Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

SUSILO BAMBANG YUDHONO

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7

Wening Kinasih Putu Arga


Muhamad Izdad Syifahaz
Nazwa Febria Wulandari
Nailah Fairuz Rahmah
Bagas Raihan Tumbelaka

SMA NEGERI 1 MAJALENGKA 2023/2024


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iii
PROFIL PRIBADI SUSILO BAMBANG YUDHOYONO.............................................................1
Rekam Jejak Karier:.......................................................................................................................1
PEMILU 2004..................................................................................................................................3
PEMILU 2009..................................................................................................................................3
REFORMASI DAN KEBIJAKAN MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO....................................................................................................................................5
A. Kebijakan Di Bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Pendidikan.............................................5
B. Kebijakan Di Bidang Hukum, Pemerintahan dan Keamanan................................................6
C. Kebijakan Di Bidang Politik......................................................................................................8
KONTROVERSI PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO..............................11
A. Mega Proyek Hambalang.........................................................................................................11
B. Kasus Bank Century.................................................................................................................11
C. Kriminalisasi KPK....................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

i
KATA PENGANTAR

ii
PROFIL PRIBADI
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Susilo Bambang Yudhoyono, lahir di Pacitan, pada


tanggal 9 September 1949 dari pasangan R Soekotjo dan Sitti
Habibah. Ia dikenal dengan inisialnya yaitu SBY. SBY lahir
dikeluarga militer juga, karena pasalnya sang ayah adalah
seorang pensiunan Letnan Satu. SBY mengenyam pendidikan
dasar di Sekolah Dasar Negeri Purwosari 1, setelah itu ia
melanjutkan ke SMP dan SMA Negeri 1. Ia juga sempat
melanjutkan pendidikannya di Pendidikan Guru Sekolah
Lanjutan Pertama di Malang, Jawa Timur. Kemudian baru pada
tahun 1970, SBY berhasil masuk Akabri atau Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia. Pada saat pendidikannya di Akabri beliau mendapatkan penghargaan lencana Adhi
Makayasa dan lulus pada tahun 1973. Lalu pada tahun 1991 ia lulus dan mendapat gelar
Master of Arts di Webster University di Amerika Serikat. Kemudian pada tahu 2004 ia juga
berhasil lolos dalam Program Doktoral Institut Pertanian Bogor.

Tiga tahun berselang dari masa lulusnya itu, SBY menikah dengan putri ketiga dari
Jenderal Sarwo Edi Wibowo bernama Ani Yudhoyono. Dari pernikahan itu, SBY dan Ani
dikaruniai dua orang anak bernama Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro. Anaknya
pun mengikuti jejaknya di militer dan di politik.

SBY merupakan Presiden pertama di era Reformasi yang terpilih melalui Pemilihan
Umum secara langsung. Sejak era Reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono
merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa jabatan selama 5 tahun dan
berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.

Rekam Jejak Karier:

 Militer: SBY memulai karier militernya di Angkatan Darat Indonesia. Ia menjabat


sebagai Kepala Staf Angkatan Darat sebelum pensiun dari militer pada tahun 2000.

1
 Pengalaman Internasional: Sebelum menjadi presiden, SBY memiliki pengalaman
diplomasi internasional, termasuk sebagai Komandan Kontingen Garuda di Kamboja
pada 1992-1993.
 Panglima Kostrad: Sebelum pensiun, ia menjabat sebagai Panglima Komando
Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
 Kepala Staf Teritoriaal ABRI pada 1998-1999
 Menteri Pertambangan dan Energi pada 1999
 Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan 2001-2004
 Presiden RI 2004-2014
 Ketua Umum DPP Partai Demokrat 2013-2020

Disamping kiprahnya dibidang politik dan militernya, SBY juga memiliki minat dan
bakat lain yaitu dan bidang kesenian dan literasi. Ia telah menerbitkan beberapa buku,
termasuk autobiografinya yang berjudul "Selalu Ada Pilihan" yang membahas perjalanan
hidupnya dan pengalaman kepemimpinannya. Keterlibatannya dalam dunia literasi
menambah dimensi lain dari keberagaman bakat dan minatnya. Selain itu beliau juga
mempunyai hobi melukis, Sebanyak 58 karya lukisan dipamerkan. Salah satu yang cukup
menarik perhatian adalah lukisan pemandangan Grand Canyon, Arizona, Amerika Serikat,
dan sebuah lukisan bergambar singa di Taman Safari, Cisarua, pada 5 Maret 2011 hasil
jepretan foto Almarhumah Ani Yudhoyono.

