Dominannya partai politik Landasan social ekonomi yang masih lemah, Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950 atas dasar kegagalan itu maka presiden mengeluarkan dekrit presiden 5 juli 1959, Bubarkan konstituante Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950 Pembentukan MPRS dan DPAS
2. Peranan parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden membentuk DPRGR 3. Jaminan HAM lemah. 4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan 5. Terbatasnya peranan pers 6. Kebijakan poltik luar negri sudah memihak ke RRC(blok timur) Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G30S/PKI
Berakhirnya masa orde baru ditandai denggan penyerahan kekuasaan dari presiden soeharto ke wakil presiden b.j.habibie pada tanggal 21 mei 1998 .
Masa revormasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain: 1. Keluarnya ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pkok revormasi 2. Ketapan No. VII/MPR/1998 tentang pecabutan tap MPR tentang referendum 3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yng bebas dari KKN 4. Tap MPR RI No.XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden republik Indonesia 5. Amandemaen 1945 sudah sampai amandemen I,II,III,IV Pada masa revormasi berhasil menyelenggarakan pemilihan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999dan 2004
Demokrasi parlementer rentan karena kinerja cabinet sering mengalami deadlock dan ditentang oleh parlemen, hal ini terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat ,sehingga menimbulkan konflik dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan Negara
dan pengangguran meningkat tajam sehingga terjadilah kepercayaan dan politik. Antiklimaks dari keaadaan tersebut ditandai dengan munculnya berbagai gerakan masyarakat yang di pelopori oleh generasi muda (mahasiswa). Gerakan tersebut merupakan suatu gerakan moral yang memiliki kekuatan yang bisa menuntut adanya reformasi di segala bidang kehidupan terutama bidang politik, ekonomi dan hukum. Awal keberhasilan gerakan reformasi tersebut ditandai dengan mundurnya presiden Soeharto dari singgasana kepresidenan dan digantikan oleh wakil presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 mei 1998. Karena bangsa menilai bahwa penyimpangan terhadap makna UUD 1945 selain karena moral penguasaan, juga karena adanya berbagai kelemahan yang terkandung dalam UUD 1945. Oleh karena itu, telah selain melakukan reformasi dalam bidang politik perlu melakukan amandemen terhadap beberapa pasal UUD 1945 yang mempunyai interprestasi ganda ( multi interpretable). Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan yang telah dihasilkan dalam reformasi hokum dan politik diantaranya sebagai berikut . 1. UU NO.2 tahun 1999 jo UU No.31 tahun 2002 tentang partai politik 2. UU No. 3 tahun 1999 jo 12 tahun 2003 tentang pemilihan umum 3. UU No.4 tahun 1999 jo UU No.2003 tentang susunan dan kedudukan MPR ,DPR, dan DPRD 4. UU No.25 tahun 1999 jo UU No.32 tqhun 2004 tentang pemerintahan daerah 5. UU No.22 tahun 1999 jo UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan pemerintah daerah 6. UU No.28 tahun 1999 tentang penyelengaraan kenegaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi ,kolusi dan nepotisme . 7. UU No.23 tahun 2003 tentang pemilihan presiden dan wakil presiden
Salah satu hasul reformasi yang telah dicapa adalah bangsa Indonesia mampu mengadakan pemilu secara langsung sehingga anggota DPR,MPR,DPD,serta DPRD yang terpilh sesuai denggan aspirasi rakyat .selain itu pada pemilu tahu 2004 telah dilaksanakan presiden danwakil presiden secara langsung oleh rakyat . hal tersebut menunjukan adanya perkembanggan yangsanggat berati dalam berkehidupan berdemokrasi di Indonesia .
R I n g k a s a n
O L E H Nama Kelas
P K W
RIngkasan PKW
SMANTIQ