ACHMAD SIDDIQ
TENTANG TARIKAT DAN TASAWUF
DI SUSUN
OLEH :
NIM : 29173503
0
ABSTRAK
1
A. Pendahuluan
Bagi umat Islam di Indonesia, istilah kyai merupakan suatu istilah yang
tidak asing lagi. Di Indonesia, kyai adalah sebutan untuk seorang tokoh dari
penting dalam masyarakat.1 Posisi seorang kyai tidak hanya diagungkan oleh
kalangan santri saja tetapi juga sangat berpengaruh pada tradisi masyarakat
melibatkan masyarakat umum serta institusi pesantren yang telah dibuat dalam
pengembangan keilmuan.2
pada tanggal 24 Januari 1926 atau tepat satu minggu sebelum organisasi Nahdlatul
Ulama lahir yaitu pada tanggal 31 Januari 1926.3 Ia adalah putra ke 16 dari 25
dari pesantren Shiddiqiyah. Menurut silsilah yang ada, K.H. Achmad Siddiq
dipemerintahan maupun di dalam Organisasi NU. Sebagai seorang ulama dan juga
1
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, cet. 8 (Jakarta: LP3ES, 2011), hlm. 94.
2
Suismanto, Menelusuri Jejek Pesantren (Yogyakarta: Alief Press, 2004), hlm. 53.
3
Munawar Fuad Noeh, Mastuki HS, Menghidupan Ruh Pemikiran K.H Achmad Siddiq
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 31.
2
Kebesaran nama yang dimiliki K.H. Achmad Siddiq tentunya tidak
muncul begitu saja, melainkan berkaitan erat dengan kultur di mana ia hidup. Ia
tumbuh dan berkembang dalam suasana interaksi sosial yang sangat kondusif bagi
ikut membentuk kepribadian diri orang tersebut.5 Demikian juga terjadi pada diri
Jember.
organisatoris dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang luar biasa yang mampu
yang dirintis oleh K.H. Wahid Hasyim. Melalui madrasah inilah kemudian ia
Pengkaderan yang dilakukan oleh K.H. Wahid Hasyim ini telah membuat
hubungan antara K.H. Wahid Hasyim dan K.H. Acmad Siddiq menjadi semakin
dekat. Pada saat K.H. Wahid Hasyim menjadi Menteri Agama pada tahun 1945-
4
Syamsun Ni‟am, The Wisdom, of K.H Achmad Siddiq: Membumikan Tasawuf (Jakarta:
Erlangga, 2009), hlm. 22.
5
Abdussami, Humaidy, dan Ridwan Fakla, Biografi Lima Rais „Aam Nahdlatul Ulama
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan LTn-NU, 1995), hlm. 143.
3
1952, ia ditunjuk langsung untuk menjadi sekertaris pribadinya. Berkat kedekatan
antara keduanya itulah yang menjadikan K.H. Achmad Siddiq bisa mendapatkan
pekerjaan tersebut.6
Departemen Agama Jawa Timur sampai 1971. Pada tahun 1955-1957 dan 1971 ia
Jawa Timur khususnya wilayah Jember. Pada saat NU menjadi Parpol 1952, ia
menjadi anggota pengurus besar NU dibawah Rais „Aam K.H. Abdul Wahab
Hasbullah dan ketua umum K.H. Masykur. Kemudian pada periode 1956-1959 ia
menjadi Wakil Sekertaris Umum PBNU dengan Rais „Aam K.H. Wahab
Hasbullah dan Ketua Umum H. Idham Chalid.8 Setelah sekian lama ia aktif di
6
Munawar Fuad Noeh, Mastuki HS, Menghidupkan…, hlm. 38
7
10Syamsun Ni‟am, The Wisdom…, hlm. 23.
8
Abdussami, Humaidy, dan Ridwan Fakla, Biografi…, hlm. 148.
9
Munawar Fuad Noeh, Mastuki HS, Menghidupkan.., hlm. 43.
4
Gagasannya yang mengajak warga NU untuk menerima pancasila sebagai asas
upayanya dalam menerima asas tunggal bisa diterima oleh warga NU, maka
kemudian ia menggunakan metode agama (ijtihad dan tajdid) yang sudah lama
Gagasan yang tidak kalah penting dari K.H. Achmad Siddiq adalah
untuk mengajak warga NU untuk kembali kepada Khittah 1926. Khittah 1926
dibicarakan oleh K.H. Achmad Siddiq sejak tahun 1978 dan sering didiskusikan
dalam bidang tasawuf dengan cara memodernisasikan tasawuf. Hal itu dilakukan
karena menurutnya, modernisasi yang terjadi pada masyarakat saat itu lebih
10
13Einar Martahan Sitompul, NU dan Pancasila (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989),
hlm. 197
11
A. Khoirul Anam, dkk., Ensiklopedi Nahdlatul Ulama: Sejarah Tokoh dan Khazanah
Pesantren, cet. Pertama (Jakarta: Mata Bangsa dan PBNU ), hlm. 84.
12
Syamsun Ni‟am, The Wisdom…, hlm. 149.
5
harapan jalur perjuangan NU bisa kembali pada jalur sosial keagamaan
sebagaimana NU 1926.
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemikiran dari K.H. Achmad Siddiq
B. Biografi Tokoh
lahir di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926). Ia
adalah putra bungsu Kyai Shiddiq dari lbu Nyai H. Zaqiah (Nyai Maryam) binti
KH. Yusuf. KH. Muhammad Shiddiq mempunyai istri tiga orang, yaitu Maryam,
Kasmunah dan Mardiyah. Maryam menurunkan sembilan orang anak, yaitu KH.
pesantren putri Zainab Shiddiq), KH. Abddullah Shiddiq (pernah menjadi ketua
Tingkir, pendiri kerajaan Islam di Pajang. Secara tarkib dapat disebutkan; KH.
Achmad Shiddiq putera KH. Muhammad Shaleh, kyai Abdullah (Lasem) putera
kyai Muhammad Shaleh Tirtowijoyo putera kyai Asy’ ari putera kyai Adra’ i
putera kyai Muhammad Yusuf, putera mbah Sumbu, putra Raden Sumanegoro,
Pangeran Benowo I, putera Sultan Dadiwijoyo alias Joko Tingkir alias Mas
Karebet.
6
Bila diusut kedekatannya dengan KH. Hasyim Asy’ ari maka garis mbah
Sumbu itulah sisilah KH. Achmad Shiddiq bertemu dengan KH. Hasyim Asy’ ari
(pendiri NU).
Achmad ditinggal abahnya dalam usia 8 tahun. Dan sebelumnya pada usia
4 tahun, Achmad sudah ditinggal ibu kandungnya yang wafat ditengah perjalanan
di laut, ketika pulang dari menunaikan ibadah haji. Jadi, sejak usia anak-anak,
Kyai Achmad sudah yatim piatu. Karena itu, Kyai Mahfudz Shiddiq kebagian
yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan
banyak mewarisi sifat dan gaya berfikir kakaknya (Kyai Mahfudz Shiddiq). Kyai
Achmad memiliki watak sabar, tenang dan sangat cerdas. Wawasan berfilkirmya
amat luas baik dalam ilmu agama maupun pengetahuan umum. Kyai Achmad
sholat berjama’ah 5 waktu. Selain mengaji pada abahnya, Kyai Achmad juga
banyak menimba ilmu dari Kyai Machfudz, banyak kitab kuning yang diajarkan
oleh kakaknya.
Sebagaimana lazimnya putra kyai, lebih suka bila anaknya dikirim untuk
ngaji pada kyai-kyai lain yang masyhur kemampuannya. Kyai Mahfudz pun
7
dikumpulkan dalam satu. kamar. Pertimbangan tersebut bisa dimaklumi, karena
para putra kyai (dipanggil Gus atau lora atau Non) adalah putra mahkota yang
santri urnumnya.
teman-temannya. Gaya bicaranya yang khas dan memikat sehingga dalam setiap
khitobah, banyak santri yang mengaguminya. Selain itu, Kyai Achmad juga
seorang kutu buku/ kutu kitab (senang baca). Di pondok Tebuireng itu pula, Kyai
Achmad berkawan dengan Kyai Muchith Muzadi. Yang kemudian hari menjadi
sebagainya.
