Anda di halaman 1dari 24

Reformasi

Anggota
Adam Surya Ananta 21/479749/HK/22944
Adinda Atmim Lana Nurona 21/480021/HK/22960
Akbar Raka Setyawan 21/480977/HK/22998
Aliya Mulachella 21/479776/HK/22946
Aulin Aila Aziza 21/480393/HK/22975
Ananda Mulia Putri Maharani 21/479953/HK/22957
Darlene Joyce Jemimah 21/480074/HK/22962
Edgard Samuel 21/481736/HK/23030
Fathia Buana Iqlima 21/480218/HK/22970
Farah Faudyanindita 21/481185/HK/23009
Givdan Bimawan 21/481096/HK/23004
Gregorius Brian Andin 19/439667/TK/48397
Helmy Daffa Edgard 21/480911/HK/22995
Mochammad Farhan Dzaki 19/443744/TK/48940
Nandika Bagus Zannuar 21/480501/HK/22979
Outline
❖ Latar Belakang Reformasi
❖ Pembagian Masa Kepresidenan Era Reformasi Beserta Isu dan Tantangan
Implementasi Pancasila
● Bacharuddin Jusuf Habibie
● Abdurrahman Wahid
● Megawati Soekarnoputri
● Susilo Bambang Yudhoyono
● Joko Widodo
❖ Kesimpulan
Latar Belakang
● Pemerintahan Orde Baru yang represif dan masif dengan tindakan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menyebabkan
“kemunduran” dalam bidang hukum, politik, dan ekonomi di Indonesia.
● Peristiwa Mei 1998 yang kemudian dikenal dengan Reformasi 1998 merupakan tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia.
Peristiwa ini menjadi “titik nol” perbaikan demokrasi, sistem pemerintahan, dan kebebasan berpendapat.
● Agenda-agenda Reformasi 1998:
a. Mengadili Soeharto beserta kroni-kroninya
b. Melaksanakan amandemen Undang-Undang Dasar 1945
c. Menghapus dwifungsi ABRI
d. Melaksanakan otonomi daerah seluas-luasnya
e. Menegakkan supremasi hukum
f. Menghapus korupsi, kolusi, dan nepotisme.
● Era reformasi di Indonesia dimulai sejak turunnya Soeharto dari jabatan presiden (21 Mei 1998) hingga
sekarang.

Sumber Ilustrasi: Sumber Ilustrasi: Sumber Ilustrasi:


https://gambarkartunmu.blogspot.com/2020/11/21-gambar-kartun-tikus-koruptor. https://nasional.okezone.com/read/2011/04/21/337/448564 https://koran-jakarta.com/ham-harapan-dan-k
html /pengamat-demokrasi-indonesia-masih-prosedural enyataan

● Pancasila pada era Reformasi menghadapi isu-isu dan tantangan yang begitu kompleks, sehingga
diperlukan adanya revitalisasi nilai-nilai pancasila. Berlangsungnya Reformasi hingga hari ini harus
berdasarkan Pancasila sebagai dasar falsafah dalam berbangsa dan bernegara.
Pembagian Masa Kepresidenan
Bacharuddin Jusuf Habibie

Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie


merupakan Presiden ketiga menggantikan Soeharto
yang mundur dari jabatannya. Sebelum diangkat sebagai
presiden, beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan
Teknologi terhitung dari tahun 1978 sampai tahun 1998.
Selain itu juga, terpilih menjadi Wakil Presiden
ketujuh menggantikan Jend. (Purn). Try Soetrisno. BJ
Habibie menjabat ketika kondisi negara sedang susah.
Namun , kebijakan yang diambil oleh beliau dapat
menyelamatkan Indonesia dari kondisi terpuruk.
Bacharuddin Jusuf Habibie
Kasus Penanganan
Mengadakan referendum yang berakhir dengan
keputusan Timor-Timur memisahkan diri dari
Indonesia.

