Disusun Oleh:
NIM : 011700004
Kelompok : A1
I. TUJUAN
A =λ⋅ N
Keterangan:
λ = konstanta peluruhan
Sifat acak suatu pengukuran selalu mengikuti suatu distribusi tertentu, sebagai contoh
eksperimen uang logam dan dadu mengikuti distribusi binomial. Bila distribusi
binomial tersebut mempunyai probabilitas sangat kecil maka akan berubah menjadi
distribusi Poisson, sedangkan bila distribusi Poisson tersebut menghasilkan nilai ukur
yang besar (beberapa literatur menuliskan > 40) maka berubah menjadi distribusi
Gauss (Normal).
Zat radioaktif mempunyai konstanta peluruhan ( λ ) yang sangat kecil, misalnya
U-238 adalah 4.88 10-18 dan aktivitas sumber biasanya bernilai “sangat besar” dalam
orde Bq (peluruhan per detik), misalnya aktivitas 1 µCi setara dengan 3.7 10 4
peluruhan per detik. Oleh karena itu pancaran radiasi mengikuti distribusi Gauss
(Normal).
Oleh karena aktivitas zat radioaktif bersifat acak mengikuti Distribusi Gauss
(Normal) maka intensitas radiasi yang terukurpun akan bersifat acak sehingga data
hasil pengukurannya juga akan mengikuti distribusi Gauss.
Pengukuran intensitas radiasi yang dilakukan secara berulang pasti akan
memperoleh hasil pengukuran yang berbeda-beda. Yang menjadi pertanyaan adalah
“berapakah nilai ukur yang sebenarnya”.
Dengan fenomena tersebut di atas maka pengukuran intensitas radiasi harus
dilakukan secara berulang, baik beberapa kali atau dalam selang waktu cukup panjang,
yang berarti akumulasi nilai dari pengulangan waktu beberapa detik. Nilai ukur
sebenarnya diduga berada di dalam rentang nilai rata-rata ± nilai simpangannya.
Sebagaimana perhitungan matematika biasa, nilai rata-rata dapat dihitung dengan
persamaan sebagau berikut:
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑁
Setiap pengukuran selalu mempunyai kesalahan (eror) oleh karena itu hasil
pengukuran atau kalkulasi yang berdasarkan hasil pengukuran harus ditampilkan
dalam bentuk suatu rentang nilai (bukan nilai tunggal). Rentang nilai tersebut adalah
ketidakpastian suatu pengukuran. Nilai ukur sebenarnya diduga berada di dalam
rentang nilai tersebut. Pertanyaannya adalah “seberapa yakinkah nilai ukur sebenarnya
berada di dalam rentang nilai tersebut”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka
kita perlu menyajikan data dalam bentuk persamaan. Hasil pengukuran disajikan
dengan “format” seperti berikut ini:
𝑋 = 𝑋̅ ± 𝜆. 𝜎
Tabel 1. Nilai probabilitas yang stabil dan yang sesuai yang paling sering digunakan
untuk pengukuran radiasi yaitu :
𝜏 table p
2.580 0.010
1.960 0.050
1.645 0.100
1.000 0.317
1 sigma 1 68,5 %
2 sigma 2 95,5 %
3 sigma 3 99,5 %
Gambar 3: dugaan nilai sebenarnya berada di dalam rentang nilai yang
ditampilkan dengan tingkat kepercayaan 1 sigma (kiri) dan tingkat kepercayaan 2
sigma (kanan).
3.1. Alat
1. Pen dose
2. Radiameter
2. Dilakukan pencacahan selama 20 menit, Pada tiap satu menit, ditulis data
pencacahannya.
V. PERHITUNGAN
Xi-Xbar (Xi-Xbar)^2
-42,7 1823,29
-39,7 1576,09
8,3 68,89
11,3 127,69
-24,7 610,09
-3,7 13,69
-7,7 59,29
-18,7 349,69
-9,7 94,09
-4,7 22,09
43,3 1874,89
16,3 265,69
2,3 5,29
19,3 372,49
18,3 334,89
19,3 372,49
17,3 299,29
8,3 68,89
-13,7 187,69
1,3 1,69
Jumlah 8528,2
Rata-rata 426,41
̅ )2
∑(Xi −X 8528,2
𝜎1 = √ = √ = 20,64
𝑛−1 20
Xi-Xbar (Xi-Xbar)^2
-62,4 3893,76
19,6 384,16
-9,4 88,36
41,6 1730,56
24,6 605,16
37,6 1413,76
9,6 92,16
-12,4 153,76
-25,4 645,16
-24,4 595,36
18,6 345,96
18,6 345,96
13,6 184,96
-16,4 268,96
-23,4 547,56
-7,4 54,76
36,6 1339,56
2,6 6,76
-14,4 207,36
-27,4 750,76
Jumlah 13654,8
Rata-rata 682,74
̅ )2
∑(Xi −X 13654,8
𝜎2 = √ = √ = 26,1293
𝑛 20
̅ 1−X
|X ̅ 2|
𝜏 (𝑐𝑎𝑙𝑐) =
√𝜎1 2 +𝜎2 2
|174,7−180,4|
=
√(20,6497)2 +(26,1293)2
5,7
=
√426,4101+682,7403
5,7
= 33,304
= 0,1712
Karena diambil tingkat kepercayaan 95% dengan nilai p 0,05 dan 𝜏 (𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒)
1,960 sehingga :
𝜏 (𝑐𝑎𝑙𝑐) ≪ 𝜏 (𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒)
VI. PEMBAHASAN
Radiasi yang dipancarkan oleh suatu zat radioaktif bersifat acak atau random.
Selain itu juga radiasi yang dipancarkan tidak bisa kita lihat, kita rasakan dengan
indera manusia. Oleh karena itu diperlukan suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui adanya radiasi yang disebut alat ukur radiasi. Dengan menggunakan alat
ukur radiasi maka kita dapat melakukan statistika pencacahan dari suatu sumber
tersebut. Pada praktikum ini dilakukan statistika pencacahan pada dua tempat yaitu
daerah samping utara irradiator dan lab aktiv dengan tujuan menguji signifikansi laju
paparan di area irradiator gamma kategori II dengan lokasi menggunakan uji-T.
Dalam uji-T terdapat main area dan sub area, main area yaitu daerah dekat irradiator
sedangkan sub area daerah yang tidak terlalu dekat dengan irradiator.
Pertama-tama, dicatat dosis awal pada pen dose. Hal ini dapat menjadi salah-
satu pencegahan agar praktikan tidak terlalu terpapar radiasi yang begitu banyak.
Setelah itu dilakukan pencacahan tanpa pengukuran jarak dari daerah yang
cacahannya akan diukur. Pada masing-masing tempat dilakukan pencacahan selama
20 menit dengan tiap menitnya dicatat nilai cacahannya. Pada rumus yang
menggunakan n-1, karena pengukuran pencacahan langsung di tempatnya sehingga
rumusnya menjadi n saja dikarenakan populasi pengambilan data pada tempat
tersebut yaitu 20 bukan n-1 yang kemudian menjadi 19.
VII. KESIMPULAN
Uji T-Test pada daerah samping utara irradiator ( daerah 4) sebagai main area
dan lab aktiv sebagai sub area didapatkan hasil 𝜏 (𝑐𝑎𝑙𝑐) ≪ 𝜏 (𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒) dengan tingkat
kepercayaan 95%, sehingga hipotesis awal dapat diterima dan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara keduanya.