Anda di halaman 1dari 15

RESUME PANCASILA

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mulai dari masa kerajaan-


kerajaan, proklamasi sampai sekarang
|
|
|
|
|
|
|
|
|
NAMA : ZELPI MAYORA
PRODI : TEKNOLOGI INFORMASI B
NIM : 231259201062
DOSEN PENGAMPU : ARISMAN SABIR,M.pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO


A.MASA ORDE BARU
1. Sejarah Singkat Orde Baru:Latar Belakang dan Penyebab Jatuhnya
Orde baru Atau dikenal juga dengan sebutan Orba adalah
tatanan pemerintahan dengan sistem baru di Indonesia. Sejarah
singkat Orde Baru dimulai pada masa jabatan Presiden Soeharto
Rentang waktu kekuasaan pemerintahan Orde Baru berlangsung
selama 32 tahun diawali surat perintah yang dikeluarkan pada 11
Maret 1966 hingga tahun 1998.
Melalui Tap MPR No. XXXIII/MPRS/1967, masa Orde Baru yang
diperintah Presiden Soeharto mulai memimpin negara. Di masa
pemerintahannya, Soeharto melakukan koreksi yang membuat
penerapan Pancasila semakin kuat.
2. Latar belakang
Lahirnya Orde Baru ditandai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura
yang terdiri dari tiga tuntutan, yakni pembubaran PKI, perombakan
Kabinet Dwikora, dan penurunan harga.
Akan tetapi sikap Presiden Soekarno bertolak belakang
dengan aksi-aksi mereka. Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang
membuat rakyat Indonesia menurunkan kepercayaannya terhadap
pemerintahan Soekarno.
Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu penyebab menurunnya
kredibilitas Soekarno. Hal itu membuatnya mengeluarkan Surat
Perintah kepada Letjen Soeharto yang disebut Surat Perintah 11
Maret 1966 (Supersemar).
Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde
Baru. Dalam Surat Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto
untuk melakukan segala tindakan demi keamanan, ketenangan, dan
stabilitas politik.
3. Sistem pemerintahan
Di masa Orde Lama, komunisme dan gagasan yang bertolak
belakang dengan Pancasila sempat meluas. Hal ini membuat
Soeharto di masa jabatannya melakukan indoktrinasi Pancasila.
Beberapa metode indoktrinasi yang dilakukannya yaitu:
 Menerapkan pengajaran P4 (Pelaksanaan,
Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila)
di sekolah.
 Soeharto mengizinkan masyarakat membentuk
organisasi dengan syarat menggunakan asas pancasila.
 Melarang kritikan yang menjatuhkan pemerintah dengan
alasan stabilitas negara.
Sistem pemerintahan Orde Baru menggunakan konsep
Demokrasi Pancasila. Visi utamanya adalah menerapkan nilai
Pancasila dan UUD 1945, secara murni serta konsekuen dalam aspek
kehidupan masyarakat Indonesia.
Sistem pemerintahan pada masa Orde Baru adalah
presidensial dengan bentuk pemerintahan Republik dan UUD 1945
sebagai dasar konstitusi yang berlaku.
Dalam periode masa Orde Baru, terjadi banyak perubahan-
perubahan politik dan ekonomi. Perekonomian Indonesia
berkembang pesat walaupun dibarengi dengan praktik korupsi yang
merajalela.
Melalui beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara
juga semakin kuat. Namun kondisi ini menurun ketika terjadi krisis
moneter pada 1997.
Krisis inilah yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan
rakyat sehingga Soeharto sebagai presiden mengundurkan diri pada
tanggal 21 Mei 1998 yang mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
4. Penyebab jatuhnya Orde Baru
Perekonomian Indonesia yang melaju pesat dan pembangunan
infrastruktur yang merata untuk masyarakat di masa Orde Baru
diikuti dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap Presiden
Soeharto dan memicu aksi demo mahasiswa dan masyarakat umum.
Demonstrasi semakin gencar setelah pemerintah menaikkan harga
bahan bakar di tanggal 4 Mei 1998.
Terjadi juga Tragedi Trisakti yaitu tertembaknya empat
mahasiswa di depan Universitas Trisakti yang semakin mendorong
masyarakat menentang kebijakan pemerintah.
Tahun 1997-1998 merupakan periode Orde Baru yang menjadi
masa kelam bagi rakyat Indonesia. Perekonomian yang tadinya
melesat langsung mengalami penurunan disusul dengan berakhirnya
rezim Orde Baru.