Hal unik lainnya, Presiden SBY mendapatkan julukan ‘Bapak Perdamaian’, hal ini
dimuat oleh Kementrian Sekretariat Negara. Julukan ini diberikan padanya atas kiprahnya ia
seringkali berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di Tingkat nasional maupun
internasional. Misalnya, pada saat Perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman
Helsinki antara pemerintah Indonesia dengan Kelompok Gerakan Aceh Merdeka,
Pembangunan Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center
(IPSC).

2
PEMILU 2004

Pemilu tahun 2004 ini merupakan pemilu pertama yang mana rakyat dapat secara
langsung memilih presiden dan wakil presiden pada pemilihan umum. Kala itu, SBY
mencalonkan diri sebagai presiden dengan pasangan wakil presidennya yaitu Jusuf Kalla.
Megawati yang kala itu menjabat sebagai presiden pun pada pemilu 2004 mencalonkan
kembali dengan pasangannya yaitu K.H Ahmad Hasyim Muzadi. Dalam pemilu tersebut
dilakukan dua putaran pemungutan suara, dan dari jumlah total suara pasangan calon SBY-
Jusuf Kalla ini mendapat suara sebanyak 60,62% dari total suara.

PEMILU 2009

Tahun 2009 ini, SBY kembali maju dalam sayembara kursi nomor satu Indonesia itu,
dalam kesempatan ini ia berpasangan dengan Boediono. Boediono adalah seorang pengajar
dan politikus yang juga pernah menjabat menjadi kepala Bappenas pada masa kepemimpinan
BJ Habibie dan menjadi Menteri Keuangan pada masa kepemimpinan Megawati

3
Soekarnoputri. Pemilu tahun ini diikuti oleh tiga pasangan calon. Begitupun Megawati
Soekarnoputri pun mencoba kembali [eruntukannya bersama dengan Prabowo Subianto
sebagai Wakil. Dan pasangan calon lainnya adalah mantan wakil presiden Jusuf kalla pun ikut
mencalonkan diri sebagai presiden dan bersanding dengan Wiranto. Pemilu tahun ini hanya
dilakukan dalam satu putaran karena SBY-Boediono meraup suara sebanyak 60,80% yang
mana angka ini kalah jauh dengan pasangan calon lainnya.

4
REFORMASI DAN KEBIJAKAN
MASA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

A. Kebijakan Di Bidang Ekonomi, Sosial Budaya dan Pendidikan


Pada dasarnya dimsa pemerintahan SBY, ia mengutamakan perbaikan nasib hidup
masyarakat dan kesejahteraannya yaitu dalam mengatasi masalah kemiskinan yang masih
saja menjadi momok di Indonesia kala itu. Hal lain mengingat efek Krisi moneter masih
saja terasa bahkan sampai ia menjabat diperiode pertama ini. Dalam periode pertamanya
ia membentuk cabinet yang bernama Kabinet Indonesia Bersatu.

Dalam penerapannya hal pertama yang ia laksanakan adalah melalui Program 100
Hari Pertama. Program ini berfokus pada penyelesaian masalah kemiskinan pada
Masyarakat, lalu penanggulangan faktor kemiskinan yaitu pengangguran serta
pemberantasan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN. Program inni
menitikberatkan pada upaya pemerataan dan pengurangan kesenjangan sosial melalui
Pembangunan dan/atau perbaikan fasilitas. Salah satu Program 100 Hari Pertama ini
adalah dengan melaksanakan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bantuan ini
meliputi bantuan untuk keperluan Pendidikan, Kesehatan serta bantuan tetap. Pada tahun
2006 BLT dianggarkan sebesar Rp.18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga.

Dalam kebijakannya juga, SBY juga mengurangi jumlah subsidi untuk BBM.
Disamping itu, pada masa SBY ini juga sudah mulai dibuka kesempatan bagi para
investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, yang mana hal ini membuka
lapangan pekerjaan baru dan pada akhirnya mampu menurunkan angka pengangguran.

Lalu pada sektor pertanian pun tidak luput dari perhatian. Ia melakukan usahan
untuk mencapai swasembada pangan dengan meakukan peningkatan anggaran pertanian
yang semula 3,6 triliun menjadi sebesar 10,1 triliun. Dalam usaha ini juga, pemerintahan
pimpinan SBY ini menyediakan pupuk murah berkkualitas bagi para petani. Begitupun
dengan perbaikan pada sektor perumahan, pengembangan usaha kecil, lalu peningkatan
kesejahteraan PNS termasuk prajurit TNI dan Polri.

