Anda di halaman 1dari 20

I.

Judul : pH Meter

II. Tanggal Praktikum : 20 September 2018

III. Tujuan :

1. Mempelajari jalannya titrasi asidimetri/alkalimetri dengan menggunakan pH meter,


sehingga dapat ditentukan titik ekivalennya.
2. Mempelajari daerah kerja indikator asam/basa dan persentase kesalahannya dibandingkan
dengan pH meter.

IV. Dasar Teori

pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang
dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH
> 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan
keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat
kebasaan tertinggi.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa
adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+,
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ,
yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.

HxZ ⎯⎯→ xH+ + Zx-

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan
ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.
Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.

M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + xOH–

Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. (Yasin :
2010)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang
ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana.
Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal dengan
skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:

pH= -log [H+]


Analog dengan diatas, maka :

pOH= -log [OH–]

sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah:

Kw= [H+] [OH–]


pKw= pH + pOH
pada suhu 250C, pKw= pH + pOH=14

Karena pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif, maka makin besar
konsentrasi ion H+ makin kecil pH, dan karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka
larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan ion H+ sebesar 10n.
(Keenan. 1984)
Jadi dapat disimpulkan bahwa makin besar konsentrasi ion H+ makin kecil pH dan
Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.

Larutan buffer merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan pH lingkungannya


dari pengaruh penambahan sedikit asam atau basa kuat atau oleh pengenceran. Larutan buffer
memiliki pengaruh besar terhadap kondisi biokimiawi mahluk hidup. Hal ini dikarenakan
kondisi sebagian sel hidup memiliki kondisi pH mendekati 7. Buffer akan menerima ion H+
pada saat terjadi penambahan sedikit asam dan akan memberikan ion H+ pada saat terjadi
penambahan sedikit basa. Keseimbangan ionisasi untuk buffer memiliki hubungan antara nilai
pH dan pKa. Jika suatu asam lemah (HA) berdisosiasi menjadi H+ dan A–, maka dapat
digunakan seperti persamaan berikut.

Pengukuran pH juga dapat menggunakan alat yang lebih akurat yakni dengan
menggunakan potensiometer yang mampu mengukur dengan menggunakan sensor untuk
mendeteksi adanya konsentrasi ion melalui aktivitas). Potensiometer yang sering digunakan
untuk mengukur pH adalah pH meter. Prinsip kerja pH meter berdasarkan adanya elektroda
untuk mengukur pH (Gambar 1). Elektroda tersebut terdiri gelas elektroda dan elektroda
tambahan berupa kalomel.
Elektroda gelas memiliki membran yang permabel terhadap ion H+ atau ion-selective
electrode (ISE) dengan ketebalan 0,1 mm. Di elektroda gelas terdapat larutan 0,1 HCl yang
memiliki pH antara 0–1. Di dalam elektroda tersebut juga terhubung dengan kabel platinum
yang dibungkus dengan AgCl yang berisi larutan KCl. Selanjutnya, elektroda kalomel yang
berdekatan dengan porous plug memiliki fungsi untuk mengukur pH. Ketika bagian elektroda
tersebut dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion H+, maka elektroda akan
menghasilkan electromotive force (EMF) yang akan terhubung dengan sirkut elektroda dan
akan tercatat nilai pH di layar digital pH meter.

