Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“ MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO “

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

KELAS : XII MIA 1

ANGGOTA :

1. REZKI RAMADHANI H.
2. RIZKA DAMAYANTI
3. SRIA RISKA ELVANY
4. SISTYASELLA
5. SYARIF HIDAYATULLAH
6. WA ODE PUTRI
7. WA ODE SRIHANDAYANI
8. WA ODE SITTI FADHILAH

SMA NEGERI 1 NAPABALANO


TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden
Indonesia yang pertama kali berhasil melaksanakan masa pemerintahannya secara penuh di
masa reformasi ini. Pada masa pemerintahan SBY ini terdapat beberapa kondisi dan
kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang ideologi, politik, ketahanan dan keamanan,
ekonomi, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah
membuat babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla
yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono. Bersama
dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk tetap melaksanakan agenda reformasi.
Program pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan program 100 hari. Program ini
bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat memberatkan rakyat Indonesia,
memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN, serta mewujudkan keadilan dan
demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan agung.

Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-JK melakukan
pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
diberi kebebasan oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan korupsi. Hasilnya telah
terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan sebanyak 31 orang selama
100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi.
Namun demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)


2. Bagaimana masa pemerintahan SBY
3. Bagaimana kondisi dan kebijakan SBY

C. Tujuan

1. Mengetahui siapa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)


2. Menjelaskan masa pemerintahan SBY
3. Menjelaskan kondisi dan kebijakan SBY
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Jend. TNI ( Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari,
Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 62 tahun)
adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil
melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu
Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era
reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang
menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode
kedua.

Yudhoyono yang dipanggil “Sus” oleh orang tuanya dan populer dengan panggilan “SBY”,
melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia merupakan seorang pensiunan
militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai Bambang Yudhoyono. Karier militernya
terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan
Energi pada tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat
terakhir Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25
September 2000. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden Megawati
Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui pemilihan
langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui amandemen UUD
1945.

Dalam kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang merupakan anak
perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm), komandan RPKAD (kini
Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun1965.
B. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu masa
pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono.
Pemerintahan SBY-JK berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam pemerintahan ini,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Jusuf Kalla mencetuskan visi dan
misi sebagai berikut:

Visi :

1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun
dan damai.
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum,
kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan
yang berkelanjutan.

Misi :
1) Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2) Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3) Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung dari tahun 2009 sampai sekarang. Dalam
pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono
mencetuskan visi dan misi sebagai berikut :

Visi :
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN MAKMUR
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Misi :
MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN DAN DAMAI DAN
MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI INDONESIA YANG ADIL DAN
DEMOKRATIS.

1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan bagi


seluruh Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate Governance.
3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk partisipasi
dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka Pembangunan
Masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi segenap komponen
bangsa.

C. Kondisi dan Kebijakan

Bidang politik
Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY, yaitu Partai Demokrat, meraih
7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi mencalonkannya
sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf Kalla. Dalam masa
kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau didukung oleh koalisi dari Partai Demokrat,
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai
Bulan Bintang.

Kemudian di pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama pasangan barunya
yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden Indonesia.
Dalam pemerintahan SBY ini, melakukan beberapa kebijakan politik diantaranya:
1. Pembentukan Kabinet Bersatu

Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang
merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21
Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden
Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi
lebih lanjut atas kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.

2. Pembentukan Kabinet Bersatu jilid II

Pada periode kepemimpinannya yang kedua, SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu II
yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai
politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi
di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang
bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan
profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21
Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya.Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY
mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY
mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke
dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.

3. Menganut konsep Trias Politika

Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut diberbagai negara di
aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu negara tidak boleh
dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-
lembaga negara yang berbeda.

Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga
berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat
undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan
Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara
keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan
sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya
pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu lembaga,
dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling koreksi, saling
mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di tiap negara tidak selamanya
serupa, mulus atau tanpa halangan.

Konsep Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif) pada masa pemerintahan SBY
mengalami perubahan progresif, dimana konsep tersebut berusaha menempatkan posisinya
berdasarkan prinsip structural Sistem Politik Indonesia, yakni berdasarkan kedaulatan rakyat.
Pada masa pemerintahan SBY, hal tersebut benar-benar terimplementasikan, dimana rakyat
bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat melalui Pemilu untuk memilih anggota
dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif,
pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan pertimbangan presiden.

4. Sistem Kepartaian

Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di tahun 2004-2009, sistem kepartaian
mengalami perubahan yang signifikan, dimana partai politik bebas untuk didirikan asalkan
sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat
pancasila secara universal. Masyarakat Indonesia pun dapat memilih calon wakil rakyat
pilihan mereka secara langsung, hal tersebut tentu menunjukan apresiasi negara terhadap hak
dasar bangsa secara universal dalam konteks pembentukan negara yang demokratis.