Nidzomiyah. Perhatian Gus Wahid pada. Achmad sangat besar. Gus Wahid juga
Bahkan ketika Kyai Wahid Hasyim memegang jabatan ketua. MIAI, ketua
NU dan Menteri Agama, Kyai Achmad juga yang dipercaya sebagai sekretaris
pribadinya. Bagi Kyai Achmad Shiddiq, tidak hanya ilmu KH. Hasyim Asy’ari
yang diterima, tetapi juga ilmu dan bimbingan Kyai Wachid Hasyim
8
direnungkannya secara mendalam. Suatu pengalaman yang sangat langka, bagi
seorang santri.
C. Karya-Karya
Pendidikan
kepengurusan tingkat Jawa Timur, dan pada Pemilu 1955, Kyai Achmad terpilih
A Latif Pane (PNI), P. Siahaan. (PBI) dan Nazarudin Lathif (Masyumi). Pada saat
itu, bupati dijabat oleh “Soedarman, Patihnya R Soenarto dan Noto Hadinegoro
Selain itu, Kyai Achmad juga berjuang di pasukan Mujahidin (PPPR) pada
tahun 1947. Saat itu Belanda. melakukan Agresi Militer yang pertama. Belanda
merasa kesulitan membasmi PPPR, karena anggotanya adalah para Kyai. Agresi
9
tersebut kemudian menimbulkan kecaman internasional terhadap Belanda
Indonesia.
daerah kantong (termasuk Jember) harus hijrah. Para pejuang dari Jember
Urusan Agama) di Situbondo. Saat itu di departemen Agama dikuasai oleh tokoh-
tokoh NU. Menteri Agama adalah KH. Wahid Hasyim (NU). Dan kariernya di
Kyai Achmad sudah aktif di kepengurusan tingkat wilayah Jawa Timur, sehingga
di NU saat itu ada 2 bani Shiddiq yaitu: Kyai Achmad dan Kyai Abdullah
Tetapi Kyai Achmad merasa tidak puas dengan kiprahnya selama ini.
10
Kyai Abdullah Shiddiq lebih menekuni pengabdian di NU Jawa Timur, sedangkan
unik sebagai tokoh NU dan kyai, ia tidak hanya alim tetapi juga memiliki
Kultsum, bahkan juga suka suara musik Rock seperti dilantunkan Michael
Jackson. “Manusia itu memiliki rasa keindahan, dan seni sebagai salah-satu jenis
kegiatan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaturan dan penilaian agama