Gambar 1. Elektroda pH meter: (a) elektroda gelas; (b) elektroda gabungan


(Wilson & Walker, 2010).
pH meter adalah suatu instrumen elektronik yang digunakan untuk pengukuran pH (kadar
keasaman) suatu larutan ( meskipun bisa juga digunakan untuk pengukuran pH unsur semi-
solid).Kadar keasaman suatu larutan dikatakan netral apabila bernilai 7. Alat pH meter
sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan standar.
Kalibrasi bertujuan untuk mengenali buffer di dalam elektroda gelas selama pengukuran. Hal
ini dikarenakan konsentrasi ion H+ dalam elektroda gelas sering berubah-ubah dan juga untuk
mencegah electromotive force (EMF) yang berlebih
alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara elektroda pembanding dengan
elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Pemeliharaan pH Meter pH meter harus dirawat secara berkala untuk menjaga umur
pakai dari alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
1. Penggantian baterai dilakukan jika pada layer muncul tulisan low.
2. Pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal 1 minggu
sekali.Pembersihannya menggunakan larutan HCl 0.1 N (encer) dengan cara direndam
selama 30 menit kemudian dibersihkan dengan air DI.
3. Ketika tidak dipakai, elektroda utama bagian gelembung gelasnya harus selalu berada
pada keadaan lembab. Oleh karena itu, penyimpanan elektroda disarankan selalu
direndam dengan menggunakan air DA. Penyimpanan pada posisi keringakan
menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akanmudah rusak
dan pembacaannya tidak akurat.
4. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada suhu ruangan yang panas karena akan
menyebabkan sensor suhu pada alat cepat rusak.

Faktor yang mempengaruhi pH meter, yaitu :


1. Suhu
2. Kebersihan pH meter
3. Ketelitian
4. Kelembaban, dll.

V. Metode Kerja
5.1 Bahan
1. Indikator PP
2. Aquadest
3. NaOH
4. CH3COONH4
5. H3PO4
6. C2H4O6
5.2 Alat
1. Ph meter
2. Buret
3. Gelas beker
4. Gelas ukur
5. Pipet volume
6. Ball pipet
7. Kaca arloji
8. Batang pengaduk
9. Sendok sungu
10. Neraca analitik
11. Labu ukur
5.3 Langkah Kerja

a. Standarisasi NaOH 0,5 N

1. Ditimbang 20 gram NaOH.


2. Dilarutkan dalam 1 L aquadest dan disimpan dalam botol.
3. Ditimbang 3,15 gram asam oksalat.
4. Asam oksalat dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
5. Dipipet sebanyak 10 ml asam oksalat, dimasukan dalam erlenmayer.
6. Ditambahakan 3 tetes indicator PP.
7. Larutan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat.
8. Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
9. Titrasi diulang sebanyak 2 kali.

b. Titrasi menggunakan pH meter

1. Disiapkan alat pH meter.


2. Sebelum digunakan elektroda pada pH meter di bersihkan dan dicuci menggunakan
aquadest.
3. Eletroda dimasukan ke dalam aquadest. Penggunaan aquadest dalam proses ini karena
air/aquadest memiliki pH normal yaitu 7.
4. Dibuat larutan H3PO4 0,5 N sebanyak 100 ml. Kemudian larutan dimasukan kedalam
beaker glass.
5. Di cek pH awal H3PO4 0,5 N menggunakan pH meter. Ditunggu hingga terjadi
perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
6. Jika pH meter menunjukan pH 1-3, larutan H3PO4 dititrasi dengan NaOH sebanyak
1 ml. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
7. Jika pH meter menunjukan pH 3-6, larutan H3PO4 dititrasi dengan NaOH sebanyak
0,5 ml. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
8. Jika pH meter menunjukan pH 6-8, larutan H3PO4 dititrasi dengan NaOH sebanyak
1 ml. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
9. Jika pH meter menunjukan pH 8-11, larutan H3PO4 dititrasi dengan NaOH sebanyak
0,5 ml. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
10. Jika pH meter menunjukan pH 11-12, larutan H3PO4 dititrasi dengan NaOH
sebanyak 1 ml. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak
berubah).
11. Dicatat setiap terjadi perubahan pH.

c. Pengaruh pH terhadap konsentrasi

Asam : H3PO4
Basa : NaOH
Garam : Na2HPO4

1. Dibuat assam, bassa dan garam dengan konsentrasi 0,5 N.


2. Masing masing larutan dimasukan ke dalam beaker glass.
3. Dicek pH awal (asam/bassa/garam) dengan menggunakan pH meter.
4. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
5. Ditambahkan 30 ml aquadest.
6. Dicek kembali pHnya menggunakan pH meter.
7. Ditunggu hingga terjadi perubahan pH dan pH konstan (tidak berubah).
8. Diulangi langkah 5-7 hingga didapatkan 5 data.

