Latar belakang
Lahirnya Orde Baru ditandai Tri Tuntutan Rakyat atau Tritura yang terdiri dari tiga
tuntutan, yakni pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan
harga.
Akan tetapi sikap Presiden Soekarno bertolak belakang dengan aksi-aksi mereka.
Hingga terjadi peristiwa G30S/PKI yang membuat rakyat Indonesia menurunkan
kepercayaannya terhadap pemerintahan Soekarno.
Supersemar menjadi titik awal berkembangnya kekuasaan Orde Baru. Dalam Surat
Perintah tersebut Soekarno menunjuk Soeharto untuk melakukan segala tindakan
demi keamanan, ketenangan, dan stabilitas politik.
Sistem pemerintahan
Di masa Orde Lama, komunisme dan gagasan yang bertolak belakang dengan
Pancasila sempat meluas. Hal ini membuat Soeharto di masa jabatannya melakukan
indoktrinasi Pancasila. Beberapa metode indoktrinasi yang dilakukannya yaitu:
Sistem pemerintahan pada masa Orde Baru adalah presidensial dengan bentuk
pemerintahan Republik dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi yang berlaku.
Dalam periode masa Orde Baru, terjadi banyak perubahan-perubahan politik dan
ekonomi. Perekonomian Indonesia berkembang pesat walaupun dibarengi dengan
praktik korupsi yang merajalela.
Melalui beberapa kebijakannya, politik dan ekonomi negara juga semakin kuat.
Namun kondisi ini menurun ketika terjadi krisis moneter pada 1997.
Krisis inilah yang membuat pemerintah kehilangan kepercayaan rakyat sehingga
Soeharto sebagai presiden mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998 yang
mengakhiri kekuasaan Orde Baru.
Tahun 1997-1998 merupakan periode Orde Baru yang menjadi masa kelam bagi
rakyat Indonesia. Perekonomian yang tadinya melesat langsung mengalami
penurunan disusul dengan berakhirnya rezim Orde Baru.
Setelah tiga dasawarsa lebih menjabat, Orde Baru ambruk akibat krisis ekonomi
yang melanda sejak tahun 1997. Ditambah besarnya gelombang demonstrasi di
berbagai daerah membuat Presiden Soeharto mundur pada 21 Mei 1998.