Pemerintahan REFORMASi
Masa Pemerintahan
Susilo Bambang
Yudhoyono
Kelompok
4
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya, kelompok
kami, kelompok 4 dari kelas XII MIPA 2 dapat menyelesaikan makalah Sejarah yang
membahas mengenai Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Kami aturkan terima kasih setulusnya kepada Bapak guru Sejarah tercinta kami,
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya kepada kami. Kami
juga berterimakasih kepada ayahanda dan ibunda kami yang mendukung kami sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan
dan bantuan, baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam
menambah wawasan mengenai materi ini. Sedianya, rekan-rekan dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun demi terciptanya karya yang lebih baik dari ini.
Kelompok 4
27
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan...............................................................................................................4
1. Tujuan..................................................................................................................4
2. Landasan Teori....................................................................................................4
BAB II
Permasalahan.............................................................................................................6
BAB III
Pembahasan Masalah.................................................................................................7
1. Profil SBY...........................................................................................................7
2. Kondisi dan Kebijakan Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono..........7
2.1 Bidang Politik..............................................................................................7
2.2 Bidang Hukum.............................................................................................8
2.3 Bidang Ekonomi..........................................................................................8
2.4 Bidang Pendidikan.......................................................................................8
2.5 Bidang Sosial...............................................................................................9
2.6 Bidang Budaya.............................................................................................9
BAB IV
Penutup......................................................................................................................10
Kesimpulan........................................................................................................10
27
BAB I
Pendahuluan
A. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui perkembangan pemerintahan NKRI pasca
jatuhnya kekuasaan orde baru atau yang biasa disebut era reformasi yang difokuskan
pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
B. Landasan Teori
Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa
disebut SBY, dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20
Oktober 2004. SBY juga merupakan presiden
Indonesia yang pertama kali berhasil
melaksanakan masa pemerintahannya secara
penuh di masa reformasi ini. Pada masa
pemerintahan SBY ini terdapat beberapa
kondisi dan kebijakan yang ditempuh baik
dalam bidang politik, hukum, ekonomi,
pendidikan, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono
atau yang terkenal dengan sebutan SBY, telah
membuat babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai
presiden keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama
wapresnya Jusuf Kalla yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama
wapresnya Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk
tetap melaksanakan agenda reformasi. Program pertama pemerintahan SBY-JK
dikenal dengan program 100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sitem ekonomi
yang sangat memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintahan dari
unsur KKN, serta mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan
kejaksaan agung.
Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-JK
melakukan pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diberi kebebasan oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan
korupsi. Hasilnya telah terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat
pemerintahan sebanyak 31 orang selama 100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki
komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi.
Kebijakan parsial dan spontan sering datang dan hasilnya mengecewakan
masyarakat. Belum lagi masalah Lumpur PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo,
Jawa Timur. Masalah lumpur ini telah menenggelamkan empat desa yang dihuni oleh
27
ribuan warga. Selain itu banyak perusahaan yang terendam lumpur, artinya negara
dan masyarakat dirugikan dengan adanya masalah ini. Untuk mengatasi masalah ini,
pemerintah telah mengupayakan segala macam cara untuk menanganinya termasuk
mendatangkan tim dari luar negeri dan pembentuk tim nasional penanggulangan
bencana lumpur.
Sisi lain dari pemerintahan SBY adalah penegakan supremasi hukum.
Penegakan supremasi hukum dilakukan agar Indonesia memiliki kepastian hukum.
Berbagai upaya penegakan hukum ini dapat kita jumpai pada pengusutan kasus
korupsi yang melibatkan pejabat negara, anggota DPR, dan berbagai kasus lain.
Perang terhadap narkoba juga gencar dilakukan oleh aparat penegak hukum.
Pemerintah lewat kebijakan penegakan hukum telah dapat mengembalikan
kepercayaan rakyat untuk menyerahkan mandat pemerintahan kepada eksekutif,
sehingga dalam periode kepemimpinan SBY ini masyarakat lebih memandang bahwa
pemerintah serius dalam menangani masalah perekonomian yang berdampak pada
peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat. Sektor pendidikan juga digagas
dengan baik oleh SBY. Berbagai kunjungan ke daerah dilakukan untuk menengok
fasilitas pendidikan agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Hal ini
semakin mengukuhkan masyarakat jika SBY mencoba untuk membuat Indonesia
yang lebih baik dari sisi pelaksanaan pemerintahan hukum dan ekonomi.