Selanjutnya dalam sektor Pendidikan dan Kesehatan, SBY juga melakukan


program seperti meningkatkan anggaran Pendidikan dari 21,49 triliun menjadi 50 triliun,

5
yang mana dana ini dialokasikan untuk perbaikan bangunan serta berbagai perbaikan
fasilitas. Program lain yang diselenggarakan pemerintah masa SBY adalah :

1. Program Sarjana Mengajar di daerah Terluar, Tertinggal dan Terdepan (SM3T)


2. Pendidikan anak-anak TKI di Sabah, Malaysia
3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Sebagin dana yang berasal dari pengurangan subsidi BMM dialokasikan untuk
bidang Pendidikan, salah satunya adalah program BOS ini. Melalui program ini, siswa
tidak perlu lagi membayar uang iuran sekolah namun kualitas layanan Pendidikan
tetap bekualitas.
4. Stratifikasi dan tunjangan-tunjangan lainnya untuk guru.

Melalui program tersebut, SBY berhasil membawa dampak baik berupa


penurunan presentase Tingkat putus sekolah sari 4,25% menjadi 1,5% dalam jangka
waktu satu tahunan.

Selanjutnya dalam sektor Kesehatan, SBY pada tahun 2008 mengeluarkan


kebijakan berupa bantuan Kesehatan gratis ke puskesmas atau rumah sakit melalui
Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sering kita dengar adalah Jamkesmas,
program ini juga didukung dengan program lain berupa kebijakan penurunan harga obat-
obatan generik.

Dalam kiprahnya di kursi kepresidenan, bahkan pada saat ia baru saja menjabat
menjadi presiden, ia mendapat penghargaan dari Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR), atas
keberhasilannya dalam menangani kerusakan pasca bencana tsunami Aceh 2004 silam.
Pasalnya, tercatat bahka tsunami ini adalah bencana yang sangat besar di dunia. Dalam
jangka waktu 4 tahun kondisi Aceh sudah pulih total dari Pasca bencana.

B. Kebijakan Di Bidang Hukum, Pemerintahan dan Keamanan


Pada masa kepemimpinan SBY masih dihatui oleh berbagai masalah yang belum
selesai pada kepemimpinan sebelumnya. Namun, pada pemerintahan SBY ini kehidupan
Indonesia terbilang menuju pada kestabilan. Masalah yang masih menjadi ancaman yang
besar bagi Indonesia kala itu adalah konflik daerah yang mana menuntut untuk
memisahkan diri dari NKRI, apalagi setelah dilepaskannya Timor Timur yang membuat

6
beberapa daerah lain pun berpikir untuk memisahkan diri juga, misalnya di Aceh, dan
Poso.

Untuk mengatasi pemberontakan tersebut Presiden SBY melakukan upaya seperti


mengefektifkan forum-forum dialog baik tingkat nasional maupun internasional. Selain
itu, SBY melakukan pendekatan langsung ke Aceh dan mensosialisasikan mengenai
pentingnya penerapa otonomi daerah di Aceh.

Selanjutnya konflik Poso. Konflik ini merupakan konflik lanjutan dari tahun 1998
dan konflik ini bernuansa agama. Dalam menyelesaikan konflik ini, Presiden
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 14 Tahun 2005 tentang Langkah-langkah
komprehensif melaui :

1. Melaksanakan Percepatan penanganan melalui Langkah komprehensif ,terpadu dan


terkoordinasi.
2. Menindak secara tegas setiap kasus criminal, korupsi dan terror serta menangkap
jaringannya.
3. Upaya Penanganan masalah Poso dilakukan dengan tetap memperhatikan Deklarasi
Malino 20 Desember 2001.

Selain dalam penyelesaina konflik-konflik daerah, SBY juga melakukan reformasi


pada bidang pertahanan dan keamanan melalui peningkatan transparansi dan akuntabilitas
dalam sistem hukum. Susilo Bambang Yudhoyono mendorong penegakan hukum yang lebih
kuat, lebih adil, serta menjadi prioritas dan agenda utama yang mesti ditempuh oleh
pemerintah. Termasuk upaya pemberantasan korupsi, pencegahan dan penanggulangan
terorisme, dan berbagai kejahatan trans-nasional.

Dalam upaya tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono juga berusaha memperkuat peran
lembaga hukum dan penegakan hukum di Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono melakukan
revitalisasi pada lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Ia juga memastikan bahwa
KPK memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan tugasnya. Selain itu, SBY juga
mendorong kerjasama antara KPK dan lembaga penegakan hukum lainnya, seperti kepolisian
dan kejaksaan, untuk memastikan penegakan hukum yang efektif terhadap kasus-kasus
korupsi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi tanpa tebang pilih.

