02 Kebijakan Politik
03 Kebijakan Ekonomi
04 Kebijakan Sosial
05 Keberhasilan / Percapaian
01 Biografi Gus Dur
Gus Dur terlahir dari keluarga pesantren di Jombang Jawa Timur. Gus Dur merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul
Ulama. Ia merupakan anak dari seorang Kiayi bernama Wahid Hasyim dan ibunya bernama Solichah. Gus Dur lahir
di Jombang, Jawa Timur 7 September 1940 dan wafat pada 30 Desember 2009. Gus Dur memiliki nama asli
Abdurrahman Addakhil, namun berganti nama menjadi Abdurrahman Wahid. Abdurrahman Wahid menikah pada
tahun 1968 dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai 4 orang anak, yakni Alissa Qatrunnada Wahid, Zannuba Ariffah
Chafsoh Wahid, Anita Hayatunnufus Wahid dan Inayah Wulandari Wahid.
Gus Dur terkanal sebagai tokoh pemikir Islam. Sejumlah karya pemikiran yang Ia tuangkan kini banyak dikenang
terutama mengenai toleransi dan pluralisme.Selain tokoh pemikir, Abdurrahman Wahid juga dikenal sebagai politisi.
Ia aktif di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Gus Dur juga sempat menjabat sebagai Presiden RI ke-4 pada tahun
periode 1999 hingga 2001.
Setamatnya dari SD, pada tahun 1953 Gus Dur belajar di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Gowongan,
Yogyakarta.SMEP merupakan sekolah formal yang dikelola oleh Gereja Katolik Roma.Selain sekolah formal, Gus
Dur juga belajar mengaji sekaligus menetap di Pesantren Krapyak. Setiap hari usai shalat subuh Gus Dur berangkat
mengaji ke KH. Maksum Krapyak.Selain menempuh pendidikan formal dan pesantren, Gus Dur juga sempat
melanjutkan studinya di luar negeri. Pada tahun 1963, Gus Dur mempelajari studi Islam di Universitas Al-Azhar di
Kairo, Mesir.Kemudian, Gus Dur pindah lagi ke Irak untuk belajar di Universitas Baghdad. Selain belajar, di luar
negeri Gus Dur aktif di PPI dan banyak menulis disana.
lit ik
a n Po
ija k
Keb
02
Kebijakan Politik
Salah satu kebijakan politik Abdurrahman Wahid pada awal pemerintahannya adalah membubarkan
Departemen Penerangan. Pada masa Orde Baru, Departemen Penerangan dimanfaatkan oleh
Presiden Soeharto sebagai alat untuk mengekang kebebasan pers. Oleh sebab itu, Gus Dur
menghendaki pembubaran Departemen Penerangan agar kebebasan pers bisa terjamin. Kemudian,
Gus Dur juga menjadikan Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah (PKM), sebagai
Menteri Negara. Salah satu kebijakan di bidang politik yang paling menuai kontroversi adalah wacana
akan dicabutnya ketetapan MPR tentang pelarangan Partai Komunis yang tertuang dalam Tap MPR
Nomor 25 Tahun 1966.
Reformasi yang dilakukan pemerintah pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ini bertujuan
untuk melakukan rekonsiliasi.
Namun, wacana tersebut mendapat penolakan dari segala sisi, salah satunya Menteri Kehakiman
Yusril Ihza Mahendra. Kebijakan Abdurrahman Wahid selanjutnya adalah membuka hubungan dagang
dengan Israel, yang juga banyak menuai protes dari masyarakat.
Bahkan Gus Dur dianggap sebagai agen Yahudi oleh para demonstran. Melihat kondisi ini, pemerintah
menganjurkan agar pembukaan hubungan tersebut ditunda. Kemudian, pada tahun 2000, Gus Dur
mengeluarkan Peraturan Presiden No.6/2000 yang mencabut Instruksi Presiden No.14/1967 yang
dikeluarkan pemerintah Soeharto. Isi Inpres No.14/1967 adalah larangan segala bentuk ekspresi
agama dan adat Tionghoa di tempat publik.
Dengan Perpres yang dikeluarkan Gus Dur, maka etnis Tionghoa bisa melakukan kembali budaya
tradisional mereka. Bahkan, Gus Dur juga menetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional
pada tahun 2000. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah Abdurrahman Wahid untuk mewujudkan
kerukunan umat beragama..
03 Kebijakan Ekonomi
Kebijakan Ekonomi
Gus Dur
DEN diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim dengan wakilnya
Subiyakto Tjakrawerdaya. Kebijakan ekonomi pada masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid ini membuat kondisi
ekonomi Indonesia lebih stabil.
Keberhasilan Kegagalan
1) Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif 1) Rendahnya Tingkat Popularitas Gus Dur. Dengan
Mampu memperbaiki citra Indonesia di mata negara- beberapa keputusannya yang kontroversial (menuai banyak
negara lain dengan melalui kunjungan ke luar negeri dan kritik), membuat Gus Dur buka sosok yang populis. Bahkan
sekaligus membuka peluang kerjasama. ketika masa 100 hari pemerintahannya pun, tingkat
2) Iklim Politik yang Demokratis popularitas Gus Dur sudah melorot jauh dari tingkat
Telah membawa Indonesia ke dalam taraf demokratisasi sebelumnya.
yang lebih baik lagi melalui perdamaianny dengan Israel.
2) Tidak Memiliki Basis Politik yang Kuat di Parlemen
(MPR/DPR). Gus Dur bukanlah tokoh dari partai yang
memenagkan pemilu. Partai yang mengusungnya pada saat
itu ( PKB), bukan partai dengan suara terbanyak.
Thanks And You