Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan kehidupan politik dan ekonomi bangsa

Indonesia pada masa reformasi

DISUSUN OLEH:

M. Ilham Permana
KELAS: XII IPS 3
SMAN 1 KOTA BEKASI
Jalan K.H Agus Salim

Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp.8802538 Fax. 8803854


www.sman1bekasi.sch.id
E-mail:
Smanegeri1bekasi@yahoo.com
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita sehingga tugas ini dapat selesaikan. Taklupa shalawat serta salam
kami haturkan kepada junjunan kami Nabi Muhammad SAW.
Tugas ini kami beri judul "PERKEMBANGAN KEHIDUPAN POLITTK DAN EKONOMI PADA
MASA REFORMASI " yang disesuaikan dengan materi tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Semoga dengan adanya makalah ini saya dapat memahami sejarah Politik dan
ekonomi pada masa reformasi . Kesempurnaan hanyalah milik Allah, kekurangan dan
kelemahan milik saya , karena itu saya berharap kritik dan saran untuk menningkatkan
mutu dan kualitas agar dapat memperbaiki masalah selanjutnya, menjadi lebih baik lagi,

Bab 1
pendahuluan
A. Latar belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara
konstitusional. Lahirnya reformasi oleh karena pemerintah Orde Baru yang
sebelumnya berjalan secara otoriter dan sentralistik yang tidak memberikan ruang
demokrasi dan kebebasan rakyat berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan.
Gerakan Reformasi diawali ketika Presiden Soeharto meletakan jabatannya sebagai
presiden pada 21 Mei 1998. Padahal ia merupakan penguasa Orde Baru yang dapat
bertahan 32 tahun lamanya.

Proses menuju reformasi telah dimulai ketika wacana penentangan politik secara
terbuka kepada Orde Baru mulai muncul. Penentangan ini terus digulirkan oleh
mahasiswa, cendekiawan dan masyarakat, mereka menuntut pelaksanaan proses
demokratisasi yang sehat dan terbebas dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) yang muncul dampak tidak diimbanginya pembangunan fisik dengan
pembangunan mental (character building) terhadap para pelaksana pemerintahan
(birokrat), aparat keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha/konglomerat).
Mereka juga menuntut terwujudnya rule of law, good governance, serta berjalannya
pemerintahan yang bersih. Oleh karena itu, bagi mereka reformasi merupakan
sebuah era dan suasana yang senantiasa terus diperjuangkan dan dipelihara. Jadi
bukan hanya sebuah momentum, namun sebuah proses yang harus senantiasa
dipupuk.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan politik dan ekonomi Pada Masa Reformasi ?
2. Bagaimana kondisi Politik dan ekonomi pada Masa Reformasi ?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi.
2. Untuk menambah wawasan terhadap pembaca mengenai perkembangan
politik dan ekonomi pada masa reformasi
Bab 2
Pembahasan

A. Perkembangan politik dan ekonomi pada masa Presiden B.J Habibie


Setelah Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden
Republik Indonesia pada 21 Mei 1998, pada hari itu juga Wakil Presiden B.J Habibie dilantik
menjadi presiden RI ketiga di bawah pimpinan Mahkamah Agung di Istana Negara. Dasar
hukum pengangkatan Habibie adalah berdasarkan TAP MPR No.VII/MPR/1973 yang berisi
“jika Presiden berhalangan, maka Wakil Presiden ditetapkan menjadi Presiden”.
Ketika Habibie naik sebagai Presiden, Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi terburuk
dalam waktu 30 tahun terakhir, disebabkan oleh krisis mata uang yang didorong oleh
hutang luar negeri yang luar biasa besar sehingga menurunkan nilai rupiah menjadi
seperempat dari nilai tahun 1997. Krisis yang telah menimbulkan kebangkrutan teknis
terhadap sektor industri dan manufaktur serta sektor finansial yang hampir ambruk,
diperparah oleh musim kemarau panjang yang disebabkan oleh El Nino, yang
mengakibatkan turunnya produksi beras.
Ditambah kerusuhan Mei 1998 telah menghancurkan pusat-pusat bisnis perkotaan,
khususnya di kalangan investor keturunan Cina yang memainkan peran dominan dalam
ekonomi Indonesia. Larinya modal, dan hancurnya produksi serta distribusi barang-barang
menjadikan upaya pemulihan menjadi sangat sulit, hal tersebut menyebabkan tingkat inflasi
yang tinggi.
Pengunduran diri Soeharto telah membebaskan energi sosial dan politik serta
frustrasi akibat tertekan selama 32 tahun terakhir, menciptakan perasaan senang secara
umum akan kemungkinan politik yang sekarang tampak seperti terjangkau. Kalangan
mahasiswa dan kelompok-kelompok pro demokrasi menuntut adanya demokratisasi sistem
politik segera terjadi, meminta pemilihan umum segera dilakukan untuk memilih anggota
parlemen dan MPR, yang dapat memilih presiden baru dan wakil presiden. Di samping
tuntutan untuk menyelenggarakan pemilihan umum secepat mungkin, pemerintah juga
berada di bawah tekanan kuat untuk menghapuskan korupsi, kolusi dan nepotisme yang
menandai Orde Baru
Dalam pidato pertamanya pada tanggal 21 Mei 1998, malam harinya setelah dilantik sebagai
Presiden, pukul 19.30 WIB di Istana Merdeka yang disiarkan langsung melalui RRI dan TVRI,
B.J. Habibie menyatakan tekadnya untuk melaksanakan reformasi. Pidato tersebut bisa
dikatakan merupakan visi kepemimpinan B.J. Habibie guna menjawab tuntutan Reformasi
secara cepat dan tepat. Beberapa poin penting dari pidatonya tersebut adalah kabinetnya
akan menyiapkan proses reformasi di ketiga bidang yaitu:
A. Di bidang politik antara lain dengan memperbarui berbagai perundang-undangan
dalam rangka lebih meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik yang bernuansa
pada PEMILU sebagaimana yang diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN).
B. Di bidang hukum antara lain meninjau kembali Undang-Undang Subversi.
C. Di bidang ekonomi dengan mempercepat penyelesaian undang-undang yang
menghilangkan praktik-praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
Di samping itu pemerintah akan tetap melaksanakan semua komitmen yang telah
disepakati dengan pihak luar negeri, khususnya dengan melaksanakan program
reformasi ekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF. Pemerintah akan tetap
menjunjung tinggi kerja sama regional dan internasional, seperti yang telah dilaksanakan
selama ini dan akan berusaha dalam waktu yang sesingkat-singkatnya mengembalikan
dinamika pembangunan bangsa Indonesia yang dilandasi atas kepercayaan nasional dan
internasional yang tinggi. Seperti dituturkan dalam pidato pertamanya, bahwa
pemerintahannya akan komitmen pada aspirasi rakyat untuk memulihkan kehidupan
ekonomi dan sosial, meningkatkan kehidupan politik demokrasi dan menegakkan
kepastian hukum. Maka fokus perhatian pemerintahan Habibie diarahkan pada tiga
bidang tersebut.
B. Perkembangan dan politik ekonomi pada masa pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur terpilih
menjadi Presiden Republik Indonesia keempat pada tanggal 20 Oktober 1999.
Terpilihnya Gus Dur sebagai presiden tidak terlepas dari keputusan MPR yang
menolak laporan pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie. Berkat dukungan
partai-partai Islam yang tergabung dalam Poros Tengah, Abdurrahman Wahid
mengungguli calon presiden lain yakni Megawati Soekarno Putri dalam pemilihan
presiden yang dilakukan melalui pemungutan suara dalam rapat paripurna ke-13
MPR. Megawati Soekarno Putri sendiri terpilih menjadi wakil presiden setelah
mengungguli Hamzah Haz dalam pemilihan wakil presiden melalui pemungutan
suara pula. Ia dilantik menjadi wakil presiden pada tanggal 21 Oktober 1999.

Perjalanan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dalam melanjutkan cita-


cita reformasi diawali dengan membentuk Kabinet Persatuan Nasional. Kabinet
ini adalah kabinet koalisi dari partai-partai politik yang sebelumnya mengusung
Abdurrahman Wahid menjadi presiden yakni PKB, Golkar, PPP, PAN, PK, dan PDI-
P. Di awal pemerintahannya, Presiden Abdurrahman Wahid membubarkan dua
departemen yakni Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dengan
alasan perampingan struktur pemerintahan. Selain itu, pemerintah
berpandangan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh kedua departemen tersebut
dapat ditangani oleh masyarakat sendiri. Dari sudut pandang politik,
pembubaran Departemen Penerangan merupakan salah satu upaya untuk
melanjutkan reformasi di bidang sosial dan politik mengingat departemen ini
merupakan salah satu alat pemerintahan Orde Baru dalam mengendalikan media
massa terutama media massa yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
Pembubaran Departemen Penerangan dan Sosial diiringi dengan pembentukan
Departemen Eksplorasi Laut melalui Keputusan Presiden No. 355/M tahun 1999 tanggal 26
Oktober 1999. Sedangkan penjelasan mengenai tugas dan fungsi termasuk susunan
organisasi dan tata kerja departemen ini tertuang dalam Keputusan Presiden No. 136 tahun
1999 tanggal 10 November 1999. Nama departemen ini berubah menjadi Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP) berdasarkan Keputusan Presiden No. 165 tahun 2000 tanggal
23 November 2000. Pembentukan departemen ini memiliki nilai strategis mengingat hingga
masa pemerintahan Presiden Habibie, sektor kelautan Indonesia yang menyimpan kekayaan
sumber daya alam besar justru belum mendapat perhatian serius dari pemerintah
sebelumnya. Selain eksplorasi dan eksploitasi sumber daya kelautan, berbagai kegiatan
ekonomi yang terkait langsung dengan laut meliputi pariwisata, pengangkutan laut, pabrik
dan perawatan kapal dan pengembangan budi daya laut melalui pemanfaatan bioteknologi.
C. Masa perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan presiden
Megawati Soekarnoputri
Presiden Megawati Soekarno Putri mengawali tugasnya sebagai presiden kelima
Republik Indonesia dengan membentuk Kabinet Gotong Royong. Kabinet ini
memiliki lima agenda utama yakni membuktikan sikap tegas pemerintah dalam
menghapus KKN, menyusun langkah untuk menyelamatkan rakyat dari krisis
yang berkepanjangan, meneruskan pembangunan politik, mempertahankan
supremasi hukum dan menciptakan situasi sosial kultural yang kondusif untuk
memajukan kehidupan masyarakat sipil, menciptakan kesejahteraan dan rasa
aman masyarakat dengan meningkatkan keamanan dan hak asasi manusia.

Tugas Presiden Megawati di awal pemerintahannya terutama upaya untuk


memberantas KKN terbilang berat karena selain banyaknya kasus-kasus KKN
masa Orde Baru yang belum tuntas, kasus KKN pada masa pemerintahan
Presiden Abdurrahman Wahid menambah beban pemerintahan baru tersebut.
Untuk menyelesaikan berbagai kasus KKN, pemerintahan Presiden Megawati
membentuk Komisi Tindak Pidana Korupsi setelah keluarnya UU RI No. 28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN.

Pembentukan komisi ini menuai kritik karena pada masa pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid telah dibentuk Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara
(KPKPN). Dari sisi kemiripan tugas, keberadaan dua komisi tersebut terkesan
tumpang tindih. Dalam perjalanan pemerintahan Megawati, kedua komisi
tersebut tidak berjalan maksimal karena hingga akhir pemerintahan Presiden
Megawati, berbagai kasus KKN yang ada belum dapat diselesaikan.

D. Masa perkembangan politik dan ekonomi pada masa pemerintahan presiden


Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama RI yang dipilih secara
langsung oleh rakyat. Susilo Bambang Yudhoyono yang sering disapa SBY dan
Jusuf Kalla dilantik oleh MPR sebagai presiden dan wakil presiden RI ke-6 pada
tanggal 20 Oktober 2004. Terpilihnya pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan
Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden diikuti dengan berbagai aksi
protes mahasiswa, di antaranya aksi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas
Udayana, Denpasar, Bali, yang meminta agar presiden terpilih segera
merealisasikan janji-janji mereka selama kampanye presiden. Tidak lama setelah
terpilih, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri segera membentuk susunan
kabinet pemerintahannya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu.
Sejak awal pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
memprioritaskan untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan dan
pengangguran serta pemberantasan KKN yang ia canangkan dalam program 100
hari pertama pemerintahannya. Program pengentasan kemiskinan berkaitan
langsung dengan upaya pemerataan dan pengurangan kesenjangan serta
peningkatan pembangunan terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal.
Salah satu program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah bantuan langsung tunai (BLT). Pada
tahun 2006, BLT dianggarkan sebesar Rp. 18,8 triliun untuk 19,1 juta keluarga.
Tahun 2007 dilakukan BLT bersyarat bagi 500 ribu rumah tangga miskin di 7
provinsi, 51 kabupaten, 348 kecamatan. Bantuan tersebut meliputi bantuan
tetap, pendidikan, kesehatan dengan rata-rata bantuan per rumah tangga
sebesar Rp1.390.000.
Selain memfokuskan pada manusia dan rumah tangganya, program pengentasan
kemiskinan juga berupaya untuk memperbaiki fisik lingkungan dan prasarananya
seperti gedung sekolah, fasilitas kesehatan, jalan, air bersih, dll. Program 100 hari
pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga memberikan prioritas pada
peninjauan kembali RAPBN 2005, menetapkan langkah penegakkan hukum,
langkah awal penyelesaian konflik di Aceh dan Papua, stimulasi ekonomi nasional
dan meletakkan fondasi yang efektif untuk pendidikan nasional.
Bab 3
Kesimpulan

A. Kesimpulan
Reformasi lahir sebagai reaksi langsung terhadap krisis ekonomi yang
melanda Indonesia sekaligus adanya tuntutan untuk terjadinya perubahan-
perubahan di Indonesia dalam berbagai bidang. Selama masa Reformasi
hingga kini, berbagai pembaharuan nyatanya memang terjadi. Pemilu
misalnya, berlangsung lebih demokratis. Pembaharuan di bidang hukum juga
terjadi. Desentralisasi berlangsung, dan gerakan separatis GAM bisa diakhiri.
Terhitung sejak bergantinya era Orde Baru ke era Reformasi, hingga Pemilu
tahun 2014 ada 4 tokoh yang menjadi presiden RI: BJ Habibie, Abdurrahman
Wahid, Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono.

B. Saran
Memahami sebab dan akibat terjadinya peristiwa reformasi 1998 dapat
memberikan pelajaran penting bagi perubahan sistem demokrasi dan upaya
memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara di masa mendatang.
Pemerintahan pada era reformasi berupaya untuk memberantas berbagai
kasus KKN dan hal ini merupakan langkah yang patut dilanjutkan oleh
pemerintahan berikutnya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa sebagai salah satu upaya untuk menegakkan hukum.

Anda mungkin juga menyukai