Hukum Permintaan
Dari sekian banyak faktor yang bisa memengaruhi naik turunnya permintaan hukum
permintaan hanya menjelaskan hubungan antara harga dengan jumlah barang dan
jasa yang diminta, sedangkan faktor lain selain harga dianggap tetap atau tidak
berubah.
Hukum permintaan berbunyi sebagai berikut, “Bila harga suatu barang atau jasa naik
maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun. Dan bila harga suatu barang
atau jasa turun maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan naik; dengan syarat
ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap tidak berubah atau konstan atau tetap).”
Dengan syarat ceteris paribus berarti hukum permintaan tersebut akan hanya
berlaku bila faktor lain-lain yang bisa memengaruhi naik turunnya permintaan tidak
berubah. Apabila faktor-faktor lain berubah maka hukum permintaan tidak berlaku
lagi. Contoh: saat pernikahan Pangeran Charles berlangsung, dunia terutama para
wanita terkesima oleh kecantikan dan keanggunan Lady Diana. Mereka
berbondong-bondong untuk meniru model rambut gaya Lady Diana. Mengetahui
gejala ini para pemotong rambut segera meninggikan tarif potong. Kenaikan
harga/tarif bukan malah menyurutkan keinginan para wanita untuk memotong
rambut ala Diana, permintaan justru tetap meningkat searah dengan selera
masyarakat yang sedang meningkat terhadap sang Putri.
Hal ini menunjukkan bila faktor-faktor lain berubah, dalam hal ini selera berubah
(tidak tetap) maka hukum permintaan tak berlaku lagi. Terbukti dengan kenaikan
harga/tarif potong yang tidak mengurangi jumlah permintaan akan jasa potong
rambut.
Bila kita cermati bunyi hukum permintaan di atas maka antara harga dan jumlah
barang/jasa yang diminta memiliki hubungan negatif, atau harga berbanding terbalik
dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Artinya, kenaikan harga justru diikuti
oleh penurunan jumlah barang atau jasa yang diminta, dan sebaliknya penurunan
harga justru akan diikuti oleh kenaikan jumlah barang atau jasa yang diminta.
Fungsi Permintaan
Dari bunyi hukum permintaan di atas kita melihat adanya hubungan antara harga
dengan jumlah barang atau jasa yang diminta. Hubungan tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk fungsi, yang disebut dengan fungsi permintaan. Jadi, yang dimaksud
fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga
(P) dengan jumlah barang atau jasa yang diminta (Qd), yang dirumuskan sebagai
berikut:
Qd (jumlah barang atau jasa yang diminta) merupakan fungsi dari P (harga). Di sini
berarti banyak sedikitnya Qd (jumlah barang/jasa yang diminta) bergantung pada
besar-kecilnya P (harga). Fungsi tersebut apabila ditulis dalam bentuk persamaan
linear sederhana adalah sebagai berikut:
Adakalanya kita diharuskan mencari terlebih dulu fungsi permintaan dari suatu
kumpulan data permintaan. Jadi, di sini yang diketahui hanya kumpulan data
permintaan, dan tugas kita adalah mencari bagaimana fungsi permintaannya, karena
memang fungsi permintaannya belum diketahui.
Contoh: Bila harga kue Rp50,- jumlah kue yang diminta 10 buah. Bila harga
naik menjadi Rp60,- jumlah kue yang diminta menjadi 8 buah.
Carilah:
a. fungsi permintaannya
b. Gambarkan grafik atau kurvanya
c. Bila fungsi permintaan sudah diketahui, tentukanlah berapa Q (jumlah kue yang
diminta) bila P (harga) = Rp90,-
Jawab
a. Diketahui: P1 = 50 Q1 = 10
P2 = 60 Q2 = 8
Untuk menentukan fungsi permintaannya dapat digunakan rumus persamaan garis
lurus melalui dua titik yakni:
1) Cara kedua:
Diketahui dari data permintaan di atas.
bila P1 = 50 Q1 = 10
bila P2 = 60 Q = 8
Dari data tersebut didapat dua titik, yaitu titik (10,50) dan (8,60) sehingga kurva
permintaannya bisa pada gambar seperti gambar
Keterangan:
Bila garis kurva diteruskan ke atas maka akan memotong sumbu P pada titik (0,100)
dan bila diteruskan ke bawah akan memotong sumbu Q pada titik (20,0).
Dalam hukum penawaran kita akan melihat hubungan antara harga dengan jumlah
barang atau jasa yang ditawarkan. Hukum penawaran berbunyi: “Bila harga naik
maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan akan naik, dan bila harga turun
maka jumlah barang atau jasa yang ditawarkan ikut turun, dengan syarat ceteris
paribus (faktor-faktor lain dianggap tidak berubah/tetap/konstan).
Dengan syarat ceteris paribus berarti hukum penawaran hanya berlaku bila faktor
lain yang memengaruhi naik turunnya penawaran tidak berubah. Apabila faktor-
faktor lain yang berubah (syarat ceteris paribus tidak terpenuhi) maka hukum
penawaran tidak berlaku lagi. Contoh: bila harga naik, seharusnya menurut hukum
penawaran, jumlah barang atau jasa yang ditawarkan akan naik, tetapi karena ada
faktor lain yang berubah yakni meningkatnya biaya produksi akibatnya kenaikan
harga justru diikuti oleh penurunan penawaran. Mengapa demikian? Karena
kenaikan harga yang terjadi tidak sepadan dengan kenaikan biaya produksi yang
begitu membengkak sehingga produsen merugi bila menambah penawarannya.
Selanjutnya, bila kita mencermati bunyi hukum penawaran di atas maka terdapat
hubungan positif antara harga dengan jumlah barang atau jasa yang ditawarkan.
Atau dengan istilah lain, harga berbanding lurus dengan jumlah barang/jasa yang
ditawarkan, dan penurunan harga akan diikuti oleh menurunnya jumlah barang atau
jasa yang ditawarkan.
Fungsi Penawaran
Qs P (jumlah barang atau jasa yang ditawarkan) merupakan fungsi dari P (harga).
Artinya, banyak sedikitnya Qs bergantung pada besar kecilnya P (harga). Fungsi
tersebut di atas bila ditulis dalam bentuk persamaan linear sederhana akan tampak
sebagai berikut:
Keterangan:
Qs= jumlah barang atas jasa yang ditawarkan
P = harga
a = konstanta
b = koefisien (b bertanda positif karena harga dan jumlah barang atau jasa yang
ditawarkan memiliki hubungan positif)
Contoh fungsi penawaran adalah Q = –3 + 20P.
Fungsi ini bisa ditulis menjadi Q = 20P –3 atau bisa pula ditulis menjadi -20P = –Q-3
a. Untuk mencari fungsi penawaran, pilihlah dua pasang data dari tabel di atas,
misalnya kita pilih P = 100, Q = 10 dan P = 250, Q = 20.
Dengan demikian P1 = 150 dan Q1 = 10
P2 = 250 dan Q2 = 20