Pelanggaran HAM , korupsi, pelecehan, dan lain-lain


yang dilakukan Indonesia terhadap Timor-Timur
(terutama masyarakat Timor-Timur) membuat rakyat
Timor-Timur memberontak pada Indonesia.
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid atau akrab dipanggil Gus Dur
merupakan Presiden Indonesia ke-4 yang menjabat mulai 20
Oktober 1999 hingga 24 Juli 2001. Ia terpilih setelah
mengalahkan Megawati lewat pemungutan suara yang dilakukan
oleh 691 anggota MPR. Hasilnya, Gus Dur memenangi
pemilihan tersebut dengan selisih 60 suara.

Setelah menjadi Presiden, Gus Dur membentuk Kabinet


yang disebut Kabinet Persatuan Nasional, ini adalah kabinet
koalisi yang meliputi berbagai partai politik antara lain PDI-P,
PKB, Golkar, PPP, PAN, Partai Keadilan (PK), non partisan dan
juga TNI. Kabinet ini lahir di era krisis yang multi dimensi dan
diharapkan dapat menjadi Kabinet pertama dalam membangun
tradisi pemerintahan yang bersih dan efektif.
Kasus I Penanganan

Selama puluhan tahun, rezim Orde Baru Untuk mengatasi masalah disintegrasi dan
melarang kesenian barongsai dan tradisi konflik antar umat beragama tersebut,
Tionghoa lain termasuk agama Kong Hu Abdurahman Wahid memberikan kebebasan
Cu untuk ditampilkan secara terbuka. dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
Padahal, diyakini tradisi Tionghoa sudah Hak itu dibuktikan dengan adanya beberapa
masuk ke Indonesia bersamaan dengan keputusan presiden yang dikeluarkan, yaitu:
migrasi manusia dari wilayah selatan Cina
a. Keputusan Presiden No. 6 tahun 2000
ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia
mengenai Pemulihan Hak Sipil Penganut
sekitar 5.000 tahun lalu. Bahkan, sekolah
Agama Konghucu.
agama Kong Hu Cu pertama di Jakarta
berdiri pada awal abad ke-17. Dan secara b. Menetapkan Tahun Baru Cina (IMLEK)
organisasi sudah eksis sejak 1901. sebagai hari besar agama, sehingga menjadi hari
libur nasional.
Kasus II Penanganan

Ketika menjadi presiden selama kurang lebih Dua bulan setelah dilantik menjadi
21 bulan (Oktober 1999—Juli 2001), Presiden, Gus Dur tak membuang banyak
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menghadapi waktu untuk mengambil langkah
Indonesia yang sedang terancam disintegrasi. penyelesaian konflik keamanan di Papua.
Lepasnya Timor Timur (kini bernama Timor Dalam kunjungannya ke Papua, yang saat
Leste) di masa pemerintahan Habibie turut itu masih bernama Irian Jaya, pada 30
menyulut gerakan memisahkan diri dari Irian Desember 1999 Gus Dur mengundang
Jaya (kini Papua) dengan Organisasi Papua berbagai tokoh masyarakat Papua tak
Merdeka (OPM). harus diakui bahwa
terkecuali dari pihak gerakan Papua
Merdeka untuk berdiskusi.
tantangan yang dihadapi Gus Dur saat itu
Setelah mendengarkan aspirasi
sangat berat, terutama mengingat posisinya
masyarakat Papua, Gus Dur kemudian
sebagai pengemban amanat GBHN memutuskan untuk mengganti nama Irian
1999-2004 untuk mempertahankan kesatuan Jaya menjadi Papua.
wilayah RI.
Megawati Soekarnoputri
Prof. Dr. (H.C.) Hj. Diah Permata Megawati
Setiawati Soekarnoputri (lahir 23 Januari 1947) adalah
Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23
Juli 2001 sampai 20 Oktober 2004. Ia merupakan
presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari
presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian
mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden Indonesia.

