Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

    Latar Belakang Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaanmasa Sukarno (Orde Lama) dengan masa
Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan
Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk:
mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama,
penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan negara
Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD1945 secara murni dan konsekuen
dan menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas
nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa

Di awal Orde Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia


yang terpuruk, dan berhasil untuk beberapa lama. Kondisi ekonomi Indonesia
ketika Pak Harto pertama memerintah adalah keadaan ekonomi dengan inflasi
sangat tinggi, 650% setahun,” kata Emil Salim, mantan menteri pada
pemerintahan Suharto.

Orang yang dulu dikenal sebagai salah seorang Emil Salim penasehat ekonomi
presiden menambahkan langkah pertama yang diambil Suharto, yang bisa
dikatakan berhasil, adalah mengendalikan inflasi dari 650% menjadi di bawah
15% dalam waktu hanya dua tahun. Untuk menekan inflasi yang begitu tinggi,
Suharto membuat kebijakan yang berbeda jauh dengan kebijakan Sukarno,
pendahulunya. Ini dia lakukan dengan menertibkan anggaran, menertibkan
sektor perbankan, mengembalikan ekonomi pasar, memperhatikan sektor
ekonomi, dan merangkul negara-negara barat untuk menarik modal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana dampak positif kebijakan politik ekonomi pemerintahan Orde


Baru yang masih dirasakan hingga sekarang ?
2. Bagaimana kasus penyimpangan dari kebijakan politik ekonomi
pemerintahan orde baru yang hingga kini belum juga ada penyelesainnya ?

1
BAB II

ISI

Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi.
Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta
pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai
pendukungnya.

Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir tahun 1997.
Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan
akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah.

Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela,
Pembagunan yang dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil
kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung terpusat dan tidak
merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental
pembangunan ekonomi sangat rapuh.. Kerusakan serta pencemaran lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan
pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.. Terciptalah
kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial). Pembangunan hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik,
ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.

Pembagunan tidak merata  tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah


wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan
Timur, dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut menjadi penyebab
terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun
1997.membuat perekonomian Indonesia gagal menunjukan taringnya.
Namun pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru merupakan pondasi bagi
pembangunan ekonomi selanjutnya.

A. Dampak Positif Kebijakan ekonomi Orde Baru :

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan


pemerintah terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.

Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi


bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

2
Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan
rakyat.

Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang
semakin meningkat

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan


pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara
konkrit.

Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi


bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).

Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan


rakyat.

Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang
semakin meningkat.

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000.

Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Pengangguran minimum

B. Kasus penyimpangan dari kebijakan politik ekonomi pemerintahan


orde baru

a. Di bidang politik, antara lain:

1)   Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden
atau yang terlibat dengan bisnis keluarga presiden, dan calon anggota
DPR/MPR yang monoloyalitas terhadap presiden (lahirnya budaya
paternalisti /kebapakan dan feodal gaya baru).

2)   Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial,


karena didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu
budaya korupsi kolusi dan nepotisme.

3
3)   Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa,
sedangkan parpol hanya sampai kabupaten.

4)   Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.

5)   Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional

b. Di bidang ekonomi, antara lain:

1)   Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945 tidak


terpenuhi, karena munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak bersaing. Akses
ekonomi kerakyatan sangat minim.

2)   Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan


antara yang kaya dan miskin serta merebaknya KKN.

3) Bercampurnya institusi negara dan swasta, misalnya bercampurnya jabatan


publik, perusahaan serta yayasan sehingga pemegang kekuasaan dan
keuntungan menjadi pemenang serta mengambil keuntungan secara tidak adil.
Sebagai contoh kasus-kasus Kepres Mobil Nasional, Institusi Bulog,
subordinasi Bank Indonesia, dan proteksi Chandra Asri.

4)   Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi besar-


besaran dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat. Korporatisme ialah sistem
kenegaraan dimana pemerintah dan swasta saling berhubungan secara tertutup
satu sama lain, yang ciri-cirinya antara lain keuntungan ekonomi hanya
dinikmati oleh segelintir pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, dan
adanya kolusi antara kelompok kepentingan ekonomi serta kelompok
kepentingan politik.

5)   Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat.


Menurut Dikdik J. Rachbini (2001:17-22) pada tahun 1980- 1999 mencapai 129
miliar dolar AS, yang berarti aliran modal ke luar negeri pada masa ini
mencapai angka lebih dari seribu triliun. Sementara kebijakan utang luar negeri
tercemar oleh kelompok pemburu keuntungan yang berkolusi dengan pemegang
kekuasaan. Kebijakan pemerintah dianggap benar, sedangkan kritik dan
partisipasi masyarakat lemah. Kombinasi utang luar negeri pemerintah dengan
swasta (yang memiliki utang luar negeri berlebihan) menambah berat beban
perekonomian negara kita.

4
6)   Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang ditandai naiknya harga
kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat. Krisis ini melahirkan
krisis politik, yaitu ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan
Soeharto. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, besarnya utang yang harus
dipikul oleh negara, meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan
sosial, menumbuhkan krisis di berbagai bidang kehidupan. Hal ini mendorong
timbulnya gerakan masyarakat terhadap pemerintah, yang dipelopori oleh para
mahasiswa dan dosen. Demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998
merupakan puncak keruntuhan Orde Baru, yang diakhiri dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei
1998.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

            Lahirnya  orde baru  dilatarbelakangi oleh terjadinya G30S 1965, diikuti


dengan kondisi politik, keamanan dan ekonomi yang kacau (inflasi tinggi).
Wibawa presiden Sukarno semakin menurun setelah gagal mengadili tokoh-
tokoh yang terlibat G30S. Presiden mengeluarkan SUPERSEMAR 1966 bagi
Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk
memperbaiki keadaan negara. Akhirnya Presiden Sukarnomengundurkan diri
dan digantikan oleh Presiden Suharto.

            Perkembangan politik pada masa orde baru diawali dari penataan politik
dalam negeri yaitu setelah sidang MPRS 1968 menetapkan Suharto sebagai
presiden dan dibentuklah Kabinet Pembangunan, penyederhanaan dan
pengelompokan partai politik, pemilihan umum serta mengadakan Perpera di
Irian Barat pada 2 Agustus 1969. Kedua, melakukan penataan politik luar negeri
yaitu dengan kembali menjadi anggota PBB serta normalisasi hubungan dengan
beberapa negara.

B. Saran

            Dengan permasalahan yang dialamai oleh pemerintahan pada masa Orde


Baru, seperti dengan banyaknya uatang luar negri bangsa indonesia untuk
pembangunan, meskipun pembangunan berjalan dengan lancar, tapi inonesia
menanggung utang yang begitu banyak. Selain itu, pemerintah pada zaman
tersebut terjadi sentralisasi dalam pemerintahan dan kegiatan ekonomi.

            Oleh karena itu penulis memberikan salah terhada permasalah tersebut.


Yaitu lakukan otonomi daerah kepada seluruh propinsi,sehingga potensi-potensi
yang ada pada dareah tersebut bisa dioptimalkan dengan seefisien mungkin.
Harus terjadi transparansi dalam sistem keuangan sehingga masyarakat bisa
mengerti.

Anda mungkin juga menyukai