“Apresiasi seni itu harus diutamakan mutu dari seni yang hanya mengandung
keindahan menuju seni yang mengandung kesempurnaan, lalu menuju seni yang
2. Ada seni yang dianjurkan seperti irama lagu dan seni suara.
4. Ada seni yang dihindari seperti pemahatan patung dan seni yang
merangsang nafsu
mengkaitkan calon nama yang bernuansa seni dengan pengabdian atau peristiwa-
11
Barlaman, demikian juga Ken Ismi Asiati Afrik Rozana, lahir bertepatan dengan
Asy’ ari antara lain: Tuhfatul Athtal, Fathul Qarip, Tahnr, Fathul mu’ in
(semuanya dibidang hukum Islam), Alfiyah Ibnu Malik (ilmu Bahasa Arab),
Arudl wal Qawafi (sastra), Jawahir Al-Kalamiyah (teologi), Waraqat (ushul fiqih),
oleh KH. Abdul Wahid Hasyim (ayah KH. Abdurrahman Wahid (Gusdur). Dan
D. Ide/Pemikiran Tokoh
atu tokoh besar di lingkungan Nadlatul Ulama (NU) yang pernah menjabat
sebagai Rais Aam PBNU periode 1984-1989. Jika ditelusuri lebih dalam,
12
menjadi masterpeace pemikirannya adalah masalah kebangsaan yang dengan
Siddiq tentang kebangsaan ini masih belum banyak diangkat dalam skripsi
maupun dalam penulisan buku, sehingga menarik bagi penulis untuk mengangkat
mengumpulkan dan menganalisis data primer maupun data sekunder yang ditulis
atau nukilan dari pendapat KH. Achmad Siddiq serta data lain yang berhubungan
Adapun analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah analisis sejarah
aspek perkembangan sejarah umat Islam waktu itu. Sementara itu, temuan-temuan
yang penulis dapatkan selama penelitian tentang pemikiran KH. Achmad Siddiq
adalah: pertama, KH. Achmad Siddiq mampu merumuskan secara jelas hubungan
antara Islam dan Pancasila yang saat itu menjadi isu kontroversial dan hampir
semua kalangan di negeri ini menolaknya kecuali beberapa tokoh yang salah satu
Dalam masalah ini, KH. Achmad Siddiq menjelaskan secara jernih bahwa
Islam adalah agama dan Pancasila hanyalah sebuah ideologi. Agama dan
13
ideologi merupakan hasil pemikiran manusia, dan bagaimanapun juga sebuah
ideologi tidak akan pernah mencapai derajat ke tingkat agama. Umat Islam boleh
berideologi apa saja asalkan ideologinya itu tidak bertentangan dengan ajaran
Pancasila diletakkan pada pasal asas, dan sangat jelas bahwa aqidah mempunyai
posisi yang lebih tinggi daripada asas. Kedua, sebagai komitmen kebangsaannya,
KH. Achmad Siddiq mampu membawa NU keluar dari politik praktis (khittah
1926). Pernyataannya yang paling jelas adalah NU tidak ke mana-mana, tetapi ada
diniyyah) dan semua warga NU tidak harus menunjukkan aspirasi politiknya pada
satu partai, tetapi bebas menentukan pilihan politiknya sesuai dengan hati
K.H. Achmad Siddiq adalah tokoh ulama besar yang sering memberikan
sedikit.
buku yang berjudul “Menghidupkan Ruh Pemikiran K.H Achmad Siddiq” yang
14
ditulis oleh Munawar Fuad Noeh dan Mastuki HS, diterbitkan oleh PT. Logos
Wacan Ilmu tahun 1999. Kemudian skripsi dari Muhibin mahasiswa Fakultas
Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga tahun 2009 yang berjudul “
Pemikiran Kenegaraan K.H. Achmad Siddiq”. Buku yang ditulis oleh Munawar
Fuad Noeh berisi mengenai pemikiran K.H. Achmad Siddiq baik pemikirann
dalam skripsi yang ditulis oleh Muhibin lebih fokus mengenai pemikiran K.H.
Buku yang berjudul “Biografi Lima Rais „Aam Nahdlatul Ulama”, yang
diterbitkan oleh Pustaka Pelajar tahun 1995. Buku ini menjelaskan mengenai lima
tokoh Rais „Aam NU seperti K.H Hasyim Asy‟arie, K.H. Wahab Hasbullah, K.H.
Bisri Syansuri, K.H. Ali Ma‟shum dan K.H. Achmad Siddiq. Dalam buku ini
Buku berjudul “The Wisdom of K.H. Achmad Siddiq” yang ditulis oleh
Syamsun Ni‟am, diterbitkan oleh Erlangga tahun 2009. Pembahasan dalam buku
ini hanya terfokus mengenai tasawuf termasuk tasawuf menurut K.H. Achmad
15
dibahas di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut, maka hal inilah yang menarik
penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menjelaskan lebih rinci
dengan kerangka teori yang jelas. Sebab dalam pengertian yang lebih luas, teori
menyusun data yang diperoleh dari analisis sumber dan juga dalam mengevaluasi
penemuannya.13
usaha dalam mendekati realitas masa lampau. Yang akan menjadi fokus dalam
Dalam penelitian ini, digunakan teori persepsi dari Hippolyte Tais, yaitu tentang
adanya interaksi antara ide dan peristiwa. Maksudnya suatu gagasan ide atau
pemikiran muncul karena peristiwa yang mendorongnya, sedangkan ide itu sendiri
13
Nourouzzaman Shidiqi, Tamadun Muslim ( Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hlm. 139.