7
Disisi lain juga, Presiden SBY menerapkan transparansi dalam pemerintahannya
melalui pemisahan ini diwujudkan dengan membentuk Kementerian Pertahanan yang
dipimpin oleh seorang sipil. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa militer tidak
memiliki kekuasaan yang berlebihan dan bahwa mereka bertanggung jawab kepada
pemerintah sipil dan untuk memastikan bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang
sehat di mana kekuasaan dibagi secara adil dan semua institusi bertanggung jawab kepada
rakyat. Selain itu, pemisahan ini juga membantu memperkuat prinsip supremasi hukum dan
hak asasi manusia. Dengan menjaga militer di bawah kontrol sipil, pemerintah dapat
memastikan bahwa militer bertindak sesuai dengan hukum dan menghormati hak asasi
manusia.

Susilo Bambang Yudhoyono, pernah mengatakan pemikirannya dalam sebuah pidato.


Dalam pidato tersebut diungkapkan lima poin besar dalam bidang pertahanan dan keamanan.

1. Mendefinisikan persepsi mengenai ancaman terhadap kepentingan nasional, di mana


terjadi perubahan ancaman karena sekarang ancaman tersebut bisa berupa ancaman
militer, ekonomi, ideologi dan nilai-nilai dasar yang kita anut, serta politik dan
kedaulatan dan bisa juga ancaman itu berupa bencana alam dan perubahan iklim,
serta wabah penyakit.
2. Mengenai pergeseran geopolitik dan implikasinya bagi Indonesia. Di berbagai
wilayah dunia telah terjadi perubahan geopolitik yang terjadi di kawasan Asia Timur,
yaitu Taiwan dan Semenanjung Korea. Situasi seperti ini tentu memaksa Indonesia
untuk menentukan sikapnya yang tepat, dengan aktif dan serius untuk mencegah
konflik terbuka tersebut, karena akan mengganggu stabilitas dan keamanan semua
negara.
3. Politik bebas aktif yang membuat Rusia, Amerika Serikat dan para pemimpin negara
Barat, serta Tiongkok, yang dalam Perang Dingin dulu berada dalam kubu yang
berbeda, kini atmosfirnya benar-benar penuh persahabatan dan keakraban, atas dasar
politik bebas-aktif negara tersebut adalah sahabat mitra Indonesia dalam pertahanan
dan keamanan negara.
4. Ikut serta terbentuknya komunitas ASEAN dan arsitektur kerja sama dengan kawasan
lainnya. Salah satu komitmen ASEAN adalah ditabukannya penggunaan kekuatan
militer bila terjadi konflik antar sesama negara ASEAN.
5. Meninjau kembali strategi pertahanan dan doktrin perang yang selama ini dianut
Indonesia. Jika situasi dan bentuk ancaman berubah, corak peperangan juga berubah

8
sesuai dengan strategi pertahanan dan doktrin perang yang relevan dan mampu
mengatasi setiap ancaman yang dihadapi.

C. Kebijakan Di Bidang Politik


Presiden SBY sangat menyadari bahwa kesolidan pemerintahan akan sangat
berpengaruh pada stabilitas masyarakatnya serta akan memperlancar segala program-
proram pemerintah. Maka dari itu, SBY membuat beberapa kebijakan-kebijakan di
bidang politik.

Ia membentuk Sekretariat Gabungan atau satgab antara Partai Demokrat dengan


partai-partainya yang berkoalisi. Hal ini diharapkan agar penyatuan dan penyelarasan visi
ddan misi Pembangunan sesuai kesepakatan yang berjalan untuk mencapai tujuan dan
kesepakatan bersama. Selain itu, agar terciptanyan kerukunan dan stabilitas anggota
koalisi dalam pemerintahannya.

Selanjuntnya, SBY juga melakukan optimalisasi penerapan otonomi daerah


dengan mengurangi wewenang pemerintah pusat dan memperluas wewenang pemerintah
daerah dengan catatan tetap berimbang. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan
birokras yang tranparan, partisipatif dan tanggungjawab. Kedua program tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan Masyarakat terhadap pemerintahan karena
segala proses pengambilan Keputusan dilakukan dengan transparan.

Tidak hanya transparansi, pemerintah juga berupaya membangun komunikasi


yang baik dengan Masyarakat secara langsung agar dapat mengetahui pendapat mengenai
permasalah-permasalahan dalam Masyarakat. Maka dari itu, pemerintah memaksimalkan
penggunaan jejaring sosial seperti Twitter dan SMS online lainnya.

