Anda di halaman 1dari 22

BERTEMAN DENGAN PARA PAHLAWAN

SUKARNO
Presiden pertama Indonesia ini lahir di Surabaya pada
tanggal 6 Juni 1901. Sukarno merupakan salah satu tokoh
proklamator kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan
RI, dalam sidang PPKI, Ir Sukarno terpilih secara aklamasi
sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Tidak ada yang mudah bagi Sukarno ketika menjabat


presiden pertama Indonesia karena bayangan penjajah yang
masih enggan melepaskan serta meninggalkan Indonesia.
Terbukti dengan adanya kejadian kejadian genting seperti
Agresi Militer Belanda II yang menjadikan Sukarno ditahan
Belanda meski posisinya sebagai presiden Indonesia saat
itu. Wibawa kuat yang ada pada diri Sukarno akhirnya
membuat dunia internasional saat itu mengecam Belanda dan mengakui Sukarno memang
satu-satunya pemimpin sah Indonesia.

Sukarno menjabat presiden sejak tahun 1945 hingga tahun 1966. Selama 21 tahun
memerintah Republik Indonesia, banyak prestasi yang telah diraih. Sukarno memberikan
gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika
yang masih belum merdek, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri,
sehingga pada tahun 1955 mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di
Bandung yang menghasilkan Dasasila Bandung. Sukarno juga berusaha untuk selalu terlibat
di dunia internasional melalui politik bebas-aktif yang terbukti berdampak positif saat itu.
Didalam negeri keberhasilan operasi Trikora (Tiga Komando Rakyat) pada tahun 1960 dalam
rangka pembebasan Irian Barat dari Belanda, merupakan sebuah keberhasilan Sukarno dalam
melaksanakan amanat UUD 1945 untuk kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke.

SOEHARTO
Sebagai presiden kedua Indonesia, Soeharto lahir di
Kemusuk, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921.
Soeharto menjadi presiden melalui sidang istimewa MPRS
pada tahun 1967. menggantikan Presiden Soekarno, dimana
pengukuhan dilakukan pada Maret 1968. Beliau dikenal
dengan julukan The Smiling General, Jenderal yang
memang dikenal dengan raut mukanya yang selalu
tersenyum. Soeharto dianugerahi gelar pula sebagai Sang
Jenderal Besar Bintang Lima. Presiden RI dengan masa
jabatan paling lama sekitar 32 tahun, dalam rentang waktu
antara tahun 1967 sampai 1998.

Masa kepemimpinan Soeharto disebut sebagai masa Orde


baru dimana kebijakan politik baik dalam dan luar negeri
diubah oleh Presiden Soeharto. Pada awal pemerintahannya
Soeharto menerapkan kebijakan stabilisasi politik. Setelah berhasil memulihkan kondisi
politik, Soeharto mulai membuat kebijakan pembangunan nasional yang direalisasikan
melalui pembangunan jangka pendek dan pembangunan jangka panjang. Pambangunan
Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki
misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia,
sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25-30 tahun. Melalui kebijakan
Repelita ini, Soeharto pada tahun 1983 melalui Tap MPR No. V tahun 1983, mengangkat
Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia.

Pada masa jabatannya terdapat prestasi yang luar biasa, salah satunya adalah berhasilnya
swasembada beras pada tahun 1984. Pada tahun 1985 FAO menganugerahkan sebuah medali
emas, karena Indonesia berhasil menyumbangkan satu juta ton gabah. Prestasi lainnya yang
mendapatkan penghargaan dari organisasi internasional adalah program penekanan jumlah
penduduk melalui kebijakan Keluarga Berencana (KB). Tahun 1988 KB berhasil
dilaksanakan, sehingga pada tahun 1989 WHO menganugerahkan piagam penghargaan.

