DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
AMANDA AULIA RAMADHANI
ARINY TRI SULISTIYOWATI
HENDY JUNIAWAN
M. AGIEL ALFARISSI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
BAB II PEMBAHASAN
A. KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN PADA MASA PEMERINTAHAN
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
B. KONDISI POLITIK PADA MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI
SOEKARNO PUTRI
C. KONDISI EKONOMI PADA MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI
SOEKARNO PUTRI
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PADA MASA PEMERINTAHAN
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
BAB I
BAB II
Kabinet Gotong Royong (KGR) dibentuk pada tanggal 10 Agustus 2001 dan
berakhir pada tahun 2004 seiring lengsernya Presiden Megawati Soekarno Putri pada
waktu itu. Kabinet ini dinamakan KGR karena merupakan pemerintahan dari hasil
banyak partai. Pada masa Presiden Megawati memimpin, Indonesia sedang porak
poranda akibat beragam konflik seperti konflik komunal (Ambon, Poso, Sampang)
dan konflik politik (pemakzulan Gusdur).
Para pelaku ekonomi, kalangan birokrasi, pengamat politik, dan menteri dan
setingkatnya menilai KGR ini cukup tangguh, hal ini dapat dilihat bahwa 26 dari 32
jabatan menteri dan setingkat menteri dijabat oleh para profesional yang menguasai
bidang tugas masing-masing. Akan tetapi KGR ini mengecewakan karena terkesan
lamban dalam kinerjanya.
KPK didirikan pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati. Pendirian KPK ini
didasari karena Presiden Megawati melihat institusi Jaksa dan Polri saat itu terlalu
kotor, sehingga untuk menangkap koruptor dinilai tidak mampu, namun jaksa dan
polri sulit dibubarkan sehingga dibentuklah KPK.
a. Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung. Periode kedua
untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang dilaksanakan secara langsung
artinya rakyat langsung memilih pilihannya.
2. Ketenangan Megawati disambut oleh pasar, tak sampai sebulan dilantik kurs
melonjak ke Rp 8500 per dollar AS. Indeks harga saham gabungan (IHSG) juga
terus membaik hingga melejit ke angka 800.
4. Memperbaiki kinerja ekspor. Pada tahun 2002 nilai ekspor mencapai US$57,158
miliar dan import tercatat US$31,229 miliar. Pada tahun 2003 ekspor juga
menanjak keangka US$61,02 miliar dan import meningkat keangka US$32,39
miliar.
5. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan
Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp
116.3 triliun.
11. Pada masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik luar negeri
tidak begitu determinis di bawah kendali sebuah negara.
12. Di masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik juga dilakukan
diluar blok AS dan sekutunya, seperti kerjasama pembelian pesawat Sukhoi dengan
Rusia dan kerjasama perdagangan dengan China.
13. Selain itu, pemerintahan Megawati berusaha keras untuk keluar dari jebakan IMF.
Hanya saja, usaha itu dibiaskan oleh Budiono, Menteri Keuangan waktu itu,
dengan menandatangi post program monitoring (PPM) yang berarti melanjutkan
campur tangan IMF secara sembunyi-sembunyi.
14. Untuk perlindungan terhadap perempuan dan TKI di luar negeri, pemerintahan
Megawati pernah mengajukan tiga RUU, yaitu Rancangan Undang-Undang (RUU)
tentang Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan di Lingkungan Kerja dan
Rumah Tangga, RUU Pekerja di Luar Negeri, dan RUU Tindak Pidana
Perdagangan Orang.
d) Indonesia berhasil keluar dan IMF pada tahun 2003 yang menandakan Indonesia
sudah keluar dari krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1998 dan Indonesia yang
lebih mandiri.
c) Dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis
bangsa.