Anda di halaman 1dari 7

BENTUK KENEGARAAN MANDAT

TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

KELAS XII MULTIMEDIA - A

DISUSUN OLEH :

- SYIFA FITRIANA

- TITI WIDIAWATI

- TRISNAWATI

- WELIYANTI

- WIDIA SALEHA

SMK NEGERI 1 GABUSWETAN


I. A. KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA atas


segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga Kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menambah pengetahuan
mengenai “Bentuk Kenegaraan Mandat” dalam memenuhi tugas PKN ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
II. A. PENGERTIAN MANDAT

Negara Mandat adalah suatu negara yang semula merupakan jajahan dari negara yang kalah
dalam Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang
dengan pengawasan dari Dewan Mandat LBB. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintahan
perwalian ini ditetapkan dalam suatu perjanjian di Versailles. Contoh: Syria, Lebanon, Palestina
(Daerah Mandat A); Togo dan Kamerun (Daerah Mandat B); Afrika Barat Daya (Daerah Mandat
C).

B. NEGARA-NEGARA MANDAT

 Daerah- Daerah bekas jajahan Jerman


Sebagai akibat dari kekalahan Jerman dalam perang Dunia I semua jajahan Jerman dikuasai oleh
musuh-musuhnya termasuk didaerah Afrika. Pada saat itu sempat ada gagasan untuk membentuk
sebuah Internasionalisasi jajahan dengan pemerintahan sedunia. Tetapi hal tersebut tidak dapat
dijalankan karena dalam pelaksanaanya daerah-daerah tersebut tetap dikuasai oleh pemenang-
pemenang perang dengan system daerah mandat. Dalam hal ini organisasi internasional yang ada
pada saat itu LBB mengamanatkan pada penguasa daerah mandat untuk memperbaiki
kesejahteraan serta kemajuan penduduk pribumi yang masih terbelakang. Tetapi pada saat itu
yang terjadi adalah amanat tersebut tidak dapat dijalankan oleh penguasa mandat , bahkan
penguasa mandat cenderung untuk tetap mengexploitasi daerah mandat sehingga yang terjadi
adalah daerah mandat menjadi semakin menderita.

 Perang dunia I membawa perubahan peta kekuasaan di Afrika. Yaitu tersisihnya dua penguasa
berdasarkan perjanjian Versailles. Negara yang kalah dalam perang harus menyerahkan daerah
kekuasanya pada LBB menjadi daerah mandat. Daerah Jerman sebagian besar dikuasai oleh
Inggris dan Prancis. Tanganyika dikuasai Inggris dan Belgia berkuasa di Ruanda dan Burundi.
1) Palestina
Pada tahun 1946, Transyordania memperoleh kemerdekaan dari Mandat Britania atas
Palestina.Setahun kemudian, PBB mengadopsi rencana partisi untuk solusi dua-negara di
wilayah yang tersisa dari mandat. Rencana tersebut diterima oleh pimpinan Yahudi, tetapi
ditolak oleh para pemimpin Arab dan Inggris menolak untuk melaksanakan rencana tersebut.
Pada malam terakhir penarikan Inggris ,agensi Yahudi untuk Israel mendeklarasikan berdirinya
Negara Israel sesuai dengan rencana PBB yang diusulkan. Komite Tinggi Arab tidak
mengumumkan keadaan sendiri dan sebaliknya, bersama dengan Transyordania Mesir, dan
anggota lain dari Liga Arab saat itu, mulai tahun 1948 perang Arab-Israel. Selama perang,Israell
memperoleh wilayah tambahan yang diharapkan menjadi bagian dari negara Arab di bawah
rencana PBB. Mesir memperoleh kendali atas jalur Gaza dan Transyordania mendapatkan
kontrol atas Tepi Barat. Mesir awalnya mendukung terciptanya pemerintah seluruh Palestina tapi
itu dibubarkan pada tahun 1959 . Transyordania pernah mengenalinya dan malah memutuskan
untuk memasukkan Tepi Barat dengan wilayahnya sendiri untuk membentuk Yordania. Aneksasi
itu diratifikasi pada 1950. Perang tahun 1967, ketika Mesir, Yordania dan Suriah berperang
melawan orang Israel, berakhir dengan ekspansi teritorial signifikan oleh Israel. Ekspansi ini
melibatkan seluruh Tepi Barat, yang tetap di bawah pendudukan Israel, dan Jalur Gaza, yang
diduduki sampai penarikan mundur Israel tahun 2005. Pertanyaan apakah Jalur Gaza tetap di
bawah pendudukan setelah penarikan adalah subjek perdebatan, namun seorang pejabat senior
Hamas menyebut pendudukan Jalur Gaza sebagai bagian dari masa lalu.

2) Kamerun

Nama Kamerun pertama diungkapkan oleh bangsa Portugis “Rio Dos Camaoes”.Sebelum PD
I Kamerun merupakan derah protektorat Jerman. Setelah Jerman kalah dalam PD I maka
Kamerun dibawah mandat LBB. Dalam hal ini LBB menyerahkan pada Inngris dan Prancis.
Kamerun dibawah Prancis merdeka tahun 1960, sedangkan kamerun dibawah Inggris merdeka
1961. baru pada 1972 setelah keluar undang-undang Kamerun dapat bersatu
3) Suriah
Selama beberapa tahun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meletakkan Suriah di bawah
mandat Prancis sebelum akhirnya Prancis terpuruk pada 1940. Kendali atas Suriah pun segera
diambil Pemerintahan Vichy hingga Pemerintah Inggris dan Prancis kembali menjajah negara
tersebut pada Juli 1941. Namun penjajahan ini sendiri tidak berlangsung lama karena kelompok
nasionalis Suriah mendesak agar Prancis segera menarik keluar pasukannya dari Suriah pada
April 1946. Suriah pun ditinggalkan Prancis dalam kendali pemerintahan republik yang telah
lebih dulu terbentuk ketika Prancis memegang mandat PBB atas negara itu. Kendati
perkembangan ekonomi Suriah berlangsung pesat diikuti dengan deklarasi kemerdekaan pada 17
April 1946, namun pergolakan politik justru terjadi di negara itu pada 1960-an.

4) Lebanon
Setelah Perang Dunia I, Perancis telah menguasai daerah Suriah dan Lebanon berdasarkan
perjanjian Sikes-Piko antara Inggris dan Perancis. Pada waktu itu panglima Perancis, Jendral
Gorouw, di tahun 1920 telah mengumumkan bergabungnya beberapa daerah Siria ke daratan
Lebanon, yaitu Tripoli, Bekka’, Akkar, Seddun dan Shuur (Tier). Seluruh daerah tersebut
berpenduduk muslim, tetapi digabungkan dengan pemerintahan Kristen untuk mendirikan negara
Lebanon Besar. Jadi, negara Lebanon sebenarnya adalah sebagian dari wilayah Syams yang
menjadi jajahan Perancis, dan dimerdekakan pada tahun 1943.

C. SEJARAH MANDAT

Sistem Mandat lahir dari hasil perjanjian Versailles pada Juni 1918. Daerah mandate merupakan
daerah bekas jajahan dari Negara yang kalah perang pada Perang Dunia I, dan yang menjadi wali
adalah Negara yang menang perang. Daerah Mandat berada di suatu Negara yang menang
perang denga pengawasan komisi mandate dari of Nations (Liga Bangsa-bangsa). Mandataris
mempunyai tugas menyelenggarakan kepentingan-kepentingan rakyat daerah mandate. Selain
itu, mandataris harus melaporkan keadaan daerah mandatnya kepada LBB.
Kedudukan daerah Mandat dan lenyap apabila daerah tersebut sudah mampu menyelenggarakan
kewajiban-kewajibannya sebagai Negara dan diakui sebagai Negara.

D. SIFAT HAKIKAT SUATU NEGARA

Sifat dan hakikat negara menurut Prof . Miriam Budiardjo mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Sifat Memaksa
Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuatan fisik secara legal. Sarana
untuk itu adalah polisi, tentara, dan alat penjamin hukum lainnya. Dengan sifat memaksa ini
diharapkan semua peraturan perundangan yang berlaku ditaati supaya keamanan dan ketertiban
negara tercapai.
2. Sifat Monopoli
Negara mempunyai sifat monopoli dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat. Misalnya
negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau partai politik tertentu dilarang karena
dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat dan negara.

III. A. KESIMPULAN

Jadi dapat kami simpulkan bahwa mandat adalah suatu Negara yang semula bekas jajahan dari

Negara yang kalah pada saat perang Dunia I, kemudian di ambil alih oleh suatu Negara yang menang

perang tersebut dibawah pengawasan LBB (Liga Bangsa-bangsa). Mandataris berkewajiban untuk bisa

menyelenggarakan kepentingan-kepentingan daerah mandate tersebut, walaupun dalam banyak

kenyataannya wali Negara mandat justru malah menambah penderitaan rakyat daerah mandate tersebut.
IV. A. PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam

makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya rujukan atau refrensi yang ada hubungannya egan makalah ini.

Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi

kebaikan dalam penyempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai