Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MASA REFORMASI PADA KEPEMIMPINAN

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 KELAS XII MIPA 2

1. Calista Salma
2. Mahardika Rendy
3. Mona Angeliyana
4. Nabila Tri Astuti
5. Nazwa Amalia
6. Siti Aulia Taqiyatuzzahra
7. Zahra Wahyuningsih

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


SMA NEGERI 1 DRAMAGA
Jalan Raya Dramaga Km.07
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Masa Reformasi Pada Kepemimpinan Susilo Bambang
Yudhoyono” dapat tersusun sampai selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas mata pelajaran sejarah pada semester genap. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 20 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................………...................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3

1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN.……………………………........................................................................ 4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 5

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 5

Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan sebuah pemerintahan dalam mengakhiri masa kerjanya salah
satunya dapat diukur dari keberhasilan peralihan tongkat estafet kepemimpinan,
terutama ketika kepala negara atau kepala pemerintahan secara konstitusi tidak
lagi bisa mencalonkan diri untuk masa pemerintahan selanjutnya.

Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik


Indonesia keenam. Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik
AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9
September 1949. SBY adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti
Habibah.

Selepas dari AKABRI, SBY mulai menapaki karier milier. Berbagai


pendidikan untuk melengkapi keahliannya dalam militer dengan tekun ia jalani,
dimulai dari kursus Dasar Kecabangan Infanteri dan Kursus Dasar Para tahun
1974. Kemudian, ia kursus bahasa Inggris tahun 1975. SBY juga belajar di
American Language Course di Texas dan Airborne and Ranger Course di Fort
Benning, Amerika Serikat pada 1976.

Tahun 1982 hingga 1985 beberapa kursus militer yang diikutinya, antara lain,
Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Amerika Serikat pada 1982–
1983, Jungle Warfare School di Panama tahun 1983, pendidikan Skill
Qualification di US Army Infantery School di Amerika Serikat tahun 1984, dan
kursus Komandan Batalyon pada 185.

SBY juga mengikuti Kursus Reguler Angkatan XXVI di Seskoad tahun 1988–
1989 dan tercatat sebagai lulusan terbaik. Ia juga mengikuti pendidikan Command
and General Staff College di Amerika Serikat.

Di sela-sela memperdalam ilmu militer, SBY mengambil Pendidikan


Pascasarjana Master of Art Degree Management di Webster Universtiy, Amerika
Serikat pada 1990–1991. Kemudian mulai tahun 2002, di setiap akhir pekan SBY
mengikuti Program Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor (IPB). Gelar doktor di
bidang ekonomi pertanian diraihnya pada 2 Oktober 2004, dengan disertasinya
berjudul “Pembangunan Pertanian dan Perdesaan sebagai Upaya Mengatasi
Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Ekonomi Politik Kebijakan Fiskal”.

Selama 30 tahun dinas aktif di militer, SBY pernah menyandang 28 jabatan.


Sebanyak 21 jabatan diperolehnya semasa aktif dinas TNI dengan pangkat
terakhir Letnan Jenderal TNI pada 1999. Jabatan struktural pertama yang
diembannya, yaitu menjadi Komandan Pleton (Danton) 3/A, Yonif Linud 330
Kostrad Bandung. Karier militer selanjutnya, SBY pernah menjadi komandan
peleton, kompi, batalyon, brigade, dan resor militer.

Berbagai penugasan operasi militer pernah ia jalani, yaitu operasi militer


Timor-Timur dengan nama sandi Operasi Seroja tahun 1976–1977, Operasi
Tuntas tahun 1979–1980, dan Operasi Keamanan tahun 1986–1988. SBY pernah
pula menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Bosnia tahun 1995–1996.

Jabatan struktural tertinggi yang bersifat komando, yaitu Panglima Kodam


II/Sriwijaya, Palembang dengan pangkat Mayor Jenderal TNI pada 1996. Ia
menjadi Pangdam termuda di antara 10 pangdam di Indonesia dengan usia 47
tahun, dan pangdam pertama dari alumni AKABRI tahun 1973. SBY menjadi
Pangdam II/Sriwijaya merangkap Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI
MPR (Sidang Istimewa 1998). Kemudian tahun 1998, ia menjabat Kepala Staf
Teritorial (Kaster) ABRI hingga 1999.

Karier militernya berakhir saat SBY diangkat menjadi Menteri Pertambangan


dan Energi oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 1999. Diangkatnya SBY
sebagai menteri, membuat dirinya harus meninggalkan dunia militer lima tahun
lebih awal dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI. Namun, setahun
kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menganugerahkan pangkat kehormatan
setingkat lebih tinggi, sehingga ia menjadi Jenderal TNI (Hor) Dr. Susilo
Bambang Yudhoyono, M.A.

Saat terjadi reshuffle Kabinet Persatuan Nasional pada 26 Agustus 2000, SBY
bergeser menjadi Menteri Koordinator (Menko) Politik, Sosial dan Keamanan
(Polsoskam). Belum genap setahun jabatan Menko, SBY diberhentikan oleh
Presiden Abdurrahman Wahid.

Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan pemerintahan, Megawati


Soekarnoputri menggantikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI, dan SBY
kembali diangkat oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai Menko Polkam
dalam Kabinet Gotong Royong. Namun, pada 11 Maret 2004, SBY
mengundurkan diri sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong.
Mundur dari jabatan Menko Polkam, SBY kemudian berkampanye untuk
Partai Demokrat yang mengantarkan dirinya sebagai calon presiden. Berpasangan
dengan Jusuf Kalla, SBY mendaftarkan diri sebagai peserta Pemilu Presiden
(Pilpres) dari Partai Demokrat. Lolos Pilpres putaran pertama, ia bersaing dengan
Megawati Soekarnoputri. SBY akhirnya memenangi Pilpres putaran kedua.
Pelantikan SBY dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode
2004–2009 di Gedung DPR/MPR Jakarta pada 20 Oktober 2004.

Lima tahun kemudian, pada Pemilu 2009, SBY kembali maju sebagai calon
Presiden RI berpasangan dengan Boediono sebagai calon Wakil Presiden. SBY
kembali berhasil meraih kemenangan, dan menjadi Presiden RI untuk periode
kedua (2009–2014).

Setelah tidak lagi menduduki jabatan Presiden RI, SBY tetap aktif
berkecimpung di dunia politik nasional, khususnya di Partai Demokrat. Partai
berlambang mercy ini didirikannya pada 9 September 2001, dan dirinya pernah
menjadi Ketua Umum Partai Demokrat sejak 2013 hingga digantikan oleh putra
sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono pada 2020. Di partai berwarna dasar biru
itu, SBY menduduki jabatan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat untuk periode
2020–2025.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapakah angka presentase hasil suara yang diraih pada masa itu?
2. Bagaimana isu-isu politik dan social pada saat itu berdampak pada
keberhasilan?
3. Apa saja kebijakan umum utama pada masa kepresidenan Susilo Bambang
Yudhoyono ?
4. Apa saja keberhasilan yang diraih pada masa kepresidenan Susilo Bambang
Yudhoyono ?
5. Apa peristiwa penting yang terjadi pada masa kepresidenan Susilo Bambang
Yudhoyono ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Menganalisis kepemimpinan SBY dalam konteks reformasi politik dan
ekonomi, serta menilai keputusan dan kebijakan yang diambilnya selama masa
tersebut.
2. Memberikan pemahaman mendalam tentang masa reformasi SBY, yang dapat
menjadi landasan untuk memahami dinamika politik dan sosial Indonesia pada
periode tersebut.
3. Menyajikan pelajaran dan pembelajaran yang dapat diambil sekaligus
pemenuhan tugas pada mata pelajaran Sejarah Indonesia.
4. Memberikan kontribusi pemikiran dan analisis terhadap sejarah politik
Indonesia, terutama dalam konteks reformasi pasca-Orde Baru.
5. Membantu pengembangan kemampuan penelitian dan analisis bagi penulis
dalam menyusun makalah berdasarkan fakta dan data yang valid.
6. Menambah wawasan serta menyediakan informasi yang berguna untuk publik,
akademisi, dan peneliti yang tertarik dengan sejarah politik Indonesia dan masa
reformasi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PRESENTASE HASIL SUARA

Sejak tahun 2004, Indonesia memiliki mekanisme baru dalam pemilihan presiden.
Bila sebelumnya presiden ditentukan lewat suara wakil rakyat di DPR/MPR, maka
tahun tersebut, RI-1 dan RI-2 ditentukan oleh suara rakyat langsung. Artinya, semua
warga Indonesia berhak memilih pemimpinnya. Mereka yang datang dari berbagai
kalangan ekonomi, profesi hingga daerah diperhitungkan suaranya.

Bagaimana hasilnya? Dalam Pilpres langsung pertama tersebut, pasangan Susilo


Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK) menjadi pemenang. Mereka
melewati dua tahapan pemilihan, sebelum akhirnya bisa mengalahkan lawan-
lawannya.