5. Politik Pencitraan

Politik pencitraan merupakan salah satu senjata ampuh yang digunakan para pemimpin
negara untuk mengambil hati rakyatnya. Pola politik pencitraan tentu digunakan oleh hampir
semua pemimpin negara di dunia, termasuk Presiden SBY. Selaku pemimpin negara, ia tentu
harus membentuk citra dirinya sebaik mungkin demi menjaga imej baiknya di mata
masyarakat Indonesia. Dalam melakukan politik pencitraan tersebut, Presiden SBY
melakukanya dengan beberapa hal, yang terbagi dalam konteks internal dan konteks
eksternal.

Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan kapabilitas
internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau kemampuan berbicara di depan umum.
Dari lima jenis retorika yang dikemukakan Aristoteles, Presiden SBY dinilai
mengimplementasikan Retorika tipe Elucotio, dimana pembicara memilih kata-kata dan
bahasa yang tepat sebagai alat pengemas pesanya ketika berbicara di depan umum. Selain hal
tersebut, konteks internal disini berkaitan dengan sikap bijak, kalem, dan legowo yang
ditunjukan Presiden SBY kepada masyarakat, dimana hal tersebut tentunya dapat
berimplikasi terhadap penarikat rasa simpatik masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan beragam aspek, salah
satunya adalah kampanye, dan introduksi prestasi positif SBY selama memerintah Indonesia.
Hal tersebut tentu dapat memicu ketertarikan rakyat Indonesia akan keberhasilan SBY dan
menjadi simpatik atasnya.

SBY berusaha memantapkan politik luar negeri Indonesia dengan cara meningkatkan
kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional. Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap
sebagai satu-satunya negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang bersikap
abstain ketika semua negara lainnya memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada Iran.
SBY telah berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing dengan menjalin
berbagai kerjasama dengan banyak negara pada masa pemerintahannya, antara lain dengan
Jepang. Perubahan-perubahan global pun dijadikannya sebagai peluang. Politik luar negeri
Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah ‘mengarungi lautan
bergelombang’, bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut dapat dilihat dengan
berbagai insiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah.
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
1) Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain (Jepang, China,
India, dll).
2) Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-perubahan
domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri (internasional).
3) Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin hubungan
dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional, ataupun perusahaan multinasional)
yang bersedia membantu Indonesia dan menguntungkan pihak Indonesia.
4) Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia Internasional. Prinsip-
prinsip dalam konsep TRUST adalah unity, harmony, security, leadership, prosperity.
Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran politik luar negeri
Indonesia di tahun 2008 dan selanjutnya.

6. Ekonomi

Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara
Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung
tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan
rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS
kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus
Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya
93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.

Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6
persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek
ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan
IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih
berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang
Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang
signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain
masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh
lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas
ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan
ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan SBY-JK
relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata pemerintahan
Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja
Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja pertumbuhan
ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi
terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan
SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%

Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005, ternyata
berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan SBY-JK memang
harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang makin berat karena
lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah mendorong tingkat inflasi
Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama
tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY).
Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan
makanan 18%.Core inflation pun naik menjadi 9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank
Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi
yang mencapai dua digit ini jauh melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005
sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%,
bandingkan dengan Februari 2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%.
Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan.
Data Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009 (Naik)

Harga 2004 2009 Catatan


Minyak Mentah Dunia / barel ~ USD 40 ~ USD 45 Harga hampir sama
Premium Rp 1810 Rp 4500 Naik 249%
Minyak Solar Rp 1890 Rp 4500 Naik 238%
Minyak Tanah Rp 700 Rp 2500 Naik 370%

Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel, namun harga jual
premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis ~Rp 3800 per liter).
Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot harus mensubsidi setiap liter
premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis ditengah kelangkaan minyak
tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang dibelinya kepada pemerintah.
Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin
dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat
dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat miskin
dengan menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah
tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.

Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan rakyat,


pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya yakni
pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBY-JK hanya
mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan jasa (inflasi)
naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah gagal
mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang
ekonomi.

Pertumbuhan Janji Target Realisasi Keterangan


2004 ND 5.1%
2005 5.5% 5.6% Tercapai
2006 6.1% 5.5% Tidak tercapai
2007 6.7% 6.3% Tidak tercapai
2008 7.2% 6.2% Tidak tercapai
2009 7.6% ~5.0% Tidak tercapai *

Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik)

Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil
secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Dan
faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2 kali lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.

Tingkat Inflasi Janji Target Fakta Catatan Pencapaian


2004 6.4%
2005 7.0% 17.1% Gagal
2006 5.5% 6.6% Gagal
2007 5.0% 6.6% Gagal
2008 4.0% 11.0% Gagal

Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak mampu
mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam kampanye dan
RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008). Fakta
yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3%
selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari target
semula.

