasca
bahkan oleh sebagian orang dianggap meninggalnya Gus Dur, pluralisme menjadi
nyleneh6. Oleh karena itu, gagasan-gagasannya tema yang sangat populer di tengah-tengah
menjadi kontroversial, tetapi meski demikian masyarakat. Gus Dur merupakan salah satu
gagasan-gagsannya itu dianggap discourse atau dari beberapa tokoh di Indonesia yang dijuluki
wacana oleh pemerhati intelektualitas atau sebagai pejuang pluralisme. Mengingat
kecendekiawanan di Indonesia sendiri maupun ketokohan Gus Dur dalam bersahabat dengan
di luar negeri sehingga gagasan-gagasannya semua golongan, unsur kedekatan ini tidak
selalu dibicarakan dan pribadinya yang public harus dalam pengertian fisik, tapi juga
figure selalu menjadi sumber berita bagi pers. kedekatan emosional10. Pluralisme global
Tema-tema seperti kepemimpinan politik, mensyaratkan pengetahuan dan pengertian
hubungan agama dan politik, hubungan di kalangan manusia. Penghargaan timbal
antara individu dan negara, masalah HAM, balik mencegah kecurigaan dan membantu
dwifungsi ABRI dan pengembangan demokrasi terpeliharanya keadilan11.
tampaknya masih menjadi fokus utama dalam Sesuai dengan perubahan zaman, wawasan
pemikiran Gus Dur7. agama haruslah memuat pemahaman
Keberadaannya sebagai tokoh agama, secara menyeluruh terhadap problematika
pemimpin ormas, intelektual maupun politisi yang muncul dari dinamika kemanusiaan
dan kontroversi memang seolah-olah telah yang kompleks dan beragam. Akan tetapi,
menjadi bagian tak terpisahkan. Gus Dur kenyataannya seringkali wawasan agama
disebut sebagai tokoh kontroversial yang ada menjadi sempit dan mengakibatkan munculnya
di Indonesia. sikap permusuhan dan tindak kekerasan
Kekontroversialannya ini mungkin timbul atas nama agama. Mempelajari perbedaan-
dari banyaknya kemampuan yang dimilikinya. perbedaan agama memang tidaklah salah,
Gus Dur menguasai banyak disiplin ilmu yang tetapi menonjolkan perbedaan yang diikuti
sangat berpengaruh pada pemikirannya. dengan klaim atas kebenaran mutlak suatu
Setidaknya, ia memiliki tiga wajah menonjol agama daripada agama yang lain, sering
sebagai tokoh agama, budayawan dan menimbulkan akibat yang kurang baik, bahkan
politisi. Ketiga peran itu mampu ia mainkan fatal bagi kebersamaan hidup dalam suatu
secara bergantian dalam kurun waktu yang masyarakat12. Memahami agama dari sudut
bersamaan8. Bahkan setelah wafatpun, beragam pandang filsafat akan mengukuhkan keyakinan
pro kontra mewarnai elemen masyarakat umat beragama pada agamanya sendiri secara
dalam pemberian gelar sebagai bapak inteletual. Kukuhnya keyakinan itu dapat
pluralisme, dan sebagai salah satu pahlawan menyebabkan orang saling bertoleransi
nasional. Salah satu jasa besar Gus Dur 9
Zuhairi Misrawi. Pluralisme Pasca-Gus Dur, (Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2010), hlm. 6.
6
Nyeleneh bisa diartikan plesetan, gokil, asal-asalan, yang 10
Hikmat Kusumaningrat, Jurnalistik Teori Dan Praktik,
bertujuan untuk lucu-lucuan. Kata ini berasal dari bahasa
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 62
sunda kasar. 11
Muhammad Fathi Osman, Islam, Pluralisme dan Toleransi
7
Jakoeb Utama, Gus Dur Menjawab Perubahan Zaman,
Keagamaan, (Jakarta Selatan: PSIK Universitas Paramadina,
(Jakarta: Kompas, 2010), hlm. 162.
2006), hlm. 124.
8
Muhammad Najib, Upaya Memahami Sosok Kontroversial 12
Imam Sukardi, Pilar Islam Bagi Pluralisme Modern,(Solo:
Gus Dur, (Yogyakarta: LkiS, 2000), hlm. 1.
Tiga Serangkai, 2003), hlm. 18.