Ada lima pasangan yang maju kala itu. Mereka adalah: Wiranto-Salahuddin
Wahid, Megawati Soekarnoputri-Ahmad Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono
Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dan Hamzah Haz-Agum
Gumelar.

Di putaran pertama, SBY-JK unggul dengan 33,58 persen suara atau meraup
36.070.622. Tempat kedua adalah Megawati-Hasyim dengan perolehan suara
28.186.780 atau 26,24 persen. Karena tidak ada pasangan yang meraih suara lebih
dari 50 persen pada putaran pertama, dua pasangan teratas kemudian bertarung di
putaran kedua. Hasilnya SBY-JK menang telak dengan selisih cukup jauh yakni:
69.266.350 (60,62%) melawan 44.990.704 (39,38%).
Berselang lima tahun kemudian atau tahun 2009, SBY kembali maju sebagai
calon presiden. Namun kali ini dia menggandeng pasangan berbeda, Boediono.
Mantan wakilnya, Jusuf Kalla, berubah menjadi lawan karena maju bersama
Wiranto. Satu lawan lagi yakni pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo
Subianto.

Meski diikuti oleh tiga pasangan calon, Pilpres 2009 hanya berjalan satu putaran.
Sebab, SBY-Boediono meraih suara signifikan dibandingkan dua pasangan
lawannya. Kala itu, SBY-Boediono meraup suara 73.874.562 (60,80%), jauh
meninggalkan lawannya Megawati-Prabowo yang meraih suara 32.548.105
(26,79%) dan JK-Wiranto 15.081.814 (12,41%).

2.2 ISU ISU POLITIK


Pada saat SBY mencapai kursi presiden, beberapa isu politik dan sosial yang dapat
diidentifikasi sebagai berpengaruh adalah:
1. Keamanan Nasional: SBY mendapat dukungan karena dianggap memiliki
keahlian militer dan dianggap mampu mengatasi tantangan keamanan nasional,
termasuk penyelesaian konflik di Aceh.

2. Reformasi Ekonomi: Isu-isu ekonomi, termasuk upaya untuk memperbaiki


kondisi ekonomi yang sulit, dapat mempengaruhi dukungan publik terhadap SBY.
Pemberantasan korupsi dan upaya reformasi ekonomi menjadi fokus utama.

3. Penyelesaian Konflik di Aceh: SBY dianggap berhasil dalam perundingan damai


dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang memberinya citra sebagai pemimpin
yang mampu menyelesaikan konflik internal.

4. Demokratisasi: Pada saat itu, Indonesia sedang melanjutkan proses demokratisasi.


SBY dianggap sebagai pemimpin yang mendukung nilai-nilai demokrasi dan
reformasi politik.

5. Pentingnya Pemimpin Militer: Kondisi politik dan sosial juga dipengaruhi oleh
kehadiran pemimpin militer, dan SBY sebagai seorang jenderal dianggap memiliki
keunggulan dalam hal pengalaman dan kepemimpinan.
Pemahaman mendalam terhadap dinamika isu-isu ini dapat memberikan gambaran
yang lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi keberhasilan
SBY dalam mencapai kursi presiden pada saat itu.

2.3 KEBIJAKAN UTAMA


Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden
Indonesia (2004-2014), beberapa kebijakan utama yang diimplementasikan meliputi:
1. Pemberantasan Korupsi: SBY menekankan pentingnya pemberantasan korupsi
dan mendukung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam menangani kasus-
kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik.

2. Program "Indonesia Bersih dan Bebas Korupsi": SBY meluncurkan program


ini sebagai bagian dari upaya pemberantasan korupsi dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dan penerapan transparansi dalam pemerintahan.

3. Reformasi Ekonomi: Pemerintahan SBY berfokus pada reformasi ekonomi


dengan langkah-langkah untuk meningkatkan investasi, memperkuat sektor keuangan,
dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

4. Pemberdayaan Masyarakat Ekonomi Kreatif: SBY memperkenalkan konsep


ekonomi kreatif sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan sektor kreatif dan
memberdayakan masyarakat melalui inovasi dan industri kreatif.

5. Pembangunan Infrastruktur: Pemerintahan SBY mengalokasikan sumber daya


untuk pembangunan infrastruktur, termasuk jaringan transportasi dan energi, guna
mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

6. Penanggulangan Bencana: Pada saat bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami, SBY mengambil langkah-langkah cepat untuk menanggulangi dampaknya,
termasuk koordinasi bantuan internasional dan rekonstruksi daerah terdampak.

