Tugas Kelompok
Disusu oleh : kelompok devita
Halo, semuanya !!
Selamat menyimak presentasi dari kami..
Anggota Kelompok
1. Devita Agustin P.
2. Andre Yoganata Kz.
3. Diwan Faizil Haq
4. Ali Ridho
Latar Belakang
Menganut konsep Trias Politika.
Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan berakhir pada tahun 2009 merupakan kabinet pemerintahan
Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Pada 5 Desember 2005,
Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas
kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.
KEGAGALAN.
a. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009, pemerintah dan DPR tidak berhasil menetapkan satu
pun undang-undang bidang pertahanan nasional.
b. Pertahanan dan keamanan yang terasa masih menjadi nilai raport merah SBY adalah rendahnya komitmen mereka
terhadap penciptaan sistem keamanan masyarakat. Tragedi Bom Bali II 1 Oktober (jatuh pada hari Kesaktian Pancasila)
yang diklaim oleh Wapres Yusuf Kalla sebagai kecolongan tidak terbantahkan.
Sebelumnya juga teror bom di Tentena Poso di wilayah tentara Sulawesi Tengah bukti kegagalan tersebut. Sementara
Dr. Azhari dan Nurdin Top juga tidak akan tertangkap jika cara kerja aparat penegak hukum tidak professional.
c.Kegagalan pemerintah SBY dalam menciptakan rasa aman dan tentram masyarakat tak terhindarkan melalui pembagian
kompensasi BBM sebesar Rp 300.000 KK per bulan terhadap masyarakat miskin.
Pembentukan Kabinet Bersatu Jilid II.
Trias Politika adalah konsep pemerintahan yang banyak dipakai di berbagai negara. Konsepnya adalah kekuasaan di suatu negara tidak boleh
dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda, yaitu Legislatif,Eksekutif,
Yudikatif.
Konsep Trias Politika masa pemerintahan SBY berusaha menempatkan posisinya berdasarkan prinsip struktural Sistem Politik Indonesia, yakni
berdasarkan kedaulatan rakyat. Dimana rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui Pemilu untuk memilih anggota dewan
legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan
presiden.
BIDANG POLITIK.
Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan
janji yang tertuang dalam kampanye dan RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008). Fakta
yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan
harga barang dan jasa melebihi 200% dari target semula.
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
1. Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain (Jepang, China, India, dll).
2. Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-perubahan domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar
negeri (internasional).
3. Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan dengan siapa saja (baik negara, organisasi
internasional, ataupun perusahaan multinasional) yang bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
4. Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia Internasional. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adalah unity,
harmony, security, leadership, prosperity. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri Indonesiadi
tahun 2008 dan selanjutnya.
Jumlah Penduduk Miskin.
Berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun
2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada tahun 2009.
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir. Posisi
utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik
Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per
kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala.
Politik Pencitraan.
Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan kapabilitas internalnya, yakni dengan
kapabilitas retorika atau kemampuan berbicara di depan umum. Presiden SBY dinilai mengimplementasikan Retorika tipe
Elucotio, dimana pembicara memilih kata-kata dan bahasa yang tepat sebagai alat pengemas pesannya ketika berbicara di
depan umum.
Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan beragam aspek, salah satunya adalah kampanye, dan
introduksi prestasi positif SBY selama memerintah Indonesia. Hal tersebut tentu dapat memicu ketertarikan rakyat
Indonesia akan keberhasilan SBY dan menjadi simpatik atasnya.
KETAHANAN DAN KEAMANAN.
KEBERHASILAN.
d. Reformasi Sektor Pertahanan dan Keamanan selama kurang lebih tujuh tahun di Indonesia
meski mengalami kemajuan yang relative baik, tapi masih membutuhkan kerja-kerja politik yang
serius bagi proses SSR yang lebih baik. Masalah oportunisme elit sipil dan penolakan dari
internal masing-masing lembaga sektor keamanan dan pertahanan tersebut masih mendominasi
permasalahan bagi penguatan negara demnokratis, dan profesionalisme lembaga-lembaga
tersebut.
e. Penegakan hukum berjalan di tempat. Kasus-kasus besar selalu diakhiri dengan drama
transaksional. Bahkan tebang pilih menjadi gaya penegakan hukum pemerintah di bawah
komando SBY. Kegagalan itu diwakili Kementerian Hukum dan HAM dalam pembebasan 29 napi
koruptor atas nama remisi (HUT RI dan Lebaran).
Pembentukan Kabinet Bersatu.
1. KEBERHASILAN
2. KEGAGALAN
b. Kesungguhan penegakan keamanan dan ketahanan itu, juga bisa terlihat atas keberhasilan
penandatanganan MoU antara pemerintah RI dengan GAM, 15 Agustus 2005 di Helsinki.
c. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan
pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem
yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia.Tetapi malah mengubah
arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.
Sekian dan terimakasih
Perkembangan Politik,Ekonomi, dan Keamanan
pada masa
Susilo Bambang Yudhoyono.
TERIMA KASIH