58 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68


antar agama dan antar agama yang memiliki 4. Banyak sebutan untuk tokoh kharismatik
pemahaman berbeda terhadap interpretasi yang satu ini, misalnya Gus Dur disebut
agama itu sendiri sebagai the way of life. sebagai tokoh pluralisme, pendorong
Semangat di balik ungkapan Bhinneka Tunggal demokrasi, tokoh multikulturalisme,
Ika sebenarnya tidaklah terbatas hanya pembela kaum minoritas, pejuang Islam
dalam artian pluralisme semata, melainkan moderat, pahlawan demokrasi, pejuang
pengakuan danpenegasan bahwa pluralisme toleransi, bapak bangsa, pengusung
itu suatu hal yang positif13. perjuangan HAM, pengajar perdamaian,
Gagasan Gus Dur tentang pluralisme penentang kekerasan. Pribadi Gus Dur
adalah keinginannya agar kemajemukan yang begitu fenomenal, tidak berlebihan jika
terdapat dalam berbagai kelompok sosial banyak kalangan berduka cita mengharu
dipahami sebagai khazanah kekayaan bangsa. biru merasa kehilangan kepergiannya.
Menurut Gus Dur semua manusia sama, tidak
perduli dari mana asal usulnya, apa jenis II. TINJAUAN PUSTAKA
kelamin, warna kulit, suku, ras, kelompok dan Adapun biografi Abdurahman Wahid
kebangsaan mereka. Gus Dur hanya melihat adalah sebagai berikut:
mereka hanya manusia seperti dirinya dan yang A. Keluarga
lain. Sekarang, keragaman identitas menjadi Abdurrahman Wahid adalah seorang tokoh
persoalan yang serius dalam perjalanan bangsa fenomenal yang memiliki gaya unik dan khas,
Indonesia. pemikiran dan sepak terjang semasa hidupnya
Ada beberapa alasan yang mendorong sering kali menimbulkan kontroversi.
penulis untuk memilih judul tersebut, Abdurrahman Wahid atau akrab dengan
diantaranya adalah: nama panggilan Gus Dur, Gus adalah nama
1. Wacana pluralisme ini disebabkan kehormatan yang diberikan kepada putra kiai
fenomena tentang keanekaragaman di yang bermakna mas. Gus merupakan sebuah
Negara Indonesia berpengaruh besar kependekan dari orang bagus orang yang
terhadap kesatuan dan keutuhan rakyat. berakhlak mulia14. Abdurrahman Wahid lahir
Meskipun, terkait dengan perbedaan dengan nama Abdurrahman Addakhil pada
agama. Namun, di balik pemahaman tanggal 4 Agustus 1940 di Denanyar Jombang,
pluralisme terdapat pesan dakwah yang anak pertama dari enam bersaudara, ayahnya,
disampaikan mengenai pentingnya K.H. Abdul Wahid Hasyim, adalah putra K.H.
menghargai dan menjaga toleransi hidup Hasyim Asy’ari, pendiri pondok pesantren
antar umat beragama. Tebuireng Jombang dan pendiri jamiyyah
2. Gus Dur merupakan tokoh yang sangat Nahdlatul Ulama (NU), organisasi terbesar di
menghargai pluralisme dan kesatuan Indonesia, bahkan barang kali di dunia, melalui
Indonesia serta memperjuangkan jumlah anggota sedikitnya 40 juta orang15.
moderasi dan toleransi baik itu di dalam Ayah Gus Dur KH. Abdul Wahid pernah mejadi
kehidupan beragama maupun berbangsa mentri agama pertama, serta aktif dalam
dan bernegara. panitia sembilan yang merumuskan Piagam
3. Kontribusi Gus Dur terhadap pluralisme Jakarta. Baik dari keturunan ayah maupun ibu,
dibuktikan dengan komitmen untuk Gus Dur menempati strata sosial yang tinggi
memperjuangkan demokrasi tanpa dalam masyarakat Indonesia. Gus Dur cucu
diskriminasi, menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia, dan usahanya untuk membangun 14
Abdurrahman Nusantari, Umat Menggugat Gus Dur
fondasi masyarakat sipil yang penuh toleransi. Menelusuri Jejak Penentang Syariat, (Bekasi: Aliansi Pencinta
Syariat, 2006), hlm. 30.
13
Munawir Sjadzali, HAM dan Pluralitas agama, (Jombang: 15 Greg Barton, Biografi Gus DurThe Authorized Biography
CV. Fatma, 1997), hlm. 71. of Abdurrahman Wahid, (Yogyakarta:LkiS, 2002), hlm. 25.

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 59


dari dua ulama terkemuka NU dan tokoh besar Krapyak Yogyakarta.17 Selain itu bersamaan
bangsa Indonesia dan secara genetik Gus Dur dengan belajar bahasa Arab di Pesantren
masih keturunan darah biru16. Al-Munawir, Krapyak Yogyakarta di bawah
Ibu Gus Dur adalah Nyai Sholehah adalah bimbingan KH. Ali Maksum, mantan Rais Am
putri dari pendiri Pesantren Denanyar PBNU, dengan bertempat tinggal dirumah
Jombang, KH. Bisri Syamsuri. Kakek dari KH Junaid, ulama tarjih Muhammadiyah
pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU Yogyakarta.18
menjadi Rais Aam PBNU setelah KH. Abdul Pada tahun 1962 ketika berusia 22
Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur tahun Gus Dur berangkat ke tanah suci
merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, untuk melaksanakan ibadah haji yang
dan dua tokoh nasional bangsa Indonesia. Gus kemudian diteruskan ke Mesir untuk Studi di
Dur pertama kali belajar membaca Al Qur’an Universitas Al Azhar19. Kemudian pada tahun
pada sang kakek. Pada tahun 1944, ketika clash 1964, ia melanjutkan studinya ke Al-Azhar
dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, University Kairo Mesir dengan mengambil
ayahnya diangkat sebagai ketua partai Majelis jurusan Departement of Higher Islamic and
Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Keadaan Arabic studies. Selama tiga tahun berada di
ini memutuskan keluarga Wahid Hasyim pindah Mesir, ia lebih banyak meluangkan waktunya
ke Jakarta dan memulai babak baru dengan untuk mengunjungi berbagai perpustakaan
tradisi yang berbeda dari pesantren. Aktivitas yang ada di Mesir20. Setelah beberapa lama
sehari-hari banyak di sibukkan dengan tinggal di Mesir, Gus Dur memutuskan untuk
menerima tamu, yang terdiri dari para tokoh menghentikan studinya ditengah jalan dan
dengan berbagai latar belakang bidang profesi beranggapan bahwa Kairo sudah tidak kondusif
yang sebelumnya telah dijumpai di rumah lagi dengan keinginannya. Ia pindah ke
kakeknya. Tradisi ini memberikan pengalaman Baghdad irak dan mengambil fakultas sastra.
tersendiri dan secara tidak langsung Gus Dur Pada saat di Baghdad ia menunjukan minat
juga mulai berkenalan dengan dunia politik. yang serius terhadap kajian Islam di Indonesia,
hingga kenudian ia dipercaya untuk meneliti
B. Riwayat Pendidikan asal-usul keberadaan Islam di Indonesia21.
Gus Dur pertama kali masuk Sekolah Dasar Perjalanan studi Gus Dur berakhir pada
KRIS yang sebelumnya pernah pindah dari tahun 1971. Dia kembali ke Jawa dan mulai
SD Matraman. Untuk menambah khazanah menapaki kehidupan baru. Sepulang ke
pengetahuan formal, ayahnya menyarankan Indonesia, ia kembali ke dunia semula yakni
untuk belajar Bahasa Belanda. Guru les dunia pesantren. Dari tahun 1972-1974, ia di
privatnya bernama Willem Buhl, seorang percaya menjadi dosen sekaligus menjabat
warga Jerman yang telah menjadi mualaf dan sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas
mengganti namanya dengan nama Iskandar. Hasyim Asy’ari Jombang. Tahun 1974-1980 oleh
Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda 17
Muhammad Zakki, Gus Dur Presiden Akhirat, (Sidoarjo:
tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik Masmedia Buana Pustaka, 2010), hlm.3.
yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah 18
Pahrurroji M. Bukhori, Membebaskan Agama Dari Negara;
pertama kali persentuhan Gus Dur dengan Pemikiran Abdurrahman Wahid Dan Ali Abd Ar-Raziq, (Bantul:
dunia Barat dan dari sini Gus Dur mulai tertarik Pondok Sanusi 2003), hlm. 60.
19
Abdurrahman Nusantari, Umat Menggugat Gus Dur
terhadap musik klasik. Menelusuri Jejak Penentang Syariat, (Bekasi: Aliansi Pencinta
Pada bulan April 1953, Gus Dur melanjutkan Syariat, 2006), hlm. 23.
sekolah di SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi 20
Masdar Umaruddin, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amin
Pertama) di Gowongan sambil mondok di Rais Tentang Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1999),
21
Ma’mun Murod al-Brebesy, Menyingkap Pemikiran Politik
Gus Dur Dan Amien Rais Tentang Negara, (Jakarta: Raja Grafindo,
16
Istilah buat bangsawan, darah biru adalah terjemahan
1999), hlm. 99.
dari frasa Spanyol sangre azul.

