Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“KEHIDUPAN MASA PEMERINTAHAN MEGAWATI”

NAMA KELOMPOK :
 ANACE YULIANA HURU DIMA
 BUNGA LISNIAWATY
 DEVIANI KASANA LOMBO
 EVELYN SARAH CHRISTYN RIHI
 PATRICK DEUTELIN MITE
 VICKY UMBU NEKA
 YESIKA BIRU
 ZHEVANYA S.D. DAPAMERANG

XII IPA 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Presiden Megawati Soekarno Putri adalah Presiden Indonesia yang kelima
yang menjabat sejak 23 Juli 2001-20 Oktober 2004. Beliau merupakan Presiden
wanita pertama di Indonesia dalam sejarah dan beliau merupakan anak dari
presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Megawati diangkat menjadi presiden setelah MPR mengadakan sidang istimewa


MPR pada tahun 2001. Sidang istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi
langkah presiden Abdurrahman Wahid yang membekukan MPR dan partai Golkar.

Pada masa pemerintahan presiden Megawati Soekarno Putri terdapat


berbagai kebijakan pada bidang politik di Indonesia, yaitu antara lain:

A. Membangun tatanan politik baru


Usaha ini dilakukan dengan mengeluarkan Undang-undang baru, yakni :

1. UU No. 12 Tahun 2003 tentang pemilu

Salah satu perubahan penting terkait dengan pemilihan umum adalah


perubahan tata cara pemilihan presiden dan wakil presiden yang dipilih langsung
oleh rakyat dan mulai diterapkan pada pemilihan umum tahun 2004.

2. UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR

Pembatasan wewenang MPR, kesejajaran kedudukan antara presiden dan


DPR yang secara langsung menguatkan posisi DPR, kedudukan Dewan perwakilan
daerah (DPD), penetapan APBN yang diajukan oleh presiden dan penegasan
wewenang BPK.

3. Mendukung dana, tenaga dan sumber daya lain untuk suksesnya


penerapan UU tersebut.

B. Meluruskan otonomi daerah


Terkait hubungan pemerintah pusat dan daerah, presiden Megawati berupaya
untuk melanjutkan kebijakan otonomi daerah yang telah dirintis sejak tahun 1999
seiring dengan dikeluarkannya UU No. 02 Tahun 199 tentang perimbangan
keuangan pusat-daerah.

Upaya ini merupakan proses reformasi tingkat lokal terutama pada bidang politik,
pengelolaan keuangan daerah dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam daerah
untuk kepentingan masyarakat setempat.

Upaya desentralisasi politik dan keuangan ini sejalan dengan struktur


pemerintahan di masa mendatang dimana masing-masing daerah akan diberi
wewenang lebih besar untuk mengelola hasil-hasil sumber daya alam dan potensi
ekonomi yang mereka miliki. Otonomi daerah merupakan isu penting sejak
bergulirnya reformasi pada tahun 1998. Setelah berakhirnya pemerintahan orde
baru, rakyat di beberapa daerah mulai menyuarakan ketidakmampuan mereka
terhadap sistem sentralisasi kekuasaan dan wewenang pemerintah pusat yang
sangat kuat. Kepala daerah yang bertugas di beberapa daerah, mulai dari posisi
gubernur hingga bupati seringkali bukan merupakan pilihan masyarakat setempat.

C. Pemberantasan KKN
Tugas presiden Megawati diawal pemerintahannya terutama upaya untuk
memberantas KKN terbilang berat karena selain banyaknya kasus-kasus KKN
masa orde baru yang belum tuntas, kasus KKN pada masa pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid menambah beban pemerintahan baru tersebut.

Untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN, pemerintahan presiden


Megawati membentuk komisi tindak pidana korupsi setelah keluarnya UU RI No.
28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN.
Tetapi, pembentukan komisi ini menuai kritik karena pada masa pemerintahan
presiden Abdurrahman Wahid telah dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat
Negara (KPKPN).

Dari segi kemiripan tugas, keberadaan kedua komisi tersebut terkesan


tumpang tindih. Dalam perjalanan pemerintahan presiden Megawati, kedua komisi
tersebut tidak berjalan maksimal karena hingga akhir pemerintahan presiden
Megawati, berbagai kasus KKN yang ada belum dapat terselesaikan.

D. Melanjutkan amandemen UUD 1945 


Pada masa pemerintahan presiden Megawati, MPR kembali melakukan
amandemen terhadap UUD 1945 pada tanggal 10 November 2001. Amandemen
tersebut meliputi penegasan Indonesia sebagai negara hukum dan kedaulatan
berada di tangan rakyat serta upaya pemberantasan KKN yang ditetapkan menjadi
penegasan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan independen untuk
menyelenggarakan peradilan yang adil dan bersih guna menegakkan hukum dan
keadilan yang dilakukan oleh mahkamah agung.

Pada masa pemerintahan presiden Megawati Soekarno Putri terdapat


berbagai kebijakan pada bidang ekonomi di Indonesia, yaitu antara lain:

1. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 mengakibatkan


kemerosotan pendapatan perkapita. Pada tahun 1997 pendapatan perkapita
Indonesia tinggal US$465. Melalui kebijakan pemulihan keamanan situasi
Indonesia menjadi tenang. Presiden Megawati berhasil menaikan pendapatan
perkapita cukup signifikan yaitu sekitar US$930.

2. Ketenangan Megawati disambut oleh pasar, tak sampai sebulan dilantik


kurs melonjak ke Rp 8500 per dollar AS. Indeks harga saham gabungan (IHSG)
juga terus membaik hingga melejit ke angka 800.

3. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai


inflansi, presiden Megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu
melakukan privatisasi terhadap BUMN. Pemerintah menjual indosat pada tahun
2003. Hasil penjualan itu berhasil menaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi 4,1% dan inflansi hanya 5,06%. Privatisasi adalah menjual perusahaan
negara didalam periode krisis. Tujuannya adalah melindungi perusahaan negara
dari interversi kekuatan-kekuatan politik dan melunasi pembayaran utang luar
negri.

4. Memperbaiki kinerja ekspor. Pada tahun 2002 nilai ekspor mencapai


US$57,158 miliar dan import tercatat US$31,229 miliar. Pada tahun 2003 ekspor
juga menanjak keangka US$61,02 miliar dan import meningkat keangka US$32,39
miliar.

5. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada


pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri
sebesar Rp 116.3 triliun.

6. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan


negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari
intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil
penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %.
Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang
diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.

7. Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan


Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi.
Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk
menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan
nasional.

8. Secara faktual, pemerintahan Megawati menjalankan kebijakan privatisasi


berdasarkan desakan dari luar, khususnya IMF dan bank dunia. Bedanya, jika
Megawati hanya melanjutkan kesepakatan yang dibuat pemerintahan sebelumnya,
Habible, melalui stuctrual adjustment program (SAP).

9. Selain itu, pertimbangan melakukan privatisasi dijaman Megawati adalah


untuk mencari pendanaan untuk menutupi deficit APBN. Seperti diketahui,
Megawati mewarisi sebuah kondisi ekonomi yang compang camping akibat krisis
ekonomi 1997.

10. Pada periode 1991-2001, pemerintah Indonesia 14 kali memprivatisasi


BUMN. Yang terprivatisasi 12 BUMN.
11. Pada masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik luar
negeri tidak begitu determinis di bawah kendali sebuah negara.

12. Di masa pemerintahan Megawati, kerjasama ekonomi dan politik juga


dilakukan diluar blok AS dan sekutunya, seperti kerjasama pembelian pesawat
Sukhoi dengan Rusia dan kerjasama perdagangan dengan China.

13. Selain itu, pemerintahan Megawati berusaha keras untuk keluar dari
jebakan IMF. Hanya saja, usaha itu dibiaskan oleh Budiono, Menteri Keuangan
waktu itu, dengan menandatangi post program monitoring (PPM) yang berarti
melanjutkan campur tangan IMF secara sembunyi-sembunyi.

14. Untuk perlindungan terhadap perempuan dan TKI di luar negeri,


pemerintahan Megawati pernah mengajukan tiga RUU, yaitu Rancangan Undang-
Undang (RUU) tentang Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan di Lingkungan
Kerja dan Rumah Tangga, RUU Pekerja di Luar Negeri, dan RUU Tindak Pidana
Perdagangan Orang.
KESIMPULAN
Terdapat capaian-capaian yang dilahirkan pada masa pemerintahan
Megawati sebagai berikut. Pertama, Megawati berhasil mendirikan lembaga
pemberantas korupsi yang dikenal dengan Lembaga KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi).Kedua, Megawati dapat menghentikan aktivitas pertambangan Freeport
di Papua karena dianggap melanggar aturan internasional tentang AMDAL. Tidak
hanya sebatas itu, Megawati juga dapat menghentikan kontrak pertambangan
minyak Caltex di Blok Natuna Kepulauan Riau.Capaian lainnya adalah ketika
Megawati mengeluarkan Keppres No 34 Tahun 2004 Tentang Penerbitan Bisnis
TNI. Ia mendirikan Akademi Intelejen yang pertama di Indonesia.Kemudian,
melakukan pembangunan infrastuktur yang vital setelah pembangunan berhenti
sejak 1998. Pada masa pemerintahan Megawati, dia juga dapat mengembalikan
proporsi pendapatan gas arun sebagian besar kepada rakyat Aceh dengan status
daerah otonomi khusus dan menangkap petinggi GAM dan anggota GAM yang
bersenjata.

Anda mungkin juga menyukai