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE

BJ Habibi merupakan Presiden RI ketiga lahir di Pare-


pare pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie yang lebih
dikenal dalam bidang teknologi menjadi presiden,
setelah pengunduran diri Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998. Masa jabatan Habibie hanya berjalan selama 1
tahun 5 bulan mulai dari tanggal 21 Mei 1998 sampai
dengan tanggal 20 Oktober 1999. Dalam masa jabatan
singkatnya, kondisi Indonesia yang pada waktu itu
dalam keadaan krisis, justru mampu menunjukkan bukti
nyata usaha-usahanya dalam memperbaiki berbagai
krisis yang terjadi. Satu bukti nyatanya adalah
menguatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang
mencapai titik Rp 6500,- saja. Meski ditengah
kontroversi karena adanya pihak pro dan kontra
menyoal naiknya Habibie sebagai presiden, berbagai langkah dilakukannya untuk Indonesia
yang lebih baik.

ABDURRAHMAN WAHID

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur merupakan Presiden


keempat ini, terkenal dengan slogan “Gitu Aja Kok Repot”,
selalu terlihat bersahaja dan santai dalam setiap
pembicaraan. Lahir di Jombang pada tanggal 7 September
1940, Abdurrahman Wahid merupakan seorang tokoh
muslim Indonesia yang sangat dikenal dan juga merupakan
pemimpin politik. Karir politik Gus Dur diawali ketika
keterlibatannya di PKB atau Partai Kebangkitan Bangsa
adalah pembuka jalan untuk meraih kursi presiden
Indonesia, menggantikan Habibie pada tanggal 20 Oktober
1999. Gus Dur menjabat sebagai Presiden Indonesia
hingga tanggal 23 Juli 2001.

Pada masa pemerintahannya, Gus Dur dikenal


sebagai Bapak Pluralism, karena beliau sangat menghargai
keberagaman dalam berbagai hal, terutama keberagaman suku, agama, dan ras. Saat
memimpin, Gus Dur berani mendobrak diskriminasi pada warga Tionghoa. Gus Dur diakui
sebagai tokoh yang gigih dalam mempertahankan prinsip pluralisme Indonesia serta
memperjuangkan perlindungan hak azasi masyarakat sipil dan hak kaum minoritas. Hal ini
dilakukan untuk menjaga eksistensi NKRI. Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia
kembali mendapatkan kebebasan merayakan Tahun Baru Imlek pada tahun 2000 ketika
Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967 tentang larangan kegiatan
perayaan Imlek. Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan
Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai
hari libur fakultatif (libur hanya bagi yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek
resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri mulai tahun 2003.

MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

Lahir di Yogyakarta pada tanggal 23 Januari 1947


dengan nama lengkap Dyah Permata Megawati
Setyawati Soekarnoputri. Sebelum diangkat sebagai
presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8
dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Pada
tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi
menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI
ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid.
Megawati merupakan presiden wanita pertama
Indonesia dan satu-satunya sampai saat ini.Masa
jabatannya sebagai presiden berlangsung dari
tanggal 23 Juli 2001 sampai tanggal 20 oktober
2004.

Karir politik Megawati dimulai sejak tahun 1986


sebagai anggota DPR. Perjalanan karir politiknya
diwarnai perjuangan yang luar biasa dalam kubu Partai Demokrasi Indonesia yang
merupakan partai yang diusung Megawati. Pada tahun 1999 akhirnya Megawati mengubah
nama PDI menjadi PDI Perjuangan yang langsung mampu mendominasi pemilu 1999.
Selama 3 tahun masa jabatan Megawawti sebagai Presiden RI, beliau telah membuat prestasi.
Diantaranya adalah menguatkan demokrasi di Indonesia dengan mencetuskan pemilu
presiden secara langsung. Pada masa Presiden Megawati juga, lahirnya Undang-undang KPK
tahun 2002. dan lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada tahun 2003

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih dikenal


dengan sebutan SBY, lahir di Arjosari Tremas Pacitan,
Jawa Timur pada tanggal 9 September 1949. Karir politik
SBY dimulai pada tahun 2000, yang ketika itu ditunjuk
sebagai Menteri Pertambangan dan Energi selama masa
pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak
lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya
sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya
menjabat Menkopolsoskam. Pada masa pemerintahan
Megawati sebagai presiden, beliau pada tanggal 10 Agustus 2001, dilantik menjadi Menko
Polkam dalam Kabinet Gotong-Royong, tetapi pada tanggal 11 Maret 2004, SBY memilih
untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini
membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi
puncak kepemimpinan nasional.