60 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68


pamannya, K. H. Yusuf Hasyim, di beri amanat dalam sikap saling menghormati. Gus Dur
untuk menjadi sekretaris umum Pesantren telah memberi sebuah jejak perjuangan politik
Tebuireng, Jombang. Selama periode ini ia inklusif di tanah air sehingga pluralisme tidak
mulai terlibat dalam kepengurusan NU dengan hanya sebatas wacana, sebatas obrolan politis,
menjabat Katib awal Syuriah PBNU sejak tahun atau rencana belaka, melainkan dalam aksi dan
1979. tindakan nyata.
Abdurrahman Wahid menikah dengan Seorang pluralis adalah dia yang
seorang putri dari H. Abdullah Syukur, yang menghormati dan menghargai sesama
bernama Sinta Nuriyah. Mereka menikah pada manusia dalam kekhasan identitasnya, dan itu
tanggal 11 juli 1968, dan dari pernikahan ini juga berarti dalam perbedaannya. Sementara
dikaruniai empat anak perempuan yaitu, Alissa sikap pluralis menunjuk pada kesadaran dan
Qatrunnada Munawarah (Lisa), Zanuba Arifah keterbukaan untuk mengakui bahwa cara
Chafsoh (Yeny), Anita Hayatunufus (Anita), hidup dan cara beragama memiliki perbedaan
dan Inayah Wulandari (Inayah). satu sama lain. Sikap pluralis tidak menyangkal
adanya fakta mayoritas dan minoritas. Justru
III. PEMBAHASAN sebaliknya seorang pluralis sejati menerima
A. Teologi Pluralisme Abdurrahman Wahid kenyataan itu sebagai sesuatu yang wajar.
Kata plural berasal dari istilah Latin “Gitu aja kok repot,” kata Gus Dur. Intinya,
pluralis. Pluralis sendiri berasal dari kata konsep pluralisme ini timbul setelah adanya
plus yang berarti lebih. Artinya merupakan konsep toleransi. Jadi jika setiap individu
suatu realitas yang tersusun atas kejamakan, mengaplikasikan konsep toleransi terhadap
misalnya dalam hal keanggotaan, susunan, individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu.
dan jenis. Pluralisme merupakan suatu Dalam konsep pluralisme bangsa Indonesia
keadaan masyarakat yang terdiri dari ragam yang beraneka ragam ini mulai dari suku,
etnik, agama, kelompok budaya dalam suatu agama, ras, dan golongan dapat menjadi
Negara. Di Indonesia disebut bangsa plural bangsa yang satu dan utuh. Sedangkan ketika
karena terdiri dari suku, agama, ras, yang membicarakan teologi hanya menyentuh pada
majemuk yang terjalin dalam sebuah landscape aspek ketuhanan saja, akan banyak sekali
demokrasi berlandaskan Pancasila dan prinsip tindakan yang mengatasnamakan Tuhan,
Bhineka Tunggal Ika. tetapi praktek dan dampaknya justru menodai
Gus Dur adalah seorang pahlawan nilai-nilai kemanusiaan. Maka dari itu, Gus Dur
pluralis sejati karena berani melawan arus memformulasikan konsep iman tidak hanya
utama (mainstream) yang bersuara tak dalam domain ketuhanan saja, tetapi juga
kalah nyaring untuk yang mengharamkan dalam domain kemanusiaan. Manusia sebagai
pluralisme. Meski ia sendiri banyak dikritik individu maupun kelompok mempunyai
karena usahanya, namun ia tetap berani dan kedudukan yang sama dimata hukum negara
jalan terus untuk menyuarakan kebenaran. maupun agama. Semasa hidupnya Gus Dur
Tidak diragukan bahwa ia berkarakter pluralis selalu konsisten terhadap tiga hal, yaitu
karena memiliki insight pemahaman agama- demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme.
agama yang benar dan juga cinta yang tulus Indonesia telah memilih demokrasi sebagai
pada bangsa Indonesia. Gus Dur bukan hanya sistem politik yang digunakan dalam
menjadi pahlawan pluralisme melainkan pemerintahan, maka implikasinya tidak ada
juga ikon perjuangan pluralisme di Indonesia diskriminasi. Hal ini berkaitan erat dengan
yang dibangun dalam tatanan demokrasi konsep hak asasi manusia dan pluralisme
yang plural, artinya sebuah kesadaran dan sebagai kenyataan bahwa Indonesia beragam22.
keterbukaan untuk menerima dan mengakui 22
Mukhlas Syarkun, Ensiklopedi Abdurrahman Wahid, Gus
perbedaan yang ada sembari mengolahnya Dur Seorang Mujaddid, (Jakarta: PPPKI, 2013), hlm. 12.