Juga dalam Taufik Abdullah dan Rusli Karim, Metodologi Penelitian Agama ( Tiara Wacana,
1989), hlm.70.
14
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:
Gramedia, 1992) hlm. 77.
16
yang didahului oleh suatu penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud
terhadap suatu peristiwa atau masalah akan mempengaruhi prilaku dan tindakan
selanjutnya, sesuai dengan asumsi dasar dari teori presepsi. Teori ini berasumsi
bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh cara ia melihat, menafsirkan, serta
terutama dalam hal pemikiran secara individual untuk menemukan sumber dan
sosial, kultur, latar belakang pendidikan, dan orang yang ada disekitarnya yang
mempengaruhi pemikirannya.15
sedang diteliti, pengaruh yang diterima subyek itu dalam masa formatif
kehidupannya, sifat, dan watak subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek
15
Sidi Gazalaba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu ( Jakarta: Bhatara, 1996), hlm. 177.
16
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah ( Yogya: Tiara Wacana, 2003), hlm. 177.
17
mempengaruhi tindakannya.17 Hal itu karena semua tindakan dan perbuatan
mengenai pemikiran KH. Achmad Siddiq, baik melalui buku, skripsi, jurnal,
koran, makalah, dan lain sebagainya masih belum banyak ditemukan buku- buku
yang membahas KH. Achmad Siddiq. Di antaranya adalah buku yang berjudul
Menghidupkan Ruh Pemikiran KH. Achmad Sidiq yang ditulis oleh Munawwar
Fuad Noeh dan Mastuki HS, diterbitkan oleh PT. Pustaka Gramedia Utama
tahun 2001. Pembahasan di dalam buku ini tidak terfokus mengkaji pemkiran
kebangsaan KH. Achmad Siddiq. Bahasan dalam buku ini mencakup pemikiran
kebangsaan. Bedanya yang penulis teliti, yakni skripsi ini menfokuskan diri
Buku yang berjudul Biografi 5 Rais 'Am Nahdlatul Ulama yang ditulis
oleh KH. Abdurrahman Wahid, dkk., diterbitkan oleh Pustaka Pelajar 1995. Salah
satu tema di dalam buku ini membahas KH. Achmad Siddiq, namun dalam
dan kenegaraannya, sehingga bisa dipastikan buku ini jauh berbeda dengan
17
Louis Gouschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI
Press,1986), hlm. 32.
18
penelitian ini yang secara fokus membahas pemikiran kebangsaan KH. Achmad
Siddiq.
Buku yang berjudul Percik Pemikiran Para Kiai yang ditulis oleh Samsul
Salah satu tema dalam buku ini mengutip tulisan KH. Achmad Siddiq tentang ahl-
Bedanya dengan yang penulis bahas dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian
dalam pengertian yang lebih luas, teori adalah suatu perangkat kaidah yang
18
Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2007), hlm. 32.
19
Dalam hal ini pemikir Islam Indonesia kontemporer Nurcholish Madjid,
mengatakan bahwa nasionalisme dalam arti bagi umat Islam adalah suatu paham
merupakan bagian integral dari konsep Madinah yang dibangun Nabi Muhammad
SAW.19
modern ialah sistem masyarakat Madinah masa Nabi Muhammad SAW., dan
para khalifah yang menggantikannya. Sistem yang dibangun Nabi itu, yang
kemudian diteruskan oleh para khalifah, adalah suatu contoh bangunan komunitas
nasional modern yang lebih baik daripada yang dapat dibayangkan. Komunitas itu
kesamaan arti dengan kata patriotisme yang berarti rasa cinta tanah air. Konsep
ini merujuk pada ruang tertentu, tempat tinggal, dan tanah tumpah darah.
