A. KEBIJAKAN EKONOMI
Untuk mengatasi masalah ekonomi yang tidak stabil, ada beberapa kebijakan ekonomi
yang dikeluarkan Presiden Megawati yaitu:
Perluasan kesempatan kerja dan peluang usaha.
Untuk mengurangi angka pengangguran Megawati mengeluarkan kebijakan
perluasan kesempatan kerja.
Menetapkan program kompensasi pengurangan subsidi BBM.
Untuk mengurangi kemiskinan Megawati mengeluarkan kebijakan untuk
mengurangi subsidi BBM yang dinilai tidak tepat sasaran pada tahun – tahun
sebelumnya. Dana dari pengurangan subsidi BBM akan dialokasikan untuk
program pengetasan kemiskinan sekitar 23,3 triliun. Namun hal ini berdampak
pada naiknya harga BBM, khusus minyak tanah harganya tidak naik. Tak hanya
BBM, subsidi listrik, pupuk, dan bunga kredit program pun dikurangi untuk
tujuan yang sama.
Mengadakan pertemuan Paris Club 3 dengan IMF
Paris club merupakan organisasi yang mempertemukan Negara kreditur dan
Negara debitur untuk melakukan negosiasi pembayaran hutang bilateral
pemerintah. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas permintaan Indonesia
akan penjadwalan dan penundaan pembayaran utang pokok dan bunga sebesar
2,6 Miliar US Dolar. Hasil dari pertemuan ini permintaan Indonesia diterima
dengan penjadwalan kembali hingga 2003 termasuk semua utang pokok dan
bunganya.
Kerja sama dengan IMF diputus.
Megawati memutuskan kerja sama dengan IMF dengan tujuan agar tidak
menambah utang Negara pada saat itu karena pemerintah Indonesia sedang
menjaga stabilitas ekonomi makro. Setelah memutuskan kerja sama dengan IMF,
Megawati mengeluarkan Instruksi presiden no. 5 tahun 2003 tentang paket
kebijakan ekonomi setelah berakhirnya program IMF untuk menjaga stabilitas
ekonomi makro. Hal ini membawa dampak yang cukup baik yakni pertumbuhan
ekonomi yang mulai membaik, meningkatnya IHSG, dan nilai kurs yang mulai
turun.
Menjual Indosat.
Pada tahun 2003 Megawati menjual salah satu BUMN yaitu Indosat. Hal ini
merupakan salah satu pelaksanaan dari kebijakan privatisasi dan divestasi pada
masa pemerintahan Megawati. Penjualan Indosat dilakukan dengan tujuan
menutup defisit APBN. Penjualan ini berhasil membantu pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 % dan mengurangi hutang Negara,namun penjualan ini
juga menuai banyak kontraversi karena BUMN yang di privatisasi dijual ke
perusahaan asing.
B. Kebijakan politik
Megawati mengeluarkan beberapa undang – undang untuk memantapkan
situasi dan kondisi politik dalam negeri. Beberapa undang undang yang
dikeluarkan adalah :
UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu,
UU No. 22 tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD,
dan DPRD.
UU No. 23 tahun 2003 tentang pemilihan umum presiden dan wakil
presiden.
Megawati menetapkan kebijakan netralisasi PNS dan TNI polri dalam berpolitik
serta melanjutkan upaya amandemen UUD 1945. Kebijakan netralisasi PNS dan
TNI-POLRI bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Megawati juga
melanjutkan upaya amandemen UUD 1945 dengan tujuan menyempurnakan
aturan dasar tatanan negara, HAM, Kedaulatan rakyat, eksitensi negara
demokrasi dan negara hukum, pembagian kekuasaan, serta dapat lebih sesuai
dengan dinamika dan perkembangan zaman.
Mengadakan pemilu yang bersifat demokratif dan dilakukan pada tahun 2004.
Pemilu ini dilaksanakan dalam 2 periode yaitu :
periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung, pada
pemilu ini dilaksanakan pada 5 April 2004. Pada pemilu ini rakyat
Indonesia melakukan pencoblosan untuk memilih anggota DPR, anggota
DPD, anggota DPRD provinsi, serta anggota DPRD Kabupaten/Kota. Hasil
pemilu ini menunjukan bahwa di posisi pertama hingga keempat
ditempati oleh partai lama yaitu Golkar(21,58%), PDIP(18,53%),
PKB(10,57%), dan PPP(8,15%).
periode kedua untuk memilih presiden dan wakil prseiden secara
langsung. Pemilu untuk pemilihan Presiden dan wakil presiden putaran
pertama dilaksanakan pada 5 Juli 2004 dan menyisakan pasangan
Megawati-Hazim Musadi dan SBY-jusuf kalla untuk lanjut ke putaran
kedua, karena pada putaran pertama tidak ada pasangan calon yang
memperoleh suara diatas 50%. Pemilihan Presiden putaran kedua
diadakan pada 20 September 2004 dan dimenangkan oleh pasangan
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan perolehan suara
60,62% suara unggul atas pasangan Megawati Soekarno Putri dan Hazim
Musadi yang hanya memperoleh 39,38% suara.