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 61


Konsep pluralisme yang diusung Gus Dur secara keseluruhan. Menurut Gus Dur, agama
tidak hanya pada tataran pemikiran saja, adalah kekuatan inspiratif yang membentuk
melainkan menjadi sebuah tindakan sosial kekuatan moral. Agama harus membentuk
politik. Ketika menjabat sebagai Presiden RI etika dari masyarakat. Menurut Gus Dur hakikat
ke 4, Gus Dur memulihkan hak politik etnis Islam itu damai dan anti kekerasan, Islam
Tionghoa. Gus Dur memperlakukan kelompok- menghendaki kebebasan. Agama mengajarkan
kelompok minoritas sebagai warga negara yang konsep etika kepada pemeluknya. Tetapi etika
mempunyai hak yang sama di mata hukum. Gus tidak harus dijadikan sebagai aturan formal
Dur menegaskan bahwa kelompok minoritas dalam sebuah tatanan kehidupan. Agama
mempunyai hak yang sama untuk menunjukan tidak boleh dikaitkan dengan urusan negara,
identitasnya. Gagasan pluralisme Gus Dur agama diposisikannya sebagai sesuatu yang
dimulai dari kesadaran tentang pentingnya individual (bersifat pribadi) dan mengandung
perbedaan dan keragaman. Perbedaan harus ajaran moral.
dipahami sebagai fitrah yang harus dirayakan Pada dasarnya, mengembangkan rasa
dan dirangkai menjadi kekuatan untuk saling pengertian dalam kondisi masyarakat
membangun keselarasan. yang heterogen seperti Negara Indonesia
Pluralisme dalam padangan Gus Dur bukanlah hal mudah. Dalam hubungan antar
bukanlah menganggap bahwa semua agama umat beragama membutuhkan rasa saling
sama, pluralisme bukan masalah agama, tetapi pengertian yang tulus dan bekelanjutan. Gus
masalah sosiologis dan kemasyarakatan. Dur menyatakan, muslim sebagai mayoritas
Masing-masing agama menjalankan akidahnya, umat beragama memikul tanggung jawab besar
tetapi hubungan antar agama harus tetap untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap
terjalin dengan baik. Secara teologis dalam semua warga masyarakat bangsa23. Agama
setiap keyakinan tidak dibenarkan adanya berfungsi sebagai petunjuk dan solusi terhadap
anggapan agama adalah sama, akan tetapi setiap persoalan yang tumbuh di tengah
agama menjadi dasar untuk setiap umat kehidupan manusia. Gus Dur adalah ulama
beragama menjalin hubungan baik dengan pembaharu yang berusaha membawa Islam
siapa pun. Pluralisme yang digagas Gus Dur agar tetap relevan sebagai pemecah persoalan
adalah bagian penting dalam usaha mencita- dalam perkembangan zaman khususnya
citakan bangsa ini hidup rukun dan aman di Indonesia. Setidaknya ada dua hal yang
dalam kebhinekaannya, ini menjadi pondasi diperbaharui Gus Dur dalam bidang agama.
penting dalam kehidupan dan kemanusiaan, Pertama, Gus Dur menjadi motor pemahaman
sebab sebuah bangsa yang begitu majemuk dan pengubah persepsi dari pemahaman
seperti Indonesia ini jika salah dalam mengelola agama yang eksklusif ke pemahaman agama
berbagai perbedaan paham keagamaan, yang inklusif. Kedua, Gus Dur telah mengubah
aliran, suku, dan lain-lain akan memunculkan arah pemahaman agama yang formal menuju
ketegangan, permusuhan, dan kekerasan sosial ke subtansial, dari pemahaman yang kaku
yang mengarah pada disintregasi bangsa. menjadi lebih berkembang agar dapat relevan
Misi Gus Dur dalam konsep pluralismenya dalam kehidupan masyarakat beragama.
adalah berusaha menghilangkan sikap Tujuan utama gagasan pluralisme Gus
kebencian antara agama satu dengan lainnya, Dur adalah menciptakan harmonisasi di
sebab kebencian dapat menimbulkan masyarakat Indonesia yang mejemuk. Sebagai
permusuhan. Timbulnya permusuhan konsekuensi dari gagasannya ini, Gus Dur selalu
bertolak belakang dengan misi suci agama berada di garda depan ketika ada kekuatan,
yang menyerukan perdamaian. Pluralisme baik itu kekuatan negara atau masyarakat,
meniscayakan adanya keterbukaan sikap
23
Abdurrahman Wahid, Gus Dur Menjawab Perubahan
toleran dan saling menghargai kepada manusia
Zaman, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2000), hlm. 15.