Dalam politik luar negeri, fokus utama SBY adalah menitikberatkan pada
pemulihan citra Indonesia dimata internasional. Beliau melakukan upayanya dengan
pendekatan sebagai berikut :

1. Opportunity Driven berarti mendayagunakan segala kesempatan secara optimal.


2. Win-win Solution, berarti selalu memberika Solusi yang menguntungkan kedua belah
pihak.
3. Constructive, ikut berperan dalam kegiatan yang mendorong terciptanyan kestabilan
regional.
4. Rasionla dan Pragmatis, menggunakan rasio berpikir dan perimbangan serta
menitikberatkan pada kebermanfaatan.
9
5. Soft Power dan Personal, yang mana uapaya yang dilakukan dengan mengandalkan
cara-cara halus dalam upaya diplomasinya.

Dalam penerapan politik luar negeri ini, SBY juga menerapkan slogan Thousand
Friends Zero Enemy, yang berarti bermakna merangkul sebanyak-banyaknya kawan dengan
cara soft power tersebut dan memininalisir adanya musuh. Implementasi slogan ini dilakukan
SBY dengan cara kerjasama internasional melalui perjanjian pasar bebas bersama Jepang,
India, dan Tiongkok. Selain itu, Presiden SBY juga pernah memberikan pengampunan
dagrasi pada WNA negara Australia yang mana kala itu ia menyeludupkan ganja seberat 4,2
kilogram ke Indonesia, hal ini dianggap sebagai simbol kerjasama dan saling percaya antara
negara Australian dan Indonesia.

10
KONTROVERSI PEMERINTAHAN
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

A. Mega Proyek Hambalang

Diketahui, proyek Hambalang atau yang dikenal sebagai Pusat Pendidikan,


Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) mulai dibangun pada 2010 lalu
dengan PT Adhi Karya Tbk menjadi salah satu perusahaan pemegang tender proyek.
Proyek ini dicanangkan saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) dan menyedot anggaran sebesar Rp2,5 triliun.

Hanya saja, belum rampung proyek tersebut, KPK keburu mengendus praktik
korupsi dalam pembangunannya. Selanjutnya, sejumlah kader Partai Demokrat menjadi
tersangka dalam kasus korupsi ini, mereka adalah eks Menpora era Presiden SBY Andi
Mallarangeng, eks Direktur Operasional PT Adhi Karya Tbk Teuku Bagus Mukhamad
Noor, hingga eks Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Adapun kerugian negara akibat proyek Hambalang ini mencapai Rp706 miliar dan
hingga saat ini bangunan yang ada di area proyek tersebut mangkrak tak dipergunakan
untuk apapun.

B. Kasus Bank Century

Kasus ini terjadi pada November 2008 saat pemerintahan SBY (Susilo Bambang
Yudhoyono) dan JK (Jusuf Kalla). Tindakan yang merugikan negara sejumlah nominal
yang fantastis ini terus berkembang hingga pada puncaknya DPR menggagas Panitia Hak
Angket Century atau Pansus Century pada masa pemerintahan SBY–Boediono, yaitu
pada 4 Desember 2009.

Namun sayangnya, keberadaan Pansus tersebut tidak berlangsung lama yaitu


hanya sampai 24 Februari 2010. Kasus yang sudah lama tidak terdengar lagi
perkembangannya ini dinilai sebagai hantu politik yang nantinya bisa saja muncul
kembali. Salah satu akibat dari kasus ini adalah Sri Mulyani yang pada saat itu menjabat
sebagai Menteri Keuangan memilih untuk mengundurkan diri.

11
C. Kriminalisasi KPK

Isu ini bermula dari wacana yang digelar oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono tentang KPK sebagai lembaga ‘superbody‘. Hal itu tampaknya mendapatkan
sorotan negatif dari media-media, apalagi saat itu kasus Ketua KPK Antasari Azhar
sedang disidangkan dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnein.

Tentunya, kasus tersebut membuat polemik antara fakta dan rekayasa terhadap
kasus tersebut. Akhirnya Antasari diberhentikan secara tetap dari jabatannya pada tanggal
11 Oktober 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah diberhentikan
sementara pada tanggal 6 Mei 2009.

Ia divonis hukuman penjara 18 tahun karena terbukti bersalah melakukan


pembujukan untuk membunuh Nasrudin Zulkarnaen. Isu itu pun belum selesai karena
kemudian muncul adanya penahanan anggota KPK Bibit Samad Riyanto dan Candra M.
Hamzah yang dituduh telah menerima suap.

Namun hingga kini, hal itu tidak bisa dibuktikan oleh pihak kepolisian yang justru
memberikan informasi yang berubah-ubah terkait dengan alat bukti penyadapan untuk
penangkapan keduanya.

12
PENUTUP

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai