Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ILMU BAHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : PARAMITHA SYABANI MADUSILA


ASTRI RAHAYU
KELOMPOK : VI
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA :SINTESIS DAN KARAKTERISASI TiO2/Ti
NANOTUBE MENGGUNAKAN METODE ANODISASI
PEMBIMBING : FIFI NURFIANA, M.Sc
Tanggal Pengumpulan : 17 Januari 2021

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2021
I. Tujuan

1. Mengetahui mekanisme degradasi fotokatalitik

2. Menginterpretasikan data hasil uji X-ray Powder Diffraction (XRD)

II. Dasar Teori

A. Titanium Dioxide

TiO2 merupakan bahan semikonduktor dengan band gap sebesar 3,2 ev


(Klein dkk., 2016). TiO2 banyak digunakan karena kelebihan dalam stabilitas
kimia dan panas, toksisitas yang rendah, harga yang relatif terjangkau, dan
kemampuan fotokatalisis yang dapat berjalan pada suhu ruangan (Kralchevska
dkk., 2012).

TiO2 sendiri banyak dimanfaatkan sebagai komposisi baterai lithium,


pembangkit listrik tenaga surya dan photochemical degradation, dyesensitized
solar cell, self-cleaning surface, sensor, and biomedicine (Tan dkk., 2014). TiO2
memiliki kapasitas oksidasi yang besar, high photochemical dan bilogical
stability. TiO2 murni, hanya dapat menyerap energi matahari sebesar 2-5 % pada
permukaan bumi, dan memiliki kemampuan yang baik untuk menyerap energi
pada panjang gelombang dibawah 400 nm (Gelombang UV) (Grabowska dkk.,
2013).

Stuktur kristal TiO2 sangat mempengaruhi sifat kimia dan fisika TiO2.
TiO2 memiliki 3 struktur kristal, yaitu anastase, rutile dan brokite. Diantara tiga
stuktur kristal ini, bentukan anastase merupakan bentukan yang paling aktif
(Yang dkk, 2015). Secara komersial TiO2 disebut sebagai P25 TiO2 dengan
komposisi struktur 20 % rutile dan 80% anastase (Hai dkk., 2014).
Gambar. 1. Struktur Kristal TiO2 (a) Rutile, (b) Anastase, (c)
Brokite (Nurfiana, 2015).
Morfologi TiO2 sangat mempengaruhi proses fotokatalik yang terjadi.
TiO2 one dimensional nanostructure (nanowire, nanotubes, nanorod) akan
meningkatakan aktifitas TiO2 karena struktur ini akan meningkatkan transfer
muatan (Yang dkk., 2015). Kristal TiO2 yang berukuran nano memiliki sifat
optik dan sifat elektrik yang yang lebih baik sehingga banyak digunakan dalam
proses aplikasi konversi energi matahari seperti proses fotokatalisis, fotokromik,
dan fotovoltanik (Lee dkk., 2010).

Gambar. 2. Struktur Morfologi TiO2 Nanotubes. (Ali, Hannula, 2017).


B. Rapid Breakdown Anodization (RBA)

Telah banyak metode yang digunakan untuk memperoleh TiO2. Sintesis


dengan menggunakan metode rapid breakdown anodization (RBA) akan
mendapatkan produk serbuk atau film tipis TiO2 dengan struktur nanotubes
dalam waktu yang cepat. Proses ini dilakukan dengan larutan elektrolit seperti
perklorat, klorit, florida dan lain – lain (Guerrero-Araque dkk., 2017).

Proses anodisasi dilakukan dengan mengalirkan arus searah pada larutan


elektrolit. Dimana logam yang hendak dioksidasi diposisikan sebagai anoda dan
digunakan katoda karbon atau platinum. Jarak antara kedua elektroda ini secara
konvensional adalah 1 cm. Proses anodisasi ini merupakan proses yang mudah
dan sederhana karena dapat dilakukan pada suhu ruangan dan hanya berlangsung
dalam hitungan menit saja. Selama proses RBA, plat titanium akan dioksidasi
dengan menggunakan tegangan konstan dalam medium berupa larutan ionik
klorat atau perklorat. Pada kondisi ini, plat titanium akan teroksidasi sehingga
akan terbentuk serbuk yang lepas dari plat Ti dan akan membentuk suspensi putih
titanium dioksida nanotubes (Guerrero-Araque dkk., 2017).

Gambar. 3. Skema Proses Rapid Breakdown Anodization (Fahim dkk, 2009).


Proses anodisasi titanium telah berkembang sangat pesat. Pada generasi
pertama digunakan larutan elektrolit HF. Pada proses ini didapatlah nano array
film tipis TiO2 nanotubes (TiO2 NT). Pada generasi kedua dilakukan anodisasi
dengan menggunakan larutan buffer elektrolit dan pengontrolan pH untuk
meminimalisis oksidasi diluar larutan. Pada proses sintesis ini didapatlah
struktur TiO2 NT yang lebih panjang dalam skala mikrometer. Pada generasi
ketiga dilakukan proses anodisasi dengan menggunakan larutan non-aqueous
seperti eline glikol, gliserol, formamid, dan dimetil sulfoksida (DMSO). Proses
sintesis ini berhasil menambahkan panjang TiO2 NT hingga ratusan mikrometer
(Ali, Hannula, 2017).

Generasi selanjutnya adalah dengan menggunakan elektrolit klorit atau


klorat. Telah ditemukan bahwa ion klorit akan bekerja sama halnya seperti ion
florida yang akan membentuk kompleks [TiCl6]2- yang larut dalam air. Plat
titanium akan beraksi dengan elektron sehingga membentuk ion Ti4+. Ti4+ akan
beraksi dengan OH- membentuk Ti(OH)4 dan beraksi dengan oksigen
membentuk TiO2, Ti(OH)4 ini juga akan membentuk TiO2 (Ali, Hannula, 2017).

Dalam kondisi lingkungan ion klorat atau klorit TiO2 akan bereaksi
dengan ion klorat membentuk kompleks [TiCl6]2- yang larut dalam air sebagai
akibat pengaplikasian tegangan pada larutan. Proses inilah yang akan
menghasilkan TiO2 NT. Mekanime ini ditunjukan oleh persamaan 1 hingga 8
(Ali, Hannula, 2017).

Ti + 2H2O → TiO2 + 4H+ + 4e- (1)

Ti → Ti4+ + 4e- (2)

Ti4+ + 4OH- → Ti(OH)4 (3)

Ti4+ + 2O2-→ TiO2 (4)

Ti(OH)4 → TiO2 + 2H2O (5)

TiO2 + 6Cl-→ [TiCl6]2- + 2H2O (6)

Ti(OH)4 + 6Cl- → [TiCl6]2- + 4OH- (7)

Ti4+ + 6Cl- → [TiCl6]2- (8)

C. Photocatalytic

Proses fotokatalitik adalah teknik yang menjajikan dalam pengolahan air


dan udara dengan konsentrasi polutan yang rendah. Fotokatalisis dilakukan
dengan mengaplikasikan bahan-bahan semikonduktor untuk menghasilkan
elektron. TiO2 paling aktif dalam proses fotokatalitik (Guerrero-Araque dkk.,
2017).
Proses fotokatalitik akan terjadi akibat perbedaan energi level pada
permukaan pada pita konduksi dan pita valensi TiO2. Elektron yang terinduksi
oleh photon menghasilkan reaksi oksidasi dan reduksi pada permukaan kristal
(Yang dkk., 2015). Proses fotokatalitik dapat dilakukan untuk mendegradasi
berbagai limbah organik, seperti hidrokarbon, aromatik, heterocyclic dengan
nitrogen, hidrogen sulfida, surfaktan dan herbisida yang terkandung dalam air
(Tahiri Alaoui dkk., 2012).

Fotokatalitik merupakan interaksi antara muatan bawaan yang terdapat


material semikonduktor dan dalam media lingkungan seperti air dan udara.
Fotokatalitik dapat terjadi pada konsekuensi dibawah sinar UV dengan panjang
gelombang dibawah 400 nm. Muatan bawaan semikonduktor ( elektron dan hole)
akan menginduksi material, dengan adanya medium akan menyebabkan
terhambatnya proses rekombinasi elektron dan hole sehingga akan menyebabkan
reaksi oksidasi atau reduksi yang mengenerasi terjadinya degradasi polutan
(Tahiri Alaoui dkk., 2012).

TiO2 + Hv → TiO2 + e- +h

e- + O2 → O2*

O2*→ O* + O*

Gambar. 4. Mekanisme Proses Fotokatalitik (Xu dkk., 2014).


Proses fotokatalitik terjadi akibat terjadinya loncatan elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Locatan elekton akan terjadi apabila TiO2 terkena energi
yang lebih besar dari band gap nya. Loncatan elektron ini menyebabkan hole
pada pita valensi yang bermuatan positif dan elektron pada pita konduksi yang
bermuatan negatif. Ketika terjadi proses rekombinasi, muatan positif pada pita
valensi akan menyebakan oksidasi pada air sehingga menghasilkan radikal
hidroksil. Radikal hidroksil ini akan menjadi agen yang memutus rantai kimia.
Elektron pada pita konduksi juga akan menyebabkan terjadinya reduksi O2
menjadi oksigen radikal yang sangat aktif menyerang polutan organik (Xu dkk.,
2014).

III. Metode
A. Alat
1. Amplas 13. Sonikator
2. Gunting 14. Neraca analitk
3. Gelas beker 15. Furnace
4. Batang pengaduk 16. Spectrometer UV-Vis
5. Labu ukur 17. Scanning Electron Microscopy (JSM-
6. Spatula 5310 LV)
7. Pinset 18. X-Ray Difraction (XRD-Shimadzu
8. Cawan porselen 7000)
9. Reactor fotokatalisis 19. Diffused Reflactance UV-Vis (DRS-
10. Lampu UV (hinomaru 13 Shimadzu UV-2450)
Watt) 20. Fourier Transform Infrared (FT-IR
11. Pipet tetes Shimadzu IR Prastige-21)
12. Kuvet
B. Bahan
1. Aseton
2. Akuabides
3. Ammonium fluoride (NH4F)
4. Etanol
5. Ethylene glycol
6. Foil stailees steel
7. Foil titanium (Ti)
C. Langkah kerja
Preparasi
1. Foil Ti dipotong dengan ukuran 4,5 cm x 1,5 cm.
2. Foil Ti diamplas dengan kertas amplas kasar.
3. Foil Ti diamplas kembali dengan menggunakan kertas amplas halus hingga
mengkilap.
4. Selanjutnya foil Ti dicuci dengan menggunakan air dan deterjen.
5. Foil Ti disonikasi menggunakan aseton sebanyak 10 mL selama 10 menit
6. Sinifikasi diulangi menggunakan etanol dan akuabides masing-masing 10 mL
selama 10 menit.
7. Foil Ti dikeringkan pada suhu ruang.
Sintesis TiO2 metode anodisasi
1. Foil Ti yang sudah dipreparasi dilakukan proses anodisasi dengan menempelkan
foil Ti sebagai anoda dan stailees steel sebagai katoda dengan jarak kedua
elektroda 1,5 cm.
2. Siapkan beker berukuran 50 mL, kemudian beker diisi dengan 0,3 gram NH4F,
2 mL akuabides, dan 40 mL Ethylene glycol.
3. Kedua elektroda dimasukkan kedalam gelas beker dengan bias potensial 40 V
dengan menggunakan DC power supply.
4. Anidisasi dilakukan selama 60 menit sambal distirerr dengan magnetic stirrer.
5. Foil Ti(OH)n hasil sintesis dibilas dengan menggunakan akuabides.
6. Setelah dibilas, foil Ti(OH)n dikeringkan pada suhu ruang.
7. Foil Ti(OH)n dikalsinasi ppada suhu 450oC selama 3 jam.
8. Hasil sintesis dilakukan karakteristik dengan menggunakan FT-IR, SEM, XRD,
dan DR-UV.

IV. Hasil dan Pembahasan


Sintsis TiO2 dilakukan menggunakan metode anodisasi dengan menggunakan
larutan Ethylene glycol dengan campuran NH4F dan air. Pada saat dilakukan anodisasi
Ti akan bereaksi dengan anion oksigen (O2-) yang terlaut dalam elektrolit dan
membentuk lapisan tipis pada permukaan Ti. Pada anoda terjadi reaksi dengan eletron
yang dibawa oleh oksigen dalam air, sedangkan pada sel katoda electron bereaksi denga
ion H+ yang akan membentuk H2. Pada permukaan Ti akan terbentuk lapisan oksida
yang dihasilkan dari interaksi antara Ti4+ dengan O2-.
Anion F- yang terdapat pada permukaan anoda akan memicu terjadinya proses
pelaruta lapisan oksida TiO2 untuk membentuk pori. Terbentuknya pori pada
permukaan lapisan TiO2 merupakan awal dari terbentuknya nanotube. Hasil sintesis
TiO2 dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hasil sintesis TiO2/Ti

Gambar 6. Hasil Spektra Pengukuran FT-IR Pada TiO2/Ti


Pada gambar 6 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat gugus O-H (stretching)) pada
bilangan gelombang 3225,12 cm-1 dan O-H (bending) pada bilangan gelombang
872,8266 cm-1. Munculnya gugus O-H menunjukkan adanya OH yang terikat dalam
atom Ti (Ti-OH). Bilangan gelombang 796,6351 cm-1 dan 457,149 cm-1 merupakan
vibrasi dari Ti-O, adanya vibrasi dari Ti-O menujukkan bahwa TiO2 terbentuk pada
permukaan Ti.
Gambar 6. Karakterisasi SEM pada Permukaan TiO2/Ti
Gambar 6 di atas merupakan hasil karakteristik menggunakan Scanning Electron
Microscopy (SEM) dengan perbesaran 200.000 kali. Pada gambar tersebut dapat
terlihat bahwa permukaan TiO2/Ti terdapat pori. Adanya pori tersebut menjunjukkan
bahwa telah terbentuk struktur tube. Dari gambar tersbut dapat dilihat bahwa ukuran
diameter tube sangat kecil (<50 nm). Berdasarkan karakteristik dengan menggunakan
SEM ini dapat dilihat bahwa sintesis TiO2/Ti menggunkaan metode anodisasi
menghasilkan struktur nanotube.

Gambar 7. Hasil Spektra Pengukuran XRD Pada TiO2/Ti


Gambar 7 di atas merupakan hasil karakterisasi TiO2/Ti dengan menggunakan X-
Ray Difraction (XRD). Berdasarkan hasil karakterisasi yang didapat menunjukkan
bahwa dengan kalsinasi pada suhu 450oC selama 3 jam menghasilkan kristal TiO2
dengan fase anatase. Fase anatase pada kristal ditujukkan degan puncak TiO2 pada 2θ
yaitu 25,3o; 37,8º; 48,0º; dan 68,8º. Selain puncak TiO2 juga terdapat puncak Ti yang
muncul pada pada 2θ yaitu 35,1°; 40,2°; 53,0°; 74,1°; dan 76,221°. Adanya puncak Ti
yang muncul menandakan bahwa tidak semu Ti berubah menjadi TiO2.
V. Kesimpulan
Bedasarkan beberapa karakteristik dari hasil sintesis TiO2, pada karakteristik
menggunakan FT-IR dapat diketahui bahwa telah terbentuk TiO2 berdasarkan adanya
vibrasi dari Ti-O padda bilangan gelobang 796,6351 cm-1 dan 457,149 cm-1. Pada
karakteristik menggunakan SEM dapat dketahui bahwa kristal yang dihasilkan berupa
nanotube. Tidak semua Ti berubah menjadi TiO2 ditunjukkan dengan adanya puncak
Ti pada hasil karakteristik dengan menggunakan XRD.

VI. Daftar Pustaka


Ali, S., Hannula, S. P., 2017, Titania nanotube powders obtained by rapid breakdown
anodization in perchloric acid electrolytes, Journal of Solid State Chemistry,
volume 249-February, 189–198.
Aritonang, A. B., Yuni, K., Krisnandi dan Gunlazuardi, J., 2018, Modification of TiO2
Nanotube Arrays with N Doping and Ag Decorating for Enhanced Visible Light
Photoelectrocatalyc Degradation of Methylene Blue, International Journal on
Advance Science Engineering Information Technology, ISSN 2088-5334.

Bai, J., Zhou, B ., Li, L., Liu, Y., Zheng, Q., Shao, J., Zhu, X., Cai, W., Liao, J dan Zou,
L., 2008, The Formation Mechanism of Titania Nanotube Arrays in Hydrofluoric
Acid Electrolyte, J Mater Sci 43:1880-1884.

Grabowska, E., Zaleska, A., Sorgues, S., Kunst, M., Etcheberry, A., Colbeau-Justin, C.,
Remita, H., 2013, Modification of titanium(IV) dioxide with small silver
nanoparticles: Application in photocatalysis, Journal of Physical Chemistry C,
volume 117-4, 1955–1962.

Guerrero-Araque, D., Ramírez-Ortega, D., Gómez, R., Acevedo-Peña, P., 2017, Rapid
breakdown anodization to obtain nanostructured TiO2powders for photocatalytic
hydrogen generation, Journal of Materials Science: Materials in Electronics,
volume 28-13, 9859–9866

Kralchevska, R., Milanova, M., Tsvetkov, M., Dimitrov, D., Todorovsky, D., 2012,
Influence of gamma-irradiation on the photocatalytic activity of Degussa P25
TiO2, Journal of Materials Science, volume 47-12, 4936–4945.
Tan, B., Zhang, Y., Long, M., 2014, Large-scale preparation of nanoporous TiO2 film
on titanium substrate with improved photoelectrochemical performance,
Nanoscale Research Letters, volume 9-1, 1–6.

Yang, Z., Wang, B., Cui, H., An, H., Pan, Y., Zhai, J., 2015, Synthesis of Crystal-
Controlled TiO2 Nanorods by a Hydrothermal Method: Rutile and Brookite as
Highly Active Photocatalysts, Journal of Physical Chemistry C, volume 119-29,
16905–16912.

Zhou, Xian-Tai, Hong-Bing, J dan Xing,J. H., 2012, Photocatalytic Degradation of


Methyl Orange Over Metalloporphyris Supported on TiO2 Degussa P25,
Molecules, 17:1149 1158.

Yogyakarta, 17 Januari 2021

Pembimbing Praktikan,

Fifi Nurfiana, M.Sc Paramitha Syabani M.

Astri Rahayu

Anda mungkin juga menyukai