62 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68


yang ingin mencederai kebhinekaan di pada tahun 2009 mengejutkan banyak pihak.
republik ini. Bagi Gus Dur, kebhinekaan adalah Salah satu jasa besar Gus Dur untuk Indonesia
sunatullah yang tidak berhak bagi siapa pun adalah mengukuhkan nilai-nilai pluralisme.
untuk mengubahnya. Justru keanekaragaman Maka dari itu, setelah Gus Dur meninggal
dapat menjadi berkah jika dikelola dengan banyak pihak yang menyertakan gelar Bapak
baik, sehingga menjadi mutlak diperlukan Pluralisme kepada sosok Gus Dur.
pemahaman yang sama untuk menghormati
dan menghargai dalam upaya mewujudkan B. Relevansi Pemikiran Teologi Pluralisme
harmonisasi di kalangan anak bangsa. Gus Dur Gus Dur Dalam Konteks Keindonesiaan
adalah sosok yang sangat terbuka terhadap Gus Dur dan pluralisme memang dua
perkembangan intelektual, selain itu ia juga kata yang tidak bisa di pisahkan karena jasa-
terbuka terhadap orang yang berpandangan jasa nya dalam mengedepankan kebersamaan
agama lain. Tanpa memperlemah keyakinan walaupun berbeda ras dan keyakinan. Gus
pada Islam, sepenuhnya ia menerima Dur diberi gelar sebagai Bapak Pluralisme,
keberadaan umat beragama lain. Dengan karena keberpihakannya pada kelompok
keyakinan kuat kepada ajaran Islam, ia dengan kaum minoritas, baik dalam kalangan muslim
mudah dapat berbaur dengan agama-agama maupun dengan kalangan umat non-muslim
lain. seperti umat Kristen, Katolik dan etnis
Gus dur menyadari bahwa sifat truht claim Tionghoa. Bukan hanya di Indonesia saja
memang selalu melekat dalam diri pemeluk namun ternyata negara lain pun mengakuinya,
agama, tetapi justru karena adanya perbedaan meskipun pada realitanya sikap Gus Dur yang
pengalaman dan penghayatan keagamaan memberi teladan perihal pluralisme tersebut
itu dimungkinkan tercapainya titik temu. tidak disepakati oleh semua pihak. Karena
Usaha pencarian titik temu ini mengarah pada menghadirkan pro dan kontra tersendiri dari
dua segi: Pertama, dialog teologis-spiritual. pemikirannya yang sering kontroversi.
Dialog model ini akan tercapai apabila Hingga akhir hayatnya Gus Dur adalah
disertai oleh keberanian para pemeluknya sosok muslim yang gigih memperjuangkan
mempertanyakan, menggugat, dan mengoreksi dan menamankan panji-panji pluralism
diri sendiri sesudah memahami jantung dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
pengalaman keagamaan orang lain. Jika ini Dalam kehidupan Negara Indonesia yang
dilakukan maka akan lahir paham keagamaan majemuk, maka perlindungan pada setiap
yang inklusif, terbuka dan tidak mudah warga masyarakat harus diutamakan dalam
menyalahkan keyakinan keagamaan orang menghadapi pergesekan-pergesekan yang
lain. Kedua, dialog sosial-kemanusiaan. Artinya kapan saja bisa terjadi. Komitmen Gus Dur
antar pemeluk agama membicarakan masalah dalam menegaskan nilai-nilai pluralism di
agama dan hubungannya dengan problem Indonesia merupakan pemaknaan ajaran
kemanusiaan yang terjadi, yang kemudian Islam sebagai agama rohmatanlilalamin24. Islam
berusaha secara bersama-sama mencari adalah agama yang mengajarkan kasih sayang
alternatif pemecahannya. Dalam dialog ini kepada pemeluknya. Atas dasar itulah, maka
agama-agama dimintai responnya terhadap Islam sangat menentang adanya kekerasan
problem sosial kontemporer, yang tidak lain dan diskriminasi terhadap sesama manusia.
menuntut peran kritis agama. Dalam hubungan Relevansi pemikiran teologi pluralisme Gus
ini tidak jarang terjadi kesamaan persepsi Dur melahirkan gagasan-gagasan baru dalam
dan visi masing-masing agama. Sepak terjang konteks Islam Indonesia. Pluralisme Gus Dur
Gus Dur dalam memperjuangkan kesetaraan
manusia begitu melekat pada kehidupan warga 24
Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk
masyarakat Indonesia. Meninggalnya Gus Dur
hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 63


relevan dengan gagasannya mengenai konsep kekuasaan negara dan masyarakat. Keadilan
kebangsaan, demokrasi, dan HAM. Ketiga merupakan landasan demokrasi dalam arti
gagasan tersebut akan diuraikan sebagai terbukanya peluang kepada setiap lapisan
berikut: masyarakat untuk membangun kehidupan
a. Islam dan Kebangsaan sesuai dengan keinginannya. Keadilan penting
Menurut Gus Dur dalam konteks dalam arti seseorang memiliki hak untuk
kebangsaan, Islam tidak memiliki bentuk menentukan jalan hidupnya. Musyawarah
negara. Yang utama dalam Islam adalah etik yaitu bentuk atau cara memelihara kebebasan
kemasyarakatan. Menurut Gus Dur Al Qur’an dan memperjuangkan keadilan lewat
merumuskan suatu bangsa sebagai satuan permusyawaratan. Bagi Gus Dur nilai pokok
etnis yang mendiami suatu wilayah secara demokrasi memiliki kesamaan dengan misi
bersama. Sementara dalam kehidupan modern, agama. Pada dasarnya agama bertujuan
bangsa berarti satuan politis yang didukung menegakan keadilan bagi kesejahteraan rakyat.
oleh suatu ideologi nasional. Dalam kaitan Karena itu demokrasi harus sejalan dengan
Islam dengan koteks kebangsaan, haruslah ajaran agama dalam membangun kehidupan
dipandang dari segi fungsionalnya. Dalam hal masyarakat yang adil dan beradab. Gus Dur
ini, Islam berperan sebagai pandangan hidup tidak membenarkan adanya demokrasi yang
yang mementingkan kesejahteraan warga bertentangan dengan ajaran agama.
masyarakat, terlepas dari bagaimana bentuk c. HAM
masyarakat tersebut Islam memiliki fungsi Menurut Gus Dur, agama sangat
yang sama. berkaitan dengan HAM. Dalam agama Islam
b. Islam dan Demokrasi merumuskan tentang hak asasi manusia
Hubungan Islam dengan demokrasi yang bertujuan untuk mendukung untuk
pada dasarnya sangat aksiomatis, karena membina dan membentuk makhluk yang
Islam merupakan agama dan risalah yang secara moral memiliki kesempurnaan. HAM
mengandung asas-asas yang mengatur ibadah, yang dirumuskan Gus Dur bertujuan untuk
akhlak manusia. Sedangkan, demokrasi menghilangkan adanya diskriminasi dalam
merupakan sebuah sistem pemerintahan dan masyarakat plural seperti yang sering terjadi
mekanisme kerja antar anggota masyarakat di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia
serta simbol yang diyakini membawa banyak menganut asas Bhineka Tunggal Ika dan dan
hal positif. Polemik hubungan demokrasi berideologi Pancasila, yang berimplikasi
dengan Islam ini berakar pada sebuah tidak adaya dominasi mayoritas terhadap
“ketegangan teologis” antara rasa keharusan minoritas. Konsep HAM dalam pandangan Gus
memahami doktrin yang telah mapan oleh Dur mensyaratkan bahwa setiap masyarakat
sejarah dinasti muslim dengan tuntan untuk di Indonesia berhak mendapatkan hak dan
memberikan pemahaman baru pada doktrin melaksanakan kewajibannya secara bebas.
tersebut sebagai respons atas fenomena sosial Masyarakat memiliki kedudukan yang setara
yang telah berubah. Hubungan antara Islam antara satu dengan yang lainnya.
dan demokrasi merupakan sebuah hubungan Konsep pluralisme Gus Dur dapat dilihat
yang kompleks. Sebab, dunia Islam tidak dari sepak terjang pemikiran dan tindakannya
hidup dalam keseragaman ideologis sehingga yang sering menimbulkan kontroversi.
terdapat satu spektrum panjang terkait Relevansi teologi pluralisme Gus Dur dalam
hubungan antara Islam dan demokrasi ini. konteks keindonesiaan tercermin dalam
Demokrasi menurut Gus Dur, mengandung tindakannya sebagai berikut:
tiga nilai yaitu kebebasan, keadilan, dan a. Tionghoa dan Kong Hu Cu di Indonesia.
musyawarah. Yang dimaksud kebebasan di Gus Dur adalah seorang yang konsisten
sini adalah kebebasan individu dihadapan

64 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68


dalam membela hak-hak kaum minoritas sebagai bagian tidak terpisahkan dari Republik
yang tertindas. Jasa besar Gus Dur dalam Indonesia dan merupakan sebuah langkah
pembelaannya terhadap diakuinya agama bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan.
Kong Hu Cu di Indonesia tidak akan pernah Gus Dur seorang pemimpin yang mempunyai
terlupakan untuk masyarakat Indonesia, pikiran terbuka, anti diskriminasi dan
khususnya masyarakat Tionghoa. Gus Dur menghargai perbedaan umat manusia sebagai
memulai langkah penting dalam kehidupan keagungan Sang Pencipta.
negara bahwa semua warga negara mesti Tindakan Gus Dur selanjutnya mengenai
dilakukan dengan adil dan setara. Dalam pembelaannya terhadap minoritas Tionghoa
kasus tahun 1995 dua orang Kong Hu Cu di adalah dukungannya terhadap Basuki Tjahaja
Surabaya yang hendak melakukan perkawinan, Purnama (Ahok). Dukungan Gus Dur terhadap
tertnyata tidak diterima oleh Kantor Catatan Ahok dimulai ketika ia mundur dari jabatan
Sipil (KCS) Surabaya. Alasannya adalah karena Bupati Bangka Belitung dan ingin mencalonkan
kedua mempelai beragama Kong Hu Cu, diri sebagai Gubernur Bangka Belitung pada
sementara menurut ketentuan yang berlaku tahun 2007. Sebagai warga etnis Tionghoa, Ahok
agama Kong Hu Cu tidak termasuk salah satu merupakan bagian dari minoritas yang sulit
agama resmi yang dibina pemerintah melalui mendapat dukungan, terlebih lagi mayoritas
Departemen Agama. Selain itu program penduduk Bangka Belitung beragama Islam.
pemerintah untuk membatasi kebudayaan Akan tetapi setelah pertemuannya dengan
Cina menjadikan agama Kong Hu Cu terkena Gus Dur dan mengutarakan keinginan dan
imbasnya. Agama Kong Hu Cu dilarang untuk meminta dukungan untuk menjadi gubernur,
diajarkan di sekolah-sekolah dan penulisan Gus Dur maju sebagai pendukung Ahok. Ketika
agama Kong Hu Cu dalam KTP juga dilarang, itu berbagai hujatan datang kepada Gus Dur,
sehingga mengakibatkan eksistensinya tidak ada yang mengatakan bahwa Gus Dur adalah
diakui. Selain itu warga Tionghoa tidak dapat kiai palsu karena telah medukung seorang
melupakan jasa Gus Dur yang dengan tulus kafir menjadi gebernur. Akan tetapi dengan
dapat mengayomi warga Islam di Cina yang berbagai hujatan itu Gus Dur tak gentar dalam
mayoritas penduduknya komunis. Lebih dari mendukung Ahok.
120 juta warga Cina yang beragama Islam. b. Gus Dur dan Ahmadiyah.
Semula, warga Islam di Cina merasa kesulitan Selanjutnya jasa Gus Dur dalam menegakan
dalam melaksanakan ibadahnya, mulai dari pluralisme di Indonesia adalah pembelaannya
sholat jum’at, puasa ramadhan, mengaji, haji, terhadap kelompok aliran Ahmadiyah.
semua nya susah dilakukan oleh warga Islam Warga Ahmadiyah sangat menghormati jasa
di Cina tersebut. Tetapi semenjak kebebasan besar Gus Dur terhadap mereka. Gus Dur
beragama di Indonesia ditegakkan dengan dengan lantang menyatakan, “selama saya
di bebaskannya umat Khonghucu beribadah, masih hidup, saya akan mempertahankan
negara Cina pun ikut menerapkan kebebasan gerakan Ahmadiyah”. Pernyataan itulah yang
beragama. Dan sejak saat itulah, mulai banyak dilontarkan Gus Dur ketika aliran Ahmadiyah
umat Islam Cina yang dapat berangkat dengan menjadi bulan-bulanan kelompok radikal.
bebas menunaikan ibadah haji tidak berhenti Bahkan ia menawarkan rumahnya di Ciganjur
sampai sekarang. untuk berlindung, jika pemerintah dianggap
Di mana saat Gus Dur menjadi presiden RI tidak lagi bisa melindungi mereka25.
saat itu mengeluarkannya Keputusan Presiden Gus Dur juga menegaskan, “kalau ada
Nomor 19/2001 tanggal 9 April 2001 yang yang berpendapat Ahmadiyah salah silahkan.
meresmikan Imlek sebagai hari libur fakulatif. Tapi UUD 1945 memberi mereka kebebasan
Sikap tegas dan pengakuan K.H. Abdurrahman
Wahid untuk memperlakukan warga Tionghoa, Irwan Masduqi, Berislam Secara Toleran Teologi Kerukunan
25

Umat Beragama, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2011), hlm. 133.

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 65


menyatakan pendapat. Menurutnya, tu adalah Gus Dur menganjurkan untuk membuka
amanat konstitusi sebagaimana tercantum dan menyebarkan pemahaman Islam yang
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang- moderat dan damai di tengah-tengah
Undang Negara Republik Indonesia Tahun masyarakat. Salah satu buah pemikiran yang
1945. Akan tetapi, kenyataannya Ahmadiyah begitu mencolok dalam melawan upaya
terus menerus menjadi sasaran kekerasan. radikalisasi Islam adalah upaya terorisme
Kasus Ahmadiyah yang berkembang di yang mengatasnamakan Islam terdapatnya
Indonesia menurut Gus Dur adalah sebagian kekeliruan memahami Islam, yang bersumber
tantangan dari begitu banyak hal-hal rumit dari dangkalnya pemahaman. Radikalisme dan
yang harus dihadapi oleh umat Islam. Tetapi terorisme merupakan sebuah ancaman nyata
merespon dengan kekerasan sesuatu yang terhadap kehidupan dunia global. Dampak dari
tampak dalam pandangan bangsa ini. Kaum gerakan radikal dan teroris dapat berimplikasi
muslimin tidak hidup di dunia ini sendiri, terhadap dinamika ekonomi dan politik yang
melainkan ditakdirkan oleh Allah SWT untuk dapat mengalami guncangan, sehingga mampu
hidup bersama-sama dengan orang-orang yang menciptakan rasa tidak aman pada masyarakat
memiliki paham lain dalam kemajemukan. luas.
c. Terorisme di Indonesia
Sebagai ketua gerakan antikekerasan IV. KESIMPULAN
dan perdamaian, anggota rekonsiliasi antar Dari uraian pembahasan tersebut diatas
agama di London, dan salah satu pendiri ada beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Pusat Perdamaian Shimon Perez di Israel, Gus 1. Abdurrahman Wahid lahir dengan nama
Dur tanpa lelah mengupayakan terwujudnya Abdurrahman Addakhil pada tanggal 4
perdamaian dunia. Tindak kekerasan Agustus 1940 di Denanyar Jombang, anak
walaupun atas nama agama dinilainya sebagai pertama dari enam bersaudara, ayahnya,
tindakan terorisme. Gus Dur mengecam keras K.H. Abdul Wahid Hasyim, adalah putra
pengeboman di Bali dan pertikaian berbau K.H. HasyimAsy’ari, pendiri pondok
SARA di Maluku, Poso, Aceh, dan Sampit. pesantren Tebuireng Jombang dan pendiri
Tindakan-tindakan destruktif tersebut sangat jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU). Ibunya, Ny
bertentangan dengan Islam, karena Islam Hj Solehah juga putri tokoh besar NU, K.H
tidak membenarkan tindakan kekerasan dan BisriSamsuri, pendiri pondok pesantren
diskriminasi. Denanyar Jombang dan RoisAmmSyuriah
Tindakan kekerasan atas nama agama PBNU setelah K.H. Abdul WahabHasbullah.
disebabkan sikap para pelakunya yang 2. Gagasan pluralisme Gus Dur dimulai dari
mementingkan institusi atau lembaga kesadaran tentang pentingnya perbedaan
keislaman yang diyakininya superior. Narsisme dan keragaman. Perbedaan harus dipahami
Islam tersebut akan merasa terancam dengan sebagai fitrah yang harus dirayakan
cara hidup dan kemajuan peradaban barat. dan dirangkai menjadi kekuatan untuk
Karena tidak dapat membuktikan secara membangun keselarasan. Secara teologis
pasti dan masuk akal klaim superioritasnya, dalam setiap keyakinan tidak dibenarkan
mereka mengambil cara-cara kekerasan dan adanya anggapan agama adalah sama, akan
terorisme. Terorisme juga dapat didorong oleh tetapi agama menjadi dasar untuk setiap
rasa frustasi terhadap ketidakadilan sosial umat beragama menjalin hubungan baik
dan KKN yang merajalela. Dengan demikian, dengan siapa pun. Pluralismeyang digagas
pemberantasan terorisme harus diimbangi Gus Dur adalah bagian penting dalam usaha
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat mencita-citakan bangsa ini hidup rukun
dan penanganan KKN oleh birokrasi negara. dan aman dalam kebhinekaannya, ini
menjadi pondasi penting dalam kehidupan

66 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68


dan kemanusiaan, sebab sebuah bangsa Aziz, Ahmad Amir. Neo-Modernisme Islam di
yang begitu majemuk seperti Indonesia Indonesia Gagasan Sentral Nurcholish Majid
ini jika salah dalam mengelola berbagai dan Abdurrahman Wahid. Jakarta:PT. Rineka
perbedaan paham keagamaan, aliran, Cipta, 1999.
suku, dan lain-lain akan memunculkan Barton, Greg. Biografi Gus DurThe Authorized
ketegangan, permusuhan, dan kekerasan Biography of Abdurrahman Wahid.
sosial yang mengarah pada disintregasi Yogyakarta: LkiS, 2002.
bangsa.
3. Relevansi teologi pluralisme Gus Dur dalam Hariyanto, Sugeng. Tokoh Kunci Gerakan Islam
konteks keindonesiaan tercermin dalam Kontemporer. Jakarta:PT. Raja Grafindo
tindakannya sebagai berikut: Persada, 2002.
a. Tionghoa dan Kong Hu Cu di Indonesia. Khadziq. Islam Budaya Lokal Memahami Realitas
Gus Dur adalah seorang yang Agama dan Masyarakat. Yogyakarta: Teras,
konsisten dalam membela hak-hak 2005.
kaum minoritas yang tertindas. Jasa
Kusumaningrat, Hikmat. Jurnalistik Teori Dan
besar Gus Dur dalam pembelaannya
Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya,
terhadap diakuinya agama Kong Hu
2007.
Cu di Indonesia tidak akan pernah
terlupakan untuk masyarakat Masdar, Umaruddin. Membaca Pemikiran
Indonesia, khususnya masyarakat Gus Dur dan Amin Rais tentang Demokrasi.
Tionghoa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
b. Gus Dur dan Ahmadiyah. Masduqi, Irwan. Berislam Secara Toleran Teologi
Selanjutnya jasa Gus Dur dalam Kerukunan Umat Beragama. Bandung: PT.
menegakan pluralism di Indonesia Mizan Pustaka, 2011.
adalah pembelaannya terhadap
kelompok aliran Ahmadiyah. Misrawi, Zuhairi. Pluralisme Pasca-Gus Dur.
c. Terorisme di Indonesia Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010.
Sebagai ketua gerakan antikekerasan Murod al-Brebesy, Ma’mun. Menyingkap
dan perdamaian, anggota rekonsiliasi Pemikiran Politik Gus Dur Dan Amien Rais
antar agama di London, dan salah Tentang Negara. Jakarta: Raja Grafindo,
satu pendiri Pusat Perdamaian 1999.
Shimon Perez di Israel, Gus Dur tanpa
Najib, Muhammad. Upaya Memahami Sosok
lelah mengupayakan terwujudnya
Kontroversial Gus Dur. Yogyakarta: LkiS,
perdamaian dunia. Tindak kekerasan
2000.
walaupun atas nama agama dinilainya
sebagai tindakan terorisme. Nata, Abuddin. Tokoh-tokoh Pembaruan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo
Persada, 2005.
DAFTAR PUSTAKA
Nusantari, Abdurrahman. Umat Menggugat
Gus Dur Menelusuri Jejak Penentang Syariat.
Bekasi: Aliansi Pencinta Syariat, 2006.
Abdullah, Pius. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Osman, Muhammad Fathi. Islam, Pluralisme dan
Arkolah, 1994. Toleransi Keagamaan. Jakarta Selatan: PSIK
Universitas Paramadina, 2006.
A’la, Abd. Nilai-Nilai Pluralisme Dalam Islam.
Bandung: Nuansa, 2005.

Eko Setiawan, Konsep Teologi Pluralisme Gus Dur 67


Pahrurroji M. Bukhori, Membebaskan Agama Utama, Jakoeb. Gus Dur Menjawab Perubahan
Dari Negara; Pemikiran Abdurrahman Wahid Zaman. Jakarta: Kompas, 2010.
Dan Ali Abd Ar-Raziq, Bantul: Pondok Sanusi, Wahid, Abdurrahman. Islam, Negara, dan
2003. Demokrasi Himpunan Percikan Perenungan
Sjadzali, Munawir. HAM dan Pluralitas agama. Gus Dur, Jakarta: Erlangga, 1999.
Jombang: CV. Fatma, 1997. _________________ Gus Dur Menjawab Perubahan
Sudiarjo, Dialog Intra Religious, Yogyakarta: Zaman, Jakarta: PT Kompas Media
Kanisus, 1994. Nusantara, 2000.
Suhanda, Irwan. Gus Dur Santri Par Excellence __________________ Pergulatan Negara, Agama,
Teladan Sang Guru Bangsa. Jakarta:PT. dan Kebudayaan. Depok: Desantara, 2001.
Kompas Media Nusantara, 2010. __________________ Islamku, Islam Anda, Islam
Sukardi, Imam. Pilar Islam Bagi Pluralisme Kita, Agama Masyarakat Negara Demokrasi.
Modern. Solo: Tiga Serangkai, 2003. Jakarta: The Wahid Institute, 2006.
Syarkun, Mukhlas. Ensiklopedi Abdurrahman Yusuf, Mundir. Islam dan Budaya Lokal.
Wahid, Gus Dur Seorang Mujaddid. Jakarta: Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan
PPPKI, 2013. Kalijaga, 2004.
Umaruddin, Masdar. Membaca Pikiran Gus Zakki, Muhammad. Gus Dur Presiden Akhirat.
Dur dan Amin Rais Tentang Demokrasi. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2010.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1999.

68 Asketik Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 57-68

Anda mungkin juga menyukai