SBY dicatat sebagai Presiden Indonesia keenam terpilih pertama pilihan rakyat dalam dua
periode. Periode pertama SBY terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kalla
mulai Oktober 2004 hingga Oktober 2009. Pada periode kedua SBY terpilih kembali sebagai
presiden dengan wakil presiden Budiono mulai Oktober 2009 sampai Oktober 2014.

Selama 10 tahun pemerintahan SBY berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi


5,5%. perekonomian Indonesia tersebut dinilai tumbuh cukup signifikan oleh banyak
kalangan. Hal itu dibuktikan dari sendi-sendi perekonomian nasional yang tetap stabil.
Padahal, banyak negara-negara maju di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa
mengalami krisis ekonomi. Utang negara telah berada dalam situasi yang jauh lebih aman
dengan rasio utang 23 persen terhadap PDB. Pendapatan per kapita rakyat Indonesia
meningkat hampir 3,5 kali lipat dari sekitar Rp 10,5 juta pada 2004 menjadi sekitar Rp 36,6
juta pada 2013. Di kancah internasional, dalam 10 tahun pemerintahannya, SBY berhasil
mengembangkan 9 strategic partnership dan 7 comprehensive partnership. Juga kerja sama
peningkatan misi perdamaian dunia secara signifikan dengan mengirimkan pasukan Garuda.
Kini Indonesia berada di urutan 17 dalam kontribusi perdamaian dunia.

JOKO WIDODO

Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya


kehidupan saat rumahnya tergusur. Rumah petak
sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah
Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa
travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi
kecil adalah sosok pendiam, namun pandai
bergaul. Jokowi sebagai orang yang selalu
mengalah untuk menghindari pertengkaran. Sikap
tersebut diwarisi dari kedua orangtuanya yang
selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung
jawab.

Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya,


disaat temanya bersepeda ontel. Kala itu sekolah
tidak terlalu jauh dari rumah dan cukup berjalan
kaki. Bakti kepada orangtua ditunjukkan lewat
sikap juga sejumlah prestasi. Saat menjadi
Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, orang tidak pernah menyangka
perjalanan hidup Joko kecil anak tukang kayu itu kini menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Setelah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
Mada lulus tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN. Ia
kembali ke Solo dan bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda
Jati. Tahun 1998 dirinya memulai berbisnis sendiri bermodal dari pengalaman yang dimiliki.
Dengan kerja keras, ketekunan dan keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan
bisnisnya dan menjadi seorang eksportir mebel.

Pada tahun 2005 Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo
bersama partai politik PDI Perjuangan beliau menjabat selama dua kali masa bakti 2005-
2015. Dalam masa jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota..
Banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel dan
taman ini bahkan hingga saat terpilih menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya,
Solo banyak mengalami kemajuan oleh gebrakan progresif dilakukannya. Ia banyak
mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka
perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Pada tahun 2007
Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di
kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan
perbelanjaan. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah
Konferensi Organisasi Kota-kota Warisan Dunia pada bulan Oktober 2008. FMD pada tahun
2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Tahun 2012, Beliau bersama
dengan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (Ahok) menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI
Jakarta dan selanjutnya menjadi Presiden Indonesia bersama wakilnya Jusuf Kalla