Keterikatan pada identitas, atau dalam teori sosiologi sebagai status yang
diperoleh (ascribed status). Singkatnya adalah rasa memiliki negeri sendiri. Kata
19
Nurcholish Madjid, Indonesia Kita (Jakarta: Universitas Paramadina, 2003), hlm. 56.
20
bernegara. Rasa memiliki kesatuan masyarakat politik yang dicapai dan diraih
melalui perjuangan tertentu. Konsep ini mengacu pada orang atau sekelompok
orang. Biasanya disatukan oleh satu ideologi, visi, dan aspirasi tertentu untuk
Dalam dunia politik Sunni juga dikenal dengan politik kooperatif yang
dengan perintah Allah swt., untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Para
adagium mereka yang sangat terkenal di dunia Sunni, yakni: “Penguasa yang
zalim lebih baik daripada tidak ada penguasa sama sekali,” dan “Enam puluh
tahun bersama pemimpin (imam) yang zalim lebih baik daripada satu malam
Sementara itu, dalam ilmu fiqih yang sering kali menjadi landasan hukum
20
Nurcholish Madjid dkk., Islam Universal (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm.
210.
21
3. Idzâ ta’â radlâ mufsidatâni rû’iya a’dhahumâ dlarâran birtikâbi akhfihimâ
lengkap kecuali dengan syarat tertentu maka syarat itu menjadi wajib)
(memelihara yang lama yang lebih baik dan mengambil yang baru yang
lebih baik).
G. Kesimpulan
Hasan, ia lahir di Jember pada tanggal 24 Januari 1926 tepat satu minggu
sebelum lahirnya organisasi Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh K.H. Hasyim
sebagai orang yang cerdas, sehingga banyak teman-teman dan juga guru-guru
yang segan kepadanya. Ia juga menjadi seorang santri yang mendapatkan didikan
khusus dari K.H. Wahid Hasyim yang kemudian membuatnya pandai dalam
21
M. Masyhur Amin, NU & Ijtihad Politik Kenegaraannya (Yogyakarta: Al- Amin Pers,
1996), hlm. 92-93.
22
pada akhirnya ia mampu menduduki posisi tertinggi di dalam organisasi Nahdlatul
Ulama.
Hasyim dan kemudian ditunjuk menjadi dewan harian PBNU yang merupakan
hasil dari Muktamar ke 20 yang dilaksanakan di Surabaya, Selain itu ia juga aktif
sebagai Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama bersama dengan K.H Abdurrahman Wahid
Situbondo pada tahun 1983. Selain aktif di dalam organisasi NU, ia juga aktif di
pemilu pada tahun 1955, kemudian menjadi anggota parlemen DPR RI hasil dari
sampai keluarnya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Pada tahun 1957, ia
akhirnya ia kembali aktif di DPR RI pada tahun 1971. Pada tahun yang sama, ia
seorang pemikir yang sangat ahli. Namanya menjadi semakin terkenal setelah ia
23
menyampaikan pemikirannya mengenai Khittah Nahdliyyah. Hal itu disampaikan
anggota NU yang sibuk dengan dunia perpolitikan dan melupakan tujuan utama
dari organisasi NU itu sendiri. Selain itu, ia juga mengajarkan kepada umat Islam
mengajak agar umat Islam terus berijtihad dan tidak taqlid serta bersikap jumud.
H. Daftar Pustaka
Munawar Fuad Noeh, Mastuki HS, Menghidupan Ruh Pemikiran K.H Achmad
24
Abdussami, Humaidy, dan Ridwan Fakla, Biografi Lima Rais „Aam Nahdlatul
1989)
Gramedia, 1992)
Press,1986)
Media, 2007)
Pers, 1996)
25