Anda di halaman 1dari 5

Nama : Al Faris Usmaeni M.

Kelas : 8B

Judul Buku : Soekarno

Penulis : Taufik Adi Susilo

Penerbit : Al Ruzz MEDIA

Tebal Buku : 234 halaman

“Soekarno, Biografi Singkat 1901-1970” Karangan Taufik Adi

Susilo

September 04, 2013

I. Pendahuluan

Ir. Soekarno. Beliaulah Presiden Republik Indonesia yang pertama.


Beliau adalah sosok pahlawan yang terkenal dengan predikat Bapak
Proklamator dan Bapak Bangsa (Founding Father). Ir. Soekarno
banyak berperan dalam membangkitkan semangat bangsa,
memberikan jati diri bangsa serta meletakkan dasar NKRI, yaitu
Pancasila.

II. Sinopsis Buku “Soekarno, Biografi Singkat 1901-1970”


Bapak Proklamator, begitulah sebutan bagi Ir. Soekarno, Presiden
Republik Indonesia yang pertama. Laki-laki yang lahir di Lawang
Seketeng, Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901 ini juga
mendapat julukan Bapak Bangsa (Founding Father) karena banyak
berperan dalam membangkitkan semangat bangsa Indonesia,
memberikan jati diri bangsa, dan meletakkan dasar negara Republik
Indonesia, Pancasila.

Ayah dan ibunya yaitu Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu
Nyoman Rai memberi nama anak keduanya ini dengan nama Kusno
Sosrodiharjo. Akan tetapi, Kusno kecil selalu sakit-sakitan, maka
namanya diganti Soekarno.

Soekarno mengatakan bahwa, ibunya pernah berkata : “Kelak


engkau akan menjadi orang yang mulia, engkau akan menjadi
pemimpin rakyat kita.”. Soekarno juga menganggap tanggal
kelahirannya merupakan pertanda baik. Beliau mengatakan, “Hari
lahirku ditandai oleh angka serba enam, tanggal enam bulan enam.
Nasib paling baik untuk dilahirkan dengan bintang Gemini. Dan
memang begitulah aku sesungguhnya, dua sifat yang berlawanan.
Karena aku terdiri dari dua belahan, aku dapat memperlihatkan
segala rupa, aku dapat mengerti segala pihak, aku memimpin semua
orang. Boleh jadi ini secara kebetulan bersamaan. Boleh jadi juga
pertanda lain. Akan tetapi, kedua belahan dari watakku
menjadikanku seseorang yang merangkul semuanya.”

Sejak kecil, Soekarno tinggal bersama kakekknya di Tulungagung.


Pada usia 14 tahun, Soekarno diajak seorang kawan bapaknya
bernama Haji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam,
tinggal di Surabaya dan disekolahkan di Hoogere Burger School
(HBS). Secara otomatis beliau bertemu dengan para pemimpin
Sarekat Islam, bahkan beliau kemudian bergabung dengan
organisasi Jong Java.

Setelah tamat dari HBS pada tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke


Technische High School di Bandung, dan tamat pada tahun 1925.
Ketika kuliah di Bandung, beliau berinteraksi dengan Tjipto
Mangunkusumo dan Douwes Dekker, yang saat itu merupakan
pimpinan organisasi Indishe Partij. Beliau memang senang
berorganisasi dan berpolitik. Oleh karena itulah beliau mendirikan
sebuah partai politik PNI yang memiliki program untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia.

Namun sayang, karena intensitas kegiatan politiknya, pada tahun


1930 beliau ditahan pemerintah kolonial Belanda dan kemudian
dijatuhi hukuman selama empat tahun di penjara Sukamiskin,
Bandung. Delapan bulan kemudian, kasusnya disidangkan. Dalam
pembelannya di Landraad, Bandung yang berjudul Indonesia
Menggugat, Soekarno menegaskan perlawanannya terhadap
kolonialisme Belanda. Pembelaannya itu membuat Belanda semakin
marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI dibubarkan. Ternyata, pidato
pembelaan beliau juga menggegerkan dunia internasional.
Akibatnya, pemerintah kolonial Belanda terpaksa membebaskan
Soekarno sebelum masa hukumannya selesai.

Setelah bebas dari penjara Sukamiskin, beliau masuk ke Partai


Indonesia dan memimpin majalah partai yang radikal yaitu, Fikiran
Rakjat. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang
ke Ende, Flores, pada tahun 1933. Pada tahun 1938, Soekarno
dipindah ke Bengkulu, dan kembali bebas pada masa penjajahan
Jepang pada 1942. Jepang menyadari besarnya pengaruh Soekarno
di kalangan rakyat Indonesia, sehingga Soekarno tidak dihukum
ataupun dibuang, tetapi justru dimasukkan dalam berbagai
organisasi seperti Putera dan BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan


gagasan tentang dasar negara yang disebutnya “Pancasila”. Lalu
pada 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Drs. Moh. Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Dan pada tanggal 18
Agustus 1945, Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden
Republik Indonesia yang pertama.

Sejarah mencatat bahwa pada masa pemerintahannya, beliau turut


mengusahakan persatuan Nusantara. Bahkan beliau berusaha
menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dengan mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955
yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Antara tahun 1964-1965, beliau kembali menggelorakan semangat


revolusioner bangsanya ke dalam peperangan melawan Federasi
Malaysia yang didukung Inggris. Situasi semakin kacau ketika terjadi
peristiwa G 30 S PKI. Tragedi pembunuhan atas tujuh Angkatan
Darat tersebut menimbulkan kesemrawutan di seluruh negeri.
Akhirnya, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret
1966 kepada Mayjen Soeharto. Dan pada tahun 1968, jabatan
presiden berganti dari Soekarno menjadi Soeharto. Setelah lepas
dari tugas mengatur negara, Ir. Soekarno beristirahat di rumah.
Beliau meninggalkan kita semua pada 21 Juni 1970.
III. Ulasan

Ir. Soekarno, beliau adalah seorang pria yang berperan besar dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia. Beliau berjuang secara terus menerus dengan buah-
buah pikirannya, meskipun berkali-kali dibuang di berbagai tempat
pengasingan. Karakter revolusioner dan jiwa patriotisme beliau terbentuk dari
rangkaian penderitaan hidup yang dialaminya. Ir. Soekarno adalah seorang
yang penuh kepedulian kepada sesama, terutama kepada golongan yang
tertindas dan terhisap. Beliau juga sangat benci dengan apa yang dinamakan
“Penindasan”.

Dari perjuangan beliau, banyak manfaat yang dapat diambil, seperti semangat
revolusioner dan jiwa patriotismenya yang tidak pernah padam, selalu
berjuang dan terus berjuang meskipun harus dihukum dan dibuang, menjadi
orang yang peduli terhadap sesama, selalu bertanggung jawab dan dapat
dipercaya, serta menjadi pemimpin bangsa yang bijaksana dalam memilih
keputusan.

Sebagai generasi penerus bangsa yang bertanggung jawab, kita harus


meneruskan perjuangan para pahlawan dengan berbagai cara meskipun
sekarang ini bukan lagi zaman yang penuh peperangan. Kita dapat memulai
dengan rajin belajar, mengenal pahlawan secara lebih dekat, dan bersikap
cinta tanah air.

Anda mungkin juga menyukai