27
BAB II
Permasalahan
Pada masa Orde Baru, perkembangan ekonomi dan politik terlihat jelas. Tetapi,
rakyat dikekang sehingga tidak ada kebebasan berpendapat. Setelah reformasi telah
berlangsung pergantian kepemerintahan. Setiap masa kepemerintahan masing-masing
pemimpin memiliki karakter dan situasi yang berbeda. Masa pemerintahan SBY
berlangsung dari 21 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014. Pada masa itu telah terjadi
berbagai kondisi dan diterapkan beberapa kebijakan baik dalam bidang politik, hukum,
ekonomi, pendidikan, sosial, maupun budaya. Siapakah SBY sebenarnya? Apa saja
kondisi yang dialami pada masa pemerintahan SBY? Apa saja kebijakan yang ditempuh
pada masa pemerintahan SBY? Bagaimana perbandingan masa pemerintahan SBY
dengan masa pemerintahan para pemimpin sebelumnya?
27
BAB III
Pembahasan Masalah
27
yang berlaku, serta tidak menyimpang dari hakikat pancasila secara universal.
Masyarakat Indonesia pun dapat memilih calon wakil rakyat pilihan mereka
secara langsung, hal tersebut tentu menunjukan apresiasi negara terhadap hak
dasar bangsa secara universal dalam konteks pembentukan negara yang
demokratis.
2) Hukum
Masalah penegakan hukum merupakan masalah yang selama ini dianggap
paling krusial. Masalah-masalah hukum yang mulai dihadapi SBY terkait
dengan bencana alam maupun bencana akibat kesalahan manusia yang terjadi
pada awal pemerintahannya, mulai bencana tsunami di Aceh, gempa di
Yogyakarta, jatuhnya pesawat Adam Air, sampai lumpur Lapindo di Sidoarjo
dan bencana akibat pembagian BLT (bantuan langsung tunai) sebagai
kompensasi BBM (bahan bakar minyak).
Komitmen terhadap pemberantasan korupsi pun seharusnya tidak terbatas
pada kata-kata saja, akan tetapi harus diwujudkan dalam tindakan dan perilaku
yang benar. Dorongan politik dari pemerintahan SBY sangat diperlukan untuk
mendukung tindakan dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan dalam
memberantas korupsi, apalagi dengan adanya KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3) Ekonomi
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi
subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM),
kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan
tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana
pendidikan yang ada di Negara Indonesia.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami
perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat
di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi
sepanjang 2008 hingga 2009.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap
perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor
nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup
tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah
efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi
dan pengurangan utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun
terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai
Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama,
pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan
masyarakat secara menyeluruh.
4) Pendidikan
27
Pendidikan merupakan hal mendasar. Pendidikanlah yang menentukan
kualitas sumber daya manusia. Kebijakan dalam bidang pendidikan diterapkan
oleh kepemimpinan SBY. Beberapa diantaranya adalah meningkatkan anggaran
pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan APBN. Meneruskan dan
mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada
periode 2004-2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan
bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah, serta
penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan
menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk
memastikan pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan
dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan
di tingkat SMA.
5) Sosial
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan
juga di Aceh. Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai menuju
kepada kehidupan individualis yang mengutamakan kepentingan individu. Hal
ini dapat dilihat dengan kurangnya sosialisasi antarwarga di perkotaan.
Arus urbanisasi juga semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi
mencanangkan transmigrasi. Di pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-
undang mengenai pornografi dan pornoaksi. Namun usaha ini tidak disertai
dengan penegakan hukum yang baik sehingga tidak terealisasi.
Meski konflik di beberapa daerah telah diredam, namun kembali muncul
berbagai konflik lagi seperti di Makassar. Bahkan baru-baru ini terjadi tawuran
antar-SMA di Jakarta yang membawa korban para pejuang jurnalistik.
6) Budaya
Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY terlihat jelas
kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia
yang diklaim oleh pemerintah negara lain. Contohnya sebagai berikut :
Klaim Angklung dan gamelan oleh Pemerintah Malaysia
Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN
Amerika
Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
Namun di masa ini, terdapat keberhasilan dengan pengakuan dari
UNESCO bahwa batik Indonesia adalah warisan budaya Indonesia.
27
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
27