Megawati berhasil mengantarkan kader-kadernya


untuk menjadi bupati, walikota, gubernur, bahkan
hingga presiden. Terakhir, ia juga berhasil
mengantarkan kadernya Joko Widodo untuk menjadi
presiden. Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung oleh
PDIP berhasil menduduki sebagai Presiden dan wakil
Presiden periode 2014-2019.
Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarno Putri mengawali tugasnya sebagai presiden kelima Republik Indonesia dengan
membentuk Kabinet Gotong Royong. Kabinet ini memiliki lima agenda utama yakni membuktikan sikap tegas
pemerintah dalam menghapus KKN, menyusun langkah untuk menyelamatkan rakyat dari krisis yang
berkepanjangan, meneruskan pembangunan politik, mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan
situasi sosial kultural yang kondusif untuk memajukan kehidupan masyarakat sipil, menciptakan kesejahteraan
dan rasa aman masyarakat dengan meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia

Tugas Presiden Megawati di awal pemerintahannya terutama upaya untuk memberantas KKN terbilang
berat karena selain banyaknya kasus-kasus KKN masa Orde Baru yang belum tuntas, kasus KKN pada masa
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid menambah beban pemerintahan baru tersebut. Untuk
menyelesaikan berbagai kasus KKN, pemerintahan Presiden Megawati membentuk Komisi Tindak Pidana
Korupsi setelah keluarnya UU RI No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
KKN. Pembentukan komisi Presiden ini menuai kritik karena pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid telah dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN).

Dari sisi kemiripan tugas, keberadaan dua komisi tersebut tersebut terkesan tumpang tindih. Dalam
perjalanan pemerintahan Megawati, kedua komisi tersebut tidak berjalan maksimal karena hingga akhir
pemerintahan Presiden Megawati, berbagai kasus KKN yang ada belum dapat diselesaikan.
Megawati Soekarnoputri
Kasus 1 :

Permasalahan dua provinsi yang rentan untuk melepaskan diri adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan
Papua karena tidak meratanya pembangunan dan pembagian sumber daya.

Penanganan :

Ini tidak sesuai nilai dalam pancasila khususnya sila ke-5 pancasila. Untuk meredam keinginan melepaskan diri kedua
provinsi tersebut, Presiden Megawati melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan permasalahan disintegrasi dan
memperbaiki persentase pembagian hasil sumber daya alam antara pemerintah pusat dan daerah di kedua propinsi tersebut.
Berdasarkan UU No. 1b/2001 dan UU No. 21/2001, baik propinsi NAD dan Papua akan menerima 70% dari hasil
pertambangan minyak bumi dan gas alam. Sehingga dapat dikatakan di dalam UU tersebut sudah terdapat nilai sila ke-5
pancasila untuk dijadikan pedoman jalan keluar permasalahan bangsa agar kedepannya pengamalan UU yang telah didasari
sila ke-5 tersebut bisa menstabilkan keadaan dalam hidup bernegara.
Megawati Soekarnoputri
Kasus 2 :

Isu otonomi daerah terhadap ketidak puasan masyarakat mengenai sistem sentralisasi kekuasaan dan wewenang pemerintah pusat yang
sangat kuat. Kepala daerah yang bertugas di beberapa daerah mulai dari posisi gubernur hingga bupati seringkali bukan merupakan
pilihan masyarakat setempat.

Penanganan :

Proses pelaksanaan otonomi daerah berikut pengadaan perangkat hukumnya berkaitan erat dengan sistem pemilihan umum
berikutnya yang akan diselenggarakan pada tahun 2004. Sejalan dengan rencana pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah secara aktif
mengeluarkan beberapa undang[1]undang yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah sekaligus memberikan pedoman dalam
penelitian, pengembangan, perencanaan, dan pengawasan saat undang-undang tersebut diberlakukan. Untuk melengkapi berbagai
perangkat hukum mengenai otonomi daerah yang sudah ada, pemerintahan

Presiden Megawati di tahun terakhir masa pemerintahnnya mengeluarkan UU No. 32 Tahun 2004 mengenai pemerintahan
daerah yang memuat antara lain kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, konsep otonomi, dan asas-asas penyelenggaraan
pemerintahan. Hal ini disesuaikan oleh amanat konstitusi yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum dan Negara
demokrasi. Pancasila sila keempat merupakan penceminan dari asas demokrasi. Sebagai negara hukum, Indonesia memegang
demokkrasi dalam pelaksanaan proses berbangsa dan bernegara dalam penyelenggaraan sistem pemilihan umumnya. Keberadaan
Demokrasi Sebagai Wujud Nilai-Nilai Sila Keempat Pancasila dalam Pemilihan Umum sangat penting bagi bangsa Indonesia sebagai
Negara hukum.
Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau lebih akrab
dengan panggilan SBY. Merupakan presiden keenam
Republik Indonesia sekaligus presiden pertama yang dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui jalur Pemilihan Umum
(PEMILU) dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20
September 2004 dan menjabat selama dua periode
(2004-2009, dan 2009-2014).

Kebijakan politik yang dibuat adalah Kabinet Indonesia


Bersatu yang berada di dalam dua periode, Kabinet Indonesia
Bersatu I dan Kabinet Indonesia Bersatu II. Ada enam
prioritas pembangunan yang ditetapkan Presiden SBY dalam
rapat kabinet di kala itu; pertama, pertumbuhan ekonomi,
kedua penciptaan lapangan pekerjaan, ketiga stabilitas harga,
keempat, pengentasan kemiskinan. Kelima, ketahanan pangan
serta yang keenam, ketahanan energi.
Susilo Bambang Yudhoyono
Kasus 1

Kasus Mafia Pajak Gayus Tambunan

Gayus Tambunan merupakan mantan Pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang menghebohkan publik di tahun
2010-2011 dengan terbukti menyalahgunakan wewenang saat menjadi pegawai pajak, menyuap polisi dan hakim, serta
memberikan keterangan palsu dalam proses penyidikan. Namun, kasus Gayus ini tidak sampai disitu saja, ia yang
seharusnya mendekam di rumah tahanan malah dapat keluar menonton pertandingan tenis di Bali dan bahkan sempat
pergi ke Singapura sebelum ditahan.

Kasus Gayus Tambunan ini merupakan penyimpangan nilai pancasila, yakni sila ke-1, 3, dan 5. Penanganan yang
dilakukan dalam kasus mafia pajak Gayus Tambunan adalah penjatuhan akumulasi vonis total selama 29 tahun penjara
atau tiga dekade. Selain itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat menghukum dua petugas Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) Klas IA Sukamiskin Bandung. Sanksi dijatuhkan karena mereka dianggap lalai saat mengawal
terpidana korupsi, Gayus Tambunan.
Kasus 2
Kasus Korupsi Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu

Sejak tahun 2004-2014 terdapat beberapa nama menteri di Kabinet Indonesia Bersatu yang
menyalahgunakan jabatannya dan terjerat dalam pusaran kasus korupsi. Nama-nama tersebut di antaranya,
Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, dan Menteri Agama
Suryadharma Ali.

