Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 2 Sejarah

Astri Eka W.
Dhini Islamiati K.
Fakhita Tazki N.
Meilina R.
Deska Derian
Ervan Fadilla
Imanuel Calvin
M. Fajar Z.
M.Ishlahul H.
Rizki Panosa

Masa Pemerintahan
KH. ABDURRAHMAN WAHID
( Gus Dur )

Profil Singkat
Nama Lengkap : KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Lahir : Jombang, 7 September 1940
Wafat : Jakarta, 30 Desember 2009
Agama: Islam
Istri : Sinta Nuriyah
Anak : 4 orang putri
Partai Politik : Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Karier :
Ketua Umum PBNU (1984 1994)
Anggota MPR dari Golkar (1987)
Ketua Dewan Penasihat PKB (1998)
Presiden Republik Indonesia (1999 2001)

Kebijakan dalam bidang politik

Gus Dur Membentuk Kabinet pertama yang dengan nama Kabinet


Persatuan Nasional yaitu kabinet koalisi yang meliputi anggota berbagai
partai politik: PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK). Nonpartisan dan TNI juga ada dalam kabinet tersebut.

Mengganti nama Irian Jaya menjadi Papua

Melakukan negoisasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)

Melakukan beberapa kunjungan ke Luar Negeri

Membubarkan Kementerian yang terlibat korupsi

Memberikan Aceh referendum Otonomi

Ingin mereformasi militer

Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus departemen


yang dianggapnya tidak efesien (menghilangkan departemen penerangan
dan sosial untuk mengurangi pengeluaran anggaran, membentuk Dewan
Keamanan Ekonomi Nasional).

Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid dengan IMF


juga kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti Amandemen UU
No.23 tahun 1999 mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah
(kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN

Kebijakan dalam bidang


ekonomi
laju inflasi dan tingkat suku bunga yang

rendah, sehingga kondisi moneter dalam


negeri juga sudah mulai stabil.
Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai
dengan pergerakan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif,
bahkan merosot hingga 300 poin, dikarenakan
lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada
kegiatan pembelian dalam perdagangan
saham di dalam negeri.
Restrukturisasi gaji pegawai negri

Kebijakan dalam bidang pendidikan


dan kebudayaan
Menjadikan Tahun Baru Imlek menjadi hari

libur nasional
Pencabutan Larangan penggunaan huruf
Tiong Hoa
Meliburkan kegiatan sekolah selama bulan
Ramadhan
Mengakui adanya pluralisme dalam segala
bidang kehidupan

Kebijakan yang kontroversial


Pencopotan beberapa menteri yang tidak menurutinya dan

tidak sejalan dengannya seperti : Jusuf Kalla (Menag


Perindustrian dan Perdagangan) ; Laksamana Sukardi (Menteri
BUMN) ; Wiranto (Menkopolkam) ; Yusril Ihza Mahendra
(Menkum
HAM)
;
Susilo
Bambang
Yudhoyono
(Menkopolsoskam) dan lain lain, sehingga merenggangkan
hubungan dengan Golkar dan PPP.
Berusaha membuka hubungan dengan Israel.
Menghapus TAP MPRS yang melarang Marxisme-Leninisme
Mengizinkan bendera bintang kejora berkibar di Papua Barat
asalkan berada di bawah bendera Indonesia
Mengeluarkan Dekrit Presiden untuk membekukan DPR/MPR
Upacara di sekolah dan upacara peringatan hari besar
dianggap tidak penting

Peristiwa skandal yang terjadi


Muncul pula dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal
Buloggate dan Bruneigate.
Pada bulan Mei, Badan Urusan Logistik (BULOG)
melaporkan bahwa $4 juta menghilang dari persediaan
kas Bulog. Tukang pijit pribadi Gus Dur mengklaim bahwa
ia dikirim oleh Gus Dur ke Bulog untuk mengambil uang.
Meskipun uang berhasil dikembalikan, musuh Gus Dur
menuduhnya terlibat dalam skandal ini. Skandal ini
disebut skandal Buloggate.
Pada waktu yang sama, Gus Dur juga dituduh menyimpan
uang $2 juta untuk dirinya sendiri. Uang itu merupakan
sumbangan dari Sultan Brunei untuk membantu di Aceh.
Namun, Gus Dur gagal mempertanggung jawabkan dana
tersebut. Skandal ini disebut skandal Bruneigate.

Kelebihan pemerintahan Gus


Dur
Presiden Abdurrahman Wahid menghargai

adanya perbedaan
Iklim politik yang demokratis
Lebih memerhatikan kaum minoritas
Politik luar negri bebas aktif

Kekurangan pemerintahan Gus


Dur
Presiden Abdurrahman Wahid memerintah

seenaknya sendiri, jika ada yang tidak


sejalan dengannya maka akan langsung di
copot jabatannya gitu aja kok repot
Banyak kebijakannya yang menimbulkan
kritik
Memberikan peluang kepada separatis
Tak punya basis politik yang kuat di
Parlemen
Rendahnya tingkat popularitas gusdur

Anda mungkin juga menyukai