Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA PELAJARAN SEJARAH

PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PADA

MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI

XII MIPA 2 - KELOMPOK 3:

1. M. Fathir Rahman
2. M. Rizki Putra Ramadhan
3. Mutia Silviani
4. Nanda Nurvika
5. Nauralisha Umayza Z.
6. Nurisa Ikka O.
7. Reimark Samuel R.
8. Rico Herlambang

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 DEPOK


Jalan Masjid Al-Amsyir Perumahan The Address, Kelurahan Leuwinanggung,
Kecamatan Tapos, Kota Depok

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 13 Maret 2022

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………….…………………i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI …………………………………………………..…………………iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1

A. Latar Belakang …………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………1

B. Reformasi dan Pencapaian Masa Presiden Megawati Soekarnoputri ….2


a. Bidang Hukum dan Pemerintahan …………………………2
b. Bidang Ekonomi …………………………………………...2
c. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah ……………2
d. Disentralisasi Politik dan Keuangan ……………………….3
e. Upaya Pemberantasan KKN ……………………………….4
f. Pelaksanaan Pemilu 2004 ………………………………….4

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………5

C. Kesimpulan ……………………………………………………………5
D. Saran …………………………………………………………………..5

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Presiden Abdurrahman Wahid diberhentikan oleh MPR pada 23 Juli 2001 dengan
alasan yang didasarkan atas berbagai kebijakan - kebijakan yang kontroversional seperti
seringnya reshuffle kabinet, seringnya melakukan lawatan kenegaraan hingga sandungan
dana Yantera Bulog dan bantuan Sultan Brunei Darrusalam.

Megawati dilantik dan diambil sumpahnya menjadi Presiden di Gedung DPR


MPR pada Senin 23 Juli 2011. Megawati diangkat sebagai Presiden berdasarkan Tap
MPR No. III/MPR/2001 menggantikan Gus Dur (Abdurrahman Wahid) dengan masa
jabatan sampai 2004.

Presiden Megawati mengawali tugasnya dengan membentuk Kabinet Gotong


Royong. Kabinet ini memiliki lima agenda utama dengan salah satu dari agenda tersebut
adalah membuktikan sikap tegas pemerintah dalam menghapus KKN yang sebelumnya
juga merupakan salah satu masalah utama di Indonesia.

Berikut Program Kerja Kabinet Gotong Royong:

1. Mewujudkan Otonomi yang Tangguh


2. Menyehatkan Bank
3. Memantapkan Fungsi dan Peran TNI dan Polisi
4. Meluruskan Otonomi Daerah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reformasi dan Pencapaian Masa Presiden Megawati Soekarnoputri


a. Bidang Hukum dan Pemerintahan
Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, MPR kembali melakukan
amandemen terhadap UUD 1945 pada tanggal 10 November 2001. Amandemen
tersebut meliputi penegasan Indonesia sebagai negara hukum dan kedaulatan
berada di tangan rakyat.

b. Bidang Ekonomi
Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia sejak 1998 belum dapat dilalui
oleh dua presiden sebelum Megawati sehingga pemerintahannya mewarisi
berbagai persoalan ekonomi yang kompleks dan saling berkaitan menuntut
perhatian pemerintah untuk memulihkan situasi ekonomi guna memperbaiki
kehidupan rakyat. Salah satu kebijakan ekonomi Megawati yang dinilai berani
adalah mengakhiri program reformasi kerjasama dengan IMF pada Desember
2003 yang lalu dilanjutkan dengan privatisasi.

Setelah mengakhiri kerjasama dengan IMF, Megawati menerbitkan


Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2003 tentang Paket Kebijakan Ekonomi Sesudah
Berakhirnya Program IMF untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Dampaknya
dinilai cukup baik. Kurs Rupiah bertambah, tingkat inflasi menurun sedangkan
pertumbuhan ekonomi naik begitu juga dengan poin IHSG.

Privatisasi adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara


menjadi milik swasta. Tujuan pelaksanaan privatisasi sebagaimana tercantum
dalam Pasal 74 UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN adalah meningkatkan
kinerja dan nilai tambah perusahaan serta meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pemilikan saham Persero.