Kasus korupsi para menteri ini merupakan penyelewengan terhadap nilai pancasila, yakni pancasila sila
ke-1, 3, dan 5. Penanganan yang dapat dilakukan adalah menerapkan hukuman yang setegas-tegasnya bagi para
pelaku korupsi. Apalagi korupsi ini dilakukan oleh pejabat setingkat menteri yang seharusnya memiliki
integritas tinggi. Selain itu, para menteri telah diganjar dengan hukuman, yakni vonis empat tahun penjara dan
denda Rp 200 juta atau subsider dua bulan kurungan bagi mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah, vonis empat
tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider dua bulan kurungan bagi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga
Andi Mallarangeng, dan vonis 11 tahun penjara dan denda Rp 750 juta serta denda tambahan Rp 2 miliar
subsider 6 bulan kurungan bagi mantan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Joko Widodo
Kasus Korupsi Bantuan Sosial
Periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki tantangan tersendiri, terutama
dalam penanganan pandemi Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan. Salah satu tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam menangani dampak pandemi adalah pemberian bantuan sosial kepada
masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Namun, dalam pelaksanannya terjadi penyalahgunaan dana
bantuan sosial yang dilakukan oleh Juliari Batubara yang kala itu menjabat sebagai menteri sosial.
Korupsi yang dilakukan oleh Juliari dan beberapa bawahannya merupakan tindakan yang sangat
merugikan masyarakat terdampak.
Korupsi dana bansos ini merupakan salah satu contoh pelanggaran nilai-nilai Pancasila, khususnya
sila kedua dan kelima dalam aspek kemanusiaan dan keadilan. Korupsi yang dilakukan terhadap dana
bantuan sosial, sama saja dengan mengambil hak-hak masyarakat untuk bertahan hidup. Selain itu
korupsi bansos juga telah mencederai hak masyarakat untuk mendapatkan keadilan sosial yang telah
dijamin oleh Pancasila dan UUD.
Setelah Juliari beserta jajarannya ditangkap oleh KPK, Presiden Jokowi telah merombak jajaran
pejabat di kementrian sosial. Jokowi mengangkat seorang yang memiliki reputasi serta kinerja yang baik
untuk menggantikan posisi Juliari sebagai menteri sosial. Selain itu pemerintah juga telah mengubah
sistem bantuan sosial serta meningkatkan pengawasan penyaluran bansos sampai ke tingkat terendah.
Tantangan Pengimplementasian Pancasila pada Era Kepresidenan
Jokowi
1. Tantangan dari Internal Masyarakat
- Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama warga bangsa (sense of
belonging). Banyak terpecah belah karena konflik kepercayaan dan ideologi politik
- Kerancuan Dampak dari Kebebasan Berpendapat. Penggunaan platform sering
disalahgunakan dalam konteks negatif.
- Kurang Dihayatinya Nilai Nilai Pancasila dalam Pendidikan. Akan berimplikasi kepada
penanaman moral menyimpang yang akan berdampak kedepannya pada sikap dan
tingkah laku negatif (tidak sesuai pancasila)
2. Tantangan dari Luar Masyarakat
- Kewajiban untuk Mengikuti Perkembangan Zaman agar tidak tertinggal
- Maraknya Globalisasi yang Menghancurkan tembok batasan dunia.
Masa Pemerintahan Jokowi
Sebagai Presiden yang masih menjabat dan memiliki waktu untuk melakukan penguatan
dalam bidang penanaman pancasila, sudah saatnya Pemerintahan pada era ini lebih gencar
lagi dalam melakukan aksi/upaya.
Beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk membumikan pancasila dalam tatanan hidup
rakyat :
1. Semakin gencar dalam penanaman pancasila melalui pendidikan agar generasi muda
memahami makna Pancasila, nilai - nilai Pancasila dan kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara. Pun dengan tujuan agar generasi penerus bangsa dapat menerima Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara.
2. Mempertahankan Pancasila agar tetap lestari dengan menolak segala bentuk ideologi,
paham, ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.
3. Mencerminkan sikap kesetiaan terhadap bangsa dan negara agar timbul rasa
nasionalisme rakyat indonesia..
Kesimpulan
● Masa Reformasi menjadi titik tumpu dan tonggak perbaikan pemerintahan di
Indonesia, diimplementasikan dengan agenda-agenda perubahan yang dilakukan sejak
turunnya pemerintahan Soeharto hingga saat ini. Kasus pada masa reformasi sangatlah
kompleks, seperti KKN, pelanggaran HAM, perpecahan antar daerah, perpajakan, dan
sebagainya. Beberapa kasus tersebut menyebabkan gejolak di masyarakat dengan
adanya pemberontakan yang berujung pada memisahkan diri dari NKRI.

● Masalah perpecahan antar daerah juga selalu bergejolak di tiap periode reformasi.
Dengan ini, kewenangan pemerintah daerah mengenai otonomi dan disentralisasi tetap
perlu dilaksanakan. Meskipun isu persatuan merupakan kewenangan pemerintah pusat,
pemerintah daerah diharapkan dapat menjadi tangan panjang pemerintah pusat untuk
membangun kepercayaan masyarakat dalam mengatur, mengelola, dan membangun
daerahnya sendiri dengan tetap bertanggungjawab kepada pemerintah RI.
Kesimpulan
● Era reformasi yang hadir sebagai penanda tumbangnya Orde Baru, sebuah rezim yang
lekat dengan praktik KKN, justru memiliki berbagai kendala yang serupa. Tujuannya
untuk menghapus praktik tersebut tidak berjalan secara mulus oleh sebab adanya
pejabat negara yang terjerat kasus korupsi.
● Urgensi penanaman nilai-nilai Pancasila sangatlah besar dalam pembentukan karakter
bangsa. Pancasila dipandang sebagai cerminan kepribadian rakyat Indonesia yang
sejatinya adalah nilai ideal yang digariskan secara baik oleh para pendiri bangsa.
Seseorang yang berjiwa Pancasilais akan menjunjung tinggi hukum dan tidak melakukan
tindakan yang melanggar hukum. Implementasi nilai Pancasila ini dapat dilakukan mulai
dari kelompok masyarakat yang paling dasar seperti lingkup keluarga hingga dalam
jangkauan yang lebih luas lagi seperti institusi pendidikan. Apresiasi terhadap personal
maupun lembaga juga penting untuk menunjukkan teladan yang baik bagi sesama.
Daftar Pustaka
❖ Kompaspedia.kompas.id. (12 Mei 2021). Sejarah Peristiwa Mei 1998: Titik Nol Reformasi Indonesia. Diakses pada 27 September 2021.
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sejarah-peristiwa-mei-1998-titik-nol-reformasi-indonesia
❖ Rachman, Arief, Irwan Abdullah dan Djoko Surjo. (2012). Wacana Pancasila Dalam Era Reformasi (Studi Kebudayaan Terhadap Pasang Surut Wacana Pancasila dalam Kontestasi
Kehidupan Sosial dan Politik). Jurnal Pemikiran Sosiologi, Volume 1 No.2, hal 21-28.
❖ Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2006). Biografi Abdurrahman Wahid Masa Bakti 1999-2001. Diakses pada 29 September 2021.
https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/biography/?box=detail&presiden_id=3&presiden=gusdur
❖ Ahmad Nurhudai, Yera Zettira Agesti. (2021). Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001). Tarikhuna: Journal of History and History Education, Volume 3 no. 1, Halaman
120-123. Diakses dari https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/tarikhuna/article/download/2949/1950
❖ Liputan6.com.(17-08-2001).megawati kkn mengakibatkan bangsa indonesia terpuruk. Diakses pada 28 september 2021.
https://www.liputan6.com/news/read/18299/megawati-kkn-mengakibatkan-bangsa-indonesia-terpuruk
❖ Acch.kpk.go.id.sejarah panjang pemberantasan korupsi di Indonesia. Diakses pada 28 september 2021.
https://acch.kpk.go.id/id/component/content/%20article?id=144:%20sejarah-panjang-pemberantasan-korupsi-di-indonesia
❖ Roboguru.ruangguru.com.(25-06-2021).jelaskan mengapa pembentuhan komisi pemberantasan korupsi kpk pada masa pemerintahan megawati sukarno. Diakses pada 28 september
2021. https://roboguru.ruangguru.com/question/jelaskan-mengapa-pembentuhan-komisi-pemberantasan-korupsi-kpk-pada-masa-pemerintahan-megawati-sukarno_QU-EIZB3UMI
❖ Voa.id (30 Agustus 2021)Timor Timur Lepas dari Indonesia dalam Sejarah Hari Ini, 30 Agustus 1999. Diakses pada 29 September
2021.https://voi.id/memori/80349/timor-timur-lepas-dari-indonesia-dalam-sejarah-hari-ini-30-agustus-1999
❖ Merdeka.com (5 Oktober 2015) Gayus berkeliaran, pengawal dari polisi dan Kemenkum HAM disanksi. Diakses 29 September 2021
https://m.merdeka.com/peristiwa/gayus-berkeliaran-pengawal-dari-polisi-dan-kemenkum-ham-disanksi.html
❖ Tagar.id (26 November 2020) 6 Menteri Terjerat Korupsi dari Era SBY sampai Jokowi. Diakses 29 September 2021. https://www.tagar.id/6-menteri-terjerat-korupsi-dari-era-sby-sampai-jokowi

Anda mungkin juga menyukai