VI. Data Pengamatan

6.1. Standarisasi NaOH 0,5 N

V C2H4O6 V NaOH Perubahan warna


10 ml 11,4 ml Bening menjadi
10 ml 8,8 ml Merah muda
V total 20,2 ml

6.2. Titrasi menggunakan pH meter

Larutan asam : H3PO4 0,5 N 100 ml

No. Penambahan pH Total V NaOH


NaoH 0,5 N
1. 0 5,061 0
2. 0,5 5,078 0,5
3. 0,5 5,132 1
4. 0,5 5,209 1,5
5. 0,5 5,319 2
6. 0,5 5,525 2,5
7. 1 6,788 3,5
8. 0,5 9,102 4
9. 0,5 9,374 4,5
10. 0,5 9,712 5
11. 0,5 9,995 5,5
12. 0,5 10,634 6
13. 0,5 13,29 6,5
14. 1 13,838 7
15. 0,5 13,978 7,5
16. 0,5 14,101 8
17. 0,5 14,179 8,5
18. 0,5 14,248 9
19. 0,5 14,311 9,5
6.3. Pengaruh pH terhadap konsentrasi

1. Larutan CH3COONH4 0,5 N

No. Penambahan pH
aquadest (ml)
1. 0 7,050
2. 30 7,026
3. 60 6,981
4. 90 6,954
5. 120 6,941
6. 150 6,925

2. Larutan NaOH 0,5 N

No. Penambahan pH
aquadest (ml)
1. 0 13,027
2. 30 12,995
3. 60 12,962
4. 90 12,927
5. 120 12,895
6. 150 12,791

3. Larutan H3PO4 0,5 N

No. Penambahan pH
aquadest (ml)
1. 0 1,789
2. 30 1,862
3. 60 1,192
4. 90 1,959
5. 120 2,003
6. 150 2,036

VII. Data Perhitungan

7.1. Standardisasi NaOH


V C2H4O6 = 10 ml, indikator PP 3 tetes

Titrasi : V1 = 11,4 ml
V2 = 8,8 ml
Vtot = 20,2 ml
Vrata-rata = 10,1 ml

N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 10,1 = 0,5 x 10
0,5 𝑥 10
N1 = 10,1

= 0,495

≈ 0,5 N

Ket. N1 = Normalitas NaOH


V1 = Volume NaOH
N2 = Normalitas C2H4O6
V2 = Voulume C2H4O6

7.2 Pengaruh pH terhadap fungsi konsentrasi


7.2.1 Pengaruh konsentrasi NaOH
NaOH Na+ + OH-
Karena masing-masing koefisiennya satu (1) maka Molaritas = Normalitas
a. NaOH 100 mL 0,5 N + Aquadest 0 mL
pOH = - log [OH-]
= - log [0,5]
= 0,301
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,301 = 13.699

b. NaOH 100 ml 0,5 N + Aquadest 30 ml


N1 x V1 = N2 x V2
0,5 N x 100 ml = N2 x 130 ml
N2 = 0,3846
pOH = - log [OH-]
= - log [0,3846]
= 0,4149
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,4149= 13.5851

c. NaOH 100 ml 0,5 N + Aquadest 60 ml


N1 x V1 = N2 x V2
0,5 N x 100 ml = N2 x 160 ml
N2 = 0,3125
pOH = - log [OH-]
= - log [0,3125]
= 0,5051
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,5051= 13.4949

d. NaOH 100 ml 0,5 N + Aquadest 90 ml


N1 x V1 = N2 x V2
0,5 N x 100 ml = N2 x 190 ml
N2 = 0,2631
pOH = - log [OH-]
= - log [0,2631]
= 0,5798
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,5798 = 13.4202

e. NaOH 100 ml 0,5 N + Aquadest 120 ml


N1 x V1 = N2 x V2
0,5 N x 100 ml = N2 x 220 ml
N2 = 0,2272
pOH = - log [OH-]
= - log [0,2272]
= 0,6435
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,6435 = 13.3565

f. NaOH 100 ml 0,5 N + Aquadest 150 ml


N1 x V1 = N2 x V2
0,5 N x 100 ml = N2 x 250 ml
N2 = 0,2
pOH = - log [OH-]
= - log [0,2]
= 0,6989
pH = 14 – pOH
= 14 – 0,6989 = 13.3011