Setelah tiga dasawarsa lebih menjabat, Orde Baru ambruk
akibat krisis ekonomi yang melanda sejak tahun 1997. Ditambah
besarnya gelombang demonstrasi di berbagai daerah membuat
Presiden Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.
B. Reformasi Indonesia (1998–sekarang)
Era reformasi atau era pasca-Soeharto di Indonesia dimulai
pada tahun 1998, tepatnya saat Kejatuhan Soeharto Presiden
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh
wakil presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini didirikan oleh
lingkungan sosial politik yang lebih terbuka.
Proses reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara
yang lebih tinggi, berbeda dengan penyensoran yang meluas saat
Orde Baru. Akibatnya, debat politik menjadi lebih terbuka di media
massa dan ekspresi seni makin meningkat. Peristiwa-peristiwa yang
telah membentuk Indonesia dalam periode ini di antaranya
serangkaian peristiwa terorisme (termasuk bom Bali 2002) serta
gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004.

1. Penjarahan dan pembakaran di Jakarta, 14


Mei 1998.
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia
melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan
terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai
gerakan mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti
pada 12 Mei 1998 yang menyebabkan empat mahasiswa tertembak
mati dan kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya.
Gerakan mahasiswa pun meluas hampir di seluruh Indonesia. Di
bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto
akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada 21
Mei 1998.
2. Kepresidenan Habibie (1998–1999)
Setelah pengunduran diri Soeharto, Wakil Presiden B.J. Habibie
dilantik sebagai presiden dan melakukan berbagai reformasi politik.
Pada Februari 1999, pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-
Undang Partai Politik yang mencabut pembatasan jumlah partai
politik (parpol). Sebelumnya, pada masa Soeharto, hanya tiga parpol
yang diperbolehkan. Parpol juga tidak diwajibkan berideologi
Pancasila. Hal ini mengakibatkan partai politik bermunculan dan 48 di
antaranya akan bersaing dalam pemilihan legislatif 1999.
Pada Mei 1999, pemerintahan Habibie mengesahkan Undang-
Undang Otonomi Daerah yang merupakan langkah pertama dalam
desentralisasi pemerintahan Indonesia dan memungkinkan provinsi-
provinsi untuk lebih berperan dalam mengatur daerahnya. Pers lebih
dibebaskan pada pemerintahan Habibie, meskipun Kementerian
Penerangan tetap dipertahankan. Tahanan politik seperti Sri Bintang
Pamungkas, Muchtar Pakpahan, dan Xanana Gusmão juga
dibebaskan atas perintah Habibie.
Pada era Habibie juga dilangsungkan pemilihan umum legislatif
1999, yang merupakan pemilihan bebas pertama sejak pemilu
legislatif 1955. Pemilu ini diawasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
yang independen, bukan komisi pemilihan yang diisi menteri-menteri
pemerintah seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.
Habibie juga menyerukan referendum untuk menentukan masa
depan Timor Timur. Tindakan ini mengejutkan banyak orang dan
membuat marah beberapa orang. Pada tanggal 30 Agustus,
penduduk Timor Timur memilih untuk merdeka. Lepasnya provinsi
ini merugikan popularitas dan aliansi politik Habibie.
3. Kepresidenan Abdurrahman Wahid (1999–2001)
Pada 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden
Indonesia. Kabinet pertama, yang diberi nama Kabinet Persatuan
Nasional, adalah kabinet koalisi yang mewakili beberapa partai
politik: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB), Golkar, Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan (PK).
Perwakilan nonpartisan dan militer (TNI) juga ditempatkan dalam
kabinet. Salah satu reformasi administrasi negara yang dilakukan Gus
Dur adalah penghapusan Kementerian Penerangan, senjata utama
Orde Baru untuk mengendalikan media, dan pembubaran
Kementerian Kesejahteraan, yang telah menjadi korup pada masa
Orde Baru.

4. Kepresidenan Megawati (2001–2004)


Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri, putri
pendiri Indonesia sekaligus presiden pertama Sukarno, proses
reformasi demokrasi yang dimulai pada periode Habibie dan Gus Dur
terus berlanjut, meskipun berjalan lambat dan tidak menentu.
Megawati mengumumkan susunan Kabinet Gotong Royong pada 10
Agustus 2001 untuk membantunya mengatur negara. Selama
kabinet ini bertugas, Megawati tidak pernah melakukan perombakan
kabinet dan hanya mengangkat beberapa pelaksana tugas karena
beberapa menteri mengundurkan diri sehubungan dengan
pencalonan mereka pada Pilpres 2004.Munculnya ikon oposisi
terhadap rezim Suharto ke kursi kepresidenan pada awalnya
disambut secara luas, tetapi segera terlihat bahwa kepresidenannya
ditandai dengan ketidaktegasan, kurangnya arah ideologis yang jelas,
dan “dikenal pasif dalam urusan kebijakan penting”.Sisi baik dari
lambatnya kemajuan reformasi dan menghindari konfrontasi adalah
bahwa Megawati menstabilkan proses demokratisasi secara
keseluruhan dan hubungan antara legislatif, eksekutif, dan militer.
Meskipun pada tahun 2004 ekonomi telah stabil dan cukup
pulih dari krisis 1997, angka pengangguran dan kemiskinan tetap
tinggi. Konstitusi Indonesia kemudian diamendemen agar presiden
dipilih langsung oleh rakyat, dan Megawati mencalonkan diri untuk
masa jabatan kedua. Ia secara konsisten tertinggal dalam berbagai
jajak pendapat. Sebagian penyebabnya adalah pemilih Muslim yang
cenderung memilih kandidat laki-laki dan kinerja Megawati
dipandang biasa-biasa saja selama menjabat sebagai presiden. Meski
tampil lebih baik dari perkiraan pada putaran pertama pemilu
presiden 2004, tetapi di putaran kedua ia dikalahkan oleh Susilo
Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan pada masa pemerintahan Megawati.
5. Kepresidenan Susilo
Bambang Yudhoyono (2004–
2014)
Pemilu Presiden Indonesia 2004 merupakan pemilu pertama
yang memilih pasangan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla
memenangi pemilu setelah melewati dua putaran pemilihan. Pada
21 Oktober 2004, SBY mengumumkan susunan Kabinet Indonesia
Bersatu.
Dua bulan setelah SBY menjabat, gempa bumi dan tsunami
Samudra Hindia 2004 melanda Aceh dan negara-negara lain di
sepanjang garis pantai Samudra Hindia.
Tiga bulan kemudian, gempa susulan memicu tsunami di Pulau
Nias. Pada tahun 2006, Gunung Merapi meletus dan disusul gempa
bumi di Yogyakarta.Indonesia juga mengalami wabah flu burung dan
semburan lumpur Sidoarjo. Pada tahun 2007, banjir besar melanda
Jakarta. SBY mengizinkan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso membuka
pintu air Manggarai dengan risiko membanjiri Istana Kepresidenan
Pada 1 Oktober 2005, bom bunuh diri terjadi di pulau Bali.
Kelompok Islam militan Jemaah Islamiyah diduga berada di
balik serangan tersebut, meskipun penyelidikan polisi masih
dilakukan. Kelompok tersebut juga bertanggung jawab atas bom Bali
2002. SBY mengutuk serangan itu serta berjanji untuk “memburu
para pelakunya dan membawa mereka ke pengadilan”.Pada tahun
2005, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6% yang kemudian
menurun menjadi 5,5% pada tahun 2006.Inflasi mencapai 17,11%
pada tahun 2005, tetapi menurun menjadi 6,6% pada tahun
2006.SBY juga mengalokasikan lebih banyak dana untuk mengurangi
kemiskinan. Pada tahun 2004, 18 triliun rupiah dalam APBN
dialokasikan untuk mengentaskan kemiskinan, yang meningkat
menjadi 23 triliun pada tahun 2005 dan 51 triliun pada tahun 2006.
Pada bulan Maret dan Oktober 2005, SBY membuat keputusan untuk
memotong subsidi bahan bakar yang menyebabkan kenaikan harga
bahan bakar.Masyarakat miskin diberi kompensasi dengan Bantuan
Langsung Tunai (BLT), tetapi pemotongan subsidi kemudian
menurunkan popularitas SBY. Pada Mei 2008, kenaikan harga minyak
turut mendorong keputusan SBY untuk sekali lagi memotong subsidi
BBM, yang menjadi penyebab protes masyarakat pada Mei dan Juni
2008.
Pada pemilu presiden 2009, SBY terpilih untuk masa jabatan
kedua bersama Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia. Mereka
mengalahkan dua kandidat: Megawati Soekarnoputri–Prabowo
Subianto dan wakil presiden saat itu, Jusuf Kalla–Wiranto. Pasangan
SBY–Boediono memenangkan pemilu dengan lebih dari 60% suara
nasional pada putaran pertama. Mereka lalu mengumumkan susunan
Kabinet Indonesia Bersatu II pada 21 Oktober 2009.
Pada Oktober 2010, Gunung Merapi meletus, menewaskan 353
orang.Sementara itu, gempa bumi dan tsunami juga melanda
Kepulauan Mentawai.
6. Kepresidenan Joko Widodo (2014–2024)
Pada pemilu presiden 2014, Joko Widodo (Jokowi) bersama
dengan Jusuf Kalla (yang kembali dicalonkan sebagai wakil
presiden) mengalahkan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Jokowi
adalah presiden pertama tanpa latar belakang politik atau militer
yang tinggi.Dalam kampanye pemilu 2014, Jokowi berjanji akan
meningkatkan pertumbuhan PDB hingga 7% dan mengakhiri
kebijakan bagi-bagi kursi (memberikan jabatan pemerintahan pada
koalisi politiknya), meski janji tersebut belum terpenuhi. Pada masa
pemerintahannya, rupiah mencapai rekor terendah dalam 20 tahun
terakhir.Pernyataan kontroversial yang diucapkan oleh mantan
wakil gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menimbulkan
perbedaan pendapat di kalangan Muslim saat pemilihan Gubernur
DKI Jakarta 2017. Sejumlah protes dilancarkan sebagai tanggapan
atas ucapan Ahok oleh berbagai kelompok Islam pada November
dan Desember 2016 di Jakarta.Belakangan, pemerintahan Jokowi
melarang organisasi Hizbut Tahrir Indonesia.
Ada kekhawatiran akan menurunnya kebebasan berekspresi
selama periode ini, terbukti dengan penangkapan, penahanan, dan
pemenjaraan banyak orang karena aktivitas media sosial mereka
yang diartikan sebagai “penghinaan” kepada presiden.Beberapa
bencana seperti gempa bumi (di Palu, Lombok, dan Banten) dan
kabut asap akibat deforestasi di Kalimantan dan Sumatra terjadi
selama periode pemerintahan Jokowi. Pengeboman terkait ISIS juga
terjadi di Jakarta dan Surabaya.
Pada Maret 2018, Badan Pusat Statistik melaporkan angka
kemiskinan di Indonesia sebesar 9,82 persen, turun dari Maret 2017
yang sebesar 10,64 persen. Ini adalah pertama kali tingkat
kemiskinan di Indonesia turun hingga di bawah dua digit.
Sebelumnya, angka kemiskinan selalu di atas 10 persen, bahkan
mencapai 23,4 persen pada 1999 pascakrisis 1997–1998.
Pada 17 April 2019, Indonesia mengadakan pemilihan umum
serentak. Untuk pertama kalinya, pemilihan dilakukan terhadap
presiden dan wakil presiden, serta anggota DPR, DPD, dan DPRD
secara bersamaan.Pemilu ini digambarkan sebagai “salah satu
pemungutan suara satu hari paling rumit dalam sejarah global”.[40]
Jokowi dan calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengalahkan Prabowo
dan pasangannya, Sandiaga Uno. Pemilu ini diikuti oleh protes dan
kerusuhan di bulan Mei yang mengakibatkan setidaknya delapan
pengunjuk rasa tewas.Pada 16 Agustus 2019, empat puluh tiga
pelajar Papua di Surabaya, Jawa Timur ditangkap oleh polisi setelah
adanya laporan bahwa bendera Indonesia dirusak di luar gedung
tempat mereka tinggal,yang menyebabkan protes di Papua dan
bagian lain Indonesia. Serangkaian demonstrasi massa yang
dipimpin oleh mahasiswa terjadi di kota-kota besar Indonesia pada
September 2019 untuk memprotes undang-undang baru yang
mengurangi kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta
beberapa RUU lainnya.Protes tersebut kemudian berkembang
menjadi gerakan mahasiswa terbesar di Indonesia sejak demonstrasi
tahun 1998 yang menjatuhkan rezim Suharto.
Penyakit koronavirus 2019 (COVID-19), yang sedang
berlangsung di seluruh dunia, pertama kali dikonfirmasi menyebar
ke Indonesia pada 2 Maret 2020. Hingga 5 November 2020, virus ini
telah mengakibatkan lebih dari 14.000 kematian di Indonesia.Pada
akhir 2020, pandemi menyebabkan perekonomian jatuh ke dalam
resesi untuk pertama kalinya dalam 22 tahun.
Pada Oktober 2020, sejumlah protes meluas di seluruh
Indonesia setelah DPR mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja
yang kontroversial.
