1. M. Fathir Rahman
2. M. Rizki Putra Ramadhan
3. Mutia Silviani
4. Nanda Nurvika
5. Nauralisha Umayza Z.
6. Nurisa Ikka O.
7. Reimark Samuel R.
8. Rico Herlambang
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………….…………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI …………………………………………………..…………………iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………1
C. Kesimpulan ……………………………………………………………5
D. Saran …………………………………………………………………..5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan oleh MPR pada 23 Juli 2001 dengan
alasan yang didasarkan atas berbagai kebijakan - kebijakan yang kontroversional seperti
seringnya reshuffle kabinet, seringnya melakukan lawatan kenegaraan hingga sandungan
dana Yantera Bulog dan bantuan Sultan Brunei Darrusalam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
b. Bidang Ekonomi
Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1998 belum dapat dilalui
oleh dua presiden sebelum Megawati sehingga pemerintahannya mewarisi
berbagai persoalan ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan menuntut
perhatian pemerintah untuk memulihkan situasi ekonomi guna memperbaiki
kehidupan rakyat. Salah satu kebijakan ekonomi Megawati yang dinilai berani
adalah mengakhiri program reformasi kerjasama dengan IMF pada Desember
2003 yang lalu dilanjutkan dengan privatisasi.
Privatisasi BUMN sudah dilakukan sejak zaman Orde Baru. Salah satu
latar belakang privatisasi adalah kondisi perekonomian Indonesia pasca reformasi
juga tidak dikesampingkan adanya IMF, pemerintah dipaksa menjual BUMN-
BUMN yang cukup potensial di masa-masa mendatang hanya untuk menutup
defisit APBN.
2
pembangunan dan tidak adilnya pembagian hasil sumber daya alam antara
pemerintah pusat dan daerah menjadi masalah tersendiri.
Karena tidak ada pihak yang mau mengalah, maka pada tanggal 19 Mei
2003 Presiden Megawati mencetuskan bahwa Aceh menjadi Darurat Militer.
Menjelang Pemilu 2004, Megawati menandatangani dekrit dan merubah status
Darurat Militer di Aceh menjadi Darurat Sipil pada 18 Mei 2004.
3
e. Upaya Pemberantasan KKN
Kendati berhasil melakukan berbagai pencapaian di bidang ekonomi dan
politik terutama dalam menghasilkan produk undang-undang mengenai
pelaksanaan otonomi daerah, pemerintahan Presiden Megawati belum berhasil
melakukan penegakan hukum terkait Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
KPU pada saat itu meloloskan 5 pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden dari 5 partai politik yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan
Keputusan KPU No. 36 Tahun 2004, yaitu:
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Megawati menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai
Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat
Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Megawati
juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi
demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden
secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu
keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40%-60%)
dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak
kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada
masa pemerintahannya.
B. Saran
Memahami Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri dapat memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem
demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa
mendatang.