Persentase kesalahan

a. Penambahan Aquadest 0 mL
hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,699−13,027
=| | x 100%
13,699
= 4,90 %

b. Penambahan Aquadest 30 mL
hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,5851−12,995
=| | x 100%
13,5851

= 4,34 %

c. Penambahan Aquadest 60 mL
hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,4949−12,962
=| | x 100%
13,4949

= 3,94 %

d. Penambahan Aquadest 90 mL
hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,4202−12,927
=| | x 100%
13,4202

= 3,67 %

e. Penambahan Aquadest 120 mL


hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,3565−12,895
=| | x 100%
13,3565

= 3,45 %

f. Penambahan Aquadest 150 mL


hasil teori−hasil praktik
Kesalahan = | | x 100%
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
13,3011−12,791
=| | x 100%
13,3011

= 3,83 %
No. pH Teori pH Praktik % Kesalahan

1 13,699 13,027 4,9%

2 13,585 12,995 4,34%

3 13,495 12,962 3,94%

4 13,4202 12,927 3,67%

PERBANDINGAN PH BASA TEORI DENGAN PRAKTIK


13,800 13,699 y = -78.629x + 13751
13,585 R² = 0.9824
13,600 13,495
13,420
13,400 13,356 13,301
13,200 13,027 12,995 12,962
12,927 12,895
13,000 12,791
12,800
12,600 y = -43.286x + 13084
12,400 R² = 0.9324
12,200
1 2 3 4 5 6

7.2.2 Pengaruh pH terhadap konsentrasi (Larutan CH3COONH4)


CH3COONH4 CH3COO + NH4
Karena masing-masing koefisiennya 1 maka Molaritas = Normalitas
pKa = 5-log 1,8
= 4,744

a. CH3COONH4 100 mL 0,5 N


Ka CH3COONH4 = 4,744

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,5

= 7 + 2,372 – (-0,1505)
= 9,5225
b. CH3COONH4 mL + 30 mL aqusdest
M1 = N/a
= 0,5/1
= 0,5 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M × 100 mL = M2 × 130 mL
0,5 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 130 𝑚𝐿

= 0,3846 M

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,3846

= 7 + 2,372 – (-0,20745)
= 9,57945

c. CH3COONH4 100 mL + 60 mL aqusdest


M1 = N/a
= 0,5/1
= 0,5 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M × 100 mL = M2 × 160 mL
0,5 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 160 𝑚𝐿

= 0,3125 M

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,3125

= 7 + 2,372 – (-0,2525)
= 9,6245
d. CH3COONH4 100 mL + 90 mL aqusdest
M1 = N/a
= 0,5/1
= 0,5 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M × 100 mL = M2 × 190 mL
0,5 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 190 𝑚𝐿

= 0,263 M

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,5

= 7 + 2,372 – (-0,58004)
= 9,95204

e. CH3COONH4 100 mL + 120 mL aqusdest


M1 = N/a
= 0,5/1
= 0,5 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M × 100 mL = M2 × 220 mL
0,5 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 220 𝑚𝐿

= 0,227 M

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,277

= 7 + 2,372 – (-0,5575)
= 9,9295

f. CH3COONH4 100 mL + 150 mL aqusdest


M1 = N/a
= 0,5/1
= 0,5 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,5 M × 100 mL = M2 × 250 mL
0,5 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 250 𝑚𝐿

= 0,2 M

1 1
pH = 7 + 2 pKa - 2 log C
1 1
= 7 + 2 4,744 - 2 log 0,2

= 7 + 2,372 – (-0,6989)
= 10,0709

|𝑝𝐻 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝐻 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘|


% Kesalahan = × 100%
𝑝𝐻 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

No. pH Teori pH Praktik % Kesalahan


1 9,5225 7,050 25,96
2 9,57945 7,026 26,65
3 9,6245 6,981 27,46
4 9,6619 6,954 28,02
5 9,6937 6,9421 28,39
6 9,7215 6,6925 28,76
7.2.3 Pengaruh pH terhadap konsentrasi (Larutan H3PO4)
a. H3PO4 100 mL 0,5 N
[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,167


= 0,035
pH = -log [H+]
= -log 0,035
= 1,456

b. H3PO4 100 mL 0,5 N + 30 mL aquadest


M1 = N/a
= 0,384/3
= 0,128 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,167 M × 100 mL = M2 × 130 mL
0,167 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 130 𝑚𝐿

= 0,128 M

[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,128


= 0,031

pH = -log [H+]
= -log 0,031
= 1,509

c. H3PO4 100 mL 0,5 N + 60 mL aquadest


M1 = N/a
= 0,5/3
= 0,167 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,167 M × 100 mL = M2 × 160 mL
0,167 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 160 𝑚𝐿

= 0,104 M

[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,104


= 0,028

pH = -log [H+]
= -log 0,028
= 1,552

d. H3PO4 100 mL 0,5 N + 90 mL aquadest


M1 = N/a
= 0,5/3
= 0,167 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,167 M × 100 mL = M2 × 190 mL
0,167 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 190 𝑚𝐿

= 0,087 M

[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,087


= 0,026

pH = -log [H+]
= -log 0,026
= 1,585

e. H3PO4 100 mL 0,5 N + 120 mL aquadest


M1 = N/a
= 0,5/3
= 0,167 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,167 M × 100 mL = M2 × 220 mL
0,167 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 220 𝑚𝐿

= 0,076 M

[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,076


= 0,023

pH = -log [H+]
= -log 0,023
= 1,638

f. H3PO4 100 mL 0,5 N + 150 mL aquadest


M1 = N/a
= 0,5/3
= 0,167 M

M1 × V1 = M2 × V2
0,167 M × 100 mL = M2 × 250 mL
0,167 𝑥 100 𝑚𝐿
M2 = 250 𝑚𝐿

= 0,0668 M

[H+] = √𝐾𝑎 × 𝑀

= √7,5 × 10−3 × 0,0668


= 0,022

pH = -log [H+]
= -log 0,022
= 1,657

|𝑝𝐻 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝐻 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘|


% Kesalahan = × 100%
𝑝𝐻 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

No. pH Teori pH Praktik % Kesalahan


1 1,456 1,789 22,8%
2 1,509 1,862 23,39%
3 1,552 1,920 23,71%
4 1,585 1,959 23,59%
5 1,638 2,003 22,28%
6 1,657 2,036 22,87%
PERBANDINGAN PH ASAM TEORI DENGAN PRAKTIK
2,500 y = 48.486x + 1758.5
R² = 0.9797
1,862 1,920 1,959 2,003
2,000 1,789 2,036

1,657
1,500 1,638
1,509 1,552 1,585
1,456
y = 40.714x + 1423.7
1,000 R² = 0.9877

500

0
1 2 3 4 5 6

7.3 Titrasi antara Asam fosfat dengan Natrium hidroksida


Kurva titrasi dengan sumbu X adalah volume NaOH dan sumbu Y adalah pH maka
kurva titrasinya sebagai berikut:

Grafik Titrasi H3PO4 dengan NaOH


16
14
12 13.29
10
9.995
8
6
4 5.525
2
0
0 2 4 6 8 10 12

pKa 1 = pH (Volume NaOH 2,5 mL)


= 5,525

pKa 2 = pH (Volume NaOH 5,5 mL)


= 9,995

pKa 3 = pH (Volume NaOH 6,5 mL)


= 13,29
Mencari titik ekuivalen:
pH (1) = ½ pKa 1 + pKa 2
= ½ (5,525+ 9,995)
= 7,76

pH (2) = ½ pKa 2 + pKa 3


= ½ (9,995+ 13,29)
=11,6426

Anda mungkin juga menyukai