C. Sejarah perkembangan korupsi dan perilaku
koruptif di Indonesia dari era orde lama sampai
sekarang
Korupsi di Indonesia sudah menjadi masalah sejak zaman
kerajaan dan terus berlanjut hingga sekarang,Berikut adalah sejarah
perkembangan korupsi dan perilaku koruptif di Indonesia dari era
orde lama sampai sekarang:
1. Era orde lama
Meskipun Indonesia baru merdeka, masalah korupsi sudah ada
dalam kehidupan masyarakat Indonesia di era Orde Lama. Beberapa
kasus korupsi terjadi pada masa itu, seperti pada 11 April 1960, di
mana 14 pegawai negeri terbukti melakukan korupsi
2. Era Orde Baru
Pada masa pemerintahan Orde Baru, korupsi di Indonesia
sudah sampai pada tahap membudaya.Pola pemerintahan Orde Baru
yang melindungi koruptor dapat dipahami dengan jelas melalui
pendekatan ekonomi politik korupsi
Pada pidato kenegaraan, Pj Soeharto di depan anggota
DPR/MPR menjelang hari kemerdekaan RI tanggal 16 Agustus 1967,
menyalahkan rezim Orde Lama yang tidak mampu melakukan
korupsi sehingga segala kebijakan ekonomi dan politik berpusat di
Istana.
Pidato itu memberi isyarat bahwa Soeharto bertekad untuk
membasmi korupsi sampai ke akar-akarnya. Wujud dari tekad itu tak
lama kemudian dibentuklah Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang
diketuai Jaksa Agung
3. Era reformasi
Pada masa Reformasi, dibentuklah Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang terbukti mampu membawa koruptor ke
pengadilan Namun, upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
masih jauh dari memuaskan.
Sejak berdirinya KPK, lembaga ini telah berhasil menangani
banyak kasus korupsi, termasuk kasus korupsi yang melibatkan
pejabat tinggi negara.Namun, KPK juga mengalami banyak hambatan,
seperti upaya kewenangan dan pengaruh politik
4. Saat ini
Korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia. Meskipun
pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas
korupsi, namun hasilnya masih jauh dari memuaskan.Kegiatan
korupsi yang sudah ada sejak zaman kerajaan membuat korupsi di
Indonesia juga disebut sebagai warisan budaya, jika hal ini terjadi
terus menerus maka akan sangat sulit bagi Indonesia untuk bisa lepas
dari praktik-praktik korupsi karena sudah dianggap sebagai hal yang
sudah biasa dan wajar terutama dalam politik dunia
Dapat disimpulkan bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi
masalah sejak zaman kerajaan dan terus berlanjut hingga sekarang.
Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk
memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh dari memuaskan.
D.Urgensi nilai- nilai pancasila dan integritas
dalam kajian Sejarah
Pancasila dan integritas memiliki urgensi yang sangat penting
dalam kajian sejarah Indonesia. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa nilai-nilai Pancasila dan keutuhan sangat penting dalam
kajian sejarah:
1. Mempertahankan keberagaman dan kesatuan bangsa
Pancasila mengakui keberagaman sosial, budaya, dan agama di
Indonesia. Konsep ini menekankan pentingnya menghargai
perbedaan dan mempertahankan persatuan bangsa
 Dalam sejarah Indonesia, Pancasila telah menjadi dasar
negara yang mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki
banyak perbedaan dan keragaman
2. Membangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi
Integritas merupakan nilai yang sangat penting dalam
membangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Konsep
Zona Integritas diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai
upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, bebas korupsi,
efektif, dan pelayanan publik yang prima
 Dalam sejarah Indonesia, korupsi telah menjadi masalah
yang merajalela dan menjadi penghambat pembangunan
nasional,Oleh karena itu, integritas sangat penting dalam
membangun pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan
Pancasila dan keutuhan juga sangat penting dalam
meningkatkan kualitas kepemimpinan di Indonesia. Seorang
pemimpin yang bermoral dan berintegritas Pancasila akan mampu
memimpin dengan baik dan memberikan manfaat bagi rakyat.
 Dalam sejarah Indonesia, pemimpin yang bermoral dan
berintegritas Pancasila telah mampu memimpin
bangsa Indonesia menuju kemajuan dan
kesejahteraan.
Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Pancasila dan integritas
memiliki urgensi yang sangat penting dalam kajian sejarah Indonesia.
Pancasila dan integritas dapat membantu mempertahankan
keberagaman dan kesatuan bangsa, membangun pemerintahan yang
bersih dan bebas korupsi, serta meningkatkan kualitas kepemimpinan
di Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila dan integritas harus terus
diterapkan dan diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai