Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL KEADAAN INDONESIA

PADA MASA KEPEMIMPINAN PRESIDEN

1.) B.J Habibie


Setelah Presiden Soeharto (Presiden RI kedua) menyatakan berhenti dari jabatannya
sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, pada hari itu juga Wakil Presiden B.J.
Habibie dilantik menjadi presiden RI ketiga di bawah pimpinan Mahkamah Agung di Istana
Negara.

Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi
terburuk dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh
hutang luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi seperempat
dari nilai tahun 1997. Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis terhadap sektor
industri dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk, diperparah oleh musim
kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino, yang mengakibatkan turunnya produksi beras.

Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis perkotaan,


khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam ekonomi
Indonesia. Larinya modal, dan hancurnya produksi serta distribusi barang-barang menjadikan
upaya pemulihan menjadi sangat sulit, hal tersebut menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi.

Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta frustrasi
akibat tertekan selama 32 tahun terakhir, menciptakan perasaan senang secara umum akan
kemungkinan politik yang sekarang tampak seperti terjangkau. Kalangan mahasiswa dan
kelompok-kelompok pro demokrasi menuntut adanya demokratisasi sistem politik segera terjadi,
meminta pemilihan umum segera dilakukan untuk memilih anggota parlemen dan MPR, yang
dapat memilih presiden baru dan wakil presiden. Di samping tuntutan untuk menyelenggarakan
pemilihan umum secepat mungkin, pemerintah juga berada di bawah tekanan kuat untuk
menghapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme yang menandai Orde Baru.

Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik
sebagai Presiden, pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan
TVRI, B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Pidato tersebut bisa
dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab tuntutan Reformasi secara
cepat dan tepat. Beberapa poin penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya akan
menyiapkan proses reformasi di ketiga bidang yaitu:

 Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-undangan dalam


rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa pada PEMILU
sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

 Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi.

 Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undang yang


menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
Di samping itu pemerintah akan tetap melaksanakan semua komitmen yang telah disepakati
dengan pihak luar negeri, khususnya dengan melaksanakan program reformasi ekonomi sesuai
dengan kesepakatan dengan IMF. Pemerintah akan tetap menjunjung tinggi kerja sama regional
dan internasional, seperti yang telah dilaksanakan selama ini dan akan berusaha dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya mengembalikan dinamika pembangunan bangsa Indonesia yang
dilandasi atas kepercayaan nasional dan internasional yang tinggi.

Seperti dituturkan dalam pidato pertamanya, bahwa pemerintahannya akan komitmen pada
aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan ekonomi-sosial, meningkatkan kehidupan politik
demokrasi dan menegakkan kepastian hukum. Maka fokus perhatian pemerintahan Habibie
diarahkan pada tiga bidang tersebut.

Saya memilih membuat artikel tentang presiden B.J Habibie adalah saya menganggap
bahwa B.J Habibie adalah presiden yang cerdas karena beliau merupakan seorang yang telah
membawa nama Indonesia ke kaca internasional dan beliau juga merupakan pembuat pesawat
saat masa mudanya, betapa cerdasnya B.J Habibie sampai bisa menciptakan sebuah pesawat.
Oleh karena itu saya memilih presiden ketiga ini. Saya ingin belajar tentang bagaimana
keadaan indonesia yang dipimpin oleh orang hebat ini.

2.) Megawati Soekarnoputri


Presiden Megawati Soekarnoputri mengawali tugasnya sebagai presiden kelima Republik
Indonesia dengan membentuk Kabinet Gotong Royong. Kabinet ini memiliki lima agenda utama
yakni membuktikan sikap tegas pemerintah dalam menghapus KKN, menyusun langkah untuk
menyelamatkan rakyat dari krisis yang berkepanjangan, meneruskan pembangunan politik,
mempertahankan supremasi hukum dan menciptakan situasi sosial kultural yang kondusif untuk
memajukan kehidupan masyarakat sipil, menciptakan kesejahteraan dan rasa aman masyarakat
dengan meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia.

Salah satu Kondisi indonesia saat kepemimpinan Megawati adalah di bidang ekonomi
yaitu krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1998 belum dapat dilalui
oleh dua presiden sebelum Megawati sehingga pemerintahannya mewarisi berbagai persoalan
ekonomi yang harus dituntaskan. Masalah ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan
menuntut perhatian pemerintah untuk memulihkan situasi ekonomi guna memperbaiki kehidupan
rakyat. Wakil Presiden Hamzah Haz menjelaskan bahwa pemerintah merancang paket kebijakan
pemulihan ekonomi menyeluruh yang dapat menggerakkan sektor riil dan keuangan agar dapat
menjadi stimulus pemulihan ekonomi.

Pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia merupakan salah satu pekerjaan rumah
pemerintahan Presiden Megawati. Tidak meratanya pembangunan dan tidak adilnya pembagian
hasil sumber daya alam antara pemerintah pusat dan daerah menjadi masalah yang berujung pada
keinginan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama beberapa
provinsi yang kaya akan sumber daya alam tetapi hanya mendapatkan sedikit dari hasil sumber
daya alam mereka. Dua provinsi yang rentan untuk melepaskan diri adalah provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD) dan Papua. Kebijakan represif yang diterapkan pada masa
pemerintahan Orde Baru di kedua provinsi tersebut menjadi alat propaganda efektif bagi
kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri.Untuk meredam keinginan melepaskan diri
kedua provinsi tersebut, Presiden Megawati melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan
permasalahan disintegrasi dan memperbaiki persentase pembagian hasil sumber daya alam antara
pemerintah pusat dan daerah di kedua provinsi tersebut. Berdasarkan UU No. 1b/2001 dan UU
No. 21/2001 baik provinsi NAD dan Papua akan menerima 70% dari hasil pertambangan minyak
bumi dan gas alam. Upaya Presiden Megawati untuk memperbaiki hubungan pemerintah pusat
dan rakyat provinsi NAD juga dilakukan dengan melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh
pada tanggal 8 September 2001. Dalam kunjungan kerja tersebut, presiden melakukan dialog
dengan sejumlah tokoh Aceh dan berpidato di halaman Masjid Raya Baiturrahman. Dalam
kesempatan tersebut, presiden mensosialisasikan UU No. 18 tahun 2001 tentang otonomi khusus
Provinsi NAD. Presiden Megawati juga menandatangani prasasti perubahan status Universitas
Malikussaleh Lhokseumawe menjadi universitas negeri.

Upaya Presiden Megawati untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI juga diuji saat
pemerintah berusaha untuk menyelesaikan sengketa status Pulau Sipadan dan Ligitan dengan
pemerintah Malaysia. Sengketa status kedua pulau tersebut tidak dapat diselesaikan melalui
perundingan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Malaysia. Kedua negara sepakat untuk
membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional di Den Haag. Pemerintah Indonesia sejak tahun
1997 telah memperjuangkan pengakuan internasional bahwa kedua pulau tersebut merupakan
bagian dari wilayah Republik Indonesia. Namun Mahkamah Internasional pada akhirnya
memutuskan bahwa kedua pulau tersebut merupakan bagian dari Malaysia.

Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi


demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah pemilihan umum presiden secara
langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses
demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40%-60%) dalam pemilihan umum
presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang
Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada masa pemerintahannya.

Saya memilih artikel Presiden Megawati karena beliau merupakan presiden wanita satu-
satunya di Indonesia dalam catatan sejarah dan belum ada presiden wanita indonesia selain
dia. Oleh karena itu saya memelilih beliau agar saya bisa belajar tentang bagaimana keadaan
bangsa indonesia pada masa pemerintahan seorang presiden wanita.

Anda mungkin juga menyukai