Jumlah Penduduk Miskin

Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target


berkurangnya persentase penduduk tergolong miskin dari 16,6 persen pada
tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran terbuka
dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada tahun 2009.

Penduduk Miskin Jumlah Persentase Catatan


2004 36.1 juta 16.6%
2005 35.1 juta 16.0% Februari 2005
2006 39.3 juta 17.8% Maret 2006
2007 37.2 juta 16.6% Maret 2007
2008 35.0 juta 15.4% Maret 2008
2009 8.2% ????

Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono


dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut
merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
Koalisi terdiri dari

1. Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa


2. Perhimpunan Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M)
3. Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia
4. Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Marginal
5. Pusat Telaah dan Informasi Regional
6. Asosiasi pendamping Perempuan Usaha Kecil dan
7. Publish What You Pay

Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31 persen
dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun.
Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila
pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang
per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim anti-subsidi.
Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada tahun 2004 jumah subsidi
masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun, sampai 2009, jumlah subsidi
untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak
perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan
perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang akan terjadi dalam
pemerintahan yang akan berjalan untuk beberapa tahun ke depan lagi.

8. Sosial

Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga di Aceh.
Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai menuju kepada kehidupan
individualis yang mengutamakan kepentingan individu. Hal ini dapat dilihat dengan
kurangnya sosialisasi antarwarga di perkotaan.

Arus urbanisasi juga semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi mencanangkan
transmigrasi.
Di pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi.
Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakan hukum yang baik sehingga tidak
terealisasi.
Meski konflik di beberapa daerah telah diredam, namun kembali muncul berbagai konflik
lagi seperti di Makassar. Bahkan baru-baru ini terjadi tawuran antar-SMA di Jakarta yang
membawa korban para pejuang jurnalistik.

9. Budaya

Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY terlihat jelas kemundurannya.
Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh pemerintah
negara lain. Contohnya sebagai berikut :

 Klaim Batik Jawa Oleh Adidas


 Klaim Angklung oleh Pemerintah Malaysia
 Klaim Gamelan oleh Pemerintah Malaysia
 Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
 Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
 Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
 Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
 Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
 Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
 Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
 Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
 Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
 Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
 Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
 Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
 Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
 Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
 Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
 Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
 Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah
 Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
 Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
 Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido
Co Ltd
 Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
 Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
 Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
 Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
 Kain Ulos oleh Malaysia
 Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia

Namun di masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari UNESCO bahwa batik
Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.

D. Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan SBY


Kelebihan :
1. Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang sejarah.
2. Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi setelah
orde baru.
3. Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
4. Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun
2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
5. Pelunasan utang IMF.
6. Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa,
JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara
otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
7. Pemberantasan korupsi.
8. Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun 2008.
9. Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada
tahun 2008.
10. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
11. perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan
finansial yang terjadi di zona Eropa.

Kelemahan :
1. Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu mencapai Rp. 6.000.
2. jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada
awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang
terbesar sepanjang sejarah.
3. tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15%
pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber
daya public.
4. Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di aceh,
karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami pada
tahun 2004.
5. Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan di
negeri ini.
6. Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat para investor asing enggan
berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap ancaman bencana alam.
7. Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi banyak


kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi dan kebebasan
berpendapat. Namun, terdapat beberapa kemunduran juga. Kita tidak dapat melihat
kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu pandangan. Kita harus memandang dari
berbagai sisi. Jika dibandingkan dengan pemerintahan pada masa Orde Baru, memang dalam
beberapa bidang terlihat kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini dikarenakan pada masa Orde
Baru kebebasan pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru tidak terlihat. Di masa
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat diutamakan. Sehingga
pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu, musyawarah mufakat ini dilakukan
untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono telah cukup berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam
hal demokrasi.

B. Saran

Kami menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil.


Karena dari pengamatan kami, rakyat kecil kurang diperhatikan pemerintah. Meski laju
perekonomian Indonesia berkembang pesat, namun perkembangan itu hanya menguntungkan
golongan menengah keatas dan merugikan rakyat kecil sehingga kesenjangan sosial semakin
membentang lebar.
Kami juga menyarankan bagi segenap masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam
pemerintahan dengan memberikan masukan, kritikan, dan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA

https://patmikumalasari.wordpress.com/2014/01/11/masa-pemerintahan-presiden-susilo-
bambang-yudhoyono/
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Tampo, 16 Januari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………….


DAFTAR ISI …………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………
A. Latar Belakang ……………………………........................
B. Rumusan Masalah ………………………….......................
C. Tujuan …………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN …………………………………....
A. Profil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ………......
B. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono …...
C. Kondisi dan Kebijakan ……………………………….
D. Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan SBY ………

BAB III PENUTUP …………………………………………


A. Kesimpulan ……………………………………
B. Saran …………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………....

Anda mungkin juga menyukai