7. Pendidikan dan Kesehatan: Pemerintahan SBY berupaya meningkatkan akses


pendidikan dan pelayanan kesehatan, dengan fokus pada peningkatan kualitas
pendidikan dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.
Poin-poin ini mencerminkan beberapa kebijakan utama selama masa
kepemimpinan SBY, meskipun tentu saja ada banyak aspek lain yang juga
dipertimbangkan dalam evaluasi kinerjanya sebagai presiden.

2.4 KEBERHASILAN
Beberapa keberhasilan pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) sebagai Presiden Indonesia (2004-2014) meliputi:
1. Penyelesaian Konflik di Aceh: SBY berhasil mencapai perdamaian dengan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melalui perjanjian Helsinki pada tahun 2005.
Penyelesaian konflik ini mengakhiri puluhan tahun konflik di Aceh.

2. Pertumbuhan Ekonomi yang Stabil: Masa pemerintahan SBY mencatat


pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Kebijakan reformasi ekonomi yang
diimplementasikan membantu menarik investasi dan meningkatkan kinerja sektor
ekonomi.
3. Pemberantasan Korupsi: Meskipun masih menjadi tantangan, pemerintahan SBY
memberikan perhatian serius pada pemberantasan korupsi. Pendirian Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun 2003 dan penanganan beberapa kasus
korupsi menjadi langkah positif.

4. Perbaikan Kondisi Keuangan dan Moneter: SBY berhasil mengelola kondisi


keuangan dan moneter, termasuk mengurangi tingkat inflasi dan memperkuat nilai
tukar rupiah.

5. Stabilitas Politik dan Keamanan: Pada umumnya, masa pemerintahan SBY


ditandai dengan stabilitas politik dan keamanan, memberikan landasan yang relatif
aman bagi perkembangan ekonomi dan sosial.

6. Peningkatan Akses Pendidikan dan Kesehatan: Upaya pemerintahan SBY untuk


meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil,
dapat dianggap sebagai keberhasilan dalam memperbaiki sektor-sektor ini.

7. Pengelolaan Krisis Bencana: Respons cepat dan efektif terhadap bencana alam,
seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh serta erupsi Gunung Merapi, menunjukkan
kemampuan pemerintahan SBY dalam mengelola krisis.
Meskipun ada keberhasilan yang dapat diidentifikasi, penting untuk diingat bahwa
evaluasi terhadap masa kepemimpinan SBY juga melibatkan pertimbangan terhadap
tantangan dan kritik yang mungkin muncul selama periode tersebut.

2.5 PERISTIWA PENTING


Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa kepemimpinan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden Indonesia (2004-2014) meliputi:
1. Penyelesaian Konflik di Aceh (2005): Penandatanganan perjanjian damai di
Helsinki pada 15 Agustus 2005 antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh
Merdeka (GAM) menandai akhir konflik di Aceh yang berlangsung selama beberapa
dekade.

2. Gempa dan Tsunami Aceh (2004): Gempa bumi dan tsunami pada 26 Desember
2004 menyebabkan kerusakan yang parah di Aceh dan sekitarnya. Pemerintahan SBY
menghadapi tantangan besar dalam menangani bencana ini dan memulai upaya
rekonstruksi.

3. Pilkada Langsung (2005): Pemilihan kepala daerah secara langsung diadakan


untuk pertama kalinya pada tahun 2005, mengukuhkan langkah-langkah
demokratisasi yang lebih lanjut di Indonesia.
4. Pencalonan Kembali SBY (2009): SBY berhasil memenangkan pemilihan
presiden kembali pada tahun 2009, yang menandai dukungan lanjutan dari masyarakat
terhadap kepemimpinannya.

5. Kasus Century (2008): Skandal Bank Century yang mencuat pada tahun 2008
menimbulkan kontroversi dan kritik terhadap kebijakan pemerintahan SBY dalam
mengatasi krisis keuangan.

6. Erupsi Gunung Merapi (2010): Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010
menyebabkan evakuasi ribuan penduduk dan menunjukkan tantangan dalam
menangani bencana alam.

7. Kenaikan Harga BBM (2013): Keputusan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) pada tahun 2013 memicu protes dan demonstrasi di berbagai wilayah
Indonesia.

8. Kasus Munir (2004): Pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib
pada tahun 2004 menyoroti masalah hak asasi manusia dan pemerintahan hukum di
Indonesia.
Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan dinamika kompleks yang terjadi selama
masa kepemimpinan SBY dan memberikan gambaran tentang tantangan dan
pencapaian yang dihadapi pemerintahannya.
BAB III
KESIMPULAN

Susilo Bambang Yudhoyono merupakan presiden pertama yang dipilih melalui


pemilihan presiden (pilpres) secara langsung pada 2004. Ia memenangkan pilpres
dengan berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden. Sesudah dilantik
sebagai presiden, Susilo Bambang Yudhoyono segera menyusun kabinet yang
bernama Kabinet Indonesia Bersatu.
Masa kepresidenan Yudhoyono juga ditandai dengan bencana menyebabkan
beberapa orang menyebut Yudhoyono sebagai ‘Presiden bencana’. Bencana
alam yang paling terkenal adalah tsunami mengerikan di Aceh yang menewaskan
lebih dari 200.000 orang di Aceh pada tahun 2004.
Tahun 2009 Yudhoyono kembali menjadi presiden dan beliau memilih Boediono
sebagai mitranya untuk wakil presiden.
Masa kekuasaan SBY akan berakhir pada Oktober2014. Kekuasaan tersebut
berakhir dikarenakan masa jabatnnya yang telah terlaksana 2 periode. Perodepertama
(2004-2009) dan periode kedua (2009-2014).Sesuai dengan UUD bahwa masa
maksimal jabatanpresiden adalah 2 periode. Dan tidak diperbolehkanlagi menjabat
sebagai presiden setelah itu.Dan di akhir masa jabatannya kini terdapatmasalah yang
berpengaruh besar bagi rakyatIndoneisa, yaitu berkurangnya subsidi BBM,
walaupunharga BBM masih stabil diimbangi dengan langkanyapersediaan BBM.
DAFTAR PUSTAKA

Andika Wahyu. 2014. SBY dan Tugas Akhir di Pemerintahan. Jakarta: Antara News.
https://www.antaranews.com/berita/414688/sby-dan-tugas-akhir-di-pemerintahan

Detik News. 2014. Melihat perbandingan pilpres 2004, 2009 dan 2014. Jakarta.
https://news.detik.com/berita/d-2645367/melihat-perbandingan-pilpres-2004-2009-
dan-2014

Keperpustakaan Nasional.2016. Biografi Susilo Bambang Yudhoyono


https://kepustakaanpresiden.perpusnas.go.id/biography/?
box=detail&presiden_id=6&presiden=sby

Fathimatuz Zahroh.2020.Biografi Susilo Bambang Yudhoyono.merdeka.


https://www.merdeka.com/susilo-bambang-yudhoyono

Dewi Erianto.2023. Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang


Yudhoyono. Kompaspedia.
https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/tokoh/presiden-republik-indonesia-ke-6-
susilo-bambang-yudhoyono
LIRIK LAGU TENTANG KEPEMIMPINAN SBY
(Nada mengikuti lagu Hey Ladies—Rossa)

Masa reformasi, SBY pemimpin kita


Kabinetnya kuat, reformasi jadi nyata
Berkarya untuk rakyat, membawa perubahan

Masa reformasi, terbuka pintu harapan


Demokrasi berkibar, swara rakyat terdengar
SBY memimpin dengan bijak, Indonesia jaya

Kabinet, SBY melangkah bersama


Indonesia bersatu maju tak terhentikan
Kebijakan, bijak untuk rakyat tercintanya

Kabinet, SBY melangkah bersama


Membangun masa depan, Indonesia gemilang
Tekankan korupsi, hukum juga ditegakkan

Kebijakan SBY, menuntun kita bersama


Menuju Indonesia yang adil dan sejahtra
Kita bangkit bersama taklukan semua rintangan
KITA BERSATU

Masa reformasi, terbuka pintu harapan


Demokrasi berkibar, swara rakyat terdengar
SBY memimpin dengan bijak, Indonesia jaya

Kabinet, SBY melangkah bersama


Indonesia bersatu maju tak terhentikan
Kebijakan, bijak untuk rakyat tercintanya

Kabinet, SBY melangkah bersama


Membangun masa depan, Indonesia gemilang
Tekankan korupsi, hukum juga ditegakkan

Kabinet, SBY melangkah bersama


Indonesia bersatu maju tak terhentikan
Kebijakan, bijak untuk rakyat tercintanya

Kebijakan SBY, menuntun kita bersama


Menuju Indonesia yang adil dan sejahtra
Kita bangkit bersama taklukan semua rintangan
KITA BERSATU

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai