Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH

KELOMPOK 6

SUSILO
BAMBANG
YUDHOYONO

NAMA KELOMPOK:
 ELKAN NABABAN
 MONIKA NOPIANTI
 PRIMA ROCKY
 ROCINTA CAROLINE
 TSANIA VISTARA

SMAN 3 SIBOLGA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan

rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Sejarah

Indonesia ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa

Indonesia memiliki sejarah pemerintahannya itu sangat berarti untuk dibahas karna

kita harus mengetahui juga silsilah atau kejadian yg pernah ada di Indonesia kita ini.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan tokoh

pemerintahan yang ada di Indonesia salah satunya Bapak Presiden Indonesia yg ke-

6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini

bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi.

Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah

ini.Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih

kepada Ibu. Guru mata pelajaran Sejarah Indonesia & Kepada pihak yang sudah

menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta

waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejak tahun 2004, masyarakat Indonesia bisa memilih Presiden RI secara
langsung melalui pemilihan umum.salah satunya presiden kita ke -6 Susilo
Bambang Yudhoyono.seperti yang dikenal melalui biografinya ,sby merupakan
lulusan militer Indonesia yang akhirnya menjadi presiden.
Banyak hal yg telah dilakukannya untuk bangsa Indonesia ini dalam silang 2
periode (10 tahun). Dalam hal ini kami akan membahas secara mendalam apa-
apa saja yg dialami dan dirasakan oleh bangsa Indonesia saat mantan presiden
RI ini menjabat.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Kami sudah merumuskan Sebagian permasalahan yg hendak dibahas
dalam makalah ini. Adapun masalahnya antara lain:
1. Siapakah Susilo Bambang Yudhoyono?
2. Bagaimana Pendidikan & Karir Susilo Bambang Yudhoyono?
3. Bagaimana Kebjiakan & kejadian yang dialami selama memerintah?
4. Apa saja fakta-fakta yg dimiliki SBY selaku mantan presiden RI?

1.3 TUJUAN MASALAH


Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh kelompok
kami di atas, hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan
bagaikan berikut:
 Mengetahui secara jelas biografi bapak SBY
 Untuk mengetahui bagaimana Pendidikan & Karir Bapak SBY
 Untuk mengetahui dan mengenali hal-hal menarik yang terjadi pd
saat masa pemerintahan Bapak SBY
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIAPAKAH SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Susilo Bambang yudhoyono lahir di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 9
September 1949 dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari silsilah ayahnya
dapat dilacak hingga Pakubuwana serta memiliki hubungan dengan trah
Hamengkubuwana II. Ketika masih berusia remaja, ia pernah tercatat sebagai salah satu
anggota GSNI (Gerakan Siswa Nasional Indonesia), salah satu organisasi underbow PNI
yang setara dengan PII (Pelajar Islam Indonesia) Masyumi.Seperti ayahnya, ia pun
berkecimpung di dunia kemiliteran. Selain tinggal di kediaman keluarga di Bogor (Jawa
Barat), SBY juga tinggal di Istana Merdeka, Jakarta. Susilo Bambang Yudhoyono menikah
dengan Kristiani Herawati yang merupakan putri ketiga Jenderal (Purnawirawan) Sarwo
Edhi Wibowo (alm). Komandan militer Jenderal Sarwo Edhi Wibowo turut membantu
menumpas PKI (Partai Komunis Indonesia) pada tahun 1965. Dari pernikahan tersebut
mereka dikaruniai dua anak lelaki, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (lahir 1978) dan
Edhie Baskoro Yudhoyono (lahir 1980).Agus adalah lulusan dari SMA Taruna Nusantara
tahun 1997, dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Seperti ayahnya, ia juga
mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa dan seorang prajurit dengan pangkat Letnan
Satu TNI Angkatan Darat yang bertugas di sebuah batalion infantri di Bandung, Jawa
Barat. Agus menikah dengan Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari
mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan. Sejak pertengahan 2005, Agus
menjalani pendidikan untuk gelar magister di Institute of Defense and Strategic Studies,
Singapura. Anak yang bungsu, Edhie Baskoro lulus dengan gelar ganda dalam Financial
Commerce dan Electrical Commerce tahun 2005 dari Curtin University of Technology di
Perth, Australia Barat.

2.2 BAGAIMANA PENDIDIKAN & KARIR SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab dengan
nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY kemudian melanjutkan
pendidikannya di SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY bercita-cita untuk menjadi tentara
dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA
akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan
akhirnya dia menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama
(PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah, Susilo Bambang
Yudhoyono mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri. Tahun 1970, akhirnya SBY
masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung.
SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo
Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol.
Terbukti, ketika dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima
penghargaan lencana Adhi Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya,
SBY kemudian masih melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa
universitas militer ternama.

BERIKUT RINGKASAN PENDIDIKAN BELIAU:

1. Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri), 1973

2. American Language Course, Lackland, Texas, Amerika Serikat, 1976

3. Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1976

4. Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, Amerika Serikat, 1982–1983

5. On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, Amerika Serikat, 1983

6. Jungle Warfare School, Panama, 1983

7. Kursus Senjata Antitank di Belgia dan Jerman, 1984

8. Kursus Komando Batalyon, 1985

9. Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat, 1988–1989

10. Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat

11. Master of Art (M.A.) dari Management Webster University, Missouri, Amerika Serikat

12. Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), 2004

13. Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional dari Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), 2014
Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan
Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas
Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Kefasihan dalam berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara
(airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat
Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku
jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305
Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330
Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops
SUAD (1981-1982).
Selanjutnya, SBY dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan
Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf
dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989.
SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan
TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi
Sudradjat. Ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, SBY ditarik ke Mabes ABRI untuk
menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Ada banyak
sekali jabatan militer yang kemudian dijabat oleh SBY, puncaknya adalah ketika dia dipercaya
bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995).
SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United
Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara
Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia
Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya
(1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf
Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun
lebih dini dari militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri Pertambangan
dan Energi selama masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama
kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur
memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati
mempercayai dan melantik SBY menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Gotong-Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan Menko
Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik
yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Pada pemilu Presiden
yang dilakukan secara langsung untuk pertama kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf
Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60
persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla
dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres XXI PGRI di Jakarta.
Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh yang memperjuangkan dan
memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib guru dengan mendeklarasikan bahwa
guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun 2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Juga adanya sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai
dibayar.

2.3 KEBIJAKAN DAN KEJADIAN YG DIALAMI SELAMA MEMERINTAH

Anda mungkin juga menyukai