1. Ir. Soekarno
Tentunya, kalian sudah tak asing lagi dengan tokoh proklamasi ini. Yup, beliau adalah
Presiden pertama RI yang menjabat. Ir. Soekarno atau yang kerap disapa dengan
Bung Karno ini, memiliki andil yang besar dalam memperjuangkan Kemerdekaan RI.
Bung Karno lahir di Surabaya, tanggal 6 Juni 1901. Ia merupakan tokoh pencetus
ideologi Pancasila sebagai dasar negara. Saat akan terjadinya peristiwa proklamasi, ia
bersama Bung Hatta diculik oleh golongan muda ke Rengasdengklok. Mereka didesak
agar segera memproklamasikan Kemerdekaan RI. Akhirnya, ia bersama Moh. Hatta
dan Ahmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi yang bertempatkan di rumah
Laksamana Maeda. Lalu, di tanggal 17 Agustus 1945, ia mengumandangkan teks
proklamasi di halaman rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur No. 56.
2. Drs. Moh. Hatta
Tokoh proklamasi kelahiran Bukittinggi, tepatnya di tanggal 12 Agustus 1902,
merupakan partner dari Bung Karno. Bagaimana tidak, beliau selalu mendampingi
Soekarno kemana pun.
Moh. Hatta juga berperan penting saat terjadinya proklamasi. Ia turut menyusun
naskah proklamasi bersama 2 tokoh lainnya. Ia bersama Ir. Soekarno menandatangani
teks Proklamasi atas usulan tokoh-tokoh lainnya dan mengatasnamakan bangsa
Indonesia. Dia juga turut serta dalam organisasi Panitia Sembilan yang diketuai oleh
Soekarno. Di Panitia Sembilan ini, Bung Hatta diberikan sebuah kepercayaan untuk
menjabat sebagai Wakil Ketua.
3. Mr. Achmad Soebardjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo, lahir di Kabupaten Karawang. Tepatnya pada tanggal
23 Maret 1896. Beliau merupakan salah satu anggota dari organisasi Panitia Sembilan
yang diketuai oleh Soekarno. Selain itu, ia merupakan anggota dari BPUPKI yang
kemudian ia tergabung dalam PPKI. Achmad Soebardjo, juga andil dalam peristiwa
perumusan naskah proklamasi bersama Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Ia juga berperan
untuk menjadi penengah ketika terjadinya perbedaan pendapat antara golongan muda
dan golongan tua.
4. Mr. Mohammad Yamin
Prof. Mr. Mohammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Kota
Sawahlunto. Ia merupakan seorang ahli sejarawan, sastrawan, budayawan, ahli
hukum, dan politikus yang disegani sebagai seorang Tokoh Proklamasi dan Tokoh
Pahlawan Nasional.
M. Yamin merupakan salah satu anggota dari BPUPKI. Selain itu, beliau juga turut
bergabung dalam organisasi Panitia Sembilan. Selain itu, ia juga turut
menyumbangkan pemikirannya dalam sidang BPUPKI yang mana saat itu membahas
mengenai dasar negara.
5. KH. Wahid Hasyim
Wahid Hasyim merupakan salah satu Tokoh Proklamasi yang lahir pada tanggal 19
April 1914 di Cimahi. Ia juga terlibat dalam Panitia Sembilan bersama rekan-
rekannya yang lain. KH. Wahid Hasyim merupakan salah satu tokoh ulama yang turut
menegaskan dan memusyawarahkan bunyi poin pertama pada Piagam Jakarta yang
selanjutnya disebut sebagai Pancasila.
6. Abdoel Kahar Moezakir
Abdoel Kahar Moezakir merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang mendapat
gelar sebagai Tokoh Nasional. Beliau merupakan tokoh yang berasal dari Yogyakarta
yang lahir pada tanggal 16 April 1907. Abdoel Kahar Moezakir juga memiliki peran
penting dalam mempersiapkan terjadinya peristiwa proklamasi. Ia juga merupakan
anggota dari Panitia Sembilan. Selain itu, ia juga pernah tergabung dalam BPUPKI.
7. Abikoesno Tjokrosoejoso
Abikoesno Tjokrosoejoso merupakan salah satu tokoh yang memiliki jasa dalam
Kemerdekaan Indonesia. Ia lahir di Kota Kebumen, tahun 1897. Tercatat, ia
merupakan anggota dari BPUPKI dan dilanjutkan dengan Panitia Sembilan. Beliau
juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan yang pertama kali dalam Kabinet
Presiden kita yang pertama.
8. H. Agus Salim
Agus Salim merupakan tokoh yang turut memperjuangkan kemerdekaan untuk
Republik Indonesia. Pria kelahiran 8 Oktober 1884, juga ditetapkan sebagai Pahlawan
Nasional. Menurut sejarah, Agus Salim pernah bergabung dengan Sarekat Islam (SI)
di tahun 1915 dan menggantikan H. O. S. Tjokroaminoto sebagai pemimpin. Beliau
juga merupakan anggota dari BPUPKI yang kemudian menjadi anggota Panitia
Sembilan. Ia juga merupakan seorang jurnalistik dan mulai bergabung menjadi
seorang jurnalis di kisaran tahun 1915 pula.
9. Mr. Alexander Andries Maramis
Alexander Andries Maramis, atau yang kerap disapa dengan A. A. Maramis juga
merupakan salah satu tokoh yang berjuang demi memerdekakan negara ini. Ia lahir di
Manado, 20 Juni 1897 dan mendapatkan sebuah penghargaan sebagai Pahlawan
Nasional. Tercatat, A. A. Maramis juga termasuk anggota BPUPKI. Ia juga
merupakan anggota dari Panitia Sembilan yang diketuai oleh Bung Karno. Beliau-lah
yang mengusulkan perubahan poin pertama pada Piagam Jakarta kepada Moh. Hatta,
yangs selanjutnya dimusyawarahkan dengan tokoh-tokoh lainnya.
10. Soekarni Soekarni lahir di Blitar, tepatnya pada tanggal 14 Juli 1916. Ia merupakan
salah satu dari golongan muda yang gigih dalam berjuang merebut dan mengusir
penjajah kala itu. Ia merupakan sosok yang penting saat terjadinya proklamasi. Beliau
juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional di tahun 2014 oleh Presiden Joko
Widodo.Soekarni merupakan salah satu sosok yang turut serta dalam peristiwa
Rengasdengklok. Beliau juga yang mengusulkan agar Soekarno – Hatta yang
menandatangani naskah proklamasi atas nama Bangsa Indonesia.
11. Wikana
Wikana lahir di Kota Sumedang pada tanggal 18 Oktober tahun 1914 dari golongan
yang memiliki hak istimewa pada saat itu. Ia juga memiliki kelebihan yang mana
mampu mempelajari beberapa bahasa asing secara lancar.
Di awal perjuangan, ia turut bergabung dengan organisasi bernama Menteng 31. Ia
bersama Chaerul Saleh dan Sukarni mendatangi Soekarno – Hatta untuk
membawanya ke Rengasdengklok. Ia juga berperan aktif dalam mempersiapkan
kegiatan proklamasi yang diadakan di kediaman Soekarno pada tanggal 17 Agustus
1945.
12. Sutan Syahrir
Tokoh yang lahir di Padang Panjang pada tanggal 5 Maret 1909, merupakan seorang
penulis yang intelektual. Ia juga memiliki hobi membaca buku yang terbit dari benua
Eropa. Ia bersama Bung Hatta pernah memimpin PNI Baru (Partai Nasional
Indonesia) di tahun 1932. Namun siapa sangka, Sutan Syahrir lah yang mendesak
Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan RI. Peristiwa
desakan itupun terjadi pada tanggal 15 Agustus 1945 dengan dukungan dari golongan
muda.
13. Jusuf Kunto
Tokoh ini lahir di Salatiga, 8 Agustus 1921. Sebelumnya, Jusuf Kunto pernah masuk
ke dalam daftar tentara Jepang. Jusuf Kunto juga turut berperan dalam
mempersiapkan Proklamasi RI. Saat itu, ia juga terlibat dalam peristiwa
Rengasdengklok guna mendesak 2 tokoh Proklamator agar memproklamasikan
Kemerdekaan RI.
14. Sayuti Melik
Pernah bertanya-tanya, siapakah pengetik naskah Proklamasi RI? Yup, dia adalah
Sayuti Melik. Tokoh kelahiran 22 November 1908 ini merupakan suami dari S. K.
Trimurti yang mana juga berperan penting dalam memproklamasikan kemerdekaan
saat itu. Sayuti Melik juga menjadi anggota PPKI yang dibentuk pada tanggal 7
Agustus 1945. Selain itu, ia juga tergabung dalam organisasi Menteng 31, yang mana
organisasi inilah yang berperan dalam peristiwa Rengasdengklok.
15. Fatmawati
Tentunya, Anak Nusantara sudah tak asing lagi dengan sosok ini. Ibu Fatmawati lahir
pada tanggal 5 Februari 1923 yang merupakan istri dari Bapak Proklamator kita,
Soekarno. Ia memiliki peran penting dalam kemerdekaan Indonesia. Fatmawati-lah
yang menjahit sang saka Merah Putih yang diiringi dengan isak tangis haru.

16. Latief Hendraningrat


Tokoh yang memiliki jasa penting ini, terlahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari
tahun 1911 dengan nama lengkap Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat. Ia
memiliki karir di bidang militer, yang bermula tergabung dengan anggota PETA. Ia
merupakan pengibar bendera Merah Putih saat peristiwa Proklamasi tanggal 17
Agustus 1945.
17. Suhud Sastro Kusumo
Suhud Sastro Kusumo atau yang kerap disapa dengan S. Suhud, lahir pada tanggal 10
April 1925. Suhud memiliki peran penting saat terjadinya pembacaan teks proklamasi.
Ia bersama Latief yang mengibarkan bendera kebanggannegara kita. Dan Suhud-lah
yang mencari tiang bendera guna mengibarkan Sang Saka Merah Putih.
18. S. K. Trimurti
Soerastri Karma Putri merupakan tokoh kelahiran Boyolali, tepatnya pada tanggal 11
Mei 1912. Ia merupakan istri dari Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi. Trimurti
sangat aktif di bidang jurnalistik. Selain itu, ia juga pernah menjadi guru di beberapa
sekolah pada saat itu. Meluasnya berita tentang Proklamasi Kemerdekaan RI, ada
sosok Trimurti di baliknya. Ia diminta untuk mencetak teks proklamasi secara banyak
untuk disebarluaskan ke seluruh negeri.
19. Kasman Singodimedjo
Kasman Singodimedjo merupakan tokoh pejuang kemerdekaan RI yang lahir di
Kabupaten Purworejo pada tanggal 25 Februari 1904. Kasman merupakan komandan
PETA pada saat itu. Ia juga turut mengamankan situasi dan kondisi saat pembacaan
naskah proklamasi kemerdekaan. Kasman juga merupakan anggota dari PPKI dan
setelah kemerdekaan ia diangkat menjadi ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat).
20. Frans Mendur
Frans Soemarto Mendur lahir di Kawangkoan, 16 April 1913. Pada tanggal 17
Agustus 1945, ia berperan sebagai fotografer yang mengabadikan detik-detik
proklamasi kemerdekaan. Untuk mengabadikannya, ia memerlukan tenaga yang
ekstra. Karena, keberangkatannya itu diketahui oleh tentara Jepang hingga akhirnya
mereka kejar-kejaran dan seluruh hasil jepretannya dihancurkan oleh tentara Jepang
tersebut. Namun, pada akhirnya masih tersisa tiga foto yang ia abadikan.

Anda mungkin juga menyukai