Privatisasi BUMN sudah dilakukan sejak zaman Orde Baru. Salah satu
latar belakang privatisasi adalah kondisi perekonomian Indonesia pasca reformasi
juga tidak dikesampingkan adanya IMF, pemerintah dipaksa menjual BUMN-
BUMN yang cukup potensial di masa-masa mendatang hanya untuk menutup
defisit APBN.

c. Masalah Disintegrasi dan Kedaulatan Wilayah


Pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia merupakan salah satu
pekerjaan rumah pemerintahan Presiden Megawati. Tidak meratanya

2
pembangunan dan tidak adilnya pembagian hasil sumber daya alam antara
pemerintah pusat dan daerah menjadi masalah tersendiri.

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang


dibentuk pada tanggal 4 Desember
1976 oleh Hasan Tiro merupakan
ancaman bagi persatuan bangsa. Pada
tanggal 17 dan 18 Mei 2003, RI dan
GAM mengadakan pertemuan di
Tokyo untuk mencegah konflik dan
membahas bersama mengenai Joint
Council.
Peta Pulau-Pulau di Lepas Pantai
Malaysia yang Dekat Dengan Indonesia.

Karena tidak ada pihak yang mau mengalah, maka pada tanggal 19 Mei
2003 Presiden Megawati mencetuskan bahwa Aceh menjadi Darurat Militer.
Menjelang Pemilu 2004, Megawati menandatangani dekrit dan merubah status
Darurat Militer di Aceh menjadi Darurat Sipil pada 18 Mei 2004.

d. Disentralisasi Politik dan Keuangan


Terkait hubungan pemerintah pusat dan daerah, pemerintahan Presiden
Megawati berupaya untuk melanjutkan kebijakan otonomi daerah yang telah
dirintis sejak tahun 1999 seiring dengan dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 1999
tentang perimbangan keuangan pusat-daerah.

Pada masa pemerintahan Presiden Megawati terdapat beberapa kebijakan


pada bidang politik. Salah satunya adalah membangun tatanan politik baru.
Usaha-usaha yang dilakukan dengan mengeluarkan undang-undang baru, yakni:

1. UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu. Salah saty perubahan penting


terkait dengan pemilihan umum adalah perubahan tata cara pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat dan mulai
diterapkan pada pemilihan umum tahun 2004.
2. UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR
Pembatasan wewenang MPR, kesejajaran kedudukan antara Presiden dan
DPR yang secara langsung menguatkan posisi DPR, kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), penetapan APBN yang diajukan oleh Presiden
dan penegasan wewenang BPK.
3. Mendukung dana, tenaga dan sumber daya lain untuk suksesnya
penerapan UU tersebut.

3
e. Upaya Pemberantasan KKN
Kendati berhasil melakukan berbagai pencapaian di bidang ekonomi dan
politik terutama dalam menghasilkan produk undang-undang mengenai
pelaksanaan otonomi daerah, pemerintahan Presiden Megawati belum berhasil
melakukan penegakan hukum terkait Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Dibentuk berdasarkan UU No. 30


Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) didasari
karena Megawati melihat institusi
kejaksaan dan kepolisian saat itu terlalu
kotor sehingga untuk menangkap koruptor
dinilai tidak mampu.

f. Pelaksanaan Pemilu 2004


Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama dimana untuk pertama
kalinya masyarakat pemilik hak suara dapat memilih wakil rakyat mereka di
tingkat pusat dan daerah secara langsung.

KPU pada saat itu meloloskan 5 pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden dari 5 partai politik yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan
Keputusan KPU No. 36 Tahun 2004, yaitu:

1. H. Wiranto, S.H. dan Ir. H. Salahuddin Wahid dari Partai Golkar.


2. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim M. dari PDI-P.
3. Proÿ. Dr. H.M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudohusodo dari
PAN.
4. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla dari
Partai Demokrat.
5. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M. Sc. dari PPP.

Pemilu ini berlangsung selama 2 putaran dengan hasil yakni H. Susilo


Bambang Yudhoyono sebagai Presiden dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla sebagai
Wakil Presiden berikutnya.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Megawati menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada
tahun 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai
Golkar. Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat
Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Megawati
juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sejak
memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999.
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi
demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannyalah, pemilihan umum presiden
secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu
keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia. Ia mengalami kekalahan (40%-60%)
dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak
kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator pada
masa pemerintahannya.

B. Saran
Memahami Perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri dapat memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem
demokrasi dan upaya memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai