DISUSUN OLEH :
1. ASTRI LITA NURBAETI
2. INDRI SEPTIANI
3. KARLINAH
4. MAYA DWI YANI
5. NIKEN ELIYANI
6. RENITA FEROLINA
7. SITI NURLAELAH
8. WIDIA SALEHA
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden keenam
Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden
Indonesia yang pertama kali berhasil melaksanakan masa pemerintahannya secara penuh
di masa reformasi ini. Pada masa pemerintahan SBY ini terdapat beberapa kondisi dan
kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang ideologi, politik, ketahanan dan keamanan,
ekonomi, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono telah membuat babak baru dalam perjalanan
sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden keenam Republik Indonesia pada
tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yang kemudian kembali terpilih
di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY
memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan agenda reformasi. Program pertama
pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program ini bertujuan
memperbaiki sitem ekonomi yang sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki
kinerja pemerintahan dari unsur KKN, serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi
melalui kepolisian dan kejaksaan agung.
Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-JK melakukan
pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
diberi kebebasan oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan korupsi. Hasilnya
telah terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan sebanyak 31 orang
selama 100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam upaya pemberantasan
korupsi. Namun demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Jend. TNI ( Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan,
Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 62 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6
yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla,
terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk
periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama
Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa
kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.
Yudhoyono yang dipanggil “Sus” oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan “SBY”,
melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang
pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier
militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang
pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI
sebelum pensiun pada 25 September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan
suaranya dari Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama
yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan
setelah melalui amandemen UUD 1945.
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa,
yaitu masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono.
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun
dan damai.
Misi :
Visi :
Misi :
Bidang politik
Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY, yaitu Partai Demokrat, meraih
7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya
sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla. Dalam
masa kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau didukung oleh koalisi dari Partai
Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia,
dan Partai Bulan Bintang.
Kemudian di pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama pasangan barunya
yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden Indonesia.
Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga
berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat
undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan
Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara
keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan
sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
Konsep Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif) pada masa pemerintahan SBY
mengalami perubahan progresif, dimana konsep tersebut berusaha menempatkan
posisinya berdasarkan prinsip structural Sistem Politik Indonesia, yakni berdasarkan
kedaulatan rakyat. Pada masa pemerintahan SBY, hal tersebut benar-benar
terimplementasikan, dimana rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat
melalui Pemilu untuk memilih anggota dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit
eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan
pertimbangan presiden.
(4) Sistem Kepartaian
Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di tahun 2004-2009, sistem
kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana partai politik bebas untuk
didirikan asalkan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak
menyimpang dari hakikat pancasila secara universal. Masyarakat Indonesia pun dapat
memilih calon wakil rakyat pilihan mereka secara langsung, hal tersebut tentu menunjukan
apresiasi negara terhadap hak dasar bangsa secara universal dalam konteks pembentukan
negara yang demokratis.
Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan kapabilitas
internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau kemampuan berbicara di depan umum.
Dari lima jenis retorika yang dikemukakan Aristoteles, Presiden SBY dinilai
mengimplementasikan Retorika tipe Elucotio, dimana pembicara memilih kata-kata dan
bahasa yang tepat sebagai alat pengemas pesanya ketika berbicara di depan umum. Selain
hal tersebut, konteks internal disini berkaitan dengan sikap bijak, kalem, dan legowo yang
ditunjukan Presiden SBY kepada masyarakat, dimana hal tersebut tentunya dapat
berimplikasi terhadap penarikat rasa simpatik masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan beragam aspek, salah
satunya adalah kampanye, dan introduksi prestasi positif SBY selama memerintah
Indonesia. Hal tersebut tentu dapat memicu ketertarikan rakyat Indonesia akan
keberhasilan SBY dan menjadi simpatik atasnya.
(6) Politik Luar Negeri
SBY berusaha memantapkan politik luar negeri Indonesia dengan cara meningkatkan
kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional. Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap
sebagai satu-satunya negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang bersikap
abstain ketika semua negara lainnya memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada
Iran.
SBY telah berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing dengan menjalin
berbagai kerjasama dengan banyak negara pada masa pemerintahannya, antara lain
dengan Jepang. Perubahan-perubahan global pun dijadikannya sebagai peluang. Politik
luar negeri Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi
lautan bergelombang’, bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat
dengan berbagai insiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang
bermasalah.
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
3. Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan
dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional, ataupun perusahaan
multinasional) yang bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga
jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800 per
liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus mensubsidi
setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis ditengah
kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang dibelinya
kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan memperoleh
keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah
sejarah yang tidak dapat dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu
membantu rakyat miskin dengan menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah),
namun sekarang sudah tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat,
pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni
pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK
hanya mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa
(inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal
mensejahterakan rakyat.
Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang ekonomi.
Pertumbuhan Janji Target Realisasi Keterangan
2004 ND 5.1%
2005 5.5% 5.6% Tercapai
2006 6.1% 5.5% Tidak tercapai
2007 6.7% 6.3% Tidak tercapai
2008 7.2% 6.2% Tidak tercapai
2009 7.6% ~5.0% Tidak tercapai *
Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu
mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye
dan RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008).
Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata
10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari
target semula.
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen
dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun.
Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun.
Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari
2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini
adalah rezim anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada
tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun,
sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak
perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan
perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang akan terjadi dalam
pemerintahan yang akan berjalan untuk beberapa tahun ke depan lagi.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi banyak kemajuan di
berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi dan kebebasan berpendapat.
Namun, terdapat beberapa kemunduran juga. Kita tidak dapat melihat kesuksesan suatu
pemerintahan hanya dengan satu pandangan. Kita harus memandang dari berbagai sisi.
Jika dibandingkan dengan pemerintahan pada masa Orde Baru, memang dalam beberapa
bidang terlihat kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini dikarenakan pada masa Orde Baru
kebebasan pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru tidak terlihat. Di masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat diutamakan. Sehingga
pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu, musyawarah mufakat ini dilakukan
untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya
dalam hal demokrasi.
1. B. Saran
Kami juga menyarankan bagi segenap masyarakat Indonesia untuk turut bersama-sama
berpartisipasi dalam mengawasi proses jalannya pemerintahan dengan memberikan
masukan, kritikan, dan dukungan guna meningkatkan kualitas sistem pemerintahan di
Negara kita Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
dardirismkn1gondangan.blogspot.com/2016/03/perkembangan-politik-dan-ekonomi.pada.html?m=1
http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-pertama. html
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=5805*
http://www.slideshare.net/NisaIchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-